Distilasi Asam Lemak Kristalisasi Asam Stearat Drying Purifikasi Asam Oleat Asam Stearat

Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah tangki dekantasi. Air dan gliserol yang terkandung didalamnya keluar dari bagian bawah dekanter. Sedangkan asam lemak yang terdiri dari asam oleat dan asam stearat serta unreacted feed keluar dari bagian atas dekanter.

4. Distilasi Asam Lemak

Asam lemak yang keluar dari tangki dekantasi masih mengandung sejumlah stearin dan olein yang tidak bereaksi. Feed yang tidak bereaksi ini dapat mempengaruhi tingkat kemurnian dan kualitas produk akhir. Oleh karena itu perlu dilakukan pemisahan antara campuran asam stearat dan asam oleat dengan lemak yang tidak bereaksi ini. Proses pemisahan dilakukan dengan menggunakan sebuah kolom distilasi. Asam lemak yang memiliki titik didih lebih rendah akan teruapkan dan keluar melalui bagian atas kolom distilasi. Sedangkan unreacted feed akan keluar dari bagian bawah kolom distilasi dan di reaksikan kembali untuk menghasilkan asam lemak.

5. Kristalisasi Asam Stearat

Setelah keluar dari kolom distilasi, akan dilakukan pemisahan kembali antara asam stearat dengan asam lemak. Pemisahan dilakukan dengan menggunakan perbedaan tingkat kejenuhan asam lemak pada larutan tertentu dan temperatur tertentu. Proses kristalisasi dilakukan dengan menggunakan pelarut dan pendinginan dengan menggunakan refrigerant amonia pada temperatur -30 o C. Kristal asam stearat yang terbentuk nantinya akan dipisahkan dari larutan filtrat-nya yang terdiri dari asam stearat yang tidak mengkristal, asam oleat dan etil asetat di dalam sebuah centrifuge.

6. Drying

Kristal-kristal asam stearat yang telah terpisah dari larutan filtrat- nya masih mengandung sedikit etil asetat dan asam oleat. Oleh karena itu, dilakukan distilasi untuk mengeluarkan toluene, benzene dan xylene dari asam stearat.

7. Purifikasi Asam Oleat

Filtrat yang keluar dari dryer yang masih mengandung solvent akan dikeluarkan solvent-nya untuk digunakan kembali. Setelah terpisah dari solvent-nya, masing-masing produk kemudian masuk ke dalam tangki penyimpanannya masing-masing.

8. Proses Penanganan Produk Samping

Produk samping yang terbentuk ialah gliserol. Dari proses reaksi hidrolisis tristearin dengan air, dihasilkan gliserol yang masih bercampur dengan air yang disebut dengan sweet water. Untuk meningkatkan nilai jual dari produk samping ini, maka perlu dilakukan proses pemekatan kandungan air yang bercampur dengan gliserol.

E. Basis Perancangan

Kebutuhan asam stearat di Indonesia pada tahun 2006 berdasarkan data Biro Pusat Statistik sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1 mencapai 6.759.231 kgtahun. Perkiraan trend kebutuhan asam stearat di Indonesia pada tahun 2014 secara pendekatan linier mencapai 39.304 tontahun. Kapasitas pabrik asam stearat akan dirancang sebesar 20.000 ton per tahun. Menurut Lurgi 1991 untuk perancangan pabrik dengan kapasitas produksi di atas 50 ton per hari, proses produksi dilaksanakan secara kontinyu.

III. SPESIFIKASI BAHAN

A. Spesifikasi Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan asam stearat adalah stearin yang di dalamnya masih mengandung sedikit olein. Stearin Bahan baku pembuat asam stearat adalah stearin dengan spesifikasi dibawah ini :  Rumus Kimia : C 57 H 110 O 6  Berat Molekul : 890  Titik Leleh : 73 o C  Titik Didih : 466,85 o C  Bentuk : Solid  Kemurnian : 90 10 olein  Harga : Rp 3.162 kg http:icispricing.com Dengan olein yang terdapat di dalam stearin memiliki spesifikasi sebagai berikut : Olein  Rumus Kimia : C 57 H 104 O 6  Berat Molekul : 884  Titik Leleh : -  Titik Didih : 461,85 o C  Bentuk : Liquid  Kemurnian : 10 90 stearin

B. Spesifikasi Produk

1. Asam Stearat

 Rumus Kimia : C 18 H 36 O 2  Berat Molekul : 284  Temperatur Kritis : 530,85 o C  Tekanan Kritis : 13,4221 atm  Titik Didih : 375,2 o C  Titik Leleh : 69,6 o C  SpGr pada 60 o F : 0,847  Bentuk : Solid  Kemurnian : 99,5  Kelarutan : 0,1027 grgr toluene T = 30 o C : 0,00000588 grgr toluene T = -30 o C  Harga : Rp 9.579kg http:icispricing.com

2. Asam Oleat

Dokumen yang terkait

PRELIMINARY DESIGN OF PROPYLENE GLYCOL PLANT FROM PROPYLENE OXIDE AND WATER USING ACID CATALYST Preliminary Design of Propylene Glycol Plant from Propylene Oxide and Water Using Acid Catalyst Capacity of 60,000 Tons/Year.

0 4 18

PRELIMINARY DESIGN OF PROPYLENE GLYCOL PLANT FROM PROPYLENE OXIDE AND WATER USING ACID CATALYST Preliminary Design of Propylene Glycol Plant from Propylene Oxide and Water Using Acid Catalyst Capacity of 60,000 Tons/Year.

0 2 14

CHAPTER I Preliminary Design of Propylene Glycol Plant from Propylene Oxide and Water Using Acid Catalyst Capacity of 60,000 Tons/Year.

0 2 9

PRELIMINARY DESIGN OF PROPYLENE GLYCOL PLANT FROM PROPYLENE OXIDE AND WATER USING ACID CATALYST Preliminary Design of Propylene Glycol Plant from Propylene Oxide and Water Using Acid Catalyst with Capacity of 50,000 Ton/Year.

0 4 15

PRELIMINARY DESIGN OF PROPYLENE GLYCOL PLANT FROM PROPYLENE OXIDE AND WATER USING ACID Preliminary Design of Propylene Glycol Plant from Propylene Oxide and Water Using Acid Catalyst with Capacity of 50,000 Ton/Year.

0 2 14

FINAL PROJECT PRELIMINARY DESIGN OF TERTIARY BUTYL ALCOHOL Preliminary Design of Tertiary Butyl Alcohol Plant from Isobutylene and Water, Capacity of 80,000 Tons/Year.

0 2 19

TITLE PAGEFINAL PROJECT Preliminary Design of Tertiary Butyl Alcohol Plant from Isobutylene and Water, Capacity of 80,000 Tons/Year.

0 2 16

INTRODUCTION Preliminary Design of Tertiary Butyl Alcohol Plant from Isobutylene and Water, Capacity of 80,000 Tons/Year.

0 2 9

INTRODUCTION Preliminary Design Of Chemical Plant The Production Of Linear Alkylbenzene From 1-Dodecene And Benzene With Capacity 20,000 Tons Per Year.

0 9 8

PRELIMINARY DESIGN OF CHEMICAL PLANT THE PRODUCTION OF LINEAR ALKYL BENZENE FROM 1-DODECENE AND Preliminary Design Of Chemical Plant The Production Of Linear Alkylbenzene From 1-Dodecene And Benzene With Capacity 20,000 Tons Per Year.

2 15 9