BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya ilmu kesehatan memberikan sebuah kontribusi baru bagi dunia kesehatan dan semakin berkembangnya pengetahuan dalam dunia kesehatan
justru semakin banyak pekerjaan rumah tangga yang harus diikuti guna mendukung perkembangan pengetahuan itu sendiri khususnya perkembangan kesehatan ibu dan anak.
WHO memperkirakan diseluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 585.000 meninggal saat hamil atau bersalin. Berdasarkan hasil SDKI 2007 derajat
kesehatan ibu dan anak di Indonesia masih perlu ditingkatkan, ditandai dengan Angka Kematian Ibu AKI yaitu 228100.000 Kelahiran Hidup dan tahun 2008,
4.692 jiwa ibu melayang dimasa kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan Angka Kematian Bayi 341000 KH. Menurut hasil Riskesdes 2007, penyebab
kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan pernafasan 36,9, prematuritas 32,4, sepsis 12, hipotermia 6,8, kelainan darah ikterus
6.6 dan lain-lain. Oleh karena itu, upaya penurunan KBB dan AK bal ita perlu memberikan perhatian yang besar pada upaya penyelamatan ibu dan bayi baru
lahirhttp:www.depkes.go.id.
Penelitian menunjukkan bahwa 50 kematian bayi terjadi pada periode neonatal, yaitu saat bulan pertama kehidupan, di mana periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis dalam fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat
seumur hidup bahkan kematian. Sebagai contoh, bayi yang mengalami hipotermia akan menyebabkan hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak jika kondisi tersebut
tidak diatasi dengan tepat. Pencegahan merupakan hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal agar neonatus menjadi individu yang dapat menyesuaikan diri dan
dapat bertahan dengan baik dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Bayi baru lahir sering mengalami hipotermi karena ketidakmampuan
mempertahankan suhu tubuh, lemak subkutan yang belum sempurna, permukaan tubuh yang
luas dibandingkan
masa tubuh
dan suhu
lingkungan yang
dinginhttp:blogspotasuhan keperawatan bayi sakit.2009. Bayi hipotermia adalah bayi
dengan suhu badan di bawah normal. Adapun suhu normal bayi dan neonatus adalah 36,5
C-37 C suhu axila. Tubuh dengan cepat menggunakan energi agar tetap hangat,
sehingga pada saat kedinginan bayi memerlukan banyak oksigen. Hipotermi juga dapat menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke jaringan. Salah satu upaya pencegahan
hipotermi pada bayi adalah dengan kontak kulit antara bayi dan ibu yang disebut Inisiasi Menyusui Dini.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa; 1 Ibu dan bayi sudah dapat berinteraksi dalam menit-menit pertama setelah lahir. Jika bayi segera diletakkan diperut dada ibu dengan
kontak kulit ibu ke kulit bayi,2 Bayi menunjukkan kemampuan yang menakjubkan. Usia dalam beberapa menit, bayi dapat merangkak ke arah payudara dan meyusu sendiri The Breat
crow, 3 kulit ibu memiliki kemampuan untuk menyesuaikan suhunya dengan suhu yang dibutuhkan bayi Thermoregulaiot, thermal synchrony. Semua Perilaku yang menakjubkan
tersebut memungkinkan berlangsungnya Inisiasi Menyusu Dini IMDRoesli, 2008:1-2. Inisiasi Menyusui Dini IMD atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir, jadi pada dasarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemauan untuk menyusui sendiri satu jam segera setelah lahir.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the breast crowl atau merangkak mencapai payudaraUtami Roesli,2008:3, namun dunia moderen memberi dampak yang
cukup nyata bagi kelangsungan hidup bayi. Ini terlihat dari mulai maraknya ibu tidak lagi mau menyusui bayi diakibatkan ketakutan akan pengaruh terhadap bentuk tubuh begitu juga
dengan tenaga kesehatan yang lebih banyak menggunaka alat penghangat bayi seperti inkubator dan lebih memilih untuk melakukan penanganan lain seperti memberikan vitamin
K dan segera memandikan bayi. Disinilah peran aktif dan penyadaran oleh tenaga kesehatan agar dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat agar memberikan ASI-nya bagi anak
anak yang baru lahir yang biasa disebut dengan Inisiasi Menyusui Dini IMD. Berdasarkan data dari WHO world health organization dan UNICEF tentang asuhan
bayi baru lahir satu jam pertama adalah bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit satu jam Ambarwati dan wulandari,2009.
Kontak kulit ibu dan bayi akan memberikan banyak manfaat di antaranya, dada ibu manghangatkan bayi dengan tepat sehingga mencegah terjadi hipotermia pada bayi, ibu dan
bayi merasa lebih tenang serta terciptanya ikatan kasih sayang Roesli, 2008 Dr. Lennart Righard dan seorang bidan Margareta Alade 1990 telah melalui
penelitian terhadap 72 pasangan ibu-bayi baru lahir dimana ke-72 ibu bayi ini di bagi menjadi
dua kelompok. Kejadian bayi yang lahir normal dengan bayi yang lahirnya dengan obat- obatan tindakan dengan hasil sebagai berikut : pada kelompok bayi yang lahir normal,
begitu lahir tali pusarnya dipotong, dikeringkan dengan cepat dan segera diletakkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi ke kulit ibu dibiarkan setidaknya satu jam. Pada usia
sekitar 20 menit, bayi dapat menyusu dengan baik dan kelompok bayi yang lahir normal tanpa obat-obatan, tetapi langsung dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur,
dibersihkan dan hasilnya 50 bayi tidak dapat menyusui sendiri. Bayi yang lahir dengan obat-obatan atau tindakan, segera setelah lahir diletakkan di dada ibu dengan kontak kulit ke
kulit, hasilnya tidak semuanya dapat menyusu sendiri, mencapai payudara ibunya pun umumnya menyusu dengan lemah.
Permasalahan saat ini adalah hanya ada 4 bayi yang mendapat ASI dalam satu jam kelahirannya. Untuk itu pemerintah menghimbau semua petugas kesehatan yang
terlibat dalam persalinan dokter, suster, dan bidan agar membantu Ibu-Ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini segera setelah melahirkan Depkes RI, 2008 . Perubahan yang terjadi
pada saat IMD salah satunya adalah perubahan suhu tubuh. Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panas yang diperoleh dengan panas yang hilang. Manusia bersifat
homeotermik, yaitu suhu inti dipertahankan sekitar 37 C Celcius berapa pun suhu
lingkungan eksternal. Jika terjadi ketidak seimbangan, tubuh akan sangat terpengaruh karena manusia tidak dapat menoleransi tentang perubahan tubuh yang sangat ekstrim.
Suhu inti merujuk pada suhu otak, organ abdomen dan dada, yang merupakan bagian tubuh paling hangat. Suhu inti biasanya dicapai 2 cm dibawah permukaan tubuh Hinchliff
et al, 1996, dengan dua pertiga masa tubuh dipertahankan pada suhu inti. Pengukuran suhu inti paling akurat, “gold standard” ditemukan di arteri pulmoner Board, 1995
Johnson dan Taylor, 2005. Pengukuran suhu tubuh sangat diperlukan bagi ibu dan bayi baru lahir. Ada
beberapa tujuan yang dimanfaatkan untuk pengukuran suhu tubuh atau observasi suhu tubuh bagi ibu post partum yaitu untuk mengetahui suhu badan ibu postpartum,
mengetahui kelainan yang terjadi pada ibu postpartum, untuk menentukan diagnosa pada ibu postpartum dan untuk mengetahui perkembangan pada ibu postpartum sedangkan
Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas mendeteksi adanya penyimpangan diantaranya terjadi hipotermia pada bayi.
Lebih lanjut berdasarkan studi pendahuluan dan survey yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya, jumlah persalinan yang terjadi di Rumah Sakit Al_Irsyad
Surabaya pada tahun 2010 sebanyak 840. Dari jumlah kelahiran tersebut, terjadi 2 kematian ibu nifas dan 4 kematian bayi baru lahir. Sebanyak 20 kematian ibu nifas
diakibatkan perdarahan post partum dan 80 akibat lain-lain sedangkan kematian bayi sebanyak 30 karena bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah, 15 akibat
hipotermia, 7 akibat trauma lahir, 7 akibat infeksi dan 41 akibat lain. Berdasarkan data demografi tersebut, prosentase data kematian ibu dan bayi di Rumah Sakit Al_Irsyad
Surabaya masih banyak terutama kematian bayi akibat BBL rendah dan hipotermia. Selanjutnya berdasarkan data rekamedis ibu melahirkan pada kurun waktu 4 bulan terakhir
mulai bulan januari sampai april, tercatat hampir setiap bulan terdapat 75 ibu melahirkan dan lebih dari 30 ibu melahirkan melaksanakan IMD.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan mengangkat judul
“Pengaruh Inisiasi Menyusui Dini IMD Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Ibu Postpartum dan Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Al_Irsyad
Surabaya ”.
1.2 Rumusan Masalah