Fungsi Pembangkit Momen MOMENT, CUMULANT, DAN CHARACTERISTIC FUNCTION DARI GENERALIZED EXPONENTIAL DISTRIBUTION

12

2.8 Momen

Karakterisasi terhadap suatu distribusi dapat dilakukan dengan mengkaji momen dari distribusi tersebut. Momen memiliki peran penting dalam statistika karena mampu menjelaskan sebaran dari peubah acak. Momen didefinisikan sebagai berikut : Definisi 2.8 Momen ke-r di sekitar titik asal dari peubah acak didefinisikan oleh � ′ = � � . Jika X peubah acak diskrit, maka � ′ = � � = � 2.15 Dan jika X peubah acak kontinu, maka � ′ = � � = � ∞ −∞ 2.16 Bila momen pertama dan kedua di sekitar titik asal dinyatakan dengan 1= ′ � dan 2 ′ = E X 2 , maka rataan dan variansi suatu peubah acak dapat ditulis sebagai berikut: = � = ′ 1 dan � � � = 2 ′ − 2 Walck, 2007 Pada sub-bab selanjutnya akan diuraikan mengenai fungsi pembangkit kumulan dari distribusi generalized eksponensial. 13

2.9 Fungsi Pembangkit Kumulan

Fungsi pembangkit kumulan digunakan untuk menghitung kumulan dari variabel acak X. Fungsi pembangkit kumulan disimbolkan dengan � � , didefinisikan sebagai berikut : Definisi 2.9 Fungsi Pembangkit Kumulan didefinisikan sebagai � � � ≡ �� ∞ =1 � ln � � � = ln �� 2.17 Dimana � � � : Fungsi Karakteristik � � � : Fungsi Pembangkit momen Walck, 2007 Karakteristik lain dari distribusi generalized eksponensial yang akan dicari dalam penelitian ini adalah kumulan. Definisi kumulan akan diuraikan pada sub-bab selanjutnya.

2.10 Kumulan

Kumulan merupakan suatu karakteristik dari suatu distribusi peluang. Kumulan dapat dicari menggunakan cara langsung atau dengan penurunan fungsi pembangkit kumulan. 14 Definisi 2.10 Kumulan � didefinisikan sebagai berikut: � � � ≡ �� ∞ =1 2.18 Dengan menggunakan deret Maclaurin maka didapat : � � � = �� 1 ′ + 1 2 �� 2 2 ′ − 1 ′ 2 + 1 3 �� 3 2 1 ′ 3 − 3 1 ′ 2 ′ + 3 ′ + 1 4 �� 4 −6 1 ′ 4 + 12 1 ′ 2 2 ′ − 3 1 ′ 2 − 4 1 ′ 3 ′ + 4 ′ + 1 5 �� 5 24 1 ′ 5 − 60 1 ′ 3 2 ′ + 20 1 ′ 2 3 ′ − 10 2 ′ 3 ′ +5 1 ′ 6 2 ′ 2 − 4 ′ + 5 ′ + ⋯ Dimana � ′ momen baku, maka dapat dituis kembali sebagai berikut: 1 = 1 ′ 2 = 2 ′ − 1 ′ 2 3 = 2 1 ′ 3 − 3 1 ′ 2 ′ + 3 ′ 4 = −6 1 ′ 4 + 12 1 ′ 2 2 ′ − 3 2 ′ 2 − 4 1 ′ 3 ′ + 4 ′ � − � � �� � � = � ′ − � − 1 − 1 �−1 =1 �− ′ Kendall Stuart, 1977 Kemudian, kumulan-kumulan diatas dapat digunakan untuk mencari skewness yang akan dijelaskan pada sub-bab selanjutnya. 15

2.11 Skewness

Kemencengan atau kecondongan skewness adalah tingkat ketidaksimetrisan atau kejauhan simetri dari sebuah distribusi. Sebuah distribusi yang tidak simetris akan memiliki rata-rata, median, dan modus yang tidak sama besarnya. Definisi 2.11 Skewness dari suatu variable random X yang dinotasikan dengan Skew[X] didefinisikan sebagai: � = [ � − 3 ] [ � − 2 ] 3 2 = � 3 � 2 3 2 2.19 Skewness merupakan ukuran dari kesimetrisan atau lebih tepatnya kekurang- simetrisan. Suatu distribusi dikatakan simetris jika distribusi tersebut nampak sama antara sebelah kanan dan sebelah kiri titik.pusatnya. Distribusi - distribusi yang simetris misalnya distribusi normal, distribusi t dan distribusi seragam. Distribusi –distribusi yang mempunyai skewness positif misalnya distribusi eksponensial, distribusi Chi-kuadrat, distribusi Poisson dan distribusi Binomial dengan p 0.5 sedangkan distribusi yang mempunyai skewness negatif misalnya distribusi Binomial dengan p 0.5. deGunst dan van der Vaart, 1993 Selain itu, kumulan juga dapat digunakan untuk mencari kurtosis yang akan dijelaskan definisinya pada sub-bab selanjutnya.