Analisis Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM EKSTENSI MEDAN

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT DAN SISTEM PENAGIHAN PIUTANG PADA PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE

CABANG MEDAN

DRAFT SKRIPSI

Diajukan Oleh:

JIMMY HORASMA SINURAT 050521068

DEPARTEMEN MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Jimmy Horasma Sinurat (2008), Analisisi Pemberian Kredit Dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan, Di bawah bimbingan Drs. Syahyunan, MSi (Pembimbing), Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE,MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Friska Sipayung M.Si (Penguji I), Dr. Khaira Amalia F. SE, MBA, AK (Penguji II)

Perusahaan pemberian kredit semakin berkembang diakibatkan semakin berkembangnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi konsumen. Perusahaan pemberi kredit dituntut memperhatikan prosedur pemberian kredit dan penagihan terhadap piutang yang lebih selektif untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pemberi kredit juga menghadapi tingkat persaingan yang semakin ketat dari perusahaan pesaing. Perusahaan pemberi kredit juga mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap dunia perkreditan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk: Menganalisis pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan. Menciptakan sistem pemberian kredit dan penagihan piutang yang selektif tetapi dapat bersaing dan diminati masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Timbulnya kredit macet dikarenakan kelalaian pihak kredit didalam melakukan proses pra kredit dan integrity dari pihak kredit yang kurang.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena begitu besar kasih dan pertolongannya kepada kita semuanya. Begitu besarnya berkat yang saya terima sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi.

Skripsi membahas tentang kredit dan piutang dengan judul “ Analisis Pemberian Kredit Dan Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan”. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan dalam penyelesaian program Strata I pada Departemen Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi USU.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari perhatian, bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Bapak Drs.Jhon Tafbu Ritonga, M,Ec selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof.Dr.Hj.Ritha F.Dalimunthe,SE,Msi selaku Ketua Departemen Manajemen FE USU.

3. Bapak Drs. Syahyunan MSi, sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu serta memberikan bimbingan dan saran untuk penyelesaian skripsi.

4. Ibu Dra. Friska Sipayung MSi, sebagi dosen penguji I dan Ibu Dr. Khaira Amalia F. SE, MBA, AK yang telah memberi waktu dan saran untuk perbaikan skripsi.

5. Seluruh staf Pengajar Fakultas Ekonomi Program Ekstensi USU yang telah mendidik dan mengajar penulis selama masa perkuliahan.

6. Bapak Hok Hun sebagai kepala cabang PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan


(4)

8. Serta semua pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kita semua, dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kesuksesan dalam masa yang akan datang. Amin.

Medan, April 2008 Penulis,


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGHANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I : Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

E. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 7

3. Jenis dan Sumber Data ... 8

4. Teknik Pengumpulan Data ... 8


(6)

BAB II : Uraian Teoritis

A. Penelitian Terdahulu ... 10

B. Manajemen Kredit ... 11

C. Kebijakan Kredit ... 18

D. Sistem Pemberian Kredit ... 24

E. Manajemen Piutang ... 32

F. Sistem Penagihan Piutang ... 34

BAB III : Gambaran Umum PT Adira Dinamika Multi Finance A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

B. Struktur Organisasi ... 42

C. Analisis Pemberian Kredit ... 52

D. Ketentuan Pencatatan dan Penagihan Piutang ... 56

BAB IV : Analisa Dan Evaluasi A. Analisa Pemberian Kredit ... 60

B. Sistem Penagihan Piutang ... 63

BAB V : Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1-1. Penyaluran Kredit ... 2 Tabel 1-2. Piutang tak tertagih ... 3


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Adira Finance Cabang Medan ... 45 Gambar 3.2 Proses Pemberian Kredit ... 55


(9)

ABSTRAK

Jimmy Horasma Sinurat (2008), Analisisi Pemberian Kredit Dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan, Di bawah bimbingan Drs. Syahyunan, MSi (Pembimbing), Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE,MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dra. Friska Sipayung M.Si (Penguji I), Dr. Khaira Amalia F. SE, MBA, AK (Penguji II)

Perusahaan pemberian kredit semakin berkembang diakibatkan semakin berkembangnya permintaan terhadap barang-barang konsumsi konsumen. Perusahaan pemberi kredit dituntut memperhatikan prosedur pemberian kredit dan penagihan terhadap piutang yang lebih selektif untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan pemberi kredit juga menghadapi tingkat persaingan yang semakin ketat dari perusahaan pesaing. Perusahaan pemberi kredit juga mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap dunia perkreditan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk: Menganalisis pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan. Menciptakan sistem pemberian kredit dan penagihan piutang yang selektif tetapi dapat bersaing dan diminati masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut: Timbulnya kredit macet dikarenakan kelalaian pihak kredit didalam melakukan proses pra kredit dan integrity dari pihak kredit yang kurang.


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pembiayaan kredit merupakan lembaga yang memberikan jasa pemberian kredit dalam bentuk barang berupa kendaraan atau yang lainnya. Dalam lembaga pembiayaan kredit ini jasa yang ditawarkan adalah kredit pembiayaan. Perusahaan pembiayaan kredit memperoleh keuntungan dari tingkat suku bunga. Di dalam memberikan kredit, pihak pembiayaan kredit harus memiliki prosedur-prosedur kredit yang akan menjadi pedoman didalam memberikan suatu kredit. Proses pemberian kredit membutuhkan pertimbangan dan analisis dari pihak manajemen kredit berdasarkan peraturan dan kebijakan lembaga pembiayaan kredit. Peraturan dan kebijakan perusahaan tersebut harus sesuai dengan peraturan Bank Sentral. Dalam proses pemberian kredit ini tidak terdapat jaminan kredit sehingga tingkat resiko yang akan ditimbulkan besar.

PT Adira Dinamika Multi Finance juga merupakan lembaga pembiayaan kredit yang bergerak dalam usaha pembiayaan kredit. PT Adira Dinamika Multi Finance memberikan pelayanan kredit kepada nasabah dengan mengharapkan laba yang diperoleh dari bunga kredit tersebut. Persaingan yang ketat di dunia pembiayaan kredit ini membuat PT AdiraDinamika Multi Finance harus lebih siap di dalam memberikan segala fasilitas kredit bagi nasabahnya. Banyak pesaing yang lebih mudah memberikan kredit dan menawarkan tingkat suku bunga kredit yang lebih rendah.


(11)

Pemberian kredit memuat unsur kepercayaan, artinya pihak pemberi kredit mempercayai pihak penerima kredit yaitu pihak penerima kredit akan dapat membayar kreditnya dengan lancar. Pada lembaga pembiayaan kredit terdapat dilema antara produktifitas kredit yang disalurkan dengan kualitas kredit. Pihak perusahaan menginginkan penyaluran kredit yang banyak dan berkualitas, tetapi di lapangan sering tidak sesuai dengan keinginan perusahaan. Petugas kredit banyak yang terdesak dan tertekan di dalam melakukan keputusan kredit. Setiap pemberian kredit memiliki prosedur-prosedur yang harus dipatuhi setiap petugas kredit. Tetapi karena tekanan terhadap produktifitas membuat petugas merasa tertekan dan tidak bebas didalam melakukan penilaian kredit.

Kondisi pemberian kredit PT Adira Dinamika Multi Finance dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1

Kredit Sepeda Motor yang Disalurkan PT Adira Dinamika Multi Finance Medan

Tahun 2002-2006

Sumber: PT Adira Dinamika Multi Finance, 2007

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat pertumbuhan kredit yang besar dari tahun 2002 sampai tahun 2004. Pada tahun 2005 PT Adira Dinamika Multi Finance mengalami penurunan kredit karena terlalu banyak kredit yang disalurkan tidak

Tahun Jumlah Kredit Yang Disalurkan (Rp)

Perubahan (%)

2002 115.436.620.500 -

2003 134.879.560.800 16,84

2004 152.794.650.700 13,28

2005 98.621.745.400 -35,45


(12)

sebelumnya. Pada tahun 2005, PT Adira Dinamika Multi Finance hanya melakukan penjualan selama 8(delapan) bulan. Pada tahun 2006 PT Adira Dinamika Multi Finance bangkit dan berkembang dengan sumber daya manusia yang baru dan kompeten. Pernyataan diatas didukung oleh pihak devisi kredit PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

Kredit yang disalurkan tersebut harus selalu diawasi sehingga nantinya tidak membuat masalah bagi perusahaan. Kredit yang disalurkan tersebut merupakan piutang bagi perusahaan yang memerlukan perhatian khusus. Penagihan piutang atau pelunasan pinjaman dari debitur yang tidak tertagih sesuai jadwal yang ditentukan akan berakibat buruk bagi lembaga pembiayaan kredit tersebut. Hal ini bisa disebabkan kondisi usaha debitur yang memburuk atau kondisi ekonomi makro yang berubah sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi debitur. Selain itu bisa juga disebabkan adanya kesalahan yang disebabkan oleh pihak perusahaan didalam menganalisa kelayakan debitur dan pengawasan kredit. Kondisi Piutang yang tidak tertagih di PT Adira Dinamika Multi Finance dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Jumlah Piutang Tak Tertagih

PT Adira Dinamika Multi Finance Medan I Tahun 2002-2006

Sumber: PT Adira Dinamika Multi Finance, 2007 Tahun Jumlah Piutang tak

tertagih (Rp)

Perubahan (%)

2002 3.463.098.615 -

2003 5.395.182.432 55,79

2004 7.639.732.535 41,60

2005 10.389.295.850 35,99


(13)

Pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa di tahun 2002 sampai tahun 2005 trend dari piutang tak tertagih PT Adira Dinamika Multi Finance mengalami kenaikan yang cukup besar. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari divisi Account Receivable kenaikan ini dipicu karena tidak dilakukannya prosedur-prosedur kredit yang telah dibuat oleh perusahaan dan penanganan yang terlambat dari pihak collector sebagai petugas didalam menangani kredit yang macet tersebut. Perubahan terjadi pada tahun 2006, piutang tak tertagih PT Adira Finance berkurang.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti: “Analisis Pemberian Kredit Dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan ”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang diuraikan maka perumusan masalah adalah “Apakah pengelolaan pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance”.

C. Kerangka Konseptual

PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan memilki beberapa prosedur dan tahapan yang harus dilalui oleh calon konsumen untuk memperoleh kredit. Calon konsumen yang ingin membeli sepeda motor secara kredit dapat menyiapkan persyaratan administrasi permohonan kredit. Permohonan kredit terdiri dari perseorangan dan perusahaan. Persyaratan administrasi kredit adalah sebagai berikut:


(14)

1. Syarat-syarat administrasi permohonan kredit perorangan: a. Kartu Tanda Penduduk pemohon dan penjamin b. Rekening listrik/air/telepon/PBB

c. Kartu keluarga/Buku Nikah d. Slip gaji (bagi pegawai)

e. Laporan Keungan/Bon-Bon usaha (bagi wiraswasta) 2. Syarat-syarat administrasi permohonan kredit perusahaan:

a. Kartu Tanda Penduduk Komisaris b. Kartu Tanda Penduduk Direktur c. Rekening istirk/air/telepon/PBB d. SIUP (Surat Ijin Usaha)

e. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) f. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) g. Rekening Koran 3 bulan terakhir h. Akte Pendirian Perusahaan i. Akte peralihan perusahaan

j. Pembayaran harus menggunakan bilyet giro

PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan melakukan survey on the spot kepada calon konsumen untuk memastikan kebenaran syarat administrasi kredit. Calon konsumen yang memenuhi syarat akan mendapat persetujuan kredit dan melakukan penandatanganan kontrak perjanjian kredit. Konsumen melakukan pembayaran angsuran kepada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan setiap bulannya.


(15)

PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan Melakukan beberapa prosedur penagihan piutang kepada konsumen. Penagihan piutang tersebut dilakukan oleh pihak collector dan professional collector.

Sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan aadalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang over 0 sampai 7 hari dilakukan pemberitahuan dan peringatan melalui telepon oleh desk collector. Surat peringatan pertama juga dikirimkan melalui pos kepada konsumen.

2. Konsumen yang over 7 hari dilakukan kunjungan penagihan pertama ke alamat tagih konsumen oleh field collector, sekaligus memberikan surat peringatan kedua kepada konsumen.

3. Konsumen yang over 30 hari dilakukan kunjungan penagihan kedua ke alamat tagih konsumen oleh field collector sekaligus memeberikan surat peringatan ketiga dan yang terakhir kepada konsumen.

4. Konsumen yang over 60 hari dilakukan kunjungan ketiga ke alamat tagih oleh Remedial sekaligus memberikan surat penarikan kendaraan kepada PT Adira Dinamika Multi Finance.

5. Konsumen yang over 90 hari dilakukan kunjungan penagihan keempat oleh professional collector (pihak ketiga dari PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan) dengan tujuan untuk menyita kendaraan yang di kredit oleh si konsumen secara baik-baik maupun secara paksa.


(16)

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pemberian kredit dan sistem penagihan piutang PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Perusahaan, sebagai bahan masukan didalam pengelolaan pemberian kredit dan sistem penagihan piutang sehingga dapat dihasilkan kredit yang berkualitas.

2. Peneliti selanjutnya sebagai salah satu rujukan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan pemberian kredit dan sistem penagihan piutang. 3. Penulis, sebagai implementasi untuk menerapkan pengetahuan teoritis

yang telah diperoleh dari bangku kuliah. E. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional di dalam pembahasan penelitian dibatasi dan hanya menyangkut pada pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan yang hanya melakukan pembiayaan kredit sepeda motor.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan yang beralamat di Jl. Bambu II Komplek Graha Niaga Blok A/12 Glugur Medan. Waktu penelitian direncanakan dari bulan November 2007 sampai dengan Februari 2008.


(17)

3. Jenis dan Sumber Data

Adapun data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer, adalah data yang diperoleh dari subyek penelitian, yaitu dari PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan I, melalui observasi dan wawancara.

b. Data sekunder, adalah data yang diperoleh melalui buku, jurnal majalah yang dianggap menjadi referensi pendukung, berupa teori-teori dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, seperti laporan penjualan tahunan, laporan piutang yang tak tertagih, struktur organisasi dan sejarah singkat perusahaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan bertanya pada pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti, dalam hal ini bagian kredit dan bagian piutang usaha (account receivable) di PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

b. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan meneliti bahan-bahan tulisan dan dokumentasi perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini guna mendapatkan data sekunder, misalnya laporan penjualan tahunan,


(18)

laporan piutang tak tertagih, sejarah dan struktur organisasi perusahaan.

5. Metode Analisis

Adapun metode analisis yang digunakan untuk skripsi yaitu: a. Metode Deskriptif

Metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah yang dihadapi dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menginterpretasikan dan menganalisis data yang diperoleh dari perusahaan sehingga dapat dimengerti mengenai pengelolaan kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

b. Metode Induktif

Metode analisis yang bersifat ilmiah dengan cara membandingkan teori-teori manajemen dengan data-data penjualan kredit dan piutang yang diperoleh dari perusahaan sehingga dapat dirumuskan suatu kesimpulan, yang akan digunakan dalam membuat saran.


(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Samsudin (2006) dengan judul “Prosedur Pemberian Kredit dan Analisis Piutang Pada PT Astra Credit Companies Cabang Medan”. Samsudin meneliti mengenai prosedur pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada Astra Credit Company. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode desktiptif dan dianalisis dengan cara analisis time series. Hasil penelitian adalah bahwa prosedur kredit yang dijalankan sudah efektif karena banyak kredit yang telah disetujui dan sistem penagihan piutangnya sudah lebih baik karena tingkat kredit macet tidak terlalu tinggi.

Dianauli (2006) dengan judul “Analisis Pemberian Kredit dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Medan”. Dianauli meneliti mengenai pemberian kredit dan sistem penagihan piutang pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode induktif. Hasil penelitian adalah prosedur pemberian kredit yang sangat selektif. Pihak kredit melakukan prinsip kehati-hatian di dalam mengeluarkan kredit. Dapat dilihat bahwa tingkat kredit lancarnya sebesar 81% dan tingkat kredit macet sebesar 0.3%.


(20)

B. Manajemen Kredit

Kredit di kehidupan perusahaan maupun masyarakat bukanlah sesuatu yang asing lagi, bahkan telah demikian populer. Istilah kredit secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu credere yang artinya kepercayaan, dari pengertian tersebut seseorang yang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan.

Pemberian kredit melibatkan dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan uang disebut dengan pemberi kredit dan yang membutuhkan uang disebut penerima kredit, berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan uang (prestasi) kepada pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut dalam suatu waktu tertentu di masa yang akan datang.

Menurut Mahmoeddin (2004:2), “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.

Ada keterkaitan antara faktor waktu pemberian prestasi dan penerima kembali prestasi tersebut. Dengan demikian dalam kredit terkandung juga pengertian tentang degree of risk yaitu suatu tingkat resiko tertentu oleh karena pelepasan kredit mengandung suatu resiko bagi pemberi kredit. Berdasarkan uraian tersebut maka unsur-unsur dalam kredit adalah:


(21)

a. Kepercayaan

Keyakinan pemberi kredit bahwa prestasi (uang, jasa atau barang) yang diberikan akan diterima kembali di masa waktu tertentu yang akan datang. b. Waktu

Pemberian kredit dan kontraprestasi dibatasi oleh masa atau waktu tertentu yang telah disepakati bersama.

c. Resiko

Kemungkinan resiko yang akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut.

d. Prestasi

Objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian kredit berupa uang dan bunga.

Berdasarkan uraian tersebut maka kredit dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memperoleh barang atau jasa dengan memberikan janji akan membayar kembali dengan uang atau barang pada waktu yang ditentukan.

2. Fungsi Kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat mewujudkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya. Bagi pihak pemberi secara material mendapat rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit.


(22)

Kredit mempunyai peranan atau fungsi yang sangat penting dalam perekonomian. Hal ini diketahui secara luas antara lain :

a. Meningkatkan daya guna modal(uang)

Para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, deposito ataupun tabungan. Uang tersebut dalam persentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas. Dengan demikian dana yang mengendap di bank tidaklah idle (diam) dan disalurkan untuk usaha-usaha yang bermanfaat untuk menghasilkan barang atau jasa oleh sipenerima kredit.

b. Meningkatkan daya guna barang

Produsen dengan bantuan kredit dapat memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi sehingga utilitas bahan tersebut meningkat. Selain itu dengan bantuan kredit dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat.

c. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

Kredit yang disalurkan lewat rekening Koran perusahaan atau pribadi menciptakan pertambahan uang giral. Melalui kredit, peredaran uang kartal maupun giral akan lebih berkembang sebab kredit menciptakan kegairahan berusaha sehingga penggunaan uang akan bertambah baik secara kualitatif dan kuantitatif.

d. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat

Setiap manusia akan selalu melakukan kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan ekonomi atau usaha akan selalu meningkat, akan


(23)

tetapi tidak selalu diimbangi dengan peningkatan modal atau dana. Karena itu pengusaha akan selalu berhubungan dengan bank untuk memperoleh bantuan permodalan guna peningkatan usahanya.

e. Alat stabilitas ekonomi

Stabilitas ekonomi diarahkan pada usaha-usaha sepertipengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitas prasarana dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat. Kredit bank dibutuhkan untuk menekan arus inflasi dan usaha pembangunan ekonomi dengan cara tabungan masyarakat ditingkatkan melalui pengeluaran surat berharga seperti deposito, sertifikat-sertifikat bank dan uang tersebut disalurkan ke usaha-usaha yang produktif.

f. Sebagai jembatan peningkatan pendapatan nasional

Para pengusaha yang memperoleh kredit akan berusaha meningkatkan usahanya sehingga peningkatan usaha berarti peningkatan profit. Apabila rata-rata pengusaha, pemilik tanah, pemilik modal dan karyawan mengalami peningkatan pendapatan maka pendapatan Negara bertambah sehingga secara langsung melalui kredit pendapatan nasional bertambah. g. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional

Bank sebagai lembaga keuangan tidak saja bergerak dalam negeri tapi juga diluar negeri. Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang dalam bentuk bantuan kredit. Melalui bantuan kredit antar negara maka lalu lintas


(24)

pembayaran internasional dapat terarah dan hubungan perekonomian serta perdagangan dapat berjalan lancar.

3. Jenis-jenis Kredit

Kredit pada prinsipnya satu jenis saja yaitu uang bank yang dipinjamkan kepada calon nasabah dan yang akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang. Tetapi berdasarkan keperluan usaha yang berbeda serta berbagai unsure ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah maka jenis kredit menjadi beragam.

Menurut Widjaja (2000:16) jenis-jenis kredit yang dapat diberikan kepada nasabah yaitu :

a. Berdasarkan Tujuan Penggunaan

Kredit Berdasarkan tujuan penggunaan dikelompokkan menjadi : 1. Kredit Konsumtif

Kredit yang dipergunakan untuk pembelian barang-barang atau jasqa-jasa untuk memberikan kepuasan kebutuhan manusia secara langsung. 2. Kredit Produktif

Kredit yang dipergunakan untuk produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif yang dapat meningkatkan kegunaan baik faedah bentuk, tempat, waktu maupun pemilikan.

Kredit produktif terdiri dari :

- Kredit investasi digunakan untuk pembelian barang-barang modal atau aktiva tetap, misalnya tanah, bangunan, mesin-mesin dan sebagainya.


(25)

- Kredit modal kerja dipergunakan untuk membiayai modal lancar yang biasanya habis dalam satu atau beberapa proses produksi, misalnya baranga dagangan, bahan baku, upah dan sebagainya.

- Kredit likuiditas merupakan kredit yang tidak bertujuan untuk konsumtif tetapi tidak bertujuan produktif. Kredit likuiditas digunakan untuk membantu perusahaan yang sedang kesulitan likuiditas dalam memelihara likuiditas minimalnya.

b. Berdasarkan jaminan

Kredit berdasarkan jaminan oleh debitur dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Kredit dengan jaminan (secured loans)

Jaminan kredit dapat berbentuk harta fisik (seperti tanah, perhiasaan, gedung dan mesin) dan surat-surat berharga (seperti sertifikat bank, deposito, tabungan, saham, obligasi) atau jaminan pembayaran dari pihak ketiga.

2. Kredit tanpa jaminan (unsecured loans)

Diberikan berdasarkan kepercayaan yang tinggi dari pihak bank atas kemampuan dan kesediaan debitur melunasi kredit yang mereka terima sesuai dengan isi perjanjian kredit. Pemberian kredit tanpa jaminan harus memperhatikan aspek-aspek analisa kredit yang ditekankan pada segi kemampuan dan kekuatan keuangan keuangan perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangn manajemen yang baik, produk yang kompetitif, jumlah hasil penjualan, keuntungan yang stabil dan posisi


(26)

c. Berdasarkan jangka waktu

Berdasarkan jangka waktu maka kredit terbagi atas : 1. Kredit jangka pendek

Kredit yang berjangka waktu kurang dari satu tahun. Kredit ini biasanya diberikan pada debitur untuk keperluan modal kerja.

2. Kredit jangka menengah

Kredit yang jangka waktunya antara satu sampai tiga tahun dan biasanya digunakan untuk investasi.

3. Kredit jangka panjang

Kredit yang jangka waktunya melebihi tiga tahun seperti kredit ekspor barang modal. Pembayaran kembali kredit jangka panjang biasanya dilakukan dengan cara mencicil dengan jadwal dan jumlah cicilan yang telah disepakati sebelumnya.

d. Berdasarkan cara penarikan dan pembayaran kembali

Kredit berdasarkan cara penarikan dan pembayaran kembali dibagi atas : 1. Kredit sekaligus

Kredit yang dana disediakan untuk ditarik oleh debitur dengan sekaligus baik tunai maupun pemindahbukuan. Kredit sekaligus dalam pengembalian dapat dilakukan dengan cara dicicil selama beberapa periode hingga lunas atau pengambalian sekaligus pada akhir perjanjian waktu kredit.


(27)

2. Kredit rekening koran

Kredit yang penyediaan dana dan penarikannya dilakukan berulang kali setiap waktu selama plafond kreditnya masih tersedia. Semua penarikan dan penyetoran diperitungkasn dalam satu akun atas nama debitur sehingga saldo pinjaman dapat diketahui setiap saat.

3. Kredit bertahap

Penyediaan dana atau penarikan dilakukan bertahap. Kredit bertahap biasanya diberikan untuk keperluan investasi yang pembelajaan dilakukan bertahap dan membutuhkan waktu yang lama.

4. Kredit berulang (Revolving Credit)

Kredit yang telah mengalami waktu atau masa transaksi selesai dan dapat digunakan untuk transaksi berikutnya dalam batas maximum dan jangka waktu yang diperjanjikan.

5. Kredit per-transaksi (Selfliquidating Credit)

Kredit yang hanya dipergunakan untuk membelanjai suatu transaksi dan hasil transaksi tersebut merupakan sumber pengembalian kredit tersebut. C. Kebijakan Kredit

Berbicara soal perkreditan tidak dapat lepas dari masalah-masalah lain yang ada dalam kegiatan perbankan. Secara minimal suatu bank dapat memberikan kredit jika mempunyai dana yang mencukupi. Kegiatan perkreditan dapat berjalan lancar jika rangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan secara lisan dan tulisan yang menjadi syarat utama dalam pemberian kredit dipenuhi sebelum pelaksanaan


(28)

(credit policy) yang disusun secara profesional dan dipergunakan sebagai pedoman kerja penerimaan dan penyaluran kredit.

Penetapan kebijakan kredit harus memenuhi tiga azas pokok yaitu : 1. Azas Likuiditas

Azas yang mengharuskan pemberi kredit untuk tetap dapat menjaga likuiditas karena suatu perusahaan pemberi kredit yang tidak likuid akibatnya akan kehilangan kepercayaan dari para nasabah.

Azas Solvabilitas

Menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit sehingga dalam kebijakan kredit, perusahaan pemberi kredit harus pandai mengatur resiko kegagalan sekecil mungkin.

2. Azas Rentabilitas

Azas yang mengharuskan perusahaan pemberi kredit untuk memperoleh laba yang layak tanpa harus menaikkan tingkat resiko bisnis secara dramatis. Para analisis perusahaan kredit akan menganalisa kemampuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memperbandingkan keuntungan yang dicapai selama periode tertentu dengan resiko bisnis yang ditanggung oleh perusahaan kredit.


(29)

Menurut Sutojo (2000:224) kebijakan kredit yang komprehensif terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Kebijakan Umum

Kebijakan umum terbagi atas a. Sasaran yang ingin dicapai

Proses penyusunan rencana kerja dimulai dengan menetapkan sasaran usaha yang ingin dicapai selama masa rencana kerja. Sasaran usaha yang ingin diraih perusahaan pemberi kredit dapat saja berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan kebutuhan dan keadaan. Namun apabila sasaran telah digariskan dan disetujui bersama maka harus menjadi pedoman kerja bagi seluruh karyawan. Sasaran yang ingin dicapai dalam kebijakan kredit adalah pangsa pasar, tingkat Loans to deposit ratio (LDR), pertumbuhan jumlah harta, volume kredit dan tingkat keuntungan.

b. Strategi Pokok Penyaluran Kredit

Strategi pokok dalam kebijaksanaan umum kredit adalah perpaduan kredit yang diinginkan perusahaan, indikasi likuiditas keuangan yang ingin dipertahankan, jumlah maksimal kredit yang ingin disalurkan selama masa tertentu. Likuiditas keuangan akan menentukan tingkat intensifitas kegiatan penyaluran kredit serta penentuan batasan jangka waktu kredit yang disalurkan.


(30)

c. Daerah Pemasaran

Luas daerah pemasaran yang dilayani perusahaan pemberi kredit akan tergantung dari berbagai faktor antara lain jumlah dana yang dapat mereka kuasai, faktor persaingan, jumlah permintaan kredit dari tiap daerah dan sejauh mana kemampuan perusahaan memonitor daerah pemasaran debitur.

d. Standar Mutu Kredit dan Jaminan

Kebijakan kredit mempunyai standar mutu kredit yang bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan analisa permintaan kredit yang diajukan serta meminimalisir resiko kredit. Jumlah permintaan kredit yang diterima perusahaan pemberi kredit seringkali tidak sedikit tetapi jumlah permintaan kredit yang dapat memenuhi syarat untuk dipenuhi biasanya hanya sedikit. Standar mutu kredit tersebut diperlukan untuk pengadaan jaminan yang gunanya jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau debitur tidak dapat memenuhi kewajiban maka pihak perusahaan pemberi kredit berhak menjual harta yang dijaminkan untuk melunasi kredit.

e. Batas Wewenang Memberikan Persetujuan Kredit

Kebijaksanaan umum wajib menentukan batas jumlah kredit yang dapat disetuji oleh tiap jenjang pejabat yang diberi wewenang mengabulkan permintaan kredit.


(31)

2. Prosedur Pemberian dan Pengawasan Kredit

Pedoman prosedur pemberian dan pengawasan kredit terdiri dari : a. Standar dokumentasi kredit

Dokumen-dokumen merupakan bahan masukan yang penting bagi pihak bank untuk memonitor perkembangan mutu kredit yang telah diberikan kepada debitur. Dokumen kredit standar yang diperlukan dalam transaksi kredit antara lain data calon debitur, perizinan usaha (SIUP, NPWP, TDP), laporan keuangan perusahaan tiga periode terakhir, aktivitas rekening minimal 6 (enam) bulan terakhir, tujuan penggunaan kredit, informasi antar bank, laporan On The Spot perusahaan dalam pengolahan lingkungan hidup.

b. Perlindungan Asuransi

Resiko yang ditanggung debitur digolongkan menjadi dua yaitu resiko dinamis dan resiko statis (resiko murni). Resiko dinamis muncul karena rencana kerja atau startegi usaha yang disusun debitur tidak berhasil seperti yang diharapkan, contoh harga jual produk tidak kompetitif sehingga penjualan menurun yang mengakibatkan perusahaan rugi sehingga tidak mampu membayar bunga atau kredit seperti dijadwalkan. Resiko statis muncul karena adanya musibah yang dialami debitur seperti kebakaran atau bencana alam. Bank dalam kebijakan kredit, wajib menyatakan dengan jelas jenis asuransi apa saja yang harus ditanggung para debitur untuk memperkecil resiko


(32)

c. Pengawasan Kredit

Bank melakukan pengawasan dengan cara mengawasi pemberian kredit apakah telah dilaksanakan sesuai ketentuan intern bank dan perbankan yang berlaku, memantau perkembangan kegiatan debitur, membina debitur untuk memenuhi kewajibannya kepada bank, mengawasi penilaian kolektibilitas kredit dan memantau kecukupan jumlah Penyisihan Penghapusan aktiva Produktif (PPAP).

3. Pedoman Khusus Penanganan Kredit Tertentu

Cara penanganan kredit yang disalurkan ke sektor ekonomi mempunyai kondisi khusus yang tidak sama dengan sektor ekonomi yang lain. Hal yang sama berlaku untuk penanganan kredit yang dipergunakan untuk tujuan berbeda.

Menurut Djohan (2000:110) penilaian kebijakan kredit dapat dilakukan dengan melihat seluruh aspek yang ada antara lain :

a. Aspek Yuridis atau Hukum

Masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.

b. Aspek Pemasaran

Permintaan terhadap produk yang dihasilkan saat ini dan prospeknya di masa mendatang.

c. Aspek Keuangan

Sumber-sumber keuangan atau dana yang dimiliki untuk membiayai usaha dan penggunaan dana.


(33)

d. Aspek Teknis atau Operasi

Membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, lokasi dan lay out keuangan.

e. Aspek Manajemen

Menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia, serta latar belakang pengalaman sumber daya manusia.

f. Aspek Sosial Ekonomi

Menganalisa dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum. D. Sistem Pemberian Kredit

Perusahaan pemberi kredit dalam pelaksanaan pemberian kredit kepada nasabah dihadapkan pada suatu masalah yang kompleks. Perkreditan mempunyai sifat yang kasuasistis artinya masing-masing calon debitur mempunyai permasalahan spesifik berbeda secara materil antar satu nasabah dengan nasabah yang lain. Oleh karena itu diperlukan pendekataan dan penanganan secara berbeda dan memperhatikan ciri-ciri khusus dari usaha.

Prosedur dalam pemberian kredit dibagi atas beberapa tahap yaitu : 1. Tahap Perencanaan dan Persiapan

Tahap perencanaan bagi perusahaan adalah hal yang mutlak yang harus dilakukan karena merupakan suatu peraturan demi mencapai tujuan perusahaan . Tujuan perusahaan tidak hanya profit saja tetapi juga menjaga keamanan keuangan nasabah. Asapek-aspek penting yang harus dipertimbangkan penyusunan suatu rencana kredit yaitu kondisi


(34)

keadaan keuangan perusahaan, organisasi perusahaan dan kemampuan pejabat kredit

2. Tahap Analisis Kredit

Tahap ini merupakan persiapan pemutusan kredit, pengumpulan data, penilaian data dan pemeriksaan langsung dilapangan untuk meninjau apakah keadaan dilapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Analisis kredit bertujuan utama untuk mengevaluasi kemampuan dan kesediaan calon debitur membayar kembali kredit sesuai dengan isi perjanjian kredit.

Seorang kreditur menilai resiko kredit harus mempertimbangkan berbagai faktor. Perusahaan melakukan analisis kredit kepada calon debitur dengan memberikan persyaratan yang disebut dengan prinsip “5 C” dan “7 P” untuk mengetahui nilai permintaan kredit yang dapat diberikan.

Analisis kelayakan kredit dengan prinsip “5 C” yaitu :

a. Character (watak)

Perusahaan mencari data tentang kepribadiaan atau watak calon debitur seperti kebiasaan-kebiasaan, sifat, cara hidup, keadaan keluarga, hobi, dan hubungan sosial dengan masyarakat. Perusahaan melakukan penilaian untuk mengetahui apakah pemohon kredit ada kemauan membayar hutang jika permohonannya terkabul dan kemungkinan atau probabilitas dari debitur secara jujur berusaha memenuhi kewajiban.


(35)

b. Capacity (kemampuan)

Perusahaan akan menilai pengalaman debitur dalam menjalankan usahanya yang dihubungkan dengan pendidikan, pengalaman usaha, observasi perusahaan, penyesuaian diri dengan kondisi perekonomian dan kekuatan perusahaan. Perusahaan melakukan ini untuk mengetahui apakah debitur mampu mengelola dengan baik dana kredit yang akan diberikan.

c. Capital (modal)

Penilaian modal diukur dari posisi keuangan perusahaan secara umum. Penilaian terhadap permodalan tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut melainkan juga bagaimana modal tersebut ditempatkan oleh pengusaha. Perusahaan akan menilai apakah pengaturan modal berjalan secara efektif sehingga kredit digunakan untuk membiayai kekurangan usaha debitur. Selain itu untuk mengetahui besar modal sendiri yang tertanam pada usahanya dan berapajumlah yang berasal dari pihak lain agar tanggung jawab terhadap kredit dari bank proporsional.

d. Collateral (jaminan)

Debitur diharuskan menyediakan jaminan untuk keamanan pelunasan kredit. Jaminan kredit mempertinggi keyakinan bank bahwa debitur dengan usahanya mampu melunasi kredit. Agunan merupakan jaminan tambahan jika bank menganggap aspek-aspek yang mendukung usaha


(36)

debitur lemah. Jaminan berupa harta benda milik debitur atau pihak lain yang menjamin yang diikat sebagai agunan atau tanggungan.

e. Condition Of Economic (kondisi ekonomi)

Penilaian kredit juga memperhatikan kondisi ekonomi secara umum dan kondisi pada sektor usaha si debitur. Kondisi yang dipersyaratkan adalah bahwa kegiatan usaha debitur mampu mengikuti fluktuasi ekonomi baik dalam negeri dan luar negeri. Jadi penilaian dilakukan untuk mengetahui pengaruh langsung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan dan perkembangan khusus dalam suatu ekonomi tertentu yang mungkin mempunyai efek terhadap kemampuan debitur untuk memenuhi kewajibannya.

Kasmir (2000:105-106)

Penilaian pemberiaan kredit berdasarkan prinsip “7 P” yaitu : 1. Personality

Penilaian didasarkan pada kepribadian debitur seperti riwayat hidup, sikap, emosi, dan tindakan dalam menghadapi suatu masalah serta hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadiaan debitur.

2. Party

Mengklasifikasikan debitur kedalam klasifikasi tetentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya sehingga debitur dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapat fasilitas yang berbeda.


(37)

3. Purpose

Mencari data untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambil kredit. Tujuan pengambilan kredit dapat beranekaragam, sebagai contoh modal kerja, investasi, konsumtif, produktif dan lain sebagainya.

4. Prospec

Menilai masalah debitur dimasa mendatang, apakah menguntungkan atau tidak. Hal ini dapat diketahui dari perkembangan usaha debitur masa lalu dan perkiraan masa mendatang dari laporan keuangan perusahaan dalam laporan laba rugi.

5. Payment

Mengetahui cara pembayaran kredit yang akan diberikan. Pihak kreditur akan menilai sumber apa saja yang diperoleh debitur baik dari segi prospect, kelancaran penjualan dan pendapatan maupun sumber lain sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah.

6. Profitability

Menganalisis kemampuan debitur dalam memperoleh laba. Tingkat profitabilitas diukur dari satu periode ke periode lain, sama atau semakin meningkat dan jika akan diberikan kredit maka profitabilitas usaha debitur akan menjadi lebih menguntungkan atau tidak.


(38)

7. Protection

Tujuannya adalah menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan baik berupa jaminan barang atau asuransi.

Kasmir (2000:106-107)

3. Tahap Keputusan Pelaksanaan Kredit

Setiap tahap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian tertulis antara bank dan si penerima kredit. Isi perjanjian kredit mencantumkan segala hak dan kewajiban kedua belah pihak. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit adalah :

a. Maksimum Kredit

Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line of Credit) adalah jumlah yang tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit. Jumlah ini berdasarkan perhitungan kalkulasi kredit dalam aspek finansial.

b. Jangka waktu

Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan debitur maka ada kredit yang jangka waktu pendek, menengah dan panjang.

c. Keperluan kredit

Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan kredit sesuai dengan bidang usaha debitur berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya.


(39)

d. Bunga (propisi)

Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan kepada debitur sebagai akibat dari perjanjian kredit yang dibuat. Propisi harus dibayar secara kontan oleh debitur pada saat perjanjian ditandatangani dan apabila kredit itu diperpanjang jangka waktunya, maka propisi kredit ditetapkan 1 % dari jumlah maksimum kredit.

e. Bea materai

Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap pemberian kredit dikenakan bea sebesar ½ % (setengah per seratus) dari maksimum kredit yang diberikan. Jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas negara.

f. Bentuk kredit

Berdassarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur, mak dapat memilih kredit rekening koran bebas, rekening koran terbatas atau aflopend rekening koran.

g. Cara penarikan dan cara pelunasan

Penarikan dan pelunasan ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu berdasarkan persetujuan bersama.

h. Jaminan kredit

Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai jaminan kredit, baik jumlah jaminan, nilai jaminan dan status kepemilikannya. Nilai jaminan harus sesuai dengan penetapan


(40)

i. Asuransi

Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengamankan resiko bilaman terjadi hal-hal yang tidak dinginkan.

j. Ketentuan-ketentuan tambahan

Bank dapat menetapkan ketentuan-ketentuan tambahan diluar ketentuan pokok dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan dalam perjanjian kredit.


(41)

E. Manajemen Piutang

Kekuatan tekanan persaingan (competitive pressures force) yang dialami menyebabkan perusahaan melakukan kredit. Piutang timbul karena ada transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit dan pihak bank memeberi kredit kepada nasabah. Penjualan secara kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang dan kemudian pada hari jatuh tempo terjadi kas masuk yang berasal dari pengumpulan piutang. Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.

Pihak manager keuangan dalam pemberian kredit harus mampu membangun sebuah sistem manajemen piutang yang optimal yaitu berkaitan dengan membangun syarat kredit, memilih system monitoring yang terapkan untuk menjaga agar piutang ragu-ragu (bad debts) dapat dikendalikan, mencegah agar arus kas keluar jangan menurun dan menetapkan tindakan korektif jika muncul perubahan diluar batas yang ditoleransi.

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pejabat-pejabat kredit dalam perkreditan ditujukan agar kredit yang diberikan dapat kembali dengan baik dan membawa keuntungan yang diharapkan. Akan tetapi dalam perkembangan penagihan piutang, tidak semua kredit yang diberikan berjalan lancar, sebagian lagi tidak lancar bahkan menuju arah kemacetan. Hal ini disebabkan oleh dua unsur yaitu :

1. Pihak Peruasahaan pembiayaan

Pihak analisis perusahaan pembiayaan kurang teliti atau kemampuan pihak perusahaan yang kurang dalam menilai mutu permintaan kredit yang


(42)

kredit nasabah tidak didokumentasikan dengan baik, kurangnya pengawasan dan pemantauan atas keadaan nasabah secara terus menerus dan teratur.

2. Pihak Nasabah

Kredit masalah dapat terjadi akibat : a. Adanya unsur kesengajaan

Nasabah atau debitur sengaja untuk tidak membayar kewajiban atau beritikat tidak baik kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. b. Adanya unsur ketidak sengajaan

Debitur mau membayar akan tetapi kemampuan membayar kredit tidak ada. Hal ini disebabkan karena terganggunya kelancaran usaha, kemampuan manajemen yang buruk, musibah yang dialami, kemampuan pemasaran menurun dan kecerobohan nasabah.

Menurut Sutojo (2000:345) penyelamatan kredit macet dapat dilakukan dengan cara yaitu :

a. Rescheduling (Penjadwalan kembali)

Bank memberi kelonggaran kepada debitur untuk penjadwalan kembali pelunasan kredit yang telah jatuh tempo dengan memperpanjang jangka waktu kredit. Debitur diberi keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya perpanjangan jangka waktu dari 6 (enam) bulan menjadi 1 (satu) tahun sehingga debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikan kredit. Pihak bank juga memberikan kesempatan pelunasan kredit dilakukan dengan cara mengangsur yaitu jangka waktu


(43)

angsuran kredit diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36 (tiga puluh enam) kali angsuran menjadi 48 (empat puluh delapan) kali sehingga jumlah angsuran pun menjadi lebih kecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

b. Reconditioning (persyaratan kembali)

Mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti bunga dijadikan sebagai hutang pokok, penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, penurunan suku bunga dan pembebasan bunga.

c. Restructuring (penataan kembali)

Penataan kembali persyaratan kredit dengan meninjau kembali isi perjanjian kredit.

d. Combination

Penggabungan dari rescheduling, resconditioning dan restructuring. e. Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir jika nasabah atau debitur sudah benar-benar tidak mempunyai itikad baik ataupun tidak mampu lagi membayar semua kewajibannya.

F. Sistem Penagihan Piutang

Langkah-langkah pengamanan kredit diperlukan untuk mengkategorikan kredit berdasarkan kelancaran pembayaran kredit yang telah jatuh tempo. Hal ini bertujuan untuk menentukan apakah kredit yang telah diberikan itu berjalan dengan lancar atau sebaliknya. Keadaan kelancaran pembayaran kredit dapat


(44)

pembayaran bunga, angsuran dan setoran-setoran lainsesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.

Pengelompokan berdasarkan kelancarannya sangat diperlukan untuk memperlancar tugas-tugas kreditur dalam penyelesaian atau penagihan piutang kepada debitur sikap dan langkah yang diambil disesuaikan dengan keadaan kredit. Pengelompokkan atau penggolongan kredit didasarkan atas kolektibilitas (collectibility) yaitu tingkat ketepatan pembayaran kembali kredit atau angsuran kredit dan bunga. Pengelompokkan penagihan piutang berdasarkan kolektibilitas kredit terbagi atas :

a. Kredit lancar (Pass)

Pembayaran angsuran pokok dan bunga tepat waktu, mutasi rekening aktif dan kewajiban secara lancar dipenuhi oleh debitur.

b. Kredit Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)

Kredit yang tunggakan pokok dan bunga yang belum melampaui 90 (sembilan puluh) hari, mutasi rekening relatif aktif, jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak dan terkadang terjadi cerukan.

c. Kredit Kurang Lancar (Substandard)

Kredit yang angsuran pokok, bunga dan kewajiban-kewajiban lain selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tidak dibayar, mutasi rekening relatif rendah, terdapat indikasi dan gejala ataupun situasi yang dapat mengancam kelancaran kredit.


(45)

d. Kredit Macet atau Diragukan (loss)

Kredit tidak lancar berkembang terus dan setelah masa jatuh tempo ditambah dengan masa kesempatan mengusahakan perbaikan selam 3 (tiga) bulan akan tetapi juga kredit tidak dapat dilunasi maka tergolonglah kredit tersebut dalam kategori macet atau diragukan.

e. Kredit yang dihapuskan (write off)

Kredit yang dihapuskan adalah kredit yang sudah tercantum lagi secara administratif dalam pembukuan bank. Langkah pengamanan yang dilakukan pertama adalah penjualan barang-barang jaminan akan tetapi jika hasil penjualan belum mencukupi untuk menutupi kredit, maka sisa utang debitur harus dihapuskan. Penghapusan kredit berarti kerugian pihak bank dan tentu akibat kekeliruan bank dalam kebijakan kredit.

Sebagian besar kredit bermasalah atau piutang yang tertunggak tidak muncul secara tiba-tiba. Gejala umum yang muncul sebagai tanda terjadinya kredit bermasalah adalah penyimpangan dari berbagai ketentuan dalam perjanjian kredit, penurunan kondisi keuangan debitur, menurunnya sikap koperatif debitur, dan masalah pribadi.

Langkah pertama yang harus segera dilakuakan setelah debitur atau pihak pembiayaan mendeteksi adanya gejala kredit bermasalah adalah menentukan seberapa gawat masalah yang sedang dihadapi debitur. Pihak perusahaan pembiayaan dituntut untuk dapat menangani piutang, jumlah dana milik debitur yang diharapkan dapat dipergunakan untuk mengembalikan kredit, jumlah kredit


(46)

yang dipinjam debitur dari kreditur lain, status dan nilai jaminan yang telah terikat maupun sikap debitur dalam menghadapi bank.

Pendekatan restrukrisasi kredit dalam penagihan piutang didasarkan pada kelayakan kredit dengan memperhatikan resiko dan pendapatan kredit yang dapat diterima melalui penyelamatan kredit. Restrukrisasi kredit dapat dilakukan dengan cara yaitu :

1. Perbaikan perusahaan pembiayaan terhadap debitur yang mengalami kesulitan kewajiban melalui penurunan suku bunga kredit, perpanjangan waktu kredit, pengurangan tunggakan pokok dan bunga kredit, penambahan fasilitas kredit dan konversi kredit menjadi penyertaan modal sementara.

2. Perusahaan pembiayaan hanya dapat melakukan restrukrisasi kredit terhadap debitur yang mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga kredit dan debitur memiliki prospek usaha yang baik dan mampu memenuhi kewajiban setelah kredit direstrukrisasi.

Pihak bank dalam sistem penagihan piutang biasanya mengunakan dua cara yaitu dengan penanganan kredit bermasalah dengan jalan penagihan diluar proses pengadilan dan penagihan dengan proses penagihan. Metode penagihan piutang diluar proses pengadilan yaitu :

a. Penagihan Langsung

Penagihan langsung dapat dijalankan bilaman perusahaan pembiayaan mempunyai keyakinan bahwa perusahaan debitur masih dapat berjalan walaupun agak tersendat dan debitur masih bersikap atau beritikat baik


(47)

kepada perusahaan dan ditinjau dari segi hukum, barang jaminan yang dikuasai bank telah diikat secara sempurna sehingga piutang dapat diganti dan bernilai diatas jumlah kredit.

b. Mempergunakan Bantuan Biro Jasa Penagihan

Sebagian perusahaan pembiayaan menagih kredit bermasalah dari debitur dengan mengunakan bantuan biro jasa penagihan (debt collector) karena dianggap lebih efektif dan cepat. Biro jasa yang mendapat kuasa menagih bertindak untuk dan atas nama perusahaan pembiayaan.

c. Penagihan Piutang dengan Iklan Panggilan

Penagihan dilakukan dengan cara memasang iklan panggilan di media massa terutama di surat kabar. Dengan mencantumkan nama jelas nasabah, alamat lengkap dan dihimbau untuk datang ke pihak bank dalam batas waktu tertentu.

d. Menagih Piutang Kepada Penjamin

Kredit dijamin oleh pihak ketiga sehingga jika kreditur tidak dapat melunasi kredit pokok dan tunggakan bunga maka pihak penjamin akan melunasi.

e. Parate eksekusi

Kreditur pemegang hipotek pertama jaminan dapat memiliki hak parate eksekusi yaitu menjual sendiri harta jaminan itu tanpa diperlukan persetujuan Pengadilan Negeri terlebih dahulu maupun proses sita eksekusi.


(48)

Penagihan piutang melalui proses diluar pengadilan tidak membawa hasil, maka kreditur atau pihak bank dapat menempuh cara penagihan piutang melalui proses pengadilan negeri. Adapun cara penagihan piutang melalui proses Pengadilan Negeri yaitu :

1. Kejaksaan

a. Perdata, penyelesaian secara perdata melalui bidang perdata dan Tata Usaha Negara Kejaksaan Agung selaku Pengacara Negara.

b. Pidana, penyelesaian kredit terdapat indikasi tindak pidana korupsi. 2. Pengadilan

a. Gugatan perdata diajukan untuk menuntut wanprestasi debitur.

b. Eksekusi jaminan atas dasar title eksekutorial yang tercantum dalam dokumen pengikatan jaminan melalui permohonan fiat eksekusi jaminan yang diajukan kreditur kepada pengadilan negeri.

c. Gugatan kepailitan ke Pengadilan Niaga, merupakan penyelesaian kredit jika agunan yang dikuasai bank tidak mempunyai hak preferen dan atau tidak melindungi kewajiban kredit.

Perkiraan piutang yang tidak dapat tertagih menggunakan dua metode ini : 1. Metode penghapusan langsung (direct write off method)

Kerugian atas piutang baru akan diakui segera setelah piutang tersebut positif tidak tertagih. Kelemahan metode adalah piutang tak tertagih tidak disajikan sebesar nilai realisasinya, sehingga laba perusahaan akan menjadi semakin besar. Penghapusan piutang merupakan pengurangan terhadap jumlah piutangt. Hal ini dilakukan karena


(49)

piutang tersebut benar-benar tidak dapat tertagih lagi. Alasan penghapusan piutang tersebut karena langganan menyatakan pailit atau melarikan diri atau disebabkan langganan debitur tidak sanggup lagi membayar hutangnya. Penghapusan dilakukan apabila telah dikeluarkan nota penghapusan oleh bagian kredit yang telah disetujui oleh direktur keuangan. Kemudian nota tersebut disampaikan ke bagian piutang untuk dilakukan penghapusan. Apabila terjadi penerimaan kembali suatu hutang yang telah dihapus maka piutang tersebut dapat dimunculkan kembali.

2. Metode Cadangan (Allowance Method)

Sebagian besar dari perusahaan menetapkan lebih dahulu jumlah piutang dagang yang diperkirakan tidak dapat tertagih di waktu yang akan datang. Cadangan penghapusan untuk waktu yang akan datang dipengaruhi oleh suatu pos jurnal penyesuaian yang dibukukan pada akhir periode. Penyesuaian dilakukan dengan menaksir piutang yang tidak tertagih selama suatu periode akuntansi. Taksiran tersebut berdasarkan pengalaman masa lalu serta ramalan di masa mendatang.


(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE CABANG MEDAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Adira Dinamika Multi Finance adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI tertanggal 8 Januari 1991 No. C 2-19.HT.01.01.TH.91 berbentuk pengesahan akta pendirian Perseroan Terbatas dengan nama “PT Adira Dinamika Multi Finance” dan disahkan dihadapan notaris tertanggal 14 Januari 1991.

PT Adira Dinamika Multi Finance merupakan perusahaan yang berfokus pada pembiayaan konsumen. PT Adira Dinamika Multi Finance merupakan perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana fokusnya merupakan pembiayaan kredit konsumen. PT Adira Finance ini memiliki 86 kantor cabang dan 69 Representative Office. Visi PT Adira Finance adalah menjadi lembaga pembiyaan yang besar berkelas dunia “World-Class Consumer Finance Company”. Misi PT Adira Finance adalah menggapai hari yang akan datang sekarang “Bring Tomorrow Today”.

PT Adira Dinamika Finance merupakan lembaga pembiayan yang multi finance. Multi finance ini berarti PT Adira Finance tidak hanya menjual satu jenis merek (brend) sepeda motor saja. Semua merek (brend) sepeda motor dapat dijual, seperti Honda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki dan lainnya.

PT Adira Dinamika Multi Finance bekerja sama dengan pihak showroom-showroom sebagai mitra kerja. PT Adira Finance bertindak sebagai lembaga


(51)

pembiyaan kredit bagi setiap nasabah yang mau mengambil sepeda motor dengan cara kredit. PT Adira Finance memiliki kerja sama dengan showroom tersebut. Setiap showroom yang bekerja sama dengan kita diberikan insentif terhadap aplikasi kredit yang diberikan mereka. Insentif tersebut dapat berupa uang dan tour ke luar negeri.

Untuk dapat memenangkan pangsa pasar, pihak perusahaan berusaha memberikan kepuasan, kecepatan, ketelitian dan kenyamanan bagi setiap nasabahnya. Banyak terdapat para pesaing atau competitor yang selalu berusaha memenangkan pasar. Persaingan yang tidak sehat sering terjadi karena kebutuhan akan setiap aplikasi kredit. Saat ini PT Adira Finance memiliki 10.000 ribu tenaga kerja di seluruh Indonesia. Semua itu dilakukan pihak manajemen untuk dapat memberikan kepuasaan terhadap nasabahnya.

B. Struktur Organisasi

Organisasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan. Organisasi dapat difenisikan sebagai suatu sruktur dari hubungan-hubungan untuk menyelesaikan suatu pekerjaa. Tujuan utama organisasi adalah mempermudah pelaksanaan tugas atau pimpinan tujuan disamping menghasilkan spesialisasi dari setiap tugas ataupun pekerjaan.

Kerjasama yang baik antara atasan dengan bawahan, dan antara sesama pekerja/pegawai maka terbentuklah suatu mata rantai tugas/kerja yang harmonis mulai dari Top Manager, Middle Manager, sampai dengan Lower Manager. Keadaan ini sering disebut dengan hubungan secara vertikal, sedangkan hubungan


(52)

antara bagian-bagian departemen dalam perusahaan yang sejajar disebut dengan hubungan secara horizontal.

Organisasi yang sukses sebaiknya berpedoman pada prinsip-prinsip organisasi, yaitu:

1. Perumusan organisasi harus jelas.

Pelaksanaan setiap tugas atau tindakan haruslah diketahui dengan jelas maksud dan tujuannya.

2. Adanya garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

Struktur organisasi yang baik harus jelas pendelegasian wewenang dimulai dari tingkat eksekutif yang paling tinggi sampai pada tingkat yang paling bawah, serta tanggung jawab yang menyertai pendelegasian wewenang tersebut.

3. Tingkat pendelegasian wewenang harus sedikit mungkin.

Terlalu banyak tingkat pendelegasian wewenang mengakibatkan semakin banyak wewenang dipecah.

4. Tingkat pengawasan.

Pada pengawasan terdapat suatu ketentuan untuk memperjelas hubungan wewenang dan tanggung jawab, maka harus ada kesatuan komando (span of control). Kedua hal ini dimaksudkan untuk mengefektifkan serta mempermudah pengawasan.

5. Sruktur organisasi harus cukup fleksibel

Sruktur organisasi yang fleksibel memungkinkan perubahan-perubahan dengan gangguan yang lebih sedikit. Struktur organisasi yang ideal ialah sruktur


(53)

organisasi yang memungkinkan adanya perubahan tanpa mengganggu kelangsungan dari perusahaan tersebut.

Organisasi merupakan suatu fungsi dari manajemen dan merupakan hal yang fundamental dalam pelaksanaan aktivitas. Struktur organisasi pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan termasuk dalam jenis organisasi fungsional dalam wewenang diberikan berdasarkan proses-proses atau fungsi-fungsi tertentu, sehingga setiap bagian dapat memusatkan fungsi-fungsinya secara khusus.

Pada Gambar 3.1 disajikan sruktur organisasi PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.


(54)

Tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan seperti tertera pada struktur organisasi ini adalah sebagai berikut:

1. Branch Manager

Tugas pokok:

a. Bersama dengan administration head serta credit dan marketing head merumuskan usulan srategi cabang

b. Melaksanakan branch meeting secara periodik dengan menggunakan management graph untuk menganalisa yang timbul, mendiskusikan dengan bawahan atau atasannya, serta memutuskan tindakan yang dianggap perlu sesuai dengan wewenangnya.

c. Membuat dan menganalisa seluruh management graph khususnya A/R overdue, kendaraan tarikan, dan man power productivity. Mengontrol kelancaran pengiriman seluruh management graph dan dokumen-dokumen lainnya ke kantor pusat.

d. Menganalisa dan mempelajari situasi dan keadaan daerah yang berada dalam wilayah coverage, yakni meliputi sikap, budaya dan kebiasaan masyarakat setempat.

2. Credit and Marketing Head (CMH)

Tugas pokok:

a. Memeriksa lebih lanjut hasil analisa permohonan pembiayaan dan memutuskan apakah permohonan pembiayaan tersebut dapat dimintakan persetujuan branch manager, ditolak atau dilaksanakan perubahan kredit.


(55)

b. Bersama dengan marketing section head melaksanakan analisa pasar sehingga diperoleh informasi pasar yang selalu up to date untuk dibahas lebih lanjut bersama branch manager.

c. Membuat dan menganalisa management graph market share, unit finance, amount finance, kontibusi dealer, dan level of service. Menganalisa masalah yang timbul, serta memutuskan tindakan yang diperlukan sesuai dengan wewenangnya.

3. Administration Head (ADH)

Tugas pokok:

Mengelola operasional cabang di bidang counter, finance, dan administration. Memonitor input data BPKB agar up to date dan mengontrol BPKB aging. Selain itu juga mengontrol administration repossession (inventory, penjualan, gain dan loss).

4. Collection Section Head

Tugas pokok:

a. Membuat perencanaan untuk target pengelolaan A/R overdue yang harus dicapai dalam suatu periode, membuat laporan tertulis secara periodik, memonitor pelaksanaan penagihan serta ketertiban pengiriman surat pemberitahuan dan penarikan.

b. Melakukan double call untuk kasus penagihan yang sulit. Bila field collector tidak sanggup lagi menagih tunggakan debitur, maka collection section head bertanggung jawab untuk menyelesaikan selanjutnya.


(56)

c. Mengkordinir pelaksanaan penarikan kendaraan yang dilaksanakan oleh bagian penarikan kendaraan, membuat perjanjian kerjasama dengan profesional collector yang telah disetujui oleh branch manager.

5. Marketing Section Head Tugas pokok:

a. Membina hubungan yang baik dengan pihak-pihak dealer yang merupakan mitra usaha. Pembinaan itu dapat berupa pemberian insentif ke dealer dan poin reward.

b. Membuat planning mengenai market share dan target yang ingin dicapai setiap bulan.

c. Mengkordinir proses pembayaran kepada pihak dealer yang merupakan mitra usaha, sehingga pihak dealer mempercayai keuangan perusahaan. 6. Customer Service

Tugas pokok:

a. Memberi informasi yang dibutuhkan customer baik yang datang langsung maupun melalui telepon atau surat. Melayani dan memproses calon debitur yang akan mengajukan kredit, memeriksa dan menampung setiap keluhan supplier yang masuk.

b. Menghubungi debitur yang pre payment atau yang sudah lunas untuk mengucapkan terima kasih dan menanyakan untuk mengajukan permohonan pembiayaan berikutnya kepada PT Adira Dinamika Multi Finance.


(57)

7. Credit Admistration Section Head Tugas pokok:

a. Memberikan laporan jumlah aplikasi masuk, yang disetujui, yang penting maupun yang tidak disetujui keatasannya serta memberikan aplikasi penting tersebut ke marketing section head.

b. Memberikan kebenaran perhitungan pada formulir perhitungan pembayaran A/P untuk penagihan A/P ke finance pusat dan selanjutnya seluruh dokumen diserahkan ke document delivery untuk didistribusikan. 8. Credit Marketing Officer atau Surveyor (CMO)

Tugas pokok:

a. Melakukan survey ke tempat tinggal konsumen.

b. Mengumpulkan setiap informasi mengenai calon debitur seperti pekerjaan pemohon, status tempat tinggal, status pernikahan pemohon.

c. Memberikan informasi kepada credit analis sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai aplikasi kredit.

9. Field collection Tugas pokok:

Memeriksa serta mempelajari data debitur yang menunggak, terutama tentang histories pembayarannya, alamat, dan data lainnya bila diperlukan.

10. Collection Administration Tugas pokok:


(58)

11. Teller Tugas pokok:

Melayani debitur yang membayar angsuran dan denda baik untuk cabang tersebut maupun untuk cabang yang berbeda. Teller juga menerima hasil collection tunggakan angsuran debitur dari field collection dan menandatangani tanda terima.

12. Finance and Administration Section Head Tugas pokok:

Menerima dan memeriksa laporan gain / loss repossession. Merima dan memeriksa laporan pemakaian opex cabang (budget vs actual), menerima dan memeriksa laporan mingguan usia surat pernyataan untuk setiap supplier.

13. Inventory Control Tugas pokok:

Menerima kendaraan tarikan dan memonitor kendaraan eks tarikan yang telah lewat masa prosesnya serta meminta perhitungan nilai inventory. Memonitor perkembangan pasar kendaraan bekas yang mencakup merek, jenis, harga, dan hal-hal lainnya yang dianggap perlu. Membuat undangan pelelangan, melaporkan harga penawaran tertinggi penjualan kendaraan inventory kepada branch manager untuk dimintakan approvalnya.

14. Finance administration and banking Tugas pokok:

Memonitor saldo bank dan kecepatan transfer ke pusat dan melakukan rekonsiliasi rekening koran dan menyelesaikannya. Selain itu juga menerima bukti


(59)

transfer dan menyerahkan ke teller untuk di-entry. Memeriksa dan mengirimkan rekap kas/bank harian.

15. Counter Section Head Tugas Pokok:

Menerima dan menyamakan rekap kas / bank harian dengan kwitansi dan uang giro serta menandatangani rekap kas / bank tersebut. Menyerahkan rekap kas / bank harian pada bagian finance administrasion dan banking baik untuk pembayaran angsuran cabang tersebut maupun untuk pembayaran angsuran cabang lain yang diterima di cabang tersebut.

16. Personalia dan GA Tugas pokok:

Menyimpan dan memelihara data-data karyawan, mengontrol, menghitung, mencatat dan membuat laporan HRD PT Adira Dinamika Multi Finance tentang:

a. Absensi karyawan b. Jam lembur karyawan c. Pengobatan Karyawan

d. Dan lain-lain termasuk dalam pemohonan mutasi karyawan (PMK), melaksanakan administrasi penerimaan karyawan baru, dan karyawan mengundurkan diri.


(60)

17. BPKB Custodian Tugas pokok:

Menerima BPKB, kendaraan bekas pakai dari bagian document delivery dan BPKB kendaraan baru dari dealer dan memeriksa kelengkapan dari BPKB, memeriksa keabsahan semua BPKB dengan ultra violet, cek tulisan, dan ciri-ciri lain yang dianggap perlu.

18. Document Checker Tugas pokok:

Memeriksa BPKB kendaraan bekas pakai, dokumen penagihan, kwitansi pelunasan supplier, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan bagiannya. C. Analisis Pemberian Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan memiliki sasaran kredit pada pembiayaan sepeda motor. Tingkat resiko yang tinggi terhadap pelepasan satu aplikasi kredit membuat suku bunga yang diterapkan untuk pembiayaan kredit ini cukup besar.

Pemberian kredit yang baik harus sesuai dengan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Prosedur pemberian kredit yang sehat harus melalui tahap-tahap tertentu yang dimulai dari pemeriksaan kelengkapan berkas administrasi, melakukan survey on the spot, dan melakukan penilaian


(61)

kelakan pemberian kredit dengan memperhatikan 5 C dan 7 P. Persyaratan kredit sepeda motor ini terbagi dua yaitu perorangan dan perusahaan.

1. Perorangan

Syarat-syarat administrasi permohonan kredit perorangan: a. Kartu Tanda Penduduk pemohon dan penjamin b. Rekening listrik/air/telepn/PBB

c. Kartu keluarga/Buku Nikah d. Slip gaji (bagi pegawai)

e. Laporan Keungan/Bom-Bon usaha (bagi wiraswasta) 2. Perusahaan

Syarat-syarat administrasi permohonan kredit perusahaan: a. Kartu Tanda Penduduk Komisaris

b. Kartu Tanda Penduduk Direktur c. Rekening istirk/air/telepon/PBB d. SIUP (Surat Ijin Usaha)

e. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) f. TDP (Tanda Daftar Perusahaan) g. Rekening Koran 3 bulan terakhir h. Akte Pendirian Perusahaan i. Akte peralihan perusahaan


(62)

Seluruh berkas administrasi tersebut harus dipenuhi oleh calon konsumen. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan melakukan survey lapangan terhadap konsumen untuk memastikan data administrasi dan data yang di isi konsumen di formulir aplikasi pembiayan tersebut sesuai dengan kenyataan (keadaan konsumen) sebenarnya. Hasil survey di laporkan oleh surveyor kepada Credit Analist PT Adira Dinamika Multi Finance. Credit Analist ini yang menjadi penentu pengambilan keputusan apakah suatu kredit dibiayai atau tidak. Konsumen yang kreditnya disetujui dapat melakukan pembayaran Down Payment dan penandatanganan perjanjian kredit.

Jenis pembiayaan kredit di PT Adira Dinamika Multi Finance terdiri dari beberapa bagian yaitu:

a. New Order

Aplikasi kredit yang baru, dimana pemohon tidak perna kredit di PT Adira Dinamika Multi Finance.

b. Additional Order

Aplikasi kredit dimana pemohon sedang dalam masa kredit di PT Adira Dinamika Multi Finance.

c. Repeat Order

Aplikasi kredit dimana pemohon sudah perna mengambil sepeda motor di PT Adira Dinamika Multi Finance dan sudah lunas.


(63)

(64)

D. Ketentuan Pencatatan dan Penagihan Piutang 1. Sistematika Pencatatan Piutang

Sistematika pencatatan piutang PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan dilakukan oleh manajemen pusat PT Adira Dinamika Multi Finance di Jakarta. Sistematika pencatatan piutang tersebut diedarkan ke seluruh cabang PT Adira Dinamika Muti Finance di seluruh Indonesia.

Sistematika pencatatan piutang konsumen pada PT Adira Dinamika Multi Finance adalah sebagai berikut:

1. Konsumen over 0 hari = konsumen yang selalu melakukan pembayaran angsuran tepat pada waktunya.

2. Konsumen over 7 hari = konsumen yang angsurannya telah telat selama 7 hari dari tanggal jatuh tempo.

3. Konsumen over 30 hari = konsumen yang angsurannya telah telat selama 30 hari dari tanggal jatuh tempo.

4. Konsumen yang over 60 hari = konsumen yang angsurannya telah telat selam 60 hari dari tanggal jatuh tempo.

5. Konsumen over 120 hari = konsumen yang angsurannya telat selama 120 hari dari tanggal jatuh tempo.

6. Konsumen WO (Writte Off) = konsumen yang angsurannya telah lewat dari 210 hari.


(65)

2. Ketentuan Penagihan Piutang

Sistematika penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang over 0 sampai 7 hari dilakukan pemberitahuan dan peringatan melalui telepon oleh desk collector. Surat peringatan pertama juga dikirimkan melalui pos kepada konsumen.

2. Konsumen yang over 7 hari dilakukan kunjungan penagihan pertama ke alamat tagih konsumen oleh field collector, sekaligus memberikan surat peringatan kedua kepada konsumen.

3. Konsumen yang over 30 hari dilakukan kunjungan penagihan kedua ke alamat tagih konsumen oleh field collector sekaligus memeberikan surat peringatan ketiga dan yang terakhir kepada konsumen.

4. Konsumen yang over 60 hari dilakukan kunjungan ketiga ke alamat tagih oleh Remedial sekaligus memberikan surat penarikan kendaraan kepada PT Adira Dinamika Multi Finance.

5. Konsumen yang over 90 hari dilakukan kunjungan penagihan keempat oleh professional collector (pihak ketiga dari PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan) dengan tujuan untuk menyita kendaraan yang di kredit oleh si konsumen secara baik-baik maupun secara paksa.


(66)

3. Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit bermasalah

Setiap perusahaan pemberi kredit selalu menemukan adanya pembayaran kredit bermasalah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

1. Konsumen berhenti dari pekerjaannya sehingga tidak sanggup lagi membayar angsuran.

2. Konsumen mengalami kebangkrutan usaha sehingga tidak sanggup membayar.

3. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor dan lainnya.

4. Membutuhkan dana untuk keperluan lain yang sifatnya mendesak. 5. Karakter yang kurang baik dari konsumen.

6. Dan faktor-faktor lainnya.

Perusahaan akan memberikan beberapa solusi seperti rescheduling tanggal jatuh tempo, rescheduling tenor kredit, melakukan over credit kendaraan atau meminta konsumen untuk melakukan penitipan kendaraan konsumen di pool PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan dan melakukan penebusan kendaraan bila konsumen telah mempunyai dana yang cukup untuk melanjutkan pembayaran kreditnya.

4. Penghapus Bukuan Kredit Macet

Konsumen yang tidak memiliki kemampuan untuk meneruskan angsuran kreditnya, maka kendaraan yang dikredit akan dihapus bukukan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan dengan cara menyerahkan kendaraan


(67)

tersebut dengan cara baik ataupun dengan penarikan secara paksa. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan memberikan waktu kepada konsumen untuk melakukan penebusan terhadap kendaraan yang dikreditnya. Bila tidak dipenuhi, maka PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan secara resmi mengambil alih semua kewajiban konsumen. Kendaraan tersebut disita dan akan dilakukan pelelangan.

5. Tata cara penyelesaian kredit

Konsumen yang telah menyelesaikan semua kewajiban kreditnya dapat memperoleh BPKB kendaraan bermotornya yang menjadi agunan. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan Menyimpan BPKB tersebut sebagai aguanan. BPKB tersebut harus diambil langsung oleh si pemohon yang namanya tertera di dalam kontrak perjanjian kredit serta melampirkan Kartu Tanda Peduduk yang asli. Konsumen yang berhalangan tetap seperti sakit, melakukan perjalanan dinas dan lainnya, dapat memberikan surat kuasa kepada seseorang yang telah ditandatanganinya dan bermaterai sehingga dapat mengambil BPKB tersebut.


(68)

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisa Pemberian Kredit

Kredit merupakan sumber penghasilan terbesar bagi perusahaan pembiayan dan resiko bisnis yang terbesar sehingga stabilitas dan perkembangan kehidupan perusahaan pembiayaan banyak dipengaruhi oleh keberhasilan pihak pembiayaan didalam mengelola kredit. Penyebab timbulnya kredit bermasalah adalah ketidak mampuan pihak perusahaan pembiayaan dalam menganalisis kelayakan permintaan kredit yang masuk, mengawasi perkembangan mutu kredit (dan debitur) yang telah diberikan, konsentrasi dana kredit pada sekelompok debitur atau bidang usaha yang beresiko tinggi, terlalu gampang meluluskan permintaan kredit, kurang memadainya jumlah dan kualifikasi eksekutif dan staf yang menangani kredit, lemahnya pengawasan dan kekurang mampuan mendeteksi kemungkinan timbulnya piutang bermasalah.

Perusahaan pembiayaan kredit harus memiliki kebijakan kredit yang jelas dan komprehensif untuk mengelola kredit secara professional. Kebijakan itu perlu dinyatakan secara tertulis dalam bentuk manual atau buku panduan, sehingga dapat dengan mudah dapat dipergunakan sebagai pedoman kerja, sekaligus sebagai bahan masukan untuk menilai pelaksanaan pemberian kredit. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan memiliki kebijakan kredit yang tertuang dalam sebuah memo kredit yang berasal dari pusat yang setiap waktu dapat diperbaharui sesuai dengan kondisi perusahaan.


(69)

Proses pemberian kredit memerlukan sumber daya manusia yang dapat menjaga integritas dan dapat mempertanggung jawabkan setiap keputusan yang diambilnya. Pejabat kredit terbagi dua yaitu surveyor dan komite kredit. Pihak surveyor merupakan pihak yang langsung melakukan survey ke tempat pemohon dan memberikan informasi kepada komite kredit didalam mengambil keputusan. Para Surveyor ini perlu selalu diberikan training in class sebelum bekerja dan diperlengkapi dengan sebuah buku panduan kredit. Dengan pemberian training dan buku panduan tesebut diharapkan dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan survey. Pengawasan terhadap kredit juga sangat kurang dari pihak komite kredit.

PT Adira Dinamika Multi finance Cabang Medan perna mengalami keadaan yang sangat memprihatinkan. Pada tahun 2005, PT Adira Dinamika Multi Finance terpaksa memecat 45 orang karyawannya. Semua yang dipecat tersebut adalah pihak surveyor. Surveyor banyak melakukan penyimpangan di dalam mengambil keputusan kredit. Integritas surveyor sangat diragukan, sehingga kredit macet di tahun 2005 mengalami kenaikan yang sangat besar. Banyak dari antara surveyor yang menerima uang atau imbalan dari pihak dealer. Sehingga keputusan kredit yang diberikan tidak sesuai dengan keadaan di lapangan. Pengawasan yang kurang dari komite kredit juga ikut membuat keadaan yang memprihatinkan di PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

Pada tahun 2006, PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan bangkit dengan sumber daya manusia yang lebih baik yang menjunjung integritas


(70)

training dan penyegaran rohani tersebut diharapkan dapat meningkatkan integritas dan loyalitas para surveyor sehingga mereka tidak menyalahgunakan tugas dan tanggung jawab mereka.

Surveyor di dalam memberikan keputusan kredit juga sering tidak bebas di dalam memberikan keputusan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan surveyor tersebut. Target produktifitas juga membuat surveyor kurang bebas di dalam memberikan keputusan kredit. Surveyor disuruh agar lebih selektif dan hati-hati, tetapi mereka dibebankan target produktifitas. Sehingga banyak para surveyor yang sering kebingungan dengan keadaan ini.

Perusahaan menganalisa kelayakan calon debitur, surveyor selalu menggunakan prinsip “5 C” dan prinsip “7 P”. Surveyor diberikan tanggung jawab untuk dapat mengumpulkan informasi mengenai calon konsumen. Surveyor harus dapat menilai karakter, kemampuan dari calon konsumen, modal konsumen, keuangan konsumen dan tingkat kebutuhan dari kredit yang akan diberikan.

Perusahaan melakukan survey ke tempat pemohon, surveyor juga menandatangankan perjanjian kredit. Perjanjian kredit tersebut terdiri dari surat perjanjian yang terdiri dari surat perjanjian fiducia dan surat perjanjian tambahan. Didalam surat perjanjian fiducia terdapat perjanjian kredit yang berisikan nama pemohon dan penjamin atau pendampingnya, jumlah kredit pemohon, tenor dari kredit, tingkat bunga dan pasal-pasal yang berisikan persyaratan kredit. Hal yang terpenting dari persyaratan tersebut adalah pada pasal 3 yaitu debitur dikenakan denda sebesar 0.5 % perhari jika telat membayar kredit. Pasal yang ke 10b yaitu debitur atau penjamin dilarang meminjamkan, menyewakan atau mengalihkan


(71)

barang yang sedang di kredit. Penekanan terhadap persyaratan ini harus lebih kuat, karena calon konsumen sering kurang mengerti mengenai persyaratan perjanjian kredit ini.

Di dalam surat perjanjian tambahan berisikan bahwa pemohon harus menjaga barang yang dikredit dan pemohon harus mengembalikan barang yang dikredit apabila di kemudian hari pemohon tidak dapat melakukan kewajiban lagi untuk membayar kreditnya. Surat perjanjian tambahan ini juga berisikan bahwa konsumen dilarang merusak barang yang dikredit dan harus mengembalikan barang yang di kredit dalam keadaan baik.

B. Sistem Penagihan Piutang

Penanganan penagihan piutang di PT Adira Dinamika Multi Finance dilakukan oleh petugas yang disebut collector. Collector ini bertugas untuk mendatangi dan melakukan penagihan kepada konsumen. Collector meminta pembayaran kredit dari konsumen.

Prosedur penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan adalah sebagai berikut:

1. Konsumen yang over 0 sampai 7 hari dilakukan pemberitahuan dan peringatan melalui telepon oleh desk collector. Surat peringatan pertama juga dikirimkan melalui pos kepada konsumen.

2. Konsumen yang over 7 hari dilakukan kunjungan penagihan pertama ke alamat tagih konsumen oleh field collector, sekaligus memberikan surat peringatan kedua kepada konsumen.


(1)

3. Konsumen yang over 30 hari dilakukan kunjungan penagihan kedua ke alamat tagih konsumen oleh field collector sekaligus memeberikan surat peringatan ketiga dan yang terakhir kepada konsumen.

4. Konsumen yang over 60 hari dilakukan kunjungan ketiga ke alamat tagih oleh Remedial sekaligus memberikan surat penarikan kendaraan kepada PT Adira Dinamika Multi Finance.

5. Konsumen yang over 90 hari dilakukan kunjungan penagihan keempat oleh professional collector (pihak ketiga dari PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan) dengan tujuan untuk menyita kendaraan yang di kredit oleh si konsumen secara baik-baik maupun secara paksa.

PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan juga sering mendapat kendala dalam melakukan penagihan, yaitu:

a. Konsumen sering tidak bisa ditemui karena kesibukannya.

b. Konsumen sering memberikan janji bayar yang tak pasti kepada collector. c. Konsumen pindah alamat tanpa sepengetahuan PT Adira Dinamika Multi

Finance Cabang Medan.

d. Konsumen mengalihkan kendaraan kredit kepada pihak lain tanpa sepengetahuan PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan.

e. Penagihan terhadap orang-orang yang berpengaruh di masyarakat, seperti ketua organisasi kepemudaan seperti ketua PP (Pemuda Pancasila), IPK (Ikatan Pemuda Karya), aparat militer dan pejabat pemerintahan. Hal ini disebabkan birokrasi yang kompleks bila ingin bertemu.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan bab demi bab dalam skripsi ini, baik yang dilakukan secara teoritis maupun secara praktek. Penulis mengambil beberapa kesimpulan yang bertujuan mempermudah dalam memahami skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan yang merupakan intisari penulisan skripsi ini, yaitu:

1. Sistem pemberian kredit pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan belum dilaksanakan dengan baik berdasarkan analisis dan evaluasi kredit yaitu:

a. Banyak kredit macet yang terjadi, khususnya pada tahun 2005 dimana jumlah piutang yang tak tertagih sebanyak 10 milyar lebih.

b. Proses pra kredit yang dilakukan oleh surveyor masih sering tidak sesuai dengan peraturan kredit perusahaan.

c. Pihak surveyor banyak yang tidak memilki integritas terhadap perusahaan sehingga tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Seh Pada pertengahan tahun 2005 PT Adira Dinamika Multi Finance memberhentikan 45 orang karyawannya.

2. Sistem penagihan piutang pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan telah dilakukan dengan baik. Pada tahun 2005 piutang tak tertagih sebesar 10 milyar lebih dan pada tahun 2006 piutang tak tertagih turun kurang lebih sebesar 5 milyar. Dari data tersebut dapat kita lihat perubahan yang signifikan.


(3)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukuan penulis pada PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan maka pada kesempatan ini penulis ingin memberikan saran-saran yang mungkin dapat dijadikan masukan dan bahan pertimbangan bagi PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan di masa yang akan datang sebagai berikut:

1. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan Harus lebih selektif menilai Character, Capacity, Capital, Collateral dari calon konsumen dan

Condition of economic.

2. Pemberian training in class bagi setiap karyawan PT Adira Dinamika Multi Finance khususnya bagian kredit, sehingga dapat melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan lebih baik dan dapat mengurangi kredit macet.

3. Pemberian penyegaran rohani bagi karyawan PT Adira Dinamika Multi Finance khususnya bagian kredit, sehingga dapat bekerja dengan memiliki integritas dan tanggung jawab terhadap setiap keputusan yang diambil. 4. PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan harus lebih persuasif

dan mengadakan pendekatan-pendekatan yang sifatnya musyawarah saat melakukan penagihan dan penyitaan kendaraan kredit kepada konsumen.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Djohan, Warman, 2000, Kredit Bank, PT. Mutiara Sumber Widya, Cetakan Pertama, Jakarta.

Halim, Abdul dan Bambang Supomo, 2005, Akuntansi Manajemen, Edisi Pertama Cetakan Kesebelas, BPFE Yogyakarta.

Kasmir, 2000, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Grafindo Persada, Jakarta.

Mahmoeddin, 2004, Melacak Kredit Bermasalah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Manullang, 2005, Pengantar Manajemen Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Munawir, 2005, Akuntansi Kuangan Dan Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Sutojo, 2000, Manajemen Terapan Bank, Seri Ketiga, Jakarta.

Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Cetakan I, USU Press, Medan. Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.

Umar, Husain, 2001, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widjaja, Hadi, 2000, Analisis Kredit, Pioner Jaya, Bandung.

Dianauli, Dessy, 2006, Analisis Pemberian Kredit Dan Sistem Penagihan Piutang Pada PT Bank Rakyat Indonesia Cabang Medan, Skripsi, FE USU, tidak dipublikasikan

Samsudin, Yan, 2006, Prosedur Pemberian Kredit Dan Analisis Piutang Pada PT Astra Credit Companies Cabang Medan, Sktipsi, FE USU, tidak dipublikasikan


(5)

BAB III : Gambaran Umum PT Adira Dinamika Multi Finance

A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

B. Struktur Organisasi ... 42

C. Analisis Pemberian Kredit ... 52

D. Ketentuan Pencatatan dan Penagihan Piutang ... 56

BAB IV : Analisa Dan Evaluasi A. Analisa Pemberian Kredit ... 60

B. Sistem Penagihan Piutang ... 63

BAB V : Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66


(6)

43 BRANCH

MANAGER

CREDIT AND MARKETING

HEAD ADMINISTRASION HEAD

COLLECTION SECTION HEAD COUNTER SECTION HEAD CREDIT ADMINISTRATION SECTION HEAD MARKETING SECTION HEAD FIELD COLLECTION COLLECTION ADMINISTRASION

FINANCE AND ADM SECTION HEAD TELLER DOKUMEN CHECKER CREDIT MARKETING OFFCER CUSTOMER SERVICE INVENTOTY CONTROL PERSONALIA DAN GA BPKB CUSTODIAN FINANCE AND ADM BANKING Gambar: 3.1

Struktur Organisasi PT Adira Dinamika Multi Finance Cabang Medan Sumber: PT Adira Dinamika Multi Finance