PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS
DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA
POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA
Oleh :

Hanna Fadillah
NIM 4111331001
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015


i

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbal A’lamin Puji dan
syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta’ala, atas segala berkat dan
rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul
“Penerapan
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Media Peta
Konsep Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMA pada
Penyangga”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pokok Bahasan Larutan Penyangga
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Drs. Rahmat Nauli, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ida Duma Riris, M.Si, Ibu Prof. Dr. Retno Dwi

Suyanti, M.Si dan Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, MS sebagai dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai
dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak
Dr. Wesly Hutabarat, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik (PA). Ucapan
terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Agus Kembaren, S.Si., M.Si selaku
ketua Jurusan Kimia, Ibu Dra. Ani Sutiani, M.Si selaku ketua Prodi Jurusan
Kimia dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan
Kimia FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis. Ucapan terima
kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala
Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas
XI MAN 2 Model Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua saya,
motivator terhebat Ayahanda tercinta Suharto dan Ibunda tercinta Salminah,
pemilik kasih tiada ujung yang berjuang keras dalam mendidik dan
menyekolahkan serta mendoakan saya sehingga saya dapat memperoleh gelar

v


Sarjana. Ucapan terima kasih juga kepada kakak saya Sri Utami Ningsih,
AM.Keb, abang ipar Jeni Praisal, AMK dan abang saya Prada Harri Susanto.
Terkhusus ucapan terimakasih saya sampaikan kepada sahabat terbaikku
Rahmadani Harahap, Devi Astriana Hutasuhut, Anita Sari Ritonga, Fitri Ayudiah
Nasution, yang memberikan dukungan dan warna terindah kepada saya sehingga
saya lebih bersemangat dalam menjalani hidup ini. Tak lupa ucapan hangat terima
kasih juga saya sampaikan kepada teman saya, Romarta Gultom, Jusma Sari
Harahap, dan Lina Veronica Purba serta seluruh mahasiswa Pendidikan Kimia
Esktensi 2011 yang selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Bapak elvan dan Mama elvan yang telah
memberikan yang terbaik selama saya tinggal dirumah sejak awal perkuliahan
sampai saya mendapatkan gelar sarjana, serta Loly Rahmawita Nast yang selalu
setia menemani bersama di Kost Tercinta dengan suka dan dukanya serta
memberikan semangat dalam perjalanan memperoleh pendidikan ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi
saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu

pendidikan sains.

Medan, 18 Juni 2015
Penulis

Hanna Fadillah

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBASIS MEDIA PETA KONSEP TERHADAP KREATIVITAS
DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA
POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA
Hanna Fadillah (NIM. 4111331001)
ABSTRAK
Penelitian ini
mengetahui
apakah
peningkatan
hasil hasil

Penelitian
ini bertujuan
bertujuanuntuk
untuk
mengetahui
apakah
peningkatan
siswa yang
yang dibelajarkandengan
dibelajarkan denganmodel
modelinkuiri
inkuiri
terbimbing
berbasis
belajar kimia
kimia siswa
terbimbing
berbasis
media
peta konseplebih

konsep lebihtinggi
tinggidaripada
daripada
model
pembelajaran Direct Instruction
media peta
model
pembelajaran
pada
pokok bahasan
bahasan larutan
larutan penyangga.
penyangga.Bagaimana
Bagaimanakorelasi
korelasikreativitasterhadap
kreativitas terhadap
pada pokok
iniini
hasil belajar
belajar siswa

siswa dan
danseberapa
seberapabesar
besarkontribusinya.
kontribusinya.Penelitian
Penelitian
peningkatan hasil
merupakan penelitian eksperimen dan desain penelitian ini adalah Pretest-Posttest
Populasi dalam
dalam penelitian
penelitianini
iniadalah
adalahseluruh
seluruh
siswa
kelas
Control Grup Design. Populasi
siswa
kelas
XI IPA

yang
berjumlah
6 kelas.
Pengambilan
sampelsampel
IPA MAN2
MAN 2Model
ModelMedan
Medan
yang
berjumlah
6 kelas.
Pengambilan
dilakukan
dandan
1 kelas
lagi lagi
dilakukan secara
secara purposif,, 11 kelas
kelassebagai

sebagaikelas
kelaseksperimen
eksperimen
1 kelas
kelas kontrol.
kontrol. Instrumen
Instrumen yang
yang digunakan
digunakanuntuk
untukmengetahui
mengetahuihasil
hasilbelajar
belajar
sebagai kelas
siswa adalah
adalah tes
tes objektif
objektifdalam
dalambentuk
bentuk

pilihan
ganda
berjumlah
20 yang
soal yang
siswa
pilihan
ganda
berjumlah
20 soal
disusun dengan
dengan lima
lima option
option yaitu
yaitu a,a,b,b,c,c,d,d,dan
dane edan
dandinyatakan
dinyatakan
reliabel
karena

disusun
reliabel
karena
perlakuan
dengan
> rrtabel
yaitu 0,844
0,844 >0,361.
> 0,361.Kelas
Kelaseksperimen
eksperimendiberikan
diberikan
perlakuan
dengan
rhitung >
tabel yaitu
model pembelajaran
inkuiriterbimbing
terbimbing
berbasis
media
peta konsep.
model
pembelajaran inkuiri
berbasis
media
peta konsep.
Hasil Hasil
penelitian diperoleh, untuk kelas eksperimen nilai rata-rata pretest sebesar42,25 ±
9,802
nilai
rata-rata
9,802 dan
dan nilai
nilai rata-rata
rata-rata posttest
posttestsebesar
sebesar87,25
87,25± ±8,947
8,947sedangkan
sedangkan
nilai
rata-rata
untuk kelas
kelas kontrol
kontrol adalah
adalah 43,00
43,00 ±±9,323
9,323dan
dannilai
nilairata-rata
rata-rataposttest
posttestadalah
adalah82,88
82,88
untuk
±
hasil belajar)
± 5,871.
5,871. Nilai
Nilai gain (peningkatan
(peningkatan hasil
belajar) untuk
untukkelas
kelaseksperimen
eksperimensebesar
sebesar
dan untuk
kelas kontrol
kontrolsebesar
sebesar0,6996.
0,6996.Berdasarkanhasil
Berdasarkan hasil
analisa
0,7792 dan
untuk kelas
analisa
data data
sebesar 4,22
4,22 serta
serta nilai
nilai tttabel 1,67
1,67 pada
pada taraf
taraf signifikan
signifikan
diperoleh harga
harga yaitu
yaitu tthitung sebesar
diperoleh
0,05 dan
dandkdk= 78,
= 78,
sehingga
uji hipotesis
diperoleh
thitung ≥ t tabel.
฀ == 0,05
sehingga
padapada
uji hipotesis
diperoleh
t
Sedangkan persentasepeningkatan
peningkatanhasil
hasilbelajar
belajarsiswa
siswa
kelas
eksperimen
77,92%
Sedangkanpersentase
kelas
eksperimen
77,92%
dan persentase
persentase peningkatan
peningkatanhasil
hasilbelajar
belajar
siswa
kelas
kontrol
sebesar
69,96%.
dan
siswa
kelas
kontrol
sebesar
69,96%.
Dengan
Dengan demikian
demikian dapat
dapat disimpulkan
disimpulkan bahwa
bahwa peningkatan
peningkatanhasil
hasilbelajar
belajarsiswa
siswayang
yang
diajar
konsep
lebih
tinggi
diajar dengan
dengan model
model inkuiri
inkuiriterbimbing
terbimbingberbasis
berbasismedia
mediapeta
peta
konsep
lebih
tinggi
daripada
siswa
yangyang
diajardiajar
dengan
model model Direct
daripada peningkatan
peningkatan hasil
hasilbelajar
belajar
siswa
dengan
pada pokok
pokok bahasan
bahasan larutan
larutanpenyanggadikelas
penyangga dikelas
XI MAN
2 Model
Instruction pada
XI MAN
2 Model
T.A 2014/2015.Persen
2014/2015. Persenefektifitas
efektifitas
pembelajaran
menggunakan
inkuiri
pembelajaran
menggunakan
inkuiri
Medan T.A
terbimbing 11,37%. Untuk korelasi, menunjukan korelasi positif antara kreativitas
> rrtabel (0,413
siswa dalam
dalam kelompok
kelompok dengan
dengan peningkatan
peningkatan hasil
hasil belajar
belajaryaitu
yaiturrhitung >
siswa
> 0,312) dengan koefisien determinasi 17,05%.
Kata Kunci :Inkuiri Terbimbing, Media Peta Konsep, Kreativitas, Larutan
Penyangga

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Identifikasi Masalah
1.2.
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7.
Defenisi Operasional
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1.
Pengertian Belajar
2.1.2.
Hasil Belajar
2.1.3.
Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.3.2. Jenis-jenis Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.4.
Model Inkuiri Terbimbing
2.1.4.1. Pengertian Model Inkuiri Terbimbing
2.1.4.2. Tahap Pelaksanaan Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)
2.1.4.3. Kelebihan dan Kelemahan Model Inkuiri Terbimbing
Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
2.1.5.
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
2.1.5.2. Sintaks Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
2.1.5.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
2.1.6.
Pengertian Media
2.1.6.1. Media Peta Konsep
2.1.7.
Kreativitas
2.1.8.
Kajian Tentang Materi
2.2.
Aplikasi/Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Berbasis Media Peta Konsep
2.3.
Kerangka Konseptual
2.4.
Hipotesis Penelitian

Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

1
4
4
5
5
5
6

7
7
8
8
8
9
10
10
11
12
13
13
13
14
16
17
18
19
24
25
25

vii

BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1
Populasi
3.2.2. Sampel
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Instrumen Penelitian
3.4.1. Instrumen Tes
3.4.2. Instrumen Non Tes
3.5.
Standarisasi Instrumen Tes
3.5.1. Uji Validitas
3.5.2. Uji Reliabilitas
3.5.3. Daya Pembeda
3.5.4. Indeks Kesukaran
3.6.
Rancangan/Desain Penelitian
3.7.
Teknik Pengumpulan Data
3.8.
Teknik Analisis Data

27
27
27
27
27
28
28
30
30
30
31
32
32
33
35
36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.1.1. Validitas Tes
4.1.1.2. Reliabilitas Tes
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Soal
4.1.1.4. Daya Pembeda Soal
4.2.
Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1. Data Instrumen Non-Tes
4.2.2. Data Instrumen Tes Hasil Belajar
4.2.2.1. Menghitung Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.2.2.2. Peningkatan Hasil Belajar
4.2.2.3. Uji Normalitas
4.2.2.4. Uji Homogenitas
4.2.2.5. Uji Hipotesis
4.2.2.6. Uji Korelasi
4.3.
Pembahasan

40
40
40
40
41
41
41
41
42
42
43
46
47
47
48
49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

54
54

DAFTAR PUSTAKA

55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema alur Penelitian
Gambar 4.1. Hasil Rata-Rata Pretest dan Posttest Sampel

Halaman
34
43

Gambar 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa MAN 2 Model Medan 44
Gambar 4.3. Persentase Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen

45

Gambar 4.4. Persentase Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol

45

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran

Halaman
56

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

58

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

74

Lampiran 4. Kunci Jawaban LKS

86

Lampiran 5. Soal Latihan Kelas Kontrol

93

Lampiran 6. Kunci Jawaban Latihan

98

Lampiran 7. Kisi – Kisi Instrumen Test

105

Lampiran 8. Instrumen Test

122

Lampiran 9. Jawaban Instrumen Test

131

Lampiran 10. Kisi – Kisi Instrumen Tes Setelah Valid

132

Lampiran 11. Instrumen Test Valid

141

Lampiran 12. Kunci Jawaban Instrumen Test Valid

146

Lampiran 13. Media Pembelajaran Peta Konsep

147

Lampiran 14. Lembar Observasi Kreativitas Siswa

148

Lampiran 15. Data Validasi Instrumen Penelitian

159

Lampiran 16. Perhitungan Validasi Test

160

Lampiran 17. Data Reabilitas Instrumen Test

162

Lampiran 18. Perhitungan Reabilitas Test

163

Lampiran 19. Data Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

166

Lampiran 20. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test

167

Lampiran 21. Data Daya Pembeda Instrumen Penelitian

168

Lampiran 22. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test

169

Lampiran 23. Tabulasi Nilai

170

Lampiran 24. Perhitungan Standar Deviasi Uji Kemampuan Siswa

174

Lampiran 25. Uji Normalitas Data

176

Lampiran 26. Perhitungan Uji Homogenitas

181

Lampiran 27. Perhitungan Uji Hipotesis

183

Lampiran 28. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar

185

xi

Lampiran 29. Perhitungan Persentase Peningkatan Hasil Belajar

189

Lampiran 30. Tabulasi Nilai Kreativitas dan Gain Hasil Belajar

191

Lampiran 31. Perhitungan Uji Korelasi

192

Lampiran 32. Tabel Nilai – Nilai r-Product Moment

194

Lampiran 33. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat

195

Lampiran 34. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t

196

Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

197

Lampiran 36. Dokumentasi Penelitian

198

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam
kehidupan kita, karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara
sadar dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia Indonesia sepenuhnya agar menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif
mandiri dan tanggung jawab. Pendidikan merupakan kegiatan mentransfer
pengetahuan yang dilakukan guru kepada anak didiknya. Menurut Buchori, bahwa
pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para
siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2010).
Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa,
mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi,
struktur, sifat, perubahan, dinamika dan energetika zat yang melibatkan
keterampilan dan penalaran. Ilmu kimia sebagai bagian dari IPA terdiri atas aspek
teoritis dan empris. Belajar kimia harus mampu mengukur kedua aspek tersebut,
yaitu selain mempelajari aspek teoritis (produk kimia) seperti konsep, teori,
hukum, prinsip juga harus melakukan aktivitas empris (produk kimia) dalam
rangka membuktikan suatu produk kimia yang diperoleh melalui eksprimen
(Kemendikbud, 2013).
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti di MAN 2 Model Medan, peneliti
melakukan tanya jawab kepada guru kimia dan beberapa siswa tentang
pandangannya terhadap mata pelajaran kimia. Banyak siswa yang mengeluh dan
menganggap materi kimia itu sulit dan susah untuk dimengerti. Kondisi ini
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa masih rendah dimana seperti yang
diungkapkan guru mata pelajaran kimia masih ada sebagian siswa yang
dinyatakan tidak tuntas dalam ulangan harian dengan KKM yang diterapkan oleh
sekolah yaitu 80, yang sesuai dengan Daftar Kumpulan Nilai (DKN) di MAN 2
Model Medan semester genap tahun ajaran 2014/2015. Data tersebut,

2

menunjukkan mutu pembelajaran yang belum optimal. Ada beberapa faktor
penyebab rendahnya pelajaran belum optimal diantaranya guru belum
menyesuaikan model, strategi, dan media pembelajaran yang tepat untuk
karekteristik kimia karena siswa lebih sering mendengarkan dan mencatat tanpa
dilibatkan langsung memperoleh konsepnya sendiri. Jika pembelajaran dilakukan
seperti itu, maka siswa pasif karena keterlibatannya kurang dan siswa akan
cenderung belajar secara hafalan tanpa memiliki keterampilan belajar. Hal ini
sejalan dengan pemikiran Sanjaya (2011) bahwa masih ada proses pembelajaran
didalam kelas yang diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya permasalahan ini, maka perlu adanya suatu variasi
pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami dan
mendalami materi kimia. Disamping ketepatan penggunaan model, metode, dan
media dalam pembelajaran, kreativitas juga merupakan salah satu faktor
pendukung keberhasilan belajar siswa dan salah satu karakteristik yang dimiliki
oleh individu. Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan
lingkungannya. Kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan.
Kreativitas sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Karena
untuk menghadapi masa globalisasi, maka siswa harus mempunyai daya saing
yang tinggi. Siswa yang kreatif mampu melakukan inovasi yang baru dalam
memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah dilakukan studi pendahuluan yang bersumber dari penelitian
Zawadzki (2010) tentang penerepan metode inkuiri terbimbing pada proses
pembelajaran siswa SMA di Thailand, diketahui bahwa proses pembelajaran
dengan inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan siswa dalam berkomunikasi, kerja tim, manajemen, dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir tentang hal yang bersifat abstrak, kemudian
mempresentasikannya kedalam hal yang lebih nyata. Hasil penelitian Barthlow
(2011) menunjukkan bahwa inkuiri terbimbing dapat membantu siswa untuk

3

mempresentasikan fenomena kimia yang bersifat makroskopis kedalam simbolis,
misalnya sifat larutan penyangga yang tidak bisa diamati secara kasat mata dapat
diketahui dengan menghitung pH larutan dengan rumus larutan penyangga,
sehingga siswa mudah untuk memahaminya. Menurut Recktenwald & Edwards
(2010) dalam proses pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diberikan tugas-tugas
yang otentik. Sehingga siswa diharapkan untuk memilih metode pemecahan
masalah dengan mandiri, tidak hanya menjalankan serangkaian langkah standar.
Selain itu, Suryaningsih (2011) dalam penelitiannya pengaruh dalam
penggunaan metode inkuiri terbimbing dan Direct Instruction terhadap prestasi
belajar siswa materi Asam, Basa, dan Garam. Penggunaan metode inkuiri
terbimbing menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
Direct Instruction. Hal ini dapat dilihat jumlah rata-rata dari metode inkuiri
terbimbing yang lebih tinggi daripada metode Direct Instruction, baik untuk
prestasi kognitif 46,2 > 38,1; afektif 203,8 > 195,9; maupun psikomotor 46,2 >
44,3. Selanjutnya Tambunan (2014) terdapat perbedaan hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sebesar 65,9% sedangkan
hasil belajar siswa menggunakan model pengajaran langsung sebesar 47,6%.
Malihah

(2011)

menunjukkan

bahwa

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar kimia siswa yaitu
hasil belajar kelompok eksperimen rata-rata = 72,6 dan simpangan baku = 11,74
lebih tinggi dari pada kelompok kontrol rata-rata= 60,8 dan simpangan baku =
10,53. Penelitian Rahmawati (2012) menunjukkan bahwa hasil ketuntasan belajar
klasikal kelompok eksperimen yang diajarkan menggunakan metode inkuiri
terbimbing mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi yaitu sebesar 88%
sedangkan kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan metode
konvensional yaitu sebesar 17 %, rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar
75,42 dan kelas kontrol sebesar 54,58, hasil pengamatan pada aspek keaktifan
siswa kelas eksperimen sebesar 85,88 % dan kelas kontrol sebesar 78,70%.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangatlah mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran , dapat mempertinggi proses dan hasil belajar.
Penggunaan media pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran dapat

4

berlangsung secara efektif dan efisien (Djamarah, 2013). Penggunaan media peta
konsep pada proses pembelajaran adalah sangat tepat baik ditinjau dari tingkat
perkembangan siswa dan ketersediaan bahan, biaya, serta waktu maupun
kesesuaian materi pelajarannya. Hal tersebut dapat dibuktikan dalam hasil
penelitian Parhusip (2011) menunjukkan bahwa nilai rata-rata belajar siswa yang
diajarkan dengan media peta konsep lebih baik (5,23) sedangkan nilai hasil belajar
siswa yang diajar tanpa peta konsep (4,24). Sihite (2013) hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model TGT dengan
media

peta

konsep

(82.059±6,527) lebih
(82.059

tinggi

dibandingkan

dengan

pembelajaran konvensioanal menggunakan media peta konsep (77,188 ± 6,082).
Berdasarkan masalah dan data yang diuraikan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbasis Media Peta Konsep Terhadap Kreativitas dan Hasil
Belajar Kimia Siswa SMA pada Pokok Bahasan Larutan Penyangga ”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.
2. Lemahnya peran guru dalam mengaplikasikan model, metode, atau
strategi dan media pembelajaran untuk menunjang keberhasilan kegiatan
pembelajaran.
3. Penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing belum optimal
dilakukan dalam pembelajaran kimia.

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan dapat
dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing.

5

2. Media pembelajaran yang digunakan adalah peta konsep.
3. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan Larutan
Penyangga.
4. Subjek penelitan adalah siswa kelas XI IPA semester II MAN 2 Model
Medan

1.4. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :
1. Apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis media peta konsep lebih tinggi
dibanding hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model Direct
Instruction tanpa media peta konsep?
2. Apakah ada korelasi kreativitas siswa terhadap hasil belajar yang
diajarkan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis
media peta konsep?

1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk melihat apakah hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis media peta konsep lebih
tinggi daripada hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan model
pembelajaran Direct Instruction tanpa media peta konsep.
2. Untuk melihat apakah ada hubungan yang signifikan antara kreativitas
siswa terhadap hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran
inkuiri terbimbing berbasis media peta konsep.

1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi pembelajaran yang menarik
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar dan dapat diterapkan
sebagai motivasi belajar dalam pembelajaran.

6

2. Bagi guru, sebagai model alternatif pembelajaran dalam memecahkan
beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan hasil belajar
siswa.
3. Bagi

sekolah,

sebagai

bahan

pertimbangan

dalam

mengambil

kebijaksanaan dalam pembelajaran kimia.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
dimasa yang akan datang.
5. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi para peneliti lain yang
mendalami dan meneliti permasalahan yang sama.

1.7

Definisi Operasional

1.

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran

yang berupaya untuk menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada siswa,
sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri dan mampu mengembangkan
kreativitasnya dalam memecahkan masalah (Sanjaya, 2011).
2.

Peta Konsep
Peta konsep merupakan tampilan dari sebuah gambar atau bagan tentang

konsep-konsep materi larutan penyangga yang tersusun sesuai dengan ilmu
pengetahuan itu sendiri tanpa memindahkan urutan atau skuensi topik bahasan
yang diinginkan (Trianto, 2010).
3.

Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan siswa untuk melahirkan sesuatu yang baru,

baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dari apa yang
sudah ada sebelumnya (Munandar, 2009).
4.

Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan dalam memahami bahan ajar di

sekolah yang dinyatakan dalam nilai atau skor yang diperoleh siswa pada awal
(pretest) dan akhir (posttest) dalam penelitian (Dimyati dan Mudjiono, 2013).

54

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
1. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan penerapan model
pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis media peta konsep lebih tinggi
yakni sebesar 77,92% dari pada peningkatan hasil belajar kimia siswa
dengan pembelajaran Direct Instruction tanpa media peta konsep sebesar
69,96%.
2. Dari

perhitungan

korelasi

(hubungan

antara

kreativitas

dengan

peningkatan hasil belajar siswa) menunjukkan adanya korelasi positif,
yang berarti ada hubungan antara kreativitas dengan peningkatan hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran inkuiri
terbimbing berbasis media peta konsep.

5.2

Saran
1. Bagi guru kimia agar dapat melakukan inovasi pembelajaran dengan
mengembangkan model pembelajaran pembelajaran inkuiri terbimbing
berbasis media peta konsep sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk
meningkatkan hasil belajarnya.
2. Bagi pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas berupa sarana dan
prasarana pembelajaran yang dapat menunjang kegiatan belajar sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang relevan pada
materi atau pokok bahasan kimia yang lain dengan menambahkan alokasi
waktu agar hasil yang dicapai lebih maksimal.

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2011), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi
VI, Rineka Cipta, Jakarta.
Barthlow, M.J., (2011), The Effectiveness of Process Oriented Guided Inquiry
Learning to Reduce Alternate Conceptions In Secondary Chemistry,
Dissertation, Lynchburg, Liberty university.
Dimyati dan Mudjiono., (2013), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Djamarah, S.B. dan Zain., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Jakarta.
Kemendikbud., (2013), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81 A Tentang Implementasi Umum Pembelajaran.
Malihah, M., (2011), Pengaruh Model Guided Inquiry (Inkuiri terbimbing)
Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Laju Reaksi, Skripsi,
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Milfayetty, S., dkk., (2014), Psikologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Montu, E., dkk., (2012), Pembelajaran Fisika Dengan Inkuiri Terbimbing
Menggunakan Hypermedia Dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar Dan
Kemampuan Awal, Jurnal Inkuiri Vol 1, No 2, Universitas Sebelas Maret,
Semarang.
Mulyasa, E., (2013), Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, PT
Remaja Rosda, Bandung.
Munandar, U., (2009), Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,Rineka Cipta.
Parhusip, D.S., (2011), Pengaruh Penggunaan Media Peta Konsep Terhadap
Hasil Belajar Kimia Siswa SMA, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan.
Philip, P., (2008), Kiat Menjadi Orang Kreatif, Maximus, Yogyakarta.
Rahmawati, U., dkk., (2012), Pembelajaran Buffer Menggunakan Metode Inkuiri
Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan, Journal
Chemistery In Education Vol 2, No 1, Universitas Negeri Semarang,
Semarang.

56

Recktenwald, G. & Edwards, R., (2010) Guided Inquiry Laboratory Exercises
Designed to Develop Qualiatative Reasoning Skills in Undergraduate
Engineering Students. 40th ASEE/IEEE Frontiers in Education Conference.
Sanjaya, W., (2011), Pembelajaran Dan Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Penerbit Kencana, Jakarta.
Sihotang, E.S., (2012), Pendekatan Sets Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa Kelas X MAN 2 Model Medan
T.A.2011/2012 Pada Materi Pokok Hidrokarbon, Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan,
Medan.
Sihite, D.Y., (2013), Pembelajaran Tipe TGT (Teams Games And Tournament)
Dengan Menggunakan Media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Pokok Hidrokarbon Di Kelas X SMA Negeri 1 Deli Tua
T.P.2012/2013,, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, P.M., (2011), Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan, Medan.
Silitonga, PM, 2011,
2011 Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian Edisi Pertama,
FMIPA Universitas Negeri Medan, Medan.
Slameto., (2013), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya,, PT
Rineka Cipta, Jakarta.
Sudjana., (2005), Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Suryaningsih, A.E., (2011), Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dan Direct Instruction Dari Sikap Ilmiah Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Asam, Basa, Dan Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Tahun Ajaran
2010/2011.,., Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret, Surakarta.
Tambunan, I.R., (2014), Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Langsung
Menggunakan Media Movie Maker Pada Pokok Bahasan Minyak Bumi dan
Kegunaannya, Skripsi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Konstruktik,
Trianto., (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Zawadzki, Rainer., (2010), Is Process Oriented Guided inguiry Learning (POGIL)
suitable as a Teaching Method In Thailand Higher Education, As, J.
Education & Learning 1(2) : 66-74.

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MEDIA FLASH BERBASIS PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

0 20 205

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA KELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

2 7 23

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWAKELAS XI PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

0 2 23

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN INKUIRI YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MEDIA BERBASIS KOMPUTER DAN PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

0 0 29

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA.

8 39 38

Komparasi Hasil Belajar Kimia Menggunakan Model Pembelajaran Kuantum dengan Inkuiri Terbimbing pada Materi Pokok Larutan Penyangga dan Hidrolisis Garam.

0 0 1

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA.

0 4 17

PENGARUH MODEL INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM MATERI LARUTAN PENYANGGA SISWA SMA

0 0 10