DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
iii
HALAMAN MOTTO iv
HALAMAN PERSEMBAHAN v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI viii
DARTAR TABEL
xi
DARTAR GAMBAR xiii
ABSTRAK xvii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Rumusan Masalah 8
1.3. Tujuan Penelitian 8
1.4. Manfaat Penelitian 8
1.5. Kerangka Teori 9
1.5.1. Jurnalistik Online 9
1.5.2. Prinsip dan Etika Jurnalistik 15
1.6. Kerangka Konsep 28
1.6.1. Definisi Konseptual 28
1.6.1.1. Kode Etik Jurnalistik 28
1.6.1.2. Penerapan 31
1.6.1.3. Pelanggaran 32
1.6.2. Definisi Opersional 32
1.7. Metode Penelitian 41
1.7.1. Jenis Penelitian 41
1.7.2. Objek Penelitian 42
1.7.3. Populasi dan Sampel 43
1.7.4. Teknik Pengumpulan Data 46
1.7.5. Unit Analisa 46
1.7.6. Teknik Analisis Data 47
1.7.7. Validitas 47
1.7.8. Reabilitas 48
BAB II PROFIL MEDIA 50
2.1. SKH Republika 50
2.1.1. Sejarah SKH Republika 50
2.1.2. Visi dan Misi SKH Republika 54
2.1.2.1. Visi 54
2.1.2.2. Misi 54
2.1.3. Logo SKH Republika 55
2.1.4. Struktur Organisasi 55
2.2. Nilai Berita Konflik 57
BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 61
1.1. Sajian Data dan Uji Reliabilitas 61
1.1.1. Presentase Penerapan Kode Etik Jurnalistik 62
1. Penerapan Kepribadian Independen dan Integritas 63
2. Penerapan Cara Pemberitaan dan Menyertakan Pendapat
80 3. Penerapan Sumber Berita
84 1.1.2. Presentase Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik
93 1. Pelanggaran Kepribadian Independen dan Integritas
94 2. Pelanggaran Cara Pemberitaan dan Menyertakan
Pendapat 121
3. Pelanggaran Sumber Berita 126
1.1.3. Pasal yang Tidak Digunakan 136
1.2. Pembahasan 145
BAB IV PENUTUP 155
4.1. Simpulan 155
4.2. Saran 157
DAFTAR PUSTAKA 158
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 Penerapan Kode Etik Jurnalistik
32 2.
Tabel 1.2 Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik 36
3. Tabel 1.3 Daftar Berita Republika.co.id
44 4.
Tabel 3.1 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 1
65 5.
Tabel 3.2 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 2
68 6.
Tabel 3.3 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 3
72 7.
Tabel 3.4 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
77 8.
Tabel 3.5 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 8
82 9.
Tabel 3.6 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 9
86 10. Tabel 3.7 Hasil Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik
Pasal 11 90
11. Tabel 3.8 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 1
96 12. Tabel 3.9 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik
Pasal 2 102
13. Tabel 3.10 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik
Pasal 3 106
14. Tabel 3.7 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
114 15. Tabel 3.7 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik
Pasal 8 123
16. Tabel 3.7 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 9
128 17. Tabel 3.7 Hasil Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik
Pasal 11 133
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 3.1 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik
Jurnalistik Pasal 1 65
2. Gambar 3.2 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 1
66 3.
Gambar 3.3 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 2
68 4.
Gambar 3.4 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 2 69
5. Gambar 3.5 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik
Jurnalistik Pasal 3 73
6. Gambar 3.6 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 3
74 7.
Gambar 3.7 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
78 8.
Gambar 3.8 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 79
9. Gambar 3.9 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik
Jurnalistik Pasal 8 83
10. Gambar 3.10 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 8 84
11. Gambar 3.11 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 9
87 12. Gambar 3.12 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 9
88 13. Gambar 3.13 Presentase Coding Sheat Penerapan Kode Etik
Jurnalistik Pasal 11 91
14. Gambar 3.14 Capture Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pasal 11 92
15. Gambar 3.15 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik
Jurnalistik Pasal 1 97
16. Gambar 3.16 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 1 Indikator Wartawan Tidak Independen
98 17. Gambar 3.17 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 1
Indikator Tidak Akurat 99
18. Gambar 3.18 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 1 Indikator Tidak Berimbang
100 19. Gambar 3.19 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 1
Indikator Beriktikad Buruk 101
20. Gambar 3.20 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 2
103 21. Gambar 3.21 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 2
Indikator Wartawan Tidak Menghormati Pengalaman Traumatik 104
22. Gambar 3.22 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 3
107 23. Gambar 3.23 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 3
Indikator Wartawan Tidak Menguji Informasi 108
24. Gambar 3.24 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 3 Indikator Tidak Berimbang
109 25. Gambar 3.25 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 3
Indikator Opini Menghakimi 110
26. Gambar 3.26 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 3 Indikator Asas Praduga Bersalah
111
27. Gambar 3.27 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
115 28. Gambar 3.28 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
Indikator Bohong 116
29. Gambar 3.29 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 Indikator Fitnah
117 30. Gambar 3.30 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
Indikator Sadis 118
31. Gambar 3.31 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4 Indikator Cabul
119 32. Gambar 3.32 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 4
Indikator Tidak Ada Waktu Mengambil Gambar dan Suara 120
33. Gambar 3.33 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 8
124 34. Gambar 3.34 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 8
Indikator Berprasangka 125
35. Gambar 3.35 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 8 Indikator Diskriminasi
126 36. Gambar 3.36 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik
Jurnalistik Pasal 9 129
37. Gambar 3.37 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 9 Indikator Tidak Menghormati Hak Narasumber
130 38. Gambar 3.38 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 9
Indikator Wartawan Tidak Menghormati Kehidupan Pribadi 131
39. Gambar 3.36 Presentase Coding Sheat Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 11
134 40. Gambar 3.40 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 11
Indikator Tidak Ada Hak Jawab dan Hak Narasumber 135
41. Gambar 3.38 Capture Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik Pasal 11 Indikator Tidak Proporsional
136
ABSTRAK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi
Analisis Isi Penerapan dan Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dalam Pemberitaan SGRC UI Periode Januari-Februari 2016
Reza Dovi Saputra Tahun Skripsi : 2016 xviii+159 Halaman
Daftar Pustaka : 23 Buku+6 Online
Kasus yang menjadi berita kontroversial adalah kasus SGRC UI. Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia SGRC
UI merupakan kegiatan konseling yang bertujuan mencerdaskan publik sekaligus sebagai coping mechanism bagi teman-teman yang merasa tertekan karena
preferensi seksual yang berbeda
. Berdasarkan hal tersebut, penulis mencoba untuk
mendeskripsikan banyaknya penerapan dan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik dalam teks pemberitaan SGRC di Universitas Indonesia pada periode Januari-
Februari 2016.
Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan metode analisis isi. Sumbernya berupa dokumentasi
berita pada Republika.co.id selama periode Januari-Februari 2016. Sampel dalam pemberitaan pemberitaan SGRC di Universitas Indonesia periode Januari-Februari
2016 di Republika.co.id sebanyak 57 berita. Peneliti menggunakan unit analisis menurut Budd, Thorp, dan Donohew yang terdiri dari dua unit yaitu unit
codingpencatatan berupa kata, kalimat, paragraf dan karakter dan unit konteks. Peneliti menggunakan formula Holsti untuk menguji reabilitas penelitian ini.
Reabilitas menurut formula Holsti ditunjukkan presentase persetujuan berapa besar presentase persamaan antar coder ketika menilai suatu isi.
Hasil analisis penerapan dan pelanggaran Kode Etik Jurnalistik mengenai pemberitaan pro dan kontra kasus SGRC UI terdapat 57 berita di Republika
Online periode Januari-Februari 2016. Penerapan pasal-pasal Kode Etik Jurnalistik di Republika.co.id, terdiri dari penerapan kepribadian independen
dan integritas terdapat pada Kode Etik Jurnalistik pasal 1, pasal 2, pasal 3, dan pasal 4, penerapan cara pemberitaan dan menyertakan pendapat
hanya terdapat pada pasal 8, dan penerapan sumber berita terdapat pada pasal 9 dan pasal 11. Pelanggaran pasal-pasal Kode Etik Jurnalistik di
Republika.co.id, terdiri dari pelanggaran kepribadian independen dan integritas terdapat pada Kode Etik Jurnalistik pasal 1, pasal 2, pasal 3, dan
pasal 4, pelanggaran cara pemberitaan dan menyertakan pendapat hanya terdapat pada pasal 8, dan pelanggaran sumber berita terdapat pada pasal 9
dan Pasal 11.
Kata Kunci: Analisis Isi, Kode Etik Jurnalistik
ABSTRACT University Muhammadiyah Yogyakarta
faculty of Social Science and Political Science Department of Communication
Content Analysis Application and Violations of Journalistic Code of Ethics in Reporting SGRC UI January to February 2016
Reza Dovi Saputra Thesis Year: 2016 xviii+159 pages
Bibliography: 23 Books+6 Online
The case became controversial news was the case SGRC UI. Support Group and Resource Center on Sexuality Studies, University of Indonesia UI
SGRC is a counseling activities aimed at educating the public as well as a coping mechanism for friends who feel depressed because of a different sexual
preference. Based on this, the author tries to describe the amount of the application and violation of the Code of Journalism in the text of the news SGRC
at the University of Indonesia in the period from January to February, 2016.
This type of research used for this study was a descriptive study using content analysis method. Source of news in the form of documentation
Republika.co.id is during the period from January to February 2016. The sample in news reports SGRC at the University of Indonesia in January-February 2016 in
Republika.co.id is as many as 57 news. Researchers used the analysis unit according to Budd, Thorp, and Donohew which consists of two units: units of
coding recording in the form of words, sentences, paragraphs and characters and a unit of context. Researcher used a formula Holsti to test the reliability of
this study. The reliability was shown by formula Holsti approval percentage of how much percentage of similarities between a coder when assessing the contents.
The results of the analysis of the implementation and violations of the Code of Journalism regarded the pros and cons news SGRC UI there are 57 cases
in Republika Online news period from January to February 2016. The implementation of the articles of the Code of Conduct of Journalism in
Republika.co.id, consists of the application of independent personality and integrity are the Code of Ethics of Journalism article 1, article 2, article 3 and
article 4, the application of how news and opinion included only in article 8, and the application of news sources contained in article 9 and article 11. Violations of
the articles of the Code of Ethics of Journalism in Republika.co.id, composed of independent personalities and integrity violations contained in the Code of Ethics
of Journalism article 1, article 2, article 3 and article 4, and the reporting code violations include only the opinion contained in article 8, and violations of news
sources contained in Article 9 and Article 11.
Keywords: Content Analysis, Code of Ethics of Journalism
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemunculan komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender LGBT adalah satu hal yang masih terus menjadi bahan perdebatan di antara
rakyat Indonesia. Adanya perbedaan ideologi yang sangat besar anatara kebudayaan Indonesia dan kebebasan yang menjadi dasar HAM, seakan menjadi
factor utama mengapa konflik ini menjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat Indonesia. Wilayah Indonesia sendiri kasus LGBT sakan sudah menjadi rahasia
umum. Hal itu ditandai dari beberapa kasus yang pernah menghebohkan Indonesia terkait dengan LGBT. Masyarakat menilai di zaman sekarang bukanlah hal yang
sulit lagi untuk menemukan orang-orang yang menganut LGBT. Kasus yang sempat menjadi berita kontroversial adalah kasus SGRC UI.
SGRC adalah Support Group and Resource Center on Sexuality Studies yang berada di kampus Universitas Indonesia. Kasus tersebut sedang hangat
dibicarakan karena adanya sekumpulan LGBT di dalam organisasi SGRC, isu tersebut menjadi persoalan yang tidak pernah usai karena adanya pro dan kontra
dalam menanggapi kasus tersebut. Support Group and Resource Center on Sexuality Studies Universitas
Indonesia SGRC UI adalah komunitas atau kelompok suatu jasa konseling kajian yang dibangun secara otonom, sama seperti kelompok kajian lain. SGRC-
2 UI merupakan kelompok kajian yang membahas isu gender dan seksualitas secara
luas. Feminisme, hak tubuh, patriarki, kesehatan reproduksi, gerakan pria, buruh, dan wanita, serta isu-isu lain yang terkait dengan gender dan seksualitas
merupakan fokus kajian komunitas tersebut. Jasa konseling yang diberikan tidak mendoktrin, tapi membantu mereka dalam proses menemukan solusi yang paling
baik bagi dirinya sendiri dan sesuai hati nurani. Kegiatan konseling ini bertujuan mencerdaskan publik sekaligus sebagai coping mechanism bagi teman-teman
yang merasa tertekan karena preferensi seksual yang berbeda. Kegiatan konseling tersebut, ujar komunitas itu, tidak memiliki muatan politik, dan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan juga disajikan dalam berbagai perspektif
keilmuan http:www.republika.co.idberitanasionalumum160122o1c80r282-sgrc-ui-
kami-bukan-komunitas-lgbt, diunduh 29 April 2016. Keberadaan kelompok kajian mahasiswa Support Group and Resource
Center on Sexuality Studies Universitas Indonesia SGRC-UI ramai menjadi perbincangan di media sosial. Penyebabnya, lembaga ini banyak mengkaji isu
seputar Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender LGBT. Meski begitu, Chairperson SGRC UI Prameswari Noor membantah kelompok kajian mahasiswa
ini merupakan tempat kencan bagi mereka yang memiliki orientasi seksual menyimpang. Keberadaan kelompok pendukung isu orientasi seksual sendiri
masih amat langka di Indonesia, namun cukup marak di berbagai negara. Isu orientasi seksual seperti LGBT menyeruak ke permukaan setelah pemerintah
Amerika Serikat
melegalkan pernikahan
sesama jenis