PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II SMAN 9 MEDAN T.P. 2015/2016.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUINING
TERHADAP HAUIL BELAJAR UIUWA PADA MATERI
FLUIDA DINAMIU DI KELAU XI UEMEUTER II
UMAN 9 MEDAN T.P. 2015/2016
Oleh :
Michael Uarumpaet
4121121018
Pendidikan Fisika

UKRIPUI
Diajukan Untuk Memenuhi Uyarat Memperoleh Gelar
Uarjana Pendidikan

JURUUAN FIUIKA

FAKULTAU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERUITAU NEGERI MEDAN
MEDAN
2017


i

ii

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 07 Januari 1995. Ayah bernama
Sarohatua Sarumpaet dan Ibu bernama Hermin Erika Hutauruk dan merupakan
anak pertama dari tiga orang bersaudara. Pada tahun 2006, penulis lulus dari SD
Negeri 068475 Medan,. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri 45 Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis
melanjutkan sekolah di SMA Negeri 9 Medan dan lulus pada tahun 2012. Pada
tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan dan
lulus tahun 2017.

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRUINING
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
FLUIDA DINAMIS KELAS XI SEMESTER II

SMAN 9 MEDAN T.P. 2015/2016
MICHAEL SARUMPAET ( NIM : 4121121018 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
Iinquiry Training terhadap hasil belajar siswa pada materi fluida dinamis kelas XI
SMAN 9 Medan T.P. 2015 / 2016.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain
two group Pre-test dan Pos-test, Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas
XI SMAN 9Medan T.P. 2015 / 2016. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik
cluster random sampling, yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen
diterapkan model pembelajaran Inquiry Training, dan kelas kontrol diterapkan
pembelajaran konvensional, masing-masing kelas sebanyak 35 siswa, Data
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan Instrumen berupa test essay
sebanyak 10 soal, observasi aktivitas dalam domain sikap dan keterampilan siswa.
Dari analisa data untuk kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Inkuiry Training diperoleh rata-rata Pre-test
38,86 dan nilai rata-rata Post-test 76,29. Kelas kontrol yang diajar dengan
menggunakan pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata Pre-test 37,57 dan
rata-rata Post-test 62,86. Kedua kelas berdistribusi normal dan memiliki variasi
yang homogen. Hasil uji t postes thitung adalah 5,779 sedangkan ttabel adalah 1,668

pada taraf nyata 0,05 artinya 95% Ha diterima dan 5% Ho ditolak dimana thitung >
ttabel. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh yang berarti dari model
pembelajaran Inquiry Training secara signifikan terhadap hasil belajar siswa pada
materi fluida dinamis kelas XI SMAN 9 Medan T.P 2015/2016. Dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada model pembelajaran Inquiry Training
mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses, individu dan kelompok.

Kata Kunci : Quasi Eksperimen Model Inquiry Training, Konvensional Hasil

Belajar.

iv

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha karena atas
rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik,
skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Fluida Dinamis Di Kelas XI Semester II SMAN 9
Medan T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di
jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Drs.Jonny H. Panggabean, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan
kepada ibu Dr. R Manurung, M.Pd, bapak Dr. Abd. Hakim S, M.Si dan,
Dr.Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah memberikan
masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak Dr. Nurdin Siregar, M.S selaku
dosen pembimbing Akademik dan, Dr.Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua
jurusan Fisika dan juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan
pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd
selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada Bapak Alisman Sirait,
M.Pd selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan
membimbing penulis selama penelitian dan Bapak Drs. Rico Marbun, M.Pd
selaku kepala sekolah SMAN 9 Medan atas ijin penelitian yang diberikan.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda S.
Sarumpaet, dan H.Hutauruk yang selalu memberikan dorongan, do’a, semangat
dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga teristimewa

kepada saudara-saudariku Edwin Sarumpaet dan Yovani Sarumpaet, yang selalu
memberi semangat maupun dana kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan
skripsi ini. Juga yang teristimewa kepada sahabat saya Winro Abrianto yang telah

v

menjadi observer dalam penelitian, juga kekasih saya Ica Indriyati Manullang
yang telah membantu saya dalam penelitian. Juga teristimewa saya ucapkan
terima kasih kepada teman terbaik yang selama lebih kurang empat tahun bersama
dalam suka dan duka, Walven, Wilvan, Robinsar Sinaga, Rio chappwel Sinaga
yang selalu memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan
sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga kepada semua
teman saya di pendidikan fisika kelas Dik B 2012 juga kelompok kesebelasan
teman dari kekasih saya. Terima kasih juga untuk teman-teman yang tidak sempat
disebutkan namanya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.


Medan,

2017

Penulis

Michael Sarumpaet
4121121018

vi

DAFTAR ISI
Talaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar

Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDATULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1.7
Defenisi Operasional

i
ii

iii
iv
vi
viii
ix
x
1
6
6
6
7
7
8

BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1
Kerangka Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Hasil Belajar
2.1.3 Aktifitas Belajar

2.1.4 Pengertian Model Pembelajaran
2.1.5 Pembelajaran Konvensional
2.1.6 Model Pembelajaran Inquiry Training
2.1.7 Materi Pembelajaran
2.1.8 Penelitian Terdahulu
2.2
Kerangka Konseptual
2.3
Hipotesis Penelitian

9
9
10
11
12
12
13
18
24
25

27

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
3.2.2 Sampel Penelitian
3.3
Variabel Penelitian
3.4
Jenis dan Desain Penelitian

28
28
28
28
28
29


vii

3.4.1
3.4.2
3.5
3.6
3.7
3.7.1
3.7.2
3.7.3
3.8
3.8.1
3.8.2
3.8.3

Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Penelitian
Wawancara Guru
Angket Siswa
Lembar Observasi Aktifitas Siswa
Teknik Analisis Data
Wawancara Guru
Observasi Aktifitas Siswa
Tes Hasil Belajar

29
29
29
32
32
32
32
32
33
33
33
34

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBATASAN
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Nilai Pre-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.1.2 Analisis NilaiPost-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
4.2
Uji Analisi Data
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2 Uji Homogenitas
4.2.3 Uji Hipotesis

38
38
40
42
42
42
43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
5.2
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

50
50
52
54

viii

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Gambar Aliran Fluida Pada Pipa

19

Gambar 2.2 Gambar Aliran Fluida Dari Penampang Benda

19

Gambar 2.3 Gambar Aliran Fluida Sejenis Bejana Berhubungan

20

Gambar 2.4 Gambar Ketinggian Fluida Dinamis Pada Pipa

21

Gambar 2.5 Gambar Prinsip Bernoulli

21

Gambar 2.6 Gambar Kebocoran Tangki

22

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian

31

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Pre-Test Kelas
Eksperimen Dan Kontrol

39

Gambar 4.1 Diagram Batang Nilai Post-Test Kelas
Eksperimen Dan Kontrol

41

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap-Tahap Model Pembelajaran Inquiry Training

17

Tabel 2.2 Peneliti Terdahulu

24

Tabel 3.1 Desain Penelitian Tipe Two Group

29

Table 3.2 Tebel Interpretasi Kategori Aktivitas Siswa

33

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas
Eksperimen Dan Kontrol

38

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pre-Test Kelas
Eksperimen Dan Kontrol

40

Tabel 4.3 Nilai Rata-Rata, Standard Deviasi Dan Varians

41

Tabel 4.4 Tabel Uji Normalitas

43

Tabel 4.5 Tabel Uji Homogenitas

43

Tabel 4.6 Tabel Uji Perhitungan Hipotesis Pre-Test

44

Tabel 4.7 Tabel Ringkasan Uji T

45

x

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rpp 1

54

Lampiran 2 Rpp 2

66

Lampiran 3 Rpp 3

76

Lampiran 4 Rpp 4

88

Lampiran 5 Lks 1

99

Lampiran 6 Lks 2

103

Lampiran 7 Lks 3

107

Lampiran 8 Lks 4

112

Lampiran 9 Instumen Hasil Belajar

116

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar

118

Lampiran 11 Penilaian Aspek Pengetahuan

127

Lampiran 12 Penilaian Aspek Sikap

128

Lampiran 13 Penilaian Aspek Keterampilan

130

Lampiran 14 Data Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen

132

Lampiran 15 Data Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol

133

Lampiran 16 Rekapitulasi Pretest Kelas Eksperimen

134

Lampiran 17 Rekapitulasi Pretest Kelas Kontrol

136

Lampiran 18 Rekapitulasi Posttest Kelas Eksperimen

138

Lampiran 19 Rekapitulasi Posttest Kelas Kontrol

140

Lampiran 20 Perhitungan Nilai Rata-Rata Dan Standard Deviasi

142

Lampiran 21 Perhitungan Normalitas Data

144

Lampiran 22 Perhitungan Homogenitas Data

149

Lampiran 23 Pengujian Hipotesis

151

Lampiran 24 Lembar Penilaian Sikap Kelas Eksperimen

157

Lampiran 25 Lembar Penilaian Sikap Kelas Kontrol

163

Lampiran 26 Lembar Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen

169

Lampiran 27 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors

175

Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi T

176

Lampiran 29 Wilayah Luas Bawah Kurva Normal Nol Ke Z

177

Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F

178

Lampiran 31 Dokumentasi Penelitian

180

x

1

BABBIB
PENDAHULUANB
B
1.1 LatarBBelakangBMasalahB
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menuntut semua
pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga memacu dunia pendidikan
untuk berpola pikir cepat, cermat, tepat dan akurat sehingga diperlukan generasi
penerus bangsa yang bermutu tinggi serta berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai,
terbuka dan demokratis. Sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan merupakan peran

yang sangat

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM)

strategis dalam rangka

Indonesia seutuhnya, baik sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat. Kegiatan belajar mengajar di sekolah
merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan, sehingga tercapai tujuan pendidikan
dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan maupun keterampilan
dalam diri siswa untuk meningkatkan pendidikan Indonesia. Perkembangan dunia
pendidikan dari tahun ke tahun mengalami perubahan seiring dengan tantangan dalam
menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di era
global. Namun, kenyataannya salah satu permasalahan pendidikan yang muncul
adalah masih rendahnya kualitas pendidikan pada setiap jenjang. (Trianto, 2010)
Rendahnya pendidikan Indonesia dapat dilihat dari rendahnya hasil belajar
siswa dalam berbagai mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai

2

rendah adalah mata pelajaran fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di
sekolah merupakan mata pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan
dalam berbagai aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena
alam serta berusaha untuk mengungkap segala rahasia dan hukum semesta. Ada dua
hal yang berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk
(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) dan fisika sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh karena itu, pelajaran fisika adalah pelajaran yang mengajarkan berbagai
pengetahuan yang dapat mengembangkan daya nalar dan analisa sehingga hampir
semua persoalan yang berkaitan dengan alam dapat dimengerti. Bidang studi sains
fisika sebagai bagian dari IPA merupakan objek mata pelajaran yang menarik dan
lebih banyak memerlukan pemahaman daripada penghafalan. Namun, kenyataannya
fisika sering dipandang sebagai suatu ilmu yang abstrak oleh siswa dengan teori dan
soal-soal yang sulit.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMA NEGERI 9 MEDAN, ada
beberapa permasalahan yang ditemukan. Banyak siswa yang menganggap fisika
sebagai mata pelajaran yang sulit dan tidak menarik. Hasil dari angket yang
disebarkan oleh peneliti menyatakan bahwa dari 40 siswa, terdapat 56% siswa yang
tidak menyukai pelajaran fisika. Menurut mereka, fisika terlalu banyak rumus
sehingga menyulitkan siswa untuk mengingat rumus-rumus tersebut. Hal ini terbukti
dari hasil angket yang menunjukkan bahwa, hanya 27% siswa yang memperoleh
nilai di atas nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Ulangan Tengah
Semester tahun ajaran 2015/2016. Ketika peneliti melakukan wawancara dengan
beberapa siswa di SMAN 9 Medan, mereka menyatakan bahwa fisika itu sebenarnya
enak asalkan tidak menggunakan banyak rumus. Hal itu menyebabkan minat belajar
siswa menjadi rendah karena mereka selalu mengalami kebingungan dalam
menyelesaikan soal-soal fisika yang banyak menggunakan rumus-rumus matematis.
Hal ini membuat siswa hanya menghapal rumus dan bukan memahami konsep fisika

3

untuk menyelesaikan soal saat mengerjakan tugas dan menghadapi ujian. Model
pembelajaran yang kurang bervariasi juga menjadi alasan mengapa pelajaran fisika
menjadi pelajaran yang membosankan bagi siswa. Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa siswa di SMAN 9 Medan, masalah di atas juga di alaminya dan
beberapa temannya di sekolah tersebut. Mereka selalu mencari rumus fisika mana
yang cocok untuk menyelesaikan soal tersebut tanpa memahami konsep fisika
terlebih dahulu. Aktivitas belajar siswa juga masih kurang aktif, karena selama
proses pembelajaran siswa jarang melakukan percobaan atau eksperimen, sehingga
siswa menjadi tidak aktif dan kreatif. Siswa tidak dihadapkan pada masalah-masalah
yang berkaitan dengan fisika untuk mampu memahami, menerapkan dan
menganalisis konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari.
Anggapan sebagian besar siswa yang menyatakan fisika sebagai pelajaran
yang biasa saja, sulit dan banyak rumus menyebabkan rendahnya pencapaian hasil
belajar fisika siswa itu sendiri. Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru
fisika di SMAN 9 Medan, diperoleh nilai rata-rata ujian pada semester ganjil T.A
2015/2016 hanya sekitar 60% dari jumlah keseluruhan siswa kelas XI yang mencapai
nilai kriteria ketuntasan minimal yaitu 75. Hal ini juga disebabkan guru lebih sering
menggunakan pembelajaran konvensional dan kurang bervariasi sehingga cukup
banyak siswa yang belum mencapai KKM.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran
yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar fisika siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah Model
Pembelajaran Inquiri Training. Peneliti memilih model pembelajaran Inquiry
Training karena model ini dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam
proses ilmiah melalui latihan-latihan meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam waktu
yang relatif singkat.
Pembelajaran inquiry training memberi kesempatan kepada siswa untuk
bereksplorasi dengan baik. Model pembelajaran ini juga berupaya menanamkan

4

dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini
siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Inkuiri adalah
belajar mencari dan menemukan sendiri. Model pembelajaran inquiry training dirancang
untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan
meringkaskan proses ilmiah itu ke dalam waktu yang relatif singkat. Pembelajaran inkuiri
memberi kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi dengan baik. Perlu juga ditekankan
bahwa inquiry training tidak hanya sekedar memancing siswa untuk mengemukakan
pertanyaan melainkan lebih dari itu. (Rusman, 2011)
Kompleksitas inquiry training terjadi melalui proses keterlibatan siswa dalam
mengumpulkan informasi atau data yang kemudian dimanfaatkannya sebagai bentuk
pengetahuan baru. Proses ini lahir dari rasa penasaran atau rasa ingin tahunya untuk
menjawab pertanyaan yang diajukan. Menurut penelitian Setiawan (2014), model
pembelajaran inquiry training memberi kesempatan siswa untuk meningkatkan keaktifan dan
prestasi belajar di dalam kelas. Keaktifan tersebut meliputi keaktifan dalam mengajukan dan
menjawab pertanyaan, melakukan eksperimen, dan diskusi kelompok. Proses pelaksanaan
pembelajaran dengan model inquiry training diawali dengan tahapan konfrontasi dengan
masalah,

pengumpulan

dan

verifikasi

data,

pengumpulan

data

eksperimentasi,

mengorganisasi dan merumuskan penjelasan, serta menganalisis proses inquiry training.
Berdasarkan hasil penelitian Komyadi (2014) yang menggunakan metode eksperimen dalam
penelitiannya, penggunaan model inquiry training dalam belajar fisika memiliki pengaruh
terhadap prestasi belajar siswa, adanya kreativitas tinggi, dan sikap ilmiah tinggi. Joko juga
menyebutkan bahwa model inquiry training dalam belajar Sains memiliki pengaruh yang
tinggi terhadap motivasi belajar siswa. Akhirnya Joko menyimpulkan bahwa berdasarkan
penjabaran kelima komponen dalam model inquiry training ditinjau dari berbagai teori
tentang motivasi dan rasa ingin tahu (curiosity) terlihat bahwa model inquiry training
memberikan kesempatan meningkatnya motivasi belajar siswa. Model inquiry training
membantu perkembangan antara lain scientific literacy dan pemahaman proses-proses ilmiah,
pengetahuan dan pemahaman konsep, berpikir kritis, dan bersikap positif. Dapat disebutkan
bahwa model inquiry training tidak saja meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsepkonsep dalam Sains saja, melainkan juga membentuk sikap keilmiahan dalam diri siswa.

5

Model pembelajaran inquiry training ini sudah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya, diantaranya yaitu: Sucita (2013) dan Simanjuntak (2013). Sucita (2013)
menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Zat dan
Wujudnya diperoleh nilai rata-rata pretes 39,1 setelah diberi perlakuan dengan model
pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai ratarata 73,1. Kelemahannya yaitu kurang pahamnya siswa terhadap instruksi guru dan
pembagian kelompok belajar siswa yang tidak heterogen. Simanjuntak (2013)
menerapkan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok Gerak Lurus
diperoleh nilai rata-rata pretes 25,75 setelah diberi perlakuan dengan model
pembelajaran inquiry training maka hasil belajar siswa meningkat dengan nilai ratarata 74,63. Kelemahannya yaitu siswa kurang serius dalam praktikum karena
banyaknya jumlah anggota dalam satu kelompok belajar yaitu 5-6 orang per
kelompok sehingga rentan terkadang mereka bermain-main. Selain itu, kurang
antusiasnya siswa karena pertanyaan awal yang diajukan peneliti kurang memotivasi
siswa juga menjadi kelemahan penelitian ini.
Kelemahan-kelemahan dari peneliti sebelumnya menjadi suatu pelajaran bagi
peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut. Dari
kelemahan peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus benar – benar mampu
memberikan arahan tentang kegiatan yang dilakukan dalam praktikum dengan jelas,
membagi siswa dalam kelompok belajar yang heterogen dengan jumlah 3-4 orang
agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu peneliti juga
harus mampu membuat apersepsi yang menarik untuk mengetahui kemampuan awal
siswa dan dapat merangsang minat siswa untuk melakukan proses inkuiri.
Bertitik tolak dari uraian masalah di atas maka, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Fluida Dinamis di Kelas XI Semester II
SMAN 9 Medan T.P. 2015/2016”

6

1.2 BBBIdentifikasiBMasalahB
Berdasarkan latar belakang yang di kemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi pokok-pokok masalahnya sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar fisika siswa.
2. Model pembelajaran yang digunakan masih didominasi oleh guru.
3. Siswa tidak berperan aktif dalam pemerolehan pengetahuan.
4. Model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang bervariasi.
1.3

BatasanBMasalahB
Agar dapat mencapai sasaran yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, maka

penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry
training.
2. Materi yang akan dipelajari adalah materi pokok Fluida dinamis.
3. Siswa yang diteliti adalah kelas XI SMAN 9 Medan T.P 2015/2016
1.4

RumusanBMasalahB
Berdasarkan batasan-batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida dinamis di kelas
XI semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
pembelajaran konvensional pada materi pokok fluida dinamis di kelas XI
semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016?
3. Bagaimanakah aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok
fluida dinamis di kelas XI semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016?

7

4. Adakah pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil
belajar siswa pada materi fluida dinamis di kelas XI semester II SMAN 9
Medan T.P 2015/2016?
1.5

TujuanBPenelitianB
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi pokok fluida dinamis di kelas
XI semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional pada materi pokok fluida dinamis di kelas XI semester II
SMAN 9 Medan T.P 2015/2016.
3. Untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok
fluida dinamis di kelas XI semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap
hasil belajar siswa pada materi pokok fluida dinamis di kelas XI semester
II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016.

1.6 ManfaatBPenelitianB
Manfaat penelitian diharapkan berguna untuk:
1. Sebagai bahan informasi hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran inquiry training pada materi fluida dinamis di kelas XI
semester II SMAN 9 Medan T.P 2015/2016.
2. Sebagai alternatif pemilihan model pembelajaran.

8

1.7BB DefenisiBOperasionalB
1. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas mengajar. (Soekamto dalam Trianto 2010 : 22)
2. Inquiry Training adalah model pembelajaran yang dirancang untuk
membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihanlatihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. (Joyce, et al, 2009: 201)
3. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).
4. Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik/jasmani maupun
mental/rohani yang berkaitan dengan kegiatan belajar (Sardiman, 2010).

B

50

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
B
5.1.BKesimpulanB
Berdeserken hesil penelitien yeng diperoleh deri hesil enelise dete den pengujien
hipotesis meke depet disimpulken sebegei berikut :
1. Rete-rete hesil belejer siswe pede keles eksperimen yeng diberi perlekuen
dengen model pembelejeren Inquiry Training edeleh 76,29 .
2. Rete-rete hesil belejer siswe pede keles kontrol yeng diberi perlekuen dengen
pembelejeren konvensionel (pembelejeren lengsung) edeleh 62,86.
3. Nilei ektivites mempengeruhi hesil belejer delem proses, individu, den
kelompok, bererti model pembelejeren mempengeruhi hesil belejer siswe
4. Pede hesil pengujien hipotesis diperoleh thitung > ttebel yeitu pede teref
signifikensi α = 0,05. Hel ini bererti terime He yeng ertinye ede pengeruh
model pembelejeren Inkuiri Training terhedep hesil belejer siswe pede meteri
pokok Fluide Dinemik.
5.2. BSaranB
Berdeserken hesil den kesimpulen delem penelitien ini, meke peneliti
mempunyei beberepe seren, yeitu:
1. Kepede guru eteupun celon guru yeng ingin mengguneken model
pembelejeren Inquiry Treining ini supeye mempersiepken meseleh-meseleh
delem kehidupen seheri-heri yeng menerik den terkeit pede meteri pelejeren
sehingge siswe eken terterik mengikuti pelejeren.
2. Kepede guru, celon guru den peneliti yeng ingin mengguneken model
pembelejeren Inquiry Training hendeknye menbuet deskriptor penileien
ektivites yeng lebih beik legi den disesueiken dengen fese-fese siswe pede

51

model pembelejeren Inquiry Training den eger lebih memperhetiken
pembegien kelompok eger pembelejeren bise berjelen lebih efektif.
3. Hendeknye menguesei semue sinteks delem Model Pembelejeren Inquiry
Training den mengetur wektu untuk melekseneken semue sinteks tersebut
dengen tepet wektu den siswe tersebut tidek merese kesuliten di delem
mengikuti semue sinteks tersebut.
4. Hendeknye melekuken simulesi sebelum mencobeken model ini terhedep
siswe eger siswe lebih memehemi den terletih dengen cere kerje model
pembelejeren ini ketike melekuken penelitien,sehingge model pembelejeren
Inquiry Training ini bise diseleseiken tepet wektu.

52

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (eds.) (2010). A taxonomy for learning,
teaching, and assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational
objectives. New York: Longman.
Arikunto, S., (2013), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Bloom & Krathwohl, D. R. (eds.) (1956). A taxonomy for learning, teaching, and
assessing: A revision of Bloom's taxonomy of educational objectives. New
York: Longman.
Djamarah, S.B. & Aswan, Z., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Hamdani, (2010), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Halliday, D., Resnik, R., (2011), Fisika, Jakarta: Erlangga.
Joyce, B., (2009), Models of Teaching, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Kanginan, M., (2014), Fisika untuk Kelas XI. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Komyadi, (2014) Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Trainning terhadap Hasil
Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II
SMA Negeri I Tebing Tinggi, Kab. Serdang Bedagai T. A 2013/2014,
UNIMED, Medan.
Marzano, R.J., (2006). Classroom Assessment & Grading that Work. Association for
Supervision and Curriculum Development. Alexandria, Virginia USA
Purwoko, (2010), Fisika I kelas XI, Penerbit Yudhistira, Medan.
Rusman, (2011), Model-Model Pembelajaran, Penerbit Rajawali Press, Jakarta.
Sagala, S., (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit CV Alfabeta,
Bandung.
Sardiman, (2010), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

53

Setiawan, (2014), Pengaruh Model Inquiry Trainning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Kalor Di
Kelas X Semester II Sma Negeri 02
Pematangsiantar T.P 2013/2014, UNIMED, Medan.
Simanjuntak, M., (2013), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Trainning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas
X semester II SMAN 1 Sei Bingai T.P 2012/2013, UNIMED, Medan.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sucita, (2013), Pengaruh Model Inquiry Trainning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Besaran Dan Satuan Di Kelas X Semester I Sma Swasta
uhammadiyah 8 Kisaran T.P 2013/2014, UNIMED, Medan.
Sudjana, N., (2009), Metode Statistik, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
Sudjana, N., (2009). Penilaian Hasil Proses Mengajar, Penerbit Rosdakarya,
Bandung.
Sulo, S., (2005), Pengantar Pendidikan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.