Tinjauan Pustaka LANDASAN TEORI

commit to user 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Bahaya a. Pengertian Bahaya Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan, bahaya tersebut potensial jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan Suma`mur, 2009. b. Potensi Bahaya Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau dapat menimbulkan kecelakaan atau kerugian berupa cidera penyakit. Setiap proses produksi, peralatan mesin dan tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk, selalu mengandung potensi bahaya tertentu yang bila tidak mendapat perhatian secara khusus akan dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Menurut Tarwaka 2008, potensi bahaya dapat dapat dikelompokan berdasarkan katagori-katagori umum atau di dalam bab lain juga disebut sebagai energi potensi bahaya sebagai berikut : 1 Potensi bahaya dari bahan-bahan berbahaya Hazardous Substances 2 Potensi bahaya udara bertekanan Pressure Hazards 3 Potensi bahaya udara panas Thermal Hazards commit to user 6 4 Potensi bahaya kelistrikan Electrical Hazards 5 Potensi bahaya mekanik Mechanical Hazards 6 Potensi bahaya gravitasi dan akselerasi Gravitational and Acceleration Hazards 7 Potensi bahaya radiasi Radiation Hazards 8 Potensi bahaya mikrobiologi Microbiological Hazards 9 Potensi bahaya kebisingan dan vibrasi Vibration and Noise Hazards 10 Potensi bahaya ergonomi Hazards relating to human Factors 11 Potensi bahaya lingkungan kerja Enviromental Hazards 12 Potensi bahaya yang berhubungan dengan kualitas produk dan jasa, proses produksi, properti, image publik, dan lain-lain. Potensi bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja dapat berasal dari berbagai kegiatan atau aktivitas dalam pelaksanaan operasi atau juga berasal dari luar proses kerja. Identifikasi potensi bahaya di tempat kerja yang beresiko menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja Tarwaka, 2008. Dalam Undang-undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasukin tenaga kerja untuk keperluan usaha dan dimana terdapt sumber – sumber bahaya baik di darat, di permukaan air,di dalam air, di udara yang berada diwilayah republik Indonesia. commit to user 7 Termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tepat kerja tersebut Suma’mur 2009. c. Macam-macam Sumber Bahaya Menurut Sahab 1997 ada banyak hal yang dapat menyebabkan kejadian yang merugikan. Kejadian tersebut tidak begitu saja tanpa ada penyebabnya. Adapun sumber-sumber bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut : 1 Sumber bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi Konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat. Peralatan semestinya dilengkapi dengan alat pelindung diri dan pengaman. Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja baik dalam desain maupun konstruksi. 2 Sumber bahaya dari bahan Selain resiko bahaya yang berbeda-beda juga intensitas atau tingkat bahayanya juga berbeda, misalnya dalam hal bahan beracun. Setiap bahan kimia berbahaya harus dilengkapi dengan lembar data kimia MSDS. Lembar data kimia ini dapat diminta kepada pemasok dengan memasukkan kontrak pembelian bahan. 3 Sumber bahaya dari proses Ada proses yang berbahaya dan ada pula proses yang kurang berbahaya. Dalam proses biasanya juga digunakan suhu dan tekanan tinggi yang memperbesar resiko bahayanya. Dari proses ini kadang- commit to user 8 kadang timbul asap, debu, panas, bising dan bahaya mekanis seperti terjepit, terpotong atau tertimpa bahan. Hal ini dapat berakibat kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 4 Sumber bahaya dari cara kerja Cara mengangkat dan mengangkut yang salah dapat mengakibatkan cidera, juga sering terjadi kecelakaan kerja. Memakai alat pelindung diri yang tidak semestinya dan cara memakai yang salah. Penyelia perlu memperhatikan cara kerja yang dapat membahayakan ini, baik pada tempat kerja maupun dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan sehari-hari. 5 Sumber bahaya dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan penyakit akibat kerja a Bahaya yang bersifat fisik, seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin, bising, kurang penerangan, getaran yang berlebihan, radiasi dan sebagainya. b Bahaya yang bersifat kimia, yang berasal dari bahan-bahan yang digunakan maupun bahan yang dihasilkan selama proses produksi. Bahaya yang timbul sesuai dengan sifat bahan yang terhambur ke lingkungan kerja. c Bahaya biologik, disebabkan oleh jasad renik dan gangguan dari serangga maupun binatang lain yang ada di tempat kerja. Penyakit dapat timbul seperti infeksi, allergi dan sengatan serangga maupun commit to user 9 gigitan binatang berbisa yang menimbulkan berbagai penyakit serta bisa menyebabkan kematian. d Gangguan jiwa, yang dapat terjadi karena keadaan lingkungan sosial tempat kerja yang tidak sesuai dan menimbulkan ketegangan jiwa pada karyawan, seperti keharusan mencapai target produksi yang terlalu tinggi diluar kemampuan, hubungan atasan dan bawahan yang tidak serasi dan lain-lain. Dapat timbul gangguan fisik berupa tekanan darah tinggi, stres di tempat kerja. e Gangguan yang bersifat faal, karena beban kerja yang terlalu berat dan peralatan yang digunakan tidak serasi dengan tenaga kerja. Pengaturan kecepatan ban berjalan perlu diatur dengan kecepatan operator melayaninya agar tidak stres. d. Identifikasi bahaya 1 Pengertian identifikasi Bahaya Identifikasi bahaya adalah suatu teknik komprehensif untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan, alat, atau sistem Ramli, 2009. Identifikasi bahaya merupakan suatu proses yang dapat dilakukan untuk mengenali seluruh situasi atau kejadian yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin timbul di tempat kerja Tarwaka, 2008. commit to user 10 2 Proses Identifikasi bahaya a Membuat daftar semua objek mesin, peralatan kerja, bahan, proses kerja, sistem kerja, kondisi kerja, dan lain-lain yang ada di tempat kerja b Memeriksa semua objek yang ada disekitar tempat kerja dan sekitarnya c Melakukan wawancara dengan tenaga kerja yang bekerja di tempat kerja yang berhubungan dengan objek-objek tersebut d Mereview kecelakaan, catatan P3K dan informasi lainnya e Mencatat seluruh potensi bahaya yang telah diidentifikasi Tarwaka, 2008. 2. Risiko a. Pengertian Risiko Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu Tarwaka, 2008. Setiap pekerjaan perlu dilakukan penilaian risiko untuk megetahui kemungkinan terjadi kecelakaan pada tempat kerja, sehingga dapat menetapkan pencegahan dan pengendalian keselamatan kerja. b. Penilaian Risiko Penilaian Risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya kecelakaan atau kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu. Sedangkan Penilaian risiko adalah tingkat risiko yang merupakan commit to user 11 perkalian antara tingkat kekerapan probability dan keparahan severity dari suatu kejadian yang dapat menyebabkan kerugian, kecelakaan atau cedera dan sakit yang mungkin timbul dari pemaparan suatu hazard di tempat kerja Tarwaka, 2008. c. Proses penilaian resiko 1 Mengestimasikan kekerapan terjadinya kecelakaan atau sakit di tempat kerja 2 Mengestimasikan keparahan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan dan sakit yang terjadi 3 Menentukan tingkat resikonya 4 Membuat skala prioritas resiko yang telah dinilai untuk pengendalian resiko 5 Membuat catatan penilaian resiko Tarwaka, 2008. 3. Kecelakaan Kerja a. Definisi Kecelakaan dan Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan Suma’mur 2009. Tak terduga karena dari peristiwa tersebut tidak terdapat unsur kesengajaan ataupun perencanaan. Pengertian lain dari kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan bahaya fisik terhadap seseorang atau kerusakan pada harta benda dan biasanya merupakan akibat dari terkena suatu sumber energi, seperti listrik, mekanis dan lain-lain. commit to user 12 Sedangkan definisi kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja pada suatu perusahaan. Hubungan kerja disini berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan Suma’mur 2009. b. Insiden Nyaris kecelakaan incident adalah suatu peristiwa yang tidak di harapkan bila pada kondisi yang sedikit saja berbeda, dapat mengakibatkan cidera, kerusakan harta benda kerugian pada proses juga merupakan potensi kecelakaan yang sering diabaikan. Semua accident merupakan incident, namun semua incident belum tentu accident Free Port Indonesia, 1995. c. Penyebab Terjadinya Kecelakaan Pada dasarnya Kecelakaan disebabkan oleh dua hal yaitu: 1 Tindakan manusia yang tidak aman substandarunsafe action 2 Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman substandarunsafe condition Frekuensi kecelakaan yang terjadi secara umum didapat 85 disebabkan oleh karena faktor manusia, dan selebihnya karena faktor lingkungan dan act of God takdir. Oleh karena itu sumber daya manusia dalam hal ini memegang peranan yang paling penting dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga kerja yang mau membiasakan dirinya dalam keadaan yang aman akan sangat membantu dalam memperkecil angka kecelakaan kerja Suma’mur, 2009 commit to user 13 Adapun menurut teori H.W. Heinrich dengan teori dominonya menyatakan kurang kendali dari sistem manajemen merupakan sebab utama terjadinya kecelakaan. Urutan teori domino seperti berikut: Gambar 1. Teori Domino Sumber : H.W. Heinrich a. Lack of Control Kurangnya Pengendalian Urutan pertama berupa kurangnya pengendalian yang merupakan salah satu pilar 4 empat fungsi management yaitu; 1. Planing perencanaan 2. Organizing pengorganisasian 3. Leading kepemimpinan 4. Controling pengendalian Tanpa pengendalian yang kuat, penyebab kecelakaan dan rangkaian efek dimulai dan memicu berlanjutnya faktor penyebab kerugian. Kurangnya pengendalian dapat disebabkan karena faktor : 1. Kekurangan program Terlalu sedikitnya program yang ditetapkan Lack Of Control Inadequate Program Inadequate Program Standat Inadequate to standat Basic Causes Personal Factor Job Factor Immediate Causes Substandart Practise Substandart Practise Accident Contact With Energy or Subtance Loss Contact With Energy or Subtance commit to user 14 2. Kurangnya standard program Penetapan program yang tidak mengenai sasaran dan target karena kurang spesifik, tidak cukup jelas dan kurang tinggi 3. Kekurangan kepatuhan kepada program Dalam melaksanakan program manajemen K3 yang baik, perusahaan harus membuat standard yang digunakan dan melakukan pemantauan pelaksanaan program tersebut. b. Basic Causes Sebab Dasar Sebab dasar merupakan akar masalah, penyebab nyata, penyebab tidak langsung atau penyebab pendukung. Sebab dasar dibagi menjadi : 1. Faktor Manusia Meliputi kurangnya kemampuan fisik dan mental, pengetahuan, keterampilan, stress baik fisik maupun mental dan kurangnya motivasi. 2. Faktor Pekerjaan Meliputi kepemimpinan dan atau pengawasan kurang tepat, perawatan kurang memadai, standard kerja kurang memadai dan penyalahgunaan wewenang. c. Immediate Cause Sebab Langsung Sebab langsung inilah yang biasanya mudah diketahui atau dilihat pada saat investigasi. Sebab langsung dibagi menjadi : commit to user 15 1. Substandard Action Dapat berupa menjalankan peralatan yang bukan tugasnya, membuat pengaman yang tidak berfungsi, tidak memakai alat pelindung diri, posisi kerja salah dan bercanda saat kerja. 2. Substandard Condition Dapat berupa pelindung tidak baik, alat pelindung diri tidak layak, kebersihan kurang standard, bising dan lingkungan kerja yang panas. Heinrich menyebutkan, bahwa 88 kecelakaan disebabkan oleh karena tindakan yang tidak aman unsafe action, 10 disebabkan oleh karena kondisi yang tidak aman unsafe condition, 2 karena kondisi yang tidak dapat disebutkan atau biasa disebut dengan takdir ILO, 1989. d. AccidentKecelakaan Kecelakaan terjadi karena kontak dengan suatu sumber energi atau bahan yang melampaui nilai ambang batas dari bahan atau struktur. Sumber energi ini dapat barupa tenaga mekanis, tenaga kinetis, kimia, listrik dan sebagainya. Tipe-tipe kecelakaan antara lain American Standart Accident Clasification : 1 Membentur menabrak 2 Terbentur oleh benda bergerak 3 Jatuh pada tempat yang lebih rendah 4 Jatuh pada ketinggian yang sama commit to user 16 5 Terjepit 6 Tersangkut e. LossKerugian Kecelakaan menyebabkan beberapa jenis kerugian yaitu : kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan dan kesedihan, kelainan, cacat dan kematian Suma’mur, 1996. 1. Pada Manusia Kecelakaan menyebabkan kerugian terselubung meliputi : kerugian akibat hilangnya waktu kerja karyawan yang luka, kerugian akibat waktu kerja karyawan lain yang ingin tahu, simpati dan membantu yang luka, hilangnya waktu atasan bagi karyawan yang celaka, waktu pemberian pertolongan pertama dan sebagainya. 2. Pada Property Dapat berupa kerusakan gedung, penggantianperbaikan sewa alat, pembelian baru dan sebagainya. 3. Pada Proses Dapat berupa berhentinya proses produksi, tidak tercapainya target, pengiriman barang yang tidak tepat waktu, penggajian karyawan yang tidak pekerja dan sebagainya. Kecelakaan dapat pula menimbulkan kerugian ekonomis dan non ekonomis. Kerugian ekonomi berupa harta, benda dan dapat dinilai dengan uang sedangkan kerugian non ekonomis dapat berupa commit to user 17 kekacauan organisasi, aspek kematian dan turunya citra perusahaan di masyarakat. Kerugian ekonomis dapat digambarkan seperti gunung es, yaitu biaya langsung, biaya langsung adalah biaya yang diasumsikan atau digambarkan sebagai bongkahan gunung es yang terlihat dipermukaan air laut, sedang biaya tak langsung adalah biaya yang tidak diasumsikan atau digambarkan sebagai bongkahan gunung es yang berada dibawah permukaan air laut yang ternyata jumlahnya jauh lebih besar. Henrich, 1954 Gambar 2. Teori Gunung es Sumber : H.W. Heinrich d. Upaya Pencegahan Kecelakaan Dari kenyataan ini kecelakaan kerja harus dicegah untuk mengurangi biaya yang tidak perlu dan pencapaian produktivitas yang Biaya langsung 1  Perawatan dokter  Biaya kompensasi atau ganti rugi Biaya tidak langsung biaya yang tidak terasumsi 5 to 50  Kerusakan bangunan  Kerusakan perawata  Kerusakan hasil produksi  Gangguan dan keterlambatan produksi  Biaya untuk pemenuhan aturan  Biaya peralatan untuk keadaan darurat  Biaya sewa peralatan  Waktu untuk penyelidikan Biaya lain biaya tidak langsung 1 to 3  Gaji selama tidak bekerja  Biaya penggantianpelatihan  Overtime  Waktu untuk investigasi  Pemenuhan hasil kerja yang celaka sewaktu bekerja, menurunya bisnis 1 5 HINGGA 50 BIAYA DALAM PEMBUKUAN: KERUSAKAN PROPERTI BIAYA YANG TAK 1 HINGGA 3 commit to user 18 setinggi-tingginya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam upaya pencegahan kecelakaan adalah : 1. Prinsip a. Menanamkanmemelihara minat terhadap upaya K3 b. Mendapatkan fakta tentang kecelakaanK3 c. Tindakan koreksi suatu fakta yang ada 2. Langkah a. Organisasi K3 struktural, fungsional dan tenaga b. Monitoring dengan inspeksi, investigasi, survey statistik dan pengukuran c. Analisa penyebab, tipe kecelakaan, frequencysaverity rate d. Pemilihan pengendalian 1 Personil : Penyesuaian, disiplin, persuasi dan motivasi 2 Engeneering : Teknis dan teknologi e. Penerapan pengendalian dengan supervisi, training dan teknologi Alkon, 1998. commit to user 19

B. Kerangka Pemikiran