PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN
MINAT BELAJAR SEJARAH
SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO
TAHUN AJARAN 2014/2015

(abstrak)
Ginanjar Saputro

Salah satu keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari minat
belajar siswa itu sendiri selama kurun waktu tertentu. Minat belajar merupakan
salah satu parameter yang dapat dilihat untuk mengetahui apakah ada perubahan
kearah yang lebih baik selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Minat
belajar di SMA Negeri 1 Kota Metro masih rendah khususnya dalam mata
pelajaran sejarah. Hal ini diduga karena metode belajar yang diterapkan oleh guru
masih menggunakan metode konvensional. Siswa cenderung pasif dalam proses
pembelajaran dan hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengikuti
pembelajaran sejarah. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi dengan penerapan metode
inquiry. Metode Inquiry menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran untuk menemukan sendiri konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam
pelajaran sejarah sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa.


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh metode
inquiry terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1
Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
apakah ada pengaruh metode inquiry terhadap peningkatan minat belajar sejarah
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015. Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro. Sampel penelitian
adalah siswa kelas XI IPS1. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimen dengan teknik analisis data deskriptif kuantitatif.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode inquiry
terhadap peningkatan minat belajar sejarah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Metro
Tahun Pelajaran 2014/2015. Hasil ini diketahui berdasarkan meningkatnya ratarata minat belajar siswa dari 27,45 menjadi 33,09 setelah diterapkannya
eksperimen menggunakan metode inquiry.
Kata kunci : Metode Inquiry, minat belajar sejarah siswa

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN
MINAT BELAJAR SEJARAH
SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO
TAHUN AJARAN 2014/2015

(Skripsi)


Oleh

Ginanjar Saputro
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Adirejo, Kecamatan Pekalongan,
Kabupaten Lampung Timur, pada tanggal 8 Desember 1990.
Merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak

Suyatno Rahmanto dan Ibu Tri Hartini.

Penulis mengawali pendidikan dari Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Adirejo di Desa
Adirejo Kec. Pekalongan Kab. Lampung Timur dan selesai pada tahun 2002,
selanjutnya penulis melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tinggi Pertama di SLTP
Negeri 8 Metro dan selesai pada tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan
pendidikam ke jenjang Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Metro dan
selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung (FKIP UNILA) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada Tahun 2010 penulis melaksanakan
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Jawa Tengah dan Yogyakarta dan pada tahun
2011 penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program
Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Nusantara Kebagusan di Desa
Kebagusan Kec. Gedong Tataan Kab. Pesawaran.

Pada tahun 2008-2013 penulis aktif mengikuti kegiatan organisasi intern kampus
yaitu tahun 2008-2009 penulis aktif di HIMAPIS sebagai Anggota Bidang Mikat,

Tahun 2009-2010 aktif di HIMAPIS sebagai Sekretaris Bidang Mikat, Tahun
2010-2011 penulis aktif di DPM Fakultas dan di FOKMA sebagai Ketua Bidang
BPOK. Tahun 2011-2012 aktif di DPM Universitas sebagai Wakil Ketua II, serta
aktif pula di organisasi ekstern kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Bandar Lampung dan SAPMA Pemuda Pancasila Bandar Lampung.

✁✂✄✁MBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, dengan
segenap ketulusan hati spesial ku persembahkan karya sederhana ini untuk :
 Ibu dan Bapak yang sangat ku sayangi yang menjadi saksi sejarah hidupku, ikhlas
dalam memberikan dukungan, ikhlas selalu berdo a untuk keberhasilanku, yang tak
lelah menasehati dan membimbingku, yang mengajarkanku banyak hal. Jasa-jasa
beliau takkan pernah bisa terbayarkan olehku. Semoga beliau selalu diberikan
kesehatan, ketenangan dalam menjalani hidup, serta diberkahi dalam perlindungan
Allah SWT. aamiin...
 Kakak dan adikku yang selalu kubanggakan. You are my spirit. Terima kasih atas
dukungan dan do anya.
 Para pendidikku, Guru-guru dan Dosen-dosenku yang telah mengajarkan ku banyak
hal tentang ilmu pengetahuan.
 Para Sahabat dan Almamater tercinta Universitas Lampung.


☎✆✝✆

Dan Tuhan mu tidak akan membinasakan negeri-negeri
secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang
berbuat kebaikan .
(Q.S. Hud : 117)

Maka al-imam al-adzam yang (berkuasa) atas manusia
adalah pemelihara dan pengatur urusan (rakyat) dan ia akan
dimintai pertanggungjawaban terhadap rakyatnya
(HR. Muslim)

✞✟✠✡✟☛✟✠✟
Alhamdulillahirobbil ‘aalamiin....
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Pengaruh

Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar


Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015” pada
Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari akan keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki, sehingga
mendapat banyak petunjuk dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak,
maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. Wakil Dekan I FKIP Unila.
3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si, Wakil Dekan II FKIP Unila.
4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum, Wakil Dekan III FKIP Unila.
5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila.
6. Bapak Drs. Maskun, M.H, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila sekaligus sebagai Dosen Pembahas
Utama, terimakasih atas kesediaannya, serta saran dan kritiknya dalam
penyelesaian skripsi ini.
7. Drs. Wakidi, M.Hum. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus Pembimbing Akademik

(PA) penulis dan Pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan

waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, motivasi, dan nasihat dalam
proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi ini;
8. Suparman Arif, S.Pd, M.Pd. Dosen pada Program Studi Pendidikan
Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, Pembimbing kedua yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, nasihat,
dan saran yang bermanfaat bagi penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan;
9. Drs. Iskandarsyah, M.H, Drs. Ali Imron, M. Hum, M. Basri, S.Pd, M.Pd,
Drs. Syaiful M., M.Si, Y. Sri Ekwandari, S.Pd, M. Hum, Dr. Risma
Sinaga, M.Hum. Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan
Pendidikan IPS FKIP Unila
10. Kakak dan Adikku tercinta, Fery Setiawan dan Anjas Sukowati yang
selalu menemani hari-hari dan menjadi pelengkap dalam menjalani
kehidupan bersama kalian;
11. Teman-teman yang saya banggakan dan saya sayangi pendidikan Sejarah
FKIP UNILA angkatan 2008. Sahabat-sahabat terdekat dan terbaik yang
telah mengajarkan banyak hal tentang arti sebuah keluarga: Restra, Jaenal,
Rian, Noviandi, Novan Kurniawan, Solikin, Amerza, Miristika Imanita,
Win, Joko, dan rekan yang lain.
12. Seluruh kader HMI Komisariat KIP Universitas Lampung yang saya

sayangi dan banggakan : Ali Afandi, Umar Sabiring, Solikin, Amerza
Fransiska, Rahman Setiawan, Wiwid Ferdiawan, Aas Lailah, Esti
Wulandini, Fitri, Arizka Miftah, dan saudaraku yang lain.

Semoga ilmu yang kita dapatkan di organisasi benar-benar bermanfaat
untuk keluarga, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Amin ;
Penulis sadar akan segala bentuk keterbatasan, dan kekurangan yang ada,
namun besar harapan penulis bahwa segala goresan-goresan tinta sederhana
ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Amin

Bandar Lampung, Mei 2015
Penulis

Ginanjar Saputro
NPM. 0813033029

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
I.

II.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
B. Pembatasan Masalah........................................................................
C. Rumusan Masalah...................... .....................................................
D. Tujuan Penelitian ............................................................................
E. Kegunaan Penelitian .......................................................................
F. Ruang Lingkup Penelitian ..............................................................

1
8
8
8
8
9


TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................
1. Konsep Metode Pembelajaran ...................................................
2. Konsep Pembelajaran Inquiry.....................................................
3. Konsep Minat..............................................................................
B. Kerangka Pikir.................................................................................
C. Paradigma .......................................................................................
D. Hipotesis ..........................................................................................

11
11
13
18
24
25
27

III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 29

B. Populasi dan Sampel ....................................................................... 29
C. Desain Penelitian ............................................................................. 30
D. Prosedur Penelitian.......................................................................... 31
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel …….…….. 31
F. Instrumen Penelitian........................................................................ 35
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 36
H. Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 38
I. Teknik Analisis Data ……………………………………………… 40
1. Uji Normalitas............................................................................. 40
2. Uji Homogenitas ......................................................................... 41
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 42

IV.

V.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian................................................................................
1. Gambaran Umum Lokasi Penlitian .............................................
a. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 1 Metro ..............................
b. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 1 Metro .............................
2. Langkah-Langkah Penelitian......................................................
3. Deskripsi Data ............................................................................
4. Hasil Analisis Data .....................................................................
a. Uji Normalitas.........................................................................
b. Uji Homogenitas .....................................................................
c. Uji Hipotesis ...........................................................................
B. Pembahasan.......................................................................................

44
44
44
47
48
49
55
55
56
57
60

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……….......................................................................... 63
B. Saran ………. .................................................................................. 64

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
GAMBAR

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Semester Pelajaran Sejarah kelas XI IPS SMAN1 Metro
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.................................... 3
Tabel 2.1 Paradigma………………............................................................... 27
Tabel 3.1 Tabel Data siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Metro.................... 29
Tabel 4.1 Tabel Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Metro ........................ 42
Tabel 4.2 Tabel Jumlah Siswa SMA N 1 Metro 3 Tahun Terakhir ............... 43
Tabel 4.3 Tabel Jumlah Pendaftar SMA N 1 Metro 3 TahunTerakhir .......... 43
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum
Mengikuti Metode Pembelajaran Inquiry...................................... 47
Tabel 4.5 Tabel Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Mengikuti
Metode Inquiry ..................................................................... 48
Tabel 4.6 Tabel Minat Belajar Sejarah Siswa Setelah Mengikuti
Metode Inquiry ................ ............................................................. 49
Tabel 4.7 Katagori Minat Belajar Sejarah Siswa Setelah Mengikuti
Metode Inquiry
........................................................................ 50
Tabel 4.8 Tabel Pencapaian Indikator Minat Belajar Sejarah Sebelum
Diterapkannya Metode Inquiry..................................................... 51
Tabel 4.9 Tabel Pencapaian Indikator Minat Belajar Sejarah Setelah
Diterapkannya Metode Inquiry .................................................... 52
Tabel 4.10 Tabel Penskoran Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum Dilakukan
Treatmen ..................................................................................... 54
Tabel 4.11 Tabel Nilai Chi Kuadrat Pre Test................................................. 54
Tabel 4.12 Tabel Penskoran Minat Belajar Sejarah Siswa Sebelum
Dilakukan Treatmen.................................................................... 55
Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Homogenitas....................................................... 56
Tabel 4.14 Tabel Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 56

DAFTAR LAMPIRAN

1. Visi Misi dan Prestasi SMAN Negeri 1 Metro…………..........................
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..........................................
3. Silabus…………. ......................................................................................
4. Bahan Ajar…….........................................................................................
5. Lembar Kerja Kelompok (LKK) ...............................................................
6. Soal Pretest-Postest ...................................................................................
7. Kunci Jawaban Soal Pretest-Postest..........................................................
8. Tabel Hasil Uji .........................................................................................
9. Angket Minat Pretest-Postest Kelas X IPS1 ..............................................
10. Angket Minat Pretest-Postest Kelas X IPS2............................................
11. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol (X IPS1) ...........................................
12. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen (X IPS2) ....................................
13. Rencana Judul Penelitian Kaji Tindak/Skripsi ......................................
14. Surat Ijin Penelitian.................................................................................
15. Surat Keterangan Penelitian Dari SMA Negeri 1 Metro .......................
16. Pengesahan Susunan Komisi Pembimbing .............................................
17. Surat Selesai Bimbingan ........................................................................
18. Surat Keterangan Selesai Bimbingan .....................................................
19. Foto Penelitian .......................................................................................

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan negara (Achmad Munib, 2004 : 33).

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian
akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk
berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Oemar Hamalik, 2008:
79). Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar mengajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana
proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional. Proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah (SMP dan SMA/ SMK)
seharusnya berlangsung menarik, aktivitas siswa sebagai pembelajar selalu

2

antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di lapangan
menunjukan lain, kegiatan pembelajaran yang seharusnya menarik, penuh
aktivitas, kreativitas dan ide-ide cemerlang itu tidak ada, kelas yang ada
hanyalah kelas yang pasif dimana hanya terjadi pemberian informasi dari guru
kepada siswa. Siswa hanya mendengarkan sambil mencatat hal-hal yang
dianggap penting untuk dicatat.

Guru dalam mengajar cenderung monoton, dalam artian mereka hanya
memberi informasi (proses satu arah) tanpa ada timbal balik, kalaupun ada
feed back itu biasanya hanya sebuah pertanyaan yang mudah dijawab dan
tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan lain atau paling tidak merangsang
siswa untuk bertanya. tidak jarang pula aktivitas tanya jawab yang terjadi
terkesan dipaksakan, misalnya siswa baru menjawab sebuah pertanyaan
apabila sudah mendapat perintah atau ditunjuk oleh gurunya. Komunikasi
yang terjadi antar siswa masih tergolong rendah sehingga tidak menimbulkan
diskusi atau perdebatan yang menarik yang dapat meningkatkan aktivitas
berpikir siswa. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran juga merupakan
salah satu faktor lesunya siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar
(PBM).
Hamzah B. Uno (2008 : 7) menyatakan prinsip – prinsip umum yang harus
dijadikan pegangan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah
sebagai berikut:
1. Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki siswa.
2. Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus berfifat praktis
3. Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap siswa.
4. Kesiapan (readiness) dalam mengajar sangat penting dijadikan
landasandalam mengajar.
5. Tujuan pengajaran harus diketahui siswa.
6. Mengajar harus mengukuti prinsip psikologis tentang belajar.

3

Setiap kegiatan belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu
guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar
siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan.
Sedangkan anak sebagai subjek pembelajaran merupakan pihak yang
menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Berdasarkan observasi yang
telah dilakukan di SMA Negeri 1 Metro, umumnya hasil belajar kurang
optimal khususnya pada bidang studi Sejarah. Sebagai ilustrasi disajikan data
hasil semester genap 2013/2014 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Semester Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN 1 Metro
Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Nilai
Kelas

< 70

>70

Jumlah
Siswa

XI IPS

27

21

48

Jumlah
Persentase
(%)

27

21

48

56,25%

43,75%

Keterangan
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
yang
ditetapkan
adalah 70

100%

Sumber : Guru Bidang Studi Sejarah SMAN 1 Metro

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui hasil belajar siswa bervariasi dari
nilai yang tinggi sampai dengan nilai yang rendah. Prestasi belajar yang
diperoleh siswa kelas XI IPS SMAN 1 Metro dari 48 siswa yang mendapat
nilai kurang dari 70 sebanyak 27 siswa atau sebesar 56,25 %, sedangkan yang
mendapat nilai 70 keatas hanya 21 siswa atau sebesar 43,75 %. Hal ini
berarti sebagian besar siswa memiliki hasil belajar yang masih tergolong

4

rendah. Di SMAN 1 Metro terdapat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu tingkat pencapaian kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa
dalam setiap mata pelajaran. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat
keberhasilan siswa. Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan, diperoleh
bahwa Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) siswa di SMAN 1 Metro adalah
70. Jika siswa telah mencapai kriteria tersebut maka siswa tidak perlu
mengikuti remedial, sebaliknya jika siswa belum mencapai kriteria yang
diharapkan maka siswa tersebut harus mengikuti remedial yang diadakan oleh
guru yang bersangkutan.

Tingkat ketuntasan belajar siswa masih di bawah target yang diprogramkan
oleh pihak sekolah. Aktivitas belajar mengajar seperti ini jelas akan
menghambat tujuan pembelajaran yang tercantum dalam standar kompetensi
maupun kompetensi dasar. Jika hal ini berlangsung terus menerus maka
pendidikan yang diselenggarakan dapat dikatakan gagal karena selain tidak
mengajak para pembelajar untuk turut aktif, dan kreatif juga hasil evaluasi
yang diperoleh selalu dibawah target. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut
diduga disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya
keterampilan mengajar guru, kreativitas mengajar guru, dan metode mengajar
guru dalam belajar terhadap hasil belajar. Keadaan demikian, dikarenakan
guru belum mampu menerapkan pendekatan strategi, metode, teknik, taktik
pembelajaran yang relevan.

5

Sebagaimana diungkapkan oleh Komalasari (2011: 3) bahwa “pembelajaran
dapat didefinisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek
didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik / pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Lebih lanjut
diungkapkan oleh Kokom bahwa pada hakikatnya pembelajaran dapat
dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisasi antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi
dan metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas,
evaluasi pembelajaran dan tindak lanjut pembelajaran. Pembelajaran juga
dapat dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkaian upaya atau
kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut meliputi :
1. Persiapan, dimulai dari merencanakan program pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar antara lain berupa alat
peraga dan alat-alat evaluasi.
2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengaju pada persiapan
pembelajaran yang telah dibuatnya. Pada tahapan ini, strukur dan situasi
pembelajaran yang diwujudkan guru akan banyak dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah
dipilih dan dirancang penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen
guru, persepsi dan sikapnya terhadap siswa.
3. Menindak lanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan
pascapembelajaran ini dapat berbentuk pengayaan, dapat pula berupa
pemberian layanan remidal teaching bagi siswa yang kesulitan belajar.

6

Sesuai dengan hakikat pembelajaran di atas, maka dalam proses pembelajaran
diharapkan siswa dapat mempengaruhi hasil akhir yang maksimal. Salah
satunya adalah dengan penerapan model-model pembelajaran yang bisa
mempengaruhi hasil belajar siswa. Keterampilan-keterampilan dasar mengajar
guru menentukan keberhasilan proses belajar mengajar (Sunarto, 2005: 10).
Jika guru dapat menguasai berbagai keterampilan mengajar maka ia dapat
menjelaskan materi pelajaran dengan menarik sehingga siswa dapat lebih
mudah dan cepat mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Pemilihan metode mengajar guru sangat diperlukan dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM). Metode mengajar yang dipilih guru hendaknya disesuaikan
dengan materi pelajaran, kondisi siswa, dan waktu yang tersedia. Dengan
memilih metode mengajar yang tepat maka tujuan pembelajaran akan mudah
dimengerti oleh siswa. Metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang
sangat mempengaruhi prestasi belajar mengajar dan pemilihan metode tidak
hanya dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain guru, siswa, materi
pelajaran, tujuan pelajaran, fasilitas, tujuan pengajaran, dan juga sarana dan
prasarana. Metode pengajaran harus memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk dapat mengembangkan kecerdasan secara optimal, sebab
pemilihan metode yang tidak sesuai akan mengakibatkan proses belajar
mengajar yang tidak optimal. Guru dituntut untuk menguasai bermacammacam metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik materi pelajaran

7

yang di ajarkan, serta menentukan arah tujuan yang akan dicapai dari pokok
bahasan materi yang disampaikan. Penentuan metode harus sesuai dengan
tujuan pengajaran yang merupakan prasyarat penting sebelum menentukan
dan memilih metode yang tepat, sebab penggunaan metode yang tidak sesuai
menjadi kendala dalam mencapai tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Dengan kata lain apabila seoarang guru akan memilih metode yang wajar dan
tepat, ia harus berpedoman pada tujuan pengajaran yang akan dicapai.

Pembelajaran inquiry adalah metode pengajaran yang menekankan pada
pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong siswa dapat menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya sendiri
(Indrawati, 1999: 9). Secara keseluruhan pembelajaran inquiry menekankan
pada ketrampilan untuk meninjau lingkungannya secara lebih kritis dan untuk
melatih siswa dalam mengambil sebuah keputusan dan bertanggung jawab.
Sekolah menjadi tempat latihan atau persiapan siswa dalam partisipasinya
untuk mengambil sebuah keputusan dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian yang
berjudul ”Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar
Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Pelajaran 2014/2015”.

8

B.

Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi
masalah pada “Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan Minat
Belajar Sejarah Siswa

Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Ajaran

2014/2015”.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada Pengaruh Metode
Inquiry Terhadap Peningkatan Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS
SMAN 1 Metro Tahun Ajaran 2014/2015?

D.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Peningkatan
Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Metro Tahun Ajaran
2014/2015.

E.

Kegunaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
a.

Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
yang diharapkan memberi semangat baru dalam belajar.

9

b.

Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

c.

Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah.

d.

Meningkatkan sikap mental, dan rasa tanggung jawab siswa dalam
menyelesaikan tugas dari guru yang nantinya berguna bagi siswa
dalam kehidupan bermasyarakat.

e.

Meningkatkan sikap ilmiah, dan sikap kritis siswa terhadap
lingkungannya, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat
tinggalnya.

2. Bagi Guru
a.

Meningkatkan profesionalitas guru.

b.

Meningkatkan

kemampuan

guru

dalam

membuat

persiapan

pengajaran, sehinggga nantinya KBM dapat berlangsung secara efektif
dan efisien.
c.

Menambah referensi guru tentang pendekatan pengajaran, sehingga
siswa tidak bosan.

d.

Membantu pencapaian target ketuntasan belajar.

e.

Menambah motivasi dalam melayani para pembelajarnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat masalah diatas cukup umum dalam penelitian untuk menghindari
kesalahpahaman, maka dalam hal ini peneliti memberikan kejelasan tentang
sasaran dan tujuan penelitian mencakup :
a. Ruang Lingkup Subyek

10

Ruang lingkup subyek dalam penelitian ini adalah Siswa Kelas XI IPS
SMA Negeri 1 Kota Metro.
b. Ruang Lingkup Obyek
Ruang lingkup obyek dalam penelitian ini adalah penerapan metode
Inquiry dalam proses pembelajaran sejarah terhadap minat belajar siswa.
c. Wilayah/ Tempat Penelitian
Wilayah/ tempat penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Kota Metro.
d. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah tahun 2014.
e. Bidang Ilmu
Bidang ilmu adalah ilmu sejarah.

11

REFERENSI

Achmad Munib. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Halaman 33.
Oemar Hamalik. 2008. Metode Inquiry Dalam Pengajaran IPS. Jakarta.
Depdikbud. Halaman 79.
Hamzah B. Uno. 2008. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Halaman 7.
Komalasari. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT Refika Adi Tama,
halaman 3.
Sunarto. 2005. Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
JICA. Halaman 10
Indrawati. 1999. Model-model pembelajaran IPA. Bandung: Depdikbud.
Halaman 9.

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka
1. Konsep Metode Pembelajaran
Tugas

seorang

guru

di

kelas

adalah

mengelola

pembelajaran

dan

menyampaikan materi kepada siswanya. Proses pemberian materi pelajaran
dari guru ke siswa tidak semudah yang dibayangkan oleh kebanyakan orang
dan tidak semudah memberi permen atau gula-gula kepada anak kecil, proses
penyampaian materi ini membutuhkan metode. Metode ini digunakan oleh
guru agar materi yang disampaikan dapat diterima atau diserap secara baik
dengan waktu yang lebih efektif dan efisien.

Menurut I Gde Widja (1989: 6) pengertian metode adalah bagian dari strategi
mengajar yang merupakan langkah taktis yang perlu diambil guru dalam
mengefektifkan strategi yang digunakannya agar tujuan pengajaran yang telah
ditentukannya dapat tercapai. Jadi peran metode sangatlah penting dalam hal
ini karena dengan metode seorang guru diharapkan akan lebih mudah dalam
menyampaikan materinya dan siswa juga akan lebih menguasai materi tersebut,
sehingga tujuan dari pembelajaran dapat dicapai secara maksimal dengan baik.

12

Syarat-syarat yang harus dipenuhi suatu metode pembelajaran yang akan
diterapkan oleh guru adalah metode mengajar yang digunakan harus dapat:
a.

Membangkitkan minat atau gairah belajar siswa.

b.

Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran.

c.

Menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

d.

Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karyanya.

e.

Merangsang kegiatan siswa untuk belajar lebih lanjut.

f.

Mendidik siswa dalam teknik belajar mandiri dan cara memperoleh
pengetahuan melalui usaha pribadi.

g.

Mendidik siswa untuk dapat bertanggung jawab atas tugas yang
diterimanya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini sebagai pengembangan dari
diterapkannya pendekatan inquiry dalam pembelajaran adalah metode diskusi.
Mengajar dengan metode diskusi berarti guru memberi kesempatan yang luas
kepada siswanya untuk mengembangkan atau meng-explore pikirannya, dan
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mentalnya
sendiri, seperti yang diungkapkan I Gde Widja tentang inquiry bahwa dalam
inquiry lebih menekankan pengalaman-pengalaman belajar yang mendorong
siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri. Amin Suyitno (2004: 18 – 19) juga menyatakan bahwa
diskusi merupakan cara yang baik untuk melatih siswa menguasai konsep,
memecahkan

masalah

melaui

proses

memberi

kesempatan

berpikir,

13

berinteraksi sosial, serta dapat meningkatkan kretifitas, membina kemampuan
berkomunikasi, dan terampil berbahasa.

2. Konsep Pembelajaran Inquiry
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry, yang dapat diartikan sebagai
proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang
diajukannya.

Pembelajaran

inquiry

merupakan

bagian

dari

strategi

pembelajaran dengan paham konstruktifisme. Menurut paham ini siswa
dilatih untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan bergelut dengan ide-ide bukan untuk sekedar mengingat
sekumpulan fakta, kaidah dan konsep-konsep dari sebuah ilmu pengetahuan.
Dalam inquiry keaktifan berfikir siswa lebih diutamakan daripada hanya
sekedar mereproduksi bermacam informasi yang telah disampaikan oleh guru.
Sri Hartati (2005:8) menyatakan bahwa dalam inquiry siswa harus lebih
banyak belajar sendiri

untuk mengembangkan

kreatifitasnya dalam

pemecahan masalah, siswa benar-benar diposisikan sebagai subjek yang
belajar, sedangkan posisi guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator
dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran harus dipandang sebagai
stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Tujuan penerapan pembelajaran inquiry dalam penelitian ini adalah untuk
membuat pengajaran sejarah menjadi lebih menarik, menunjukkan kepada
siswa bahwa fakta-fakta yang ada lebih bersifat kemungkinan daripada
sebuah kepastian. Pembelajaran ini juga memberi kesempatan siswa untuk
ikut berpartisipasi aktif dalam pelajaran sejarah sehingga siswa tidak

14

mengalami kejenuhan serta memberi motifasi dan semangat baru dalam
belajar sejarah. Oemar (1998:11) mengatakan bahwa pembelajaran inquiry
adalah salah satu tipe pengajaran yang bertumpu pada prinsip “fiding out-for
your self”. Pembelajaran ini dirancang untuk memberi kesempatan pada siswa
untuk mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang
disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu. Siswa didorong untuk
bertindak aktif mencari jawaban atas masalah yang dihadapinya dan menarik
kesimpulan sendiri melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, sistematis dan
logis.

Penerapan pembelajaran inquiry dalam kegiatan belajar mengajar yang
mengedepankan cara atau konsep berfikir kritis juga memiliki dampak
psikologis. Siswa menjadi lebih percaya diri, hal ini akan mendorong siswa
untuk melakukan aktifitas intelektual dalam menghadapi dan memecahkan
masalah secara mandiri dan memiliki ketrampilan berfikir kritis karena
mereka harus selalu menganalisis dan menangani informasi. Keterlibatan
mental para siswa dalam kegiatan belajar mengajar itu akan meningkatkan
motifasi dan kesungguhan siswa dalam belajar.

Mereka merasa dihargai, dipercaya untuk berbuat sesuatu yang positif
sehingga timbul harga diri, berhasil dan bertanggung jawab. Dengan
pembelajaran inqury ini diharapkan siswa akan lebih terlatih dalam
menghadapi masalah dan situasi baru dengan sikap dan cara ilmiah. Sikap
dan nilai inkuer juga diharapkan akan lahir dari diri siswa, Thamrin Talut
menyatakan bahwa sikap dan nilai inkuer itu adalah, skeptis, kuriasiti, respek

15

pada akal (nalar), respek pada bukti untuk menguji ketepatan, objektif,
kesediaan untuk menerima keputusan sementara, serta toleran pada ambikuiti.
Ketika guru menerapkan pembelajaran inquiry dalam proses belajar mengajar
(PBM) di kelas, guru tidak diperbolehkan untuk masuk terlalu dalam atau
terlalu mengintervensi siswanya dengan berbagai macam informasi. Guru
hendaknya membiarkan siswanya untuk berfikir aktif dalam menemukan
fakta-fakta, kaidah, dan konsep dari ilmu pengetahuan dalam hal ini berarti
fakta-fakta, kaidah, dan konsep sejarah. Bruner sebagai penganjur
pembelajaran berbasis inquiry menyatakan bahwa: Kita mengajarkan suatu
bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan
kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berfikir untuk diri
mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang
sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses mendapatkan
pengetahuan. Mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Nurhadi
dan Agus Gerrad Senduk, 2003:71).

Menurut J. Bruner belajar dengan pendekatan inquiry memiliki beberapa
keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut adalah:
a. Meningkatkan potensi intelektual dalam diri siswa.
b. Dapat mencapai nilai instrisik dari pengajaran.
c. Bertambah kemampuan memahami hakikat “heuristic” dari

kegiatan

inquiry.
d. Dengan dikuasainya inquiry siswa memiliki alat bantu dalam mengingat
sesuatu (Oemar, Moh. 1998: 7)

16

Selain keuntungan-keuntungan yang dimiliki, inquiry juga memiliki beberapa
kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya adalah:
a. Tidak sesuai dengan kelas yang banyak jumlah peserta didiknya.
b. Memerlukan fasilitas yang memadai.
c. Menuntut guru untuk merubah cara mengajarnya yang selama ini
d. cenderung tradisional.
e. Sangat sulit mengubah cara belajar siswa dari kebiasaan tradisionalnya.
f. Kebebasan yang diberikan peserta didik tidak selamanya dimanfaatkan
g. dengan baik oleh para pembelajar.

Menurut Suchman yang disari oleh Hartono Kasmadi (2001: 108),
penggunaan inquiry dalam mata pelajaran sejarah memiliki beberapa langkah.
Langkah-langkah tersebut adalah:
a. Memilih dan Meneliti Permasalahan
Memilih dan meneliti permasalahan maksudnya adalah memilih suatu
situasi yang dimiripkan dengan tebakan atau permasalahan teka-teki. Perlu
menjadi catatan bahwa pilihan tersebut harus benar-benar mampu menarik
perhatian siswa, membuat siswa tertantang dan mengurangi tingkat
kejenuhan pada para siswa.
b. Menjelaskan Proses Kepada Siswa
Dalam hal ini guru berperan atau menjadikan dirinya sebagai sumber data
dan jawaban yang muncul atas pertanyaan ya atau tidak, ini bertujuan agar
siswa tidak terlalu sering bertanya sebelum mereka mengerjakan tugasnya.
Guru juga dapat memberikan beberapa tambahan informasi sebagai

17

pengetahuan dan wawasan atau juga dapat memberi rambu-rambu
pertanyaan.
c. Mencari Data yang Relevan dengan Permasalahan
Data-data yang diperoleh ditunjukkan kepada para siswa melalui media
seperti papan tulis, OHP atau yang lain, atau dapat juga diberikan kepada
siswa melalui lembar data, makalah, diktat yang dimiliki oleh setiap siswa.
d. Mengembangkan Teori dan Menjelaskan Antar Hubungan
Para siswa harus mencatat dalam daftar sejumlah pertanyaan yang berhasil
mereka kumpulkan dalam kerja kelompoknya dan membuat kerangka
hipotesis yang kemudian akan mereka pertanyakan kepada guru mereka.
Jika siswa mengajukan sesuatu sebagai suatu teori dan siswa yang lain
menyepakatinya, maka langkah berikut dapat ditempuh. Namun apabila
teori tersebut tidak dapat disepakati oleh sebagian siswa maka proses
pengumpulan atau pengambilan datanya harus diulangi kembali.
e. Merumuskan dan Menjelaskan Teori
Para siswa diminta untuk menjelaskan teori mereka yang diterima sebagai
sebuah pemecahan sementara dari permasalahan dan menjelaskan
pedoman yang berkaitan dengan teori.
f. Analisis Proses
Para siswa diminta untuk mengkaji ulang hasil yang telah mereka terima
sebagai suatu teori. Yang terpenting dalam langkah ini adalah siswa
diminta untuk mengembangkan proses atau prediksi.

18

Dalam penelitian ini teknis pelaksanaan penerapan pembelajaran inquiry
secara garis besar terdiri dari empat langkah yakni:

a. Merumuskan masalah.
b. Mengumpulkan data melalui informasi.
c. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam bentuk tulisan (makalah).
d. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya siswa berupa makalah
kepada teman-teman satu kelas melalui diskusi antar kelompok.

Dengan diskusi antar kelompok nantinya diharapkan terjadi perubahan
aktifitas yang semula kurang bermanfaat dalam PBM seperti bermain pulpen,
telepon genggam, membersihkan kuku jari tangan, berbuat usil terhadap
teman yang lain hingga membuat gaduh suasana kelas, berbicara dengan
teman sebangku dan sebagainya menjadi aktifitas yang positif dan
mendukung PBM seperti aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyanggah pendapat, menguatkan pendapat dan sebagainya.
Aktifitas yang positif ini diharapkan mampu meningkatkan daya serap
terhadap materi pelajaran dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar
siswa terhadap mata pelajaran sejarah.

3. Konsep Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus
yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003:9). Minat merupakan sumber motivasi

19

yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka
bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan,
mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
berkurang, minatpun berkurang. Minat adalah kecenderungan yang menetap
dalam subyek untuk merasa senang dan tertarik pada bidang/ hal tertentu dan
merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat merupakan faktor
psikologis yang terdapat pada setiap orang. Sehingga minat terhadap sesuatu/
kegiatan tertentu dapat dimiliki setiap orang. Bila seseorang tertarik pada sesuatu
maka minat akan muncul. Dari pengertian tersebut dapat dimengerti bahwa
terjadinya minat itu karena dorongan dari perasaan senang dan adanya perhatian
terhadap sesuatu. Ciri-ciri minat menurut Hurlock (1999 : 115) adalah :

1. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
2. Minat bergantung pada kesiapan belajar
3. Minat bergantung pada kesempatan belajar.
4. Perkembangan minat mungkin terbatas.
5. Minat dipengaruhi budaya.
6. Minat berbobot emosional.
7. Minat cenderung bersifat egosentris.

20

a. Pengertian Minat Belajar
Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong
untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa paling efektif
untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Disamping memanfaatkan
minat yang telah ada sebaiknya para pengajar juga berusaha membentuk
minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan
memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan
pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu dan
menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan datang.

Bila usaha-usaha tersebut tidak berhasil, pengajar dapat memakai intensif
dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang
dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau
melakukannya atau yang tidak dilakukannya dengan baik. Diharapkan
pemberian intensif yang akan membangkitkan motivasi siswa dan mungkin
minat terhadap bahan yang diajarkan akan muncul. (Slameto, 2003 : 180-181)
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam
melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk
memenuhi kesediaanya dalam belajar.

21

b. Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar
Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat merasakan manfaat
terhadap apa yang dipelajari, baik untuk masa kini maupun masa yang akan
datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan kebutuhan yang sedang
dihadapi,

sehingga

dapat

disimpulkan

bahwa

faktor-faktor

yang

mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun sebaliknya mematikan
minat belajar adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri siswa antara lain :
a. Kematangan
Kematangan

dalam

diri

siswa

dipengaruhi

oleh

pertumbuhan

mentalnya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil
jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkan dan potensi
jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.
b. Latihan dan Ulangan
Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuanyang dimiliki siswa dapat menjadi semakin
dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah
dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh karena latihan dan seringkali
mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada
sesuatu.
c. Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu.
Motivasi dapat mendorong seseorang, sehingga akhirnya orang itu

22

menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak
mungkin seseorang mau berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaikbaiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil
yang akan dicapai dari belajarnya bagi dirinya (Purwanto, 2006 : 103104).
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara lain:
a. Faktor Guru
Seorang guru mestinya mampu menumbuhkan dan mengembangkan
minat diri siswa. Segala penampilan seseorang

guru yang tersurat

dalam kompetensi guru sangat mempengaruhi sikap guru sendiri dan
siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu
kompetensi

yang

berhubungan

dengan

kepribadian

guru

dan

kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala
seluk beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi
pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal
demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar, sehingga
mengembangkan minat belajar siswa.

b. Faktor Metode
Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang
digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi pelajaran
tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat

23

sehingga siswa akan timbul minat untuk memperhatikan dan tertarik
untuk belajar

c. Faktor Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri
siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang
menumbuhkan minat yang besar dalam belajar.(Hamalik, 2006 : 30-32).

c. Indikator Minat Belajar
Menurut Safari (2005 : 111) definisi konsep minat belajar adalah pilihan
kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah
seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Definisi operasional :
minat belajar adalah skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang
mengukur aspek : (1) kesukaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian, dan (4)
keterlibatan. Dari definisi operasional tersebut dapat disusun kisi-kisi sebagai
berikut ini :
1. Kesukaan
a. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran sejarah
b. Respon siswa saat mengikuti palajaran sejarah
2. Ketertarikan
a. Perhatian saat mengikuti pelajaran sejarah di sekolah
b. Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran sejarah

24

3. Perhatian
a. Keterlibatan siswa dsaat mengikuti pelajaran sejarah
b. Kemauan siswa untuk mengerjakan tugas, bertanya kepada yang lebih
mampu jika belum memahami materi dan mencari buku penunjang yang
lain saat menemui kesulitan
4. Keterlibatan
a. Kesadaran tentang belajar di rumah
b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah
c. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu lua
d. Kesadaran siswa untuk bertanya
e. Kesadaran untuk mengikuti les pelajaran sejarah

B. Kerangka Pikir
Menurut guru program studi sejarah minat belajar di SMA Negeri 1 Kota
Metro masih rendah khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Siswa
cenderung pasif dalam diskusi kelompok, hanya terdapat beberapa siswa saja
yang aktif mengikuti diskusi kelompok. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi
dengan penerapan model pembelajaran inquiry. Model pembelajaran Inquiry
menggunakan metode pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa
secara aktif dalam proses pembelajaran untuk menemukan sendiri konsepkonsep dan prinsip-prinsip dalam pelajaran sejarah sehingga dapat
meningkatkan minat belajar siswa. Pada proses pembelajaran dapat

25

menciptakan suatu proses pembelajaran siswa dapat belajar dengan
mengingat informasi dari suatu sumber, dapat aktif dalam kegiatan
pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki. Pada pembelajaran dengan metode inquiry
siswa dituntut untuk bisa menguasai materi agar dapat memberikan komentar
atau tanggapan kepada hasil kerja kelompok lain dengan benar. Sehingga
aktivitas belajar siswa yang muncul selama proses pembelajaran bisa lebih
banyak antara lain diskusi, menganalisis gambar, mendengarkan, bertukar
informasi dalam kelompok, mengajukan pendapat, memaparkan hasil diskusi.
Penerapan pembelajaran dengan metode inquiry dapat menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif sehingga konsep-konsep yang ada pada
materi dapat dikuasai dengan baik. Dengan penerapan metode ini, suasana
belajar di kelas dapat menyenangkan dan tidak membuat bosan para siswa
sehingga dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses pendidikan
itu harus berorientasi kepada siswa sehingga dengan meningkatnya aktivitas
belajar siswa maka akan berdampak juga pada peningkatan hasil belajar
siswa dan tentunya akan menambah minat belajar. Terdapat dua variabel
dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat dimana variabel
bebasnya adalah Penerapan metode pembelajaran inqury sedangkan variabel
terikatnya adalah minat belajar siswa.
C. Paradigma
Penelitian tentang penerapan metode inquiry dalam meningkatkan minat
belajar sejarah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Metro terdiri dari satu variabel
bebas dan satu variabel kontrol, dalam penelitian ini yang menjadi variabel

26

bebas adalah metode inquiri (X) sedangkan variabel kontrolnya adalah minat
belajar siswa (Y).

Untuk meningkatkan minat belajar siswa, diperlukan pembelajaran yang
bermakna dan tidak lagi berpusat pada guru, tetapi pembelajaran yang
sepenuhnya berpusat pada siswa.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 9 60

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN AJARAN 2011/2012

0 14 58

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 BELALAU TAHUN PELAJARAN 2012-2013

0 7 42

MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN AJARAN 2013/2014

0 13 58

PENGARUH MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 DI SMA SWADHIPA NATAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

5 33 68

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII A SMP NEGERI 3 TUMIJAJAR TAHUN AJARAN 2014/2015

3 16 60

PENGARUH STRATEGI BELAJAR PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X IPS 3 SMA N 1 KALIREJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 59

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP PENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 5 66

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IIS 3 DI SMAN 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5 21 61

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KESADARAN SEJARAH DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS 2 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 20152016

0 1 14