Daya Mixer dengan Baling-baling Kincir Daya Mixer Statis Satu Garis Stator

b. Daya Mixer dengan Baling-baling Kincir

Mixer kincir biasanya bergerak secara lambat, Karena cakupannya meliputi seluruh permukaan air yang dicampurkan. Biasanya digunakan pada alat flokulasi dan koagulan, seperti Aluminium, ferite sulfat dan lain-lain, yang bercampur dengan Lumpur membentuk ikatan antara zat-zat semakin banyak karena mengalami pencampuran, tetapi pengaruh tegangan gesar dari baling-baling akan dapat juga memecahkan flok-flok ke ukuran yang lebih kecil, tetapi persentasenya kecil, dan untuk menghasilkan flok yang baik dibutuhkan wakti 10-30 menit. Adapun rumus yang biasa digunakan dalam mixer ini didasarkan dari percobaan dengan mixer yang ukurannya disesuaikan: …..2-4 …..2-5 2 2 2 2   Av C Fd  Dimana : F D = Gaya Tarik N C D = Koefisien dari gaya tarik antara cairan dan baling-baling A = Diagonal dari baling –baling m  = Rapat Massa fluida 3 m kg P = Daya yang dibutuhkan Watt V p = Kecepatan kincir berputar, biasanya 0,6 – 0,75 ms P D Av C F P   P D P D v Universitas Sumatera Utara

c. Daya Mixer Statis Satu Garis

Mixer statis memiliki karakteristik yang identik dengan kekurangan dari elemen-elemen yang bergerak, contohnya mixer statis satu garis untuk mencampurkan zat-zat kimia yang biasanya untuk flokulasi. Adapun yang dibutuhkan untuk mixer statis iini adalah seperti persamaan berikut ini. P h Q. .   ………..2-6 Dimana : P = Daya yang dibutuhkan kW Q = Kapasitas Aliran m 3 s h = Heat loses sepanjang mixer m  = Berat jenis air kNm 3

d. Mixer Pneumatik Turbin

Pada mixer pneumatik ini, terletak didasarkan tangki dan biasanya digunakan pada tangki flokulasi, dimana pada saat udara yang bercampur zat kimia diinjeksikan dari dasar tangki, daya atau energi akan hilang dengan bersamaan saat gelembung – gelembung udara naik ke atas. adapun daya yang terbuang dirumuskan sebagai berikut : ………..2-7 a c a a p P V P P ln . .  Dimana : P = Daya yang dibutuhkan kW P a = Tekanan atmosfer kNm 2 Universitas Sumatera Utara V a = Volome udara pada tekanan atmosfer m 3 P c = Tekanan udara pada saat akan pecah kNm 2

2.1.4. Kehilangan Energi Dalam Pencampuran

Tenaga yang masuk atau digunakan per unit volume dari cairan dapat digunakan sebagai ukuran kasa dari efektifitas pencampuran. berdasarkan alasan tersebutlah tenaga masukkan menghasilkan gerakan putaran yang besar, dan gerakan putaran tersebiutlah yang menghasilkan pencampuran yang lebih baik. Dalam mempelajari perkembangan dan efek dari gradient kecepatan G dalam tangki penggumpalan dari bermacam-macam tipe dan perkembangan dari persamaan-persamaan dapat digunakan untuk mengoperasikan sistem pencampuran. V P G   …………….2-8 Dimana : G = Gradien Kecepatan 1s P = Daya W  = Kerapatan Jenis N. 2 m s V = Volume m 3 dalam persamaan 2-8, G merupakan Gradien kecepatan dari cairan, yang mana nilai G tergantung pada daya masukan, kerapatan jenis dari cairan, dan volume. dengan Universitas Sumatera Utara mengalikan kedua sisi dari persamaan 2-8 dengan teori waktu sesaat t d = VQ terdapat pada table 2-2.   PV Q V P Q V Gt d 1   ……2-9 Dimana : t d = Waktu sesaat s Q = Kapasitas aliran m s 3 Tabel 2-2 Jenis Gradien kecepatan dan nilai waktu sesaat untuk proses pengolahan air limbah Jarak dari nilai Proses Waktu Sesaat Nilai G, s 1  Pencampuran Jenis operasi pencampuran dalam pengolahan air limbah 5 – 20 s 250 – 1,500 Pencampuran cepat yang berhubungan dengan proses filtrasi 1 – 5 s 1,500 – 7,500 Flokulasi Jenis operasi yang menggunakan air limbah 10 – 30 Menit 20 – 80 Flokulasi yang menggunakan proses filtrasi 2 – 10 Menit 20 – 100 Flokulasi yang berhubungan langsung dengan media filtrasi granula 2 – 5 Menit 30 – 150 Sumber Table: Wastewater Engineering, 3 edition Metcalf Eddy, hal 215 rd Universitas Sumatera Utara

2.2. Motor Induksi

Motor induksi banyak digunakan dalam industri baik skala besar maupun skala kecil karena motor induksi mempunyai konstruksi yang sangat baik, harga yang murah dan mudah dalam pengaturan kecepatannya. stabil ketika berbeban dan mempunyai efisiensi yang tinggi. mesin induksi atau sinkron pada umumnya hanya memiliki satu suplai tenaga yang mengeksitasi belitan stator. Belitan rotornya tidak berhubungan langsung dengan sumber tenaga listrik, melainkan belitannya dieksitasi oleh induksi dari perubahan medan magnetic yang disebabkan oleh arus pada belitan stator.

2.2.1 Konstruksi Motor Induksi

Disebut motor induksi karena dalam hal penerimaan tegangan dan arus pada rotor dilakukan dengan jalan induksi. jadi pada motor induksi, rotor tidak langsung meneriama tegangan atau arus dari luar. Motor Induksi terdiri dari dua bagian penting yaitu stator dan rotor. rotor dan stator merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris. Diantara rotor dan stator terdapat celah udara yang sempit.

a. Stator

Komponen stator adalah bagian terluar yang diam membawa arus satu phasa. Stator terdiri dari tumpukan laminasi yang menjadi alur kumparan. tiap kumparan tersebar dalam beberapa alur yang disebut belitan phasa dimana untuk tiga motor phasa belitan terpisah secara listrik sebesar 120 . Bila stator tersebut dicatu oleh tegangan tiga phasa yang setimbang, maka pada stator tersebut akan muncul suatu medan magnet pada celah yang berputar pada Universitas Sumatera Utara kecepatan serempak yang besarnya direntukan oleh jumlah katup p dan frekuensi stator f yang dirumuskan dalam persamaan 2-10 p n s ……………..2-10 f . 120  Dimana : n s = Putaran sinkron medan putaran stator rpm f = Frekuensi HZ p = Jumlah Katup

b. Rotor