Sejarah Singkat Berdirinya Toko Buku Senyum Muslim

BAB 3 DESKRIPSI PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Toko Buku Senyum Muslim

Perjalanan bisnis senyum muslim berawal dari organisasi remaja mesjid Darul Hikam di komplek Antilop Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat sekitar tahun 2000. Sodik Amin bersama Nungki Nugroho, Fahmi J. Fitrah, dan Yoga Satria ketika itu yang bertanggung jawab dalam bidang Kewirausahaan mencari dana untuk membiayai kegiatan bidang keputrian dan pelatihan . Pada awalnya, senyum muslim adalah lembaga non-profit. Modal awalnya tidaklah banyak, hanya sekitar Rp 450.000. Uang itulah yang kemudian dibelanjakan beberapa barang dan dijual dari mesjid ke mesjid. Penjualannya dimulai dengan mengikuti bazar-bazar di berbagai tempat di Jakarta. Bidang kewirausahaan Senyum Muslim kemudian semakin melebarkan sayapnya hingga ke luar kota, seperti Bandung, Yogyakarta dan Solo. Kegiatan menggelar bazar di berbagai tempat masih terus berlanjut sampai akhirnya pada akhir tahun 2003 Senyum Muslim mampu membuka outlet sendiri di kawasan Jatiwaringin, Bekasi. Perlahan tapi pasti, omset dari outlet di Jatiwaringin terus menanjak. Kesuksesan yang dicapai outlet Jatiwaringin kemudian menjadi awal untuk pembentukan franchise Senyum Muslim. Universitas Sumatera Utara Franchising pewaralabaan pada hakekatnya adalah sebuah konsep pemasaran dalam rangka memperluas jaringan usaha secara cepat. Dengan demikian, franchising bukanlah sebuah alternatif melainkan salah satu cara yang sama kuatnya, sama strategsinya dengan cara konvensional dalam mengembangkan usaha. Franchise pertama kali dimulai di Amerika oleh Singer Sewing Machine Company, produsen mesin jahit Singer pada 1851. Raharjo, 2008 Di Indonesia franchise dikenal sejak era 70 ketika masuknya Shakey Pisa, KFC, Swensen dan Burger King. Perkembangannya terlihat sangat pesat dimulai sekitar 1995. Data Deperindag pada 1997 mencatat sekitar 259 perusahaan penerima waralaba di Indonesia. Setelah itu, usaha franchise mengalami kemerosotan karena terjadi krisis moneter. Barulah pada 2003, usaha franchise di tanah air mengalami perkembangan yang sangat pesat. Adapun ide awal untuk membentuk franchise berasal dari Valentino Dinsi, penulis buku Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian. Sejak memutuskan untuk menggunakan pola franchise, Senyum Muslim berkembang pesat. Berawal dari outlet Jatiwaringin kemudian menyebar ke berbagai daerah di seluruh penjuru pelosok Nusantara. Sampai saat ini, jumlah outlet Senyum Muslim sudah mencapai 32 outlet franchise dan 5 outlet reguler yang tersebar di beberapa kota-kota di Jawa, Sumatera, hingga Kalimantan. Seiring dengan perkembangan usaha, maka aspek legal juga mulai dibenahi. Senyum Muslim yang dirintis sejak tahun 2000 kemudian secara resmi berbadan hukum pada tahun 2005 dengan nama PT Senyum Muslim Waralaba Indonesia. Universitas Sumatera Utara

3.2 Persyaratan Franchise Senyum Muslim