DIVERSIFIKASI MATA PENCAHARIAN PETANI KARET DAN PENAMBANG EMAS DI DESA SIMPANG MANDEPO KECAMATAN MUARASIPONGI.

Diversifikasi Mata Pencaharian Petani Karet dan Penambang
Emas Di Desa Simpang Mandepo Kecamatan
Muarasipongi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
ROBIATUL ADAWIYAH
3122122008

PRODI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
Robiatul Adawiyah. Nim : 3122122008. Diversifikasi Mata
Pencaharian Petani Karet Dan Penambang Emas Di Desa

Simpang Mandepo Kecamatan Muarasipongi. Program Studi
Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Medan, 2016.
Penelitan ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan bagaimana
pola mata pencaharian masyarakat Desa Simpang Mandepo. Sebelum melakukan
diversifikasi mata pencaharian, pekerjaan apa saja yang di lakukan masyarakatnya
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui apa yang melatarbelakangi masyarakat Simpang Mandepo melakukan
diversifikasi mata pencaharian selain petani karet juga sebagai penambang emas,
dan keuntungan yang di dapat masyarakatnya sebagai penambang emas.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode kualitatif dengan
menggunakan pendekatan deskriptif, dimana penulis menggambarkan atau
mendeskripsikan bagaimana diversifikasi mata pencaharia petani karet dan
penambang emas pada masyarakat Simpang Mandepo, Kecamatan Muarasipongi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rumah tangga meningkat
setelah adanya pertambangan. Strategi yang digunakan masyarakatnya saat
menghadapi kendala dengan mata pencaharian utama yang menjadi andalan
masyarakat yaitu karet. Seiring dengan hal tersebut maka tingkat pendapatan
petani juga menurun. Hal ini di buktikan dengan adanya usaha masyarakat petani
yang menggeluti usaha non sektor pertanian sebagai mata pencaharian sambilan

atau dapat dikatakan sebagai mata pencaharian tambahan. Berbagai masalah yang
di hadapi oleh petani tersebut pada umumnya disebabkan oleh turunnya harga
karet dan kondisi cuaca yang tidak menentu yang dapat merusak karet.
Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa masyarakat memecahkan
masalah kehidupan ekonomi melalui kegiatan perekonomian melalui diversifikasi
mata pencaharian untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan menambah
hasil pendapatan dan tetap bekerja keras di lahan sendiri dengan menanam
tanaman seperti cabai, tomat maupun sayur mayur. Pekerjaan ini dilakukan untuk
menambah penghasilan untuk kebutuhan ekonomi keluarga, dan sesuai dengan
potensi alam yang tersedia. Selain dari pemanfaatan sumber daya alam juga
sumber daya manusia yang harus dilakukan agar bisa meningkatkan taraf ekonomi
masyarakatnya.

Kata kunci : Diversifikasi Mata Pencaharian, Petani Karet, Strategi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
yang senantiasa menyertai dan memberikan rahmat yang begitu besar sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul Diversifikasi Mata

Pencaharian Petani Karet dan Penambang Emas di Desa Simpang Mandepo
Kecamatan Muarasipongi. Shalawat beruntaikan salam juga tidak pernah lupa
penulis hanturkan untuk baginda Rasullah SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya, semoga kelak mendapatkan safaat dari beliau. Tulisan ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat kepada semua pihak yang
membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut.
Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan yang
baik dan berguna agar menjadi lebih, karena penulis menyadari bahwa penulisan
ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, dan hal ini tentunya
disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki oleh penulis.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima
bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan
skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal
Gultom, M.Pd
2. Ibu Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, Dra.
Nurmala Berutu, M.Pd

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan
Antropologi sekaligus penguji II yang memberikan perhatian dan
dukungannya kepada mahasiswa/mahasiswi stambuk 2012 dalam
menyusun skripsi
4. Ibu Supsiloani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang sangat
bermanfaat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
5. Ibu

Dr. Rosramadhana, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Akademik dan penguji I yang senantiasa membimbing penulis
selama perkuliahan
6. Bapak Erond L. Damanik selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini
lebih baik
7. Seluruh Dosen dan civitas akademik Program Studi Pendidikan
Antropologi terima kasih atas ilmu, pengalaman dan motivasi
selama ini
8. Ayahanda ABD. Halim dan Ibunda Siti Aminah yang telah

membesarkan dan mencurahkan segalanya untuk anak-anaknya,
baik secara materi maupun nonmateri.

9.

Bapak Rudianto selaku Kepala

Desa Simpang Mandepo dan

Bapak Hamdani selaku Sekretaris Desa yang sudah memberikan
informasi dan data yang diperlukan penulis
10. Bapak Syarif selaku Sekretaris Camat Muarasipongi serta staf
pegawai Kantor Camat Muarasipongi yang telah membantu dan
memberikan data dalam penyelesaian skripsi ini
11. Sahabat-sahabat seperjuangan Donna sari Nasution, evzun
lanutu’id, Nurhalimah Sipahutar, Tri Hardianti Hamdiah, Leli
pitria, Riska, Hana dan semua angkatan 2012 serta seluruh
mahasiswa Pendidikan Antropologi
12. Terkhusus buat kakakku Rodiah, Restu, Siti dan abangku Holid
yang memberi dukungan dan motivasi serta doa yang tiada hentihentinya

13. Teman-teman dan adik-adik satu kost Gg. Rukun : Yuni Sinaga,
Dina, Dewi, Fitrah Khairani, yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini
oleh karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima
sebagai perbaikan yang positif. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan
semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 20 Juni 2016
Penulis

Robiatul Adawiyah

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah .................................................................................. 4
1.3. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI .................................... 7
2.1. Kajian Pustaka ........................................................................................... 7
2.2. Kerangka Teori.......................................................................................... 10
2.2.1. Teori Budaya Ekonomi Rasional ..................................................... 10
2.3. Kerangka Konsep ...................................................................................... 12
2.3.1. Diversifikasi Mata Pencaharian ........................................................ 12
2.3.1. Sistem Mata Pencaharian ................................................................. 13
2.3.2. Petani ................................................................................................ 14
2.3.3. Karet ................................................................................................ 15
2.3.4. Penambang Emas .............................................................................. 16
2.3.5. Status Sosial Ekonomi ....................................................................... 17
2.4. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 19
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 21
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 21

i


3.2. Subjek dan Objek Penelitian ..................................................................... 22
3.2.1. Subjek Penelitian ................................................................. 22
3.2.2. Objek Penelitian .................................................................. 22
3.3. Lokasi Penelitian ....................................................................................... 23
3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 23
a. Observasi .................................................................................... 23
b. Wawancara ................................................................................. 24
c. Dokumentasi .............................................................................. 25
3.5. Teknik Analisis Data ................................................................................ 26
a. Mengumpulkan Data ................................................................... 26
b. Menganalisi Data ......................................................................... 27
c. Menginterpretasi Data ................................................................. 27
d. Penarikan Kesimpulan ................................................................. 28
BAB IV. PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................... 29
4.1.1. Sejarah Desa ................................................................................. 29
4.1.2. Keadaan Demografis Lokasi Penelitian ....................................... 31
4.1.3. Keadaan Penduduk ....................................................................... 32
4.1.3.1. Suku Bangsa .................................................................... 32

4.1.3.2. Bahasa ............................................................................. 33
4.1.3.3. Mata Pencaharian ............................................................ 34
4.1.3.4. Pendidikan ....................................................................... 34
4.1.3.5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 35
4.1.3.6. Agama ............................................................................. 35
4.1.3.7. Sistem Sosial ................................................................... 36
ii

4.2. Hasil Penelitian ........................................................................................ 37
4.2.1. Kondisi Masyarakat Sebelum Adanya Pertambangan ................... 37
4.2.2. Latar Belakang Melakukan Diversifikasi Mata Pencaharian ......... 38
4.2.1.1. Bertani Sebagai Mata Pencaharian ...................................... 38
4.2.1.2. Bertani Karet ....................................................................... 41
4.2.1.3. Keuntungan Sebagai Penambang Emas ............................... 43
4.3. Etos Kerja Masyarakat ............................................................................. 44
4.4. Usaha Pertambangan ................................................................................ 45
4.5. Pola Pembagian Waktu Kerja Mencari Nafkah ....................................... 51
4.6. Hambatan Dalam Kehidupan Ekonomi Pertambangan............................. 52
4.7. Pembahasan................................................................................................ 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 59
5.2. Saran ......................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Simpang Mandepo.................................................

31

Tabel 2. Sarana dan Prasarana Desa ..........................................................................

34

Table 3. Jumlah Penduduk Desa Simpang Mandepo................................................


32

Table 4. Sarana Dan Prasarana Desa ........................................................................

35

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka Berpikir..............................................................

18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Setiap manusia memiliki tingkat kebutuhan yang berbeda-beda tergantung
pada tingkat pengetahuan dan tingkat penghasilannya. Tingkat-tingkat kebutuhan
ini dapat dipuaskan dengan barang dan jasa, yang didapatkan dengan cara
berusaha dan bekerja. Sesuatu usaha yang dilakukan secara terus menerus oleh
individu guna mendapatkan alat pemuasnya disebut dengan sistem mata
pencaharian hidup.
Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian penduduk, sehingga
untuk mendapatkan penghasilan mereka menanam tanaman yang berumur pendek
seperti: kacang-kacangan, cabai, tomat, kentang, jagung dan lain-lain. namun
tanaman yang berumur panjang tetap ditanam seperti: kopi, karet,coklat dan lainlain. dalam rangka usaha bercocok tanam di ladang, sebagian besar tenaga kerja
berasal dari keluarga petani sendiri atau anggota keluarga lain diminta bantuaan
khusus pada waktu panen.
Desa Simpang Mandepo adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Muara Sipongi Kabupaten Mandailing Natal, yang masyarakatnya saat ini
menggunakan sebagian lahan perladangannya sebagai tempat pertambangan untuk
mempertahankan kehidupannya. Pertambangan di lahan perladangan yang selama

1

ini dilakukan oleh masyarakat Simpang Mandepo lebih difokuskan pada hasil
yang diperoleh. Padahal pertambangan juga dapat mengakibatkan perubahan
terhadap perilaku masyarakat terhadap penggunaan lahan perladangan, contohnya
yang dulunya masyarakat bekerja sebagai petani tetapi setelah ada pertambangan
mereka lebih memfokuskan untuk menjadi penambang dan mereka melakukan
pertambangan di lahan perladanganya. Pertambangan di lahan perladangan tidak
dapat dipisahkan dari dampak yang mungkin akan timbul, baik dampak ekologi
maupun ekonomi misalnya terjadinya longsor.
Keadaan alam Simpang Mandepo Kecamatan Muarasipongi sangat
mendukung pada sektor pertanian dan perladangan sebagai mata pencaharian
masyarakat Simpang Mandepo yang memiliki tanah yang luas dan subur. Sistem
perladangan masyarakat Simpang Mandepo yang biasa ditanami di ladang
berbagai macam, salah satunya pohon karet, coklat dan kopi. Tetapi yang lebih
banyak ditanami oleh masyarakatnya adalah pohon karet, oleh karena itu
masyarakat Simpang Mandepo rata-rata memiliki mata pencaharian sebagai
petani.
Apabila dilihat kegiatan dalam pertanian itu sendiri, tampaknya petani
dan keluarganya tidak harus terus menerus berada di lahan pertaniannya. Dalam
masa-masa tertentu, terutama setelah tahap penanaman selesai mereka mempunyai
banyak waktu luang karena masa-masa seperti itu biasanya mereka hanya sekalikali pergi ke lahan pertaniannya. Dengan demikian, sebenarnya mereka
mempunyai waktu yang dapat digunakan untuk mengerjakan pekerjaan di luar
sektor pertanian sebagai mata pencaharian tambahan atau sambilan. Akan tetapi,
2

mengingat tingkat pendidikan para petani umumnya rendah, tidak tertutup
kemungkinan ada yang tidak pernah bersekolah.
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki umumnya rendah, maka
jenis-jenis pekerjaan yang tersedia di daerah dan atau di luar daerah hanya jenisjenis pekerjaan tertentu yang dapat mereka kerjakan.
Lahan perladangan masyarakat desa banyak ditanami pohon karet, dan
coklat. Biasanya masyarakat desa juga banyak mendapat penghasilan tambahan
dari panen coklat, beberapa hari setelahnya serangan tupai membuat masyarakat
mengeluh karena banyak buah coklatnya yang dimakan tupai. Kurangnya
dukungan cuaca membuat penghasilan petani karet berkurang, pada dasarnya
getah pohon karet tidak bisa membeku dikarenakan faktor cuaca dan ditambah
lagi dengan harga karet yang semakin lama semakin menurun.
Hal ini membuat masyarakat memiliki pola pikir membuat usaha
tambahan dalam memenuhi kebutuhan hidup, oleh karena itu menjadi kenyataan
bahwa dalam sebagian masyarakat desa, keluarga atau rumah tangga untuk
menambah mata pencaharian atau melakukan lebih dari satu mata pencaharian
apalagi wilayahnya di dukung dengan ketersediaan sumber daya alam.
Kecamatan Muarasipongi Desa Simpang Mandepo terkenal dengan
lahan perladangannya dimanfaatkan juga sebagai mata pencaharian yaitu
pertambangan. Masyarakatnya memanfaatkan sebahagian lahan ladangnya untuk
membuka pertambangan, Simpang Mandepo merupakan desa yang sudah banyak
memiliki tempat pertambangan di ladangnya. Dan pertambangan merupakan salah
satu peluang usaha masyarakat Simpang Mandepo.

3

Secara historis keberadaan pertambangan di Muarasipongi sudah ada
sekitar tahun 1806 sejak kedatangan Hindia-Belanda dengan tujuan untuk
merampas kekayaan alam yang ada di Muarasipongi. Kedatangan para penjajah ke
Muarasipongi untuk membuka beberapa pertambangan agar menghasilkan
keuntungan yang besar seperti yang diharapkan. Usaha sektor pertambangan juga
perlu di dukung oleh ketersediaan sistim jaringan informasi yang memadai dalam
rangka memberikan kemudahan penyediaan data dan informasi bagi semua pihak
yang berkepentingan dalam penanganan pertambangan. Pertambangan tersebut
membawa

dampak

bagi

masyarakat

Simpang

Mandepo,

Kecamatan

Muarasipongi. Pertambangan merupakan salah satu usaha mata pencaharian di
desa Simpang Mandepo.
Mempunyai mata pencaharian sebagai penambang emas dan juga
memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitar mereka. Dari fenomena
penganekaragaman mata pencaharian tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji
tentang “Diversifikasi Mata Pencaharian Petani Karet dan Penambang Emas
Di Desa Simpang Mandepo Kecamatan Muarasipongi”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut :

1) Sistem mata pencaharian utama masyarakat Desa Simpang Mandepo
2) Diversifikasi mata pencaharian petani karet menjadi penambang
emas

4

3) Keuntungan dari usaha penambang emas
4) Hubungan sesama penambang emas di desa Simpang Mandepo
dalam memanfaatkan sumber daya alam
5) Pengaruh diversifikasi mata pencaharian pada status sosial ekonomi

1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi masyarakat desa Simpang Mandepo Kecamatan
Muarasipongi sebelum adanya pertambangan emas ?
2. Apa yang melatarbelakangi masyarakat desa Simpang Mandepo
untuk melakukan diversifikasi mata pencaharian selain petani karet
juga sebagai penambang emas ?
3. Apa keuntungan yang di dapat masyarakat Simpang Mandepo
sebagai penambang emas ?

1.4 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui kondisi masyarakat desa Simpang Mandepo
Kecamatan Muarasipongi sebelum adanya pertambangan emas
2) Untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi masyarakat desa
Simpang Mandepo untuk melakukan diversifikasi mata pencaharian
selain petani karet juga sebagai penambang emas
3) Untuk mengetahui keuntungan yang di dapat masyarakat Simpang
Mandepo sebagai penambang emas.

5

1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain :
1) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi penting
bagi penentu kebijakan, khususnya masyarakat pemilik lahan dan
pihak-pihak terkait untuk membuat kebijakan yang lebih baik terkait
dengan pembukaan pertambangan emas di kawasan lahan perladangan.
2) Manfaat Teoritis
Memberikan informasi akan kondisi sosial ekonomi masyarakat
Desa Simpang Mandepo, Kecamatan Muarasipongi.

6

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1.

Sebelum adanya pertambangan emas kondisi masyarakat di pedesaaan
pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai petani, petani dan
masyarakat desa merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Karena
pertanian merupakan mata pencaharian bagi masyarakat pedesaan.
Pertanian Karet yang merupakan mata pencaharian utama yang menjadi
andalan masyarakat saat itu mengalami kendala yaitu dengan menurunnya
harga karet dan juga disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu sehingga
bisa merusak karet. Dengan keadaan ekonomi yang semakin memburuk
masyarakat mulai berpikir untuk mencari solusi agar pendapatan mereka
tetap berjalan. Masyarakat mulai bekerja di sawah untuk menanam padi
supaya bisa mengurangi pengeluaran mereka dengan hasil panen dari
sawah mereka bisa menghemat pengeluaran dikarenakan tidak lagi harus
membeli beras bahkan hasil panen tersebut cukup untuk bekal bagi
keluarga mereka dengan tenggang waktu yang cukup lama.

2. Adapun penyebab masyarakat melakukan diversifikasi mata pencaharian
bisa dilihat dari hasil pendapatan masyarakatnya yang semakin meningkat
dengan menggeluti usaha non sektor pertanian yaitu sebagai penambang.

59

Berprofesi sebagai petani karet dulunya bisa memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga mereka. Seiring dengan berjalannya waktu karet pun
mengalami kendala dengan disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak
menentu yang bisa merusak karet dan ditambah lagi harga karet yang
semakin menurun. Jika hanya mengandalkan dari satu sumber pendapatan
mengingat kondisi ekonomi masyarakatnya yang semakin memburuk
membuat mereka berpikir untuk melakukan diversifikasi mata pencaharian
dengan memanfaatkan sebagian lahan perladangan mereka untuk
membuka

pertambangn,

dengan

terbukanya

peluang

usaha

bagi

masyarakatnya bisa meningkatkan taraf ekonomi mereka. Diversifikasi
pertanian yakni pemanfaatan lahan pertanian untuk dua kepentingan yang
memiliki daya guna sekaligus. Hal ini bertujuan untuk menghindari
ketergantungan

dari

satu

hasil

pertanian,

artinya

petani

dapat

menggunakan satu lahan untuk dua kepentingan bisnis misalnya dapat
ditempuh dengan berbagai cara seperti; (1) Memperbanyak jenis kegiatan
pertanian; Contohnya: selain petani menanam jagung, juga petani tersebut
berternak itik dan maupun berternak ikan, membuka tambak. (2)
Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan tertentu; Contohnya:
Dalam sebuah ladang, selain ditanami singkong, juga ditanamai padi
ladang, atau juga ditanamai jagung, tanaman palawija, kacang tanah,
sayur-mayur, ubi jalar, dan lain sebagainya.
3. Keuntungan yang di dapat masyarakat Simpang Mandepo sebagai
penambang emas

bisa kita lihat dari hasil pendapatan mereka yang

60

meningkat saat menggeluti usaha sebagai penambang. Dengan adanya
pertambangan kehidupan masyarakat semakin membaik dan meningkatnya
perekonomian. Terbukanya peluang kerja dan usaha dapat meningkatkan
kesejahteraan

bagi

masyarakatnya

dan

dapat

mempertahankan

kehidupannya meskipun terkadang hasil tambang bisa meningkat dan bisa
juga menurun. Inilah salah satu strategi yang dilakukan masyarakat
Simpang Mandepo untuk pemecahan masalah-masalah dalam kehidupan
ekonomi mereka. Diversifikasi juga dianggap sebagai suatu norma (Barret
dan Reardon, 2000). Pandangan tersebut dilandasi argumen relatif sedikit
orang yang menggantungkan hidupnya hanya dari satu sumber
pendapatan, mengharapkan kesejahteraannya hanya pada satu jenis aset,
atau menggunakan aset-aset hanya pada satu aktifitas tunggal. Sebagai
suatu norma maka diversifikasi menjadi seperti prasyarat bagi rumah
tangga untuk dapat mencapai atau mempertahankan kepuasan (utility)
pada tingkat tertentu. Kondisi perekonomian yang semakin sulit dapat
menjadikan diversifikasi pendapatan sebagai suatu pilihan strategi
kehidupan (livelihood strategy) bagi banyak rumah tangga, khususnya di
negera-negara berkembang (Ersado, 2003).

61

5.2. Saran
Masyarakat

Desa

Simpang

Mandepo

yang

banyak

mengalami

permasalahn-permasalahan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan hingga
sekarang ini dijadikan sebagai tantangan hidup bagi mereka. Karena yang
namanya manusia yang membutuhkan pekerjaan pasti mengalami hambatanhambatan yang akan membuat mereka lebih giat dan bekerja keras. Adanya
hambatan tersebut tidak menggoyahkan usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarganya. Memilih atau melakukan beberapa pekerjaan yang
dilakukan masyarakatnya harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki
dan potensi alam yang tersedia.
1. Sebaiknya

masyarakat

diberi

penyuluhan

dari

pemerintah

mengenai pertambangan dan memberi bantuan peralatan untuk
membuka pertambangan dan pengolahannya. Serta memberikan
izin

penambangan

agar

masyarakatnya

bisa

bekerja

dan

mendapatkan penghasilan.
2. Bagi masyarakatnya juga harus bisa menjaga kelestarian hutan dan
tidak merusak banyak lahan perladanngan, yang mengalihkan
fungsi lahan pertanian menjadi penambangan. Dan memikirkan
dampak yang akan terjadi dikemudian hari. Dan menjaga kualita
tanah

dengan

menanam

kembali

pepohonan

di

daerah

pertambangan yang sudah tidak digunakan lagi/sudah tutup agar
tidak terjadi erosi/ longsor.

62

DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :

Ade , Iwan Setiawan. 2000. Penghijauan Dengan Tanaman Potensial. Jakarta: PT
Penebar Swadaya.
Andrian, Sutedi. 2012. Hukum Pertambangan. Jakarta: Sinar Grafika Nuansa, Aulia.
2010. Pertambangan Mineral Dan Batubara. Bandung: CV Nuansa Aulia.
Benni, Djohor. 1993. Peran Pendidikan Dalam Pembinaan Kebudayaan Nasional
Daerah Sumatera Barat. Padang: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Bagong dan sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
I, Made Sumerta, dkk. 2013. Fungsi Dan Makna Upacara Ngusaba Gede Lanang
Kapat. Yogyakarta: Ombak.
Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
.1990. Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia.
Muhammad, Rusli Karim.1982. Seluk Beluk Perubahan Sosial. Surabaya: Usaha
Nasional.
Maran, Rafael. 2000. Manusia Dan Kebudayaan Dalam Perspektif Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Purnomo, Yusgiantoro. 1995. Buku Tahunan Pertambangan Dan Energi Indonesia
1994. Jakarta: Departemen Pertambangan Dan Energi.
Paisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Roger, M Keesing. 1981. Antropologi Budaya. Cbs Collega Publishing: Erlangga.
Rohwulaningsih, Yeti.. 1993. Sistem Pengetahuan Tradisional Dalam Bidang Mata
Pencaharian Daerah Jawa Tengah. Jawa Tengah: Pengkajian Dan Pembinaan
Nilai-nilai Budaya (p3nb) Jawa Tengah.
Seobadi, dkk. 1988. Buku Tahunan Pertambangan Indonesia 1987. Jakarta:
Departemen Pertambangan Dan Energi.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R & D).
Bandung: Alfabeta.
Tebok, Indratinah. 1990. Masyarakat Petani Mata Pencaharian Sambilan Dan
Kesempatan Kerja Daerah Nusa Tenggara Timur. Jakarta: Pendidikan dan
Kebudayaan.

Sumber Skripsi :

Denar Seftian Arifin.2010. Dampak Peralihan Mata Pencaharian Terhadap Mobilitas
Sosial. Yogyakarta: Skripsi.
Eny Lesmana Manurung.2009. Diversifikasi Mata Pencaharian Petani Bawang
Menjadi Penangkap Ikan Pora-Pora Di Desa Simanindo Kecamatan Simanindo
Kabupaten Samosir.Medan: Skripsi.
Reny Widya Barus.2009. Pola Mata Pencaharian Hidup Suku Anak Dalam Di Taman
Nasional Bukit Dua Belas Provinsi Jambi. Medan: Skripsi.
Sofyan Anshori Lubis.2011. Analisis Dampak Pertambangan Emas Secara
Tradisional Di Kawasan Hutan Lindung Terhadap Distribusi Pendapatan Rumah
Tangga Dan Lingkungan. Medan: Skripsi.
Sumber Lain
Larangin, Adhop. “Pengaruh Luar Ke Dalam Wilayah Muarasipongi”. 25 Januari
2016 pukul 23.28 WIB. http://damhadi85.blogspot.co.id/2013/03/bab-vi-pengaruhluar-ke-dalam-wilayah-muarasipongi.html.
Nasirreasoi. “Tanaman Karet”. 23 April 2016 pukul 07.25WIB.
http://nasirreasoi.blogspot.co.id/2013/01/tanaman-karet-7153.html.
Naysira. “Beberapa Manfaat Sawah”. 16 Juni 2016. http://www.naysira.com/2015/10/
inilah-beberapa-manfaat-sawah-bagi.html.
http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-umum-sawah-macamjenis-sawah.html.
http://chairuelamien.blogspot.co.id/2011/06/teori-rasionalitas-petani.html