Evaluation of kapook seed based on digestibility, enzimatic, blood parameter, histology and growth performance as alternatif of feed ingredient for Common carp, Cyprinus carpio L

EVALUASI BIJI KAPUK (Ceiba petandra Gaertn)
BERDASAR KECERNAAN, ENZIMATIK, GAMBARAN
DARAH, HISTOLOGI DAN KINERJA PERTUMBUHAN
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PAKAN IKAN MAS
(Cyprinus carpio L)

OTIE DYLAN SUBHAKTI HASAN

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi “Evaluasi biji kapuk (Ceiba
petandra Gaertn) berdasar kecernaan, enzimatik, gambaran darah, histologi dan
kinerja pertumbuhan sebagai alternatif bahan baku pakan ikan mas (Cyprinus
carpio L)” adalah karya saya sendiri dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor,

Juli 2012

Otie Dylan Subhakti Hasan
NRP. C161070081

ABSTRACT
OTIE DYLAN SUBHAKTI HASAN. Evaluation of kapook seed (Ceiba
petandra Gaertn) based on digestibility, enzimatic, blood parameter, histology and
growth performance as alternatif of feed ingredient for Common carp, Cyprinus
carpio L. Supervised by ENANG HARRIS, M. AGUS SUPRAYUDI, DEDI
JUSADI and EDDY SUPRIYONO
This research was conducted to evaluate kapook seed (Ceiba petandra Gaertn) as
plant feedstuff on digestibility, enzymatic activity, blood parameter, histology and
growth performance of common carp, Cyprinus carpio L. This experiment was
conducted at three stages. The first stage of the research was done to known the
digestibility of kapook seed meal in vitro. Kapook seed meal (KSM) at the levels
of 0%, 7%, 28%, 50%, 72%, 93% and 100% was used as substrates, and pure
enzymes of protease 34.5 IU, lipase 10 IU, and amylase 14.4 IU were used as

hydrolyzer. The substrate was incubated for one hour at the temperature of 37 oC.
The results of in vitro experiment showed that the digestibilty rate of protein, lipid
and carbohydrate was reach to a maximum level at the KSM concentration of
50%, and the digestibility rate of protein, lipid and carbohydrate was reduced to
the level of 37.57%, 46.15%, and 65.78% when KSM concentration was increased
from 50 to 100%. It is concluded that the maximum concentration of KSM
without any reduction effect on digestibility rate was 50%.
The second experiment was conducted to evaluate the digestibility and enzyme
activity of common carp fed diet containing different levels of kapook seed meal,
either 0% , 10, 20, 30, 40, and 50% KSM, respectively. For indirect digestibilty
measurement, 0.5% of Cr2O3 was used as a tracer.
The results showed that the digestibility of total, energy, protein, lipid and
carbohydrate decreased along with the increasing of KSM levels in the diets. The
activity of amylase was higher compared to protease and lipase activities in all
KSM levels in the diets, but its rate was reduced along with the increasing of
KSM levels in the diet.
The third experiment was conducted to evaluate the effect of different level of
kapook seed on histology, blood parameters, accumulation anti nutritional factors
in liver and kidney, and growth performance of common carp. All the methods of
this experiment were the same as those on the second experiment. The result

showed that the increasing of KSM levels in the diets increased the concentration
of gossypol (FG) and cyclopropenic acid (ALS) in blood and organs increased as
the KSM levels in the diet were increased. The desaturation of unsaturated fatty
acid was found in all fish fed KSM diets. All growth performance indicators such
as feed consumption, feed convertion ratio, protein and lipid retention, survival
rates, and daily growth rate were decreased as a consequence of the inclusion of
KSM in the diets.
It is concluded that KSM contained 0.32% of FG and 1.57% of ALS can not be
used as raw materials for stomachless fish like common carp.
Keywords: Kapook seed meal, digestibility, enzyme, blood parameter, feed
efficiency, growth, common carp

RINGKASAN
OTIE DYLAN SUBHAKTI HASAN. Evaluasi biji kapuk (Ceiba petandra
Gaertn) berdasar kecernaan, enzimatik, gambaran darah, histologi dan kinerja
pertumbuhan sebagai alternatif bahan baku pakan ikan mas (Cyprinus carpio L).
Dibimbing oleh ENANG HARRIS, M. AGUS SUPRAYUDI, DEDI JUSADI,
dan EDDY SUPRIYONO.
Pakan ikan mas masih mengandalkan tepung ikan sebagai sumber protein hewani
dan tepung kedelai sebagai sumber protein nabati yang merupakan bahan baku

impor, sehingga harga pakan menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dilakukan
pencarian alternatif sumber bahan baku pakan lokal yang berbasis hasil samping.
Biji kapuk merupakan hasil samping industri pertanian yang berpotensi untuk
dijadikan bahan baku pakan ikan sebagai sumber protein dan sumber asam lemak
essensial. Namun demikian, biji kapuk juga mengandung zat anti-nutrisi berupa
gossypol (FG) dan asam lemak siklopropenoat (ALS) yang dapat memberikan
dampak negatif pada ikan budidaya. Walaupun mengandung zat anti nutrisi
ternyata biji kapuk bisa digunakan sebagai pakan ikan berlambung seperti ikan
bawal tawar di Blitang Sumatra Selatan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengevaluasi biji kapuk (Ceiba petandra Gaertn) sebagai alternatif bahan
baku pakan berdasar kecernaan, enzimatik, gambaran darah, histologi dan kinerja
pertumbuhan ikan berlambung palsu seperti ikan mas (Cyprinus carpio L).
Keseluruhan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama dari
penelitian ini adalah untuk mengkaji kecernaan biji kapuk secara in vitro. Enam
macam perlakukan dan setiap perlakuan diulang 3 kali digunakan dalam
penelitian ini. Enam konsentrasi tepung biji kapuk (TBK) dalam aquades yakni
0%, 7%, 28%, 50%, 72%, 93% dan 100% yang mengandung gossypol dan asam
lemak seklopropenat masing-masing sebesar 226 dan 1.100 ppm, 910 dan 4.400
ppm, 1.618 dan 7.857 ppm, 2.330 dan 11.315 ppm, 3.010 dan 1.4615 serta 3.235
dan 15.315 ppm dijadikan sebagai substrat. Tiga macam enzim murni yakni

protease (34,5 IU/mg/menit), amylase (14,4 IU/mg/menit), lipase (10
IU/mg/menit) digunakan sebagai penghidrolisa. Setelah substrat dicampur
dengan enzim, kemudian diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 oC, pH 7 dan hasil
hidrolisa di analisa sebagai dasar perhitungan kecernaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa laju kecernaan protein, lemak dan karbohidrat meningkat
dengan meningkatnya substrat sampai pada konsentrasi tertentu kemudian turun
kembali. Laju kecernaan untuk protein, lipid dan karbohidrat mencapai tingkat
maksimum pada saat konsentrasi sebesar 50% TBK. Laju kecernaan dari protein,
lipid dan karbohidrat berkurang menjadi 37,57%, 46,15%, dan 65,78% pada saat
konsentrasi TBK dinaikkan dari 50 menjadi 100%. Berdasarkan penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa konsentrasi TBK yang memberikan laju kecernaan
maksimum adalah 50% TBK.
Tahap kedua dari penelitian ini dilakukan untuk mengkaji kecernaan dan aktivitas
enzimatik benih ikan mas yang diberi pakan dengan kandungan TBK yang
berbeda. Enam macam pakan yang digunakan dalam penelitian ini mengandung
kadar protein dan energi yang sama, namun berbeda dalam kandungan TBKnya.
Pakan K tidak mengandung TBK (0% TBK). Pakan A, B, C, D dan E
mengandung TBK masing-masing sebesar 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Cr2O3

vi


sebanyak 0,5% dimasukkan dalam pakan sebagai indikator kecernaan. Ikan yang
digunakan adalah benih ikan mas Cyprinus carpio L. dengan berat rata-rata
berkisar antara 5-6 g/ekor. Ikan sebanyak 500 ekor ditampung dalam bak fiber
bervolume 1.000 L dan dilengkapi dengan sistem resirkulasi. Ikan dipelihara
selama 7 hari untuk diadaptasikan dengan kondisi labolatorium. Setelah ikan
teradaptasi, ikan ditimbang dan dimasukan ke dalam akuarium yang berukuran
80x50x40 cm dengan kepadatan 20 ekor/akuarium. Setiap akuarium dilengkapi
dengan aerasi. Ikan dipelihara dengan sistem resirkulasi. Ikan diadaptasikan
dengan pakan penelitian selama 7 hari. Pakan diberikan secara at satiation
(sekenyang-kenyangnya) dengan frekuensi sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada
pukul 07.00, 12.00 dan 17.00 WIB. Setelah 7 hari, mulai dilakukan pengumpulan
feses. Feses ikan diambil 2 jam setelah pemberian pakan. Feses tersebut disipon
dari bagian dasar akuarium kemudian feses ditampung dalam botol film. Untuk
menghindari tercampurnya feses dan pakan, 30 menit setelah pemberian pakan
dilakukan penyiponan untuk mengeluarkan sisa pakan. Feses dikumpulkan
selama 21 hari. Feses yang terkumpul kemudian disimpan dalam freezer sampai
digunakan untuk analisis nutrien dan Cr2O3. Pada akhir penelitian, sejumlah ikan
diambil dari akuarium untuk keperluan analisis enzim. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kecernaan protein, lemak dan karbohidrat menurun dengan

meningkatnya kadar TBK dalam pakan. Pada ikan yang diberi pakan sampai
dengan kadar 50% TBK tingkat kecernaan protein dan lemak masih diatas 70%,
namun tingkat kecernaan karbohidrat 68% pada ikan yang diberi pakan dengan
kadar 10% TBK dan turun menjadi 40% pada kadar 50% TBK dalam pakan.
Kecernaan karbohidrat dalam biji kapuk lebih rendah dibandingkan dengan
kecernaan protein dan lemak. Aktifitas enzim amilase pada ikan mas yang diberi
pakan perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas enzim protease dan
lipase. Laju aktifitas ke tiga enzim tersebut menurun dengan meningkatnya
kandungan TBK dalam pakan. Diantara ke tiga enzim dalam saluran pencernaan,
aktivitas amilase lebih sensitif terhadap kandungan TBK dalam pakan
dibandingkan dengan aktiftas protease dan lipase.
Tahap ke tiga dari penelitian ini dilakukan untuk mengkaji efek dari berbagai
level TBK dalam pakan terhadap gambaran darah, akumulasi zat anti nutrisi
dalam hati dan ginjal, histologi dan kinerja pertumbuhan benih ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk (TBK) berbeda. Penelitian ini merupakan
lanjutan dari penelitian ke dua. Setelah pengumpulan feses selesai selama 1
bulan, maka ikan ditimbang untuk selanjutnya dipelihara kembali selama satu
bulan. Adapun pakan perlakuan pada penelitian ke tiga ini adalah sama seperti
pada penelitian ke dua yakni dengan kadar TBK 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan
50% dalam pakan, namun tanpa menggunakan Cr2O3. Ikan dipelihara selam 30

hari dan pakan diberikan secara satiasi dengan frekuensi 3 kali sehari. Pada akhir
penelitian sample ikan ditimbang dan diambil usus, hati, ginjal dan darah,
kemudian disimpan dalam freezer untuk kepentingan analisa. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peningkatan kadar TBK dalam pakan menurunkan
palatabilitas pakan. Peningkatan kadar TBK dalam pakan meningkatkan kadar
FG dan ALS dalam darah dan akumulasinya pada hati dan ginjal. Akumulasi
kadar FG dan ALS pada hati lebih tinggi dibandingkan dengan yang terakumulasi
pada ginjal. Gambaran darah seperti jumlah eritrosit, leukosit, haemoglobin dan
haematrokrit pada ikan menurun dengan meningkatnya kadar TBK dalam pakan.

vii

Sebaliknya jumlah limfosit, monosit dan bilirubin darah meningkat sejalan dengan
peningkatan kadar TBK pakan.
Hasil pengamatan histologi pada hati dan ginjal menunjukkan terjadinya
kerusakan organ tersebut seperti adanya nekrosis, infiltrasi, dan peradangan pada
semua ikan yang diberi pakan yang mengandung TBK. Kinerja pertumbuhan
seperti konversi pakan, retensi protein dan lemak, dan laju pertumbuhan harian
menurun dengan meningkatnya kadar TBK pakan. Berdasarkan kajian ini biji
kapuk tidak dapat dijadikan bahan baku pakan sebagai sumber protein dan asam

lemak essensial pada ikan yang berlambung palsu seperti ikan mas.
Kata kunci: Tepung biji kapuk, kecernaan, parameter darah, pertumbuhan,
efisiensi pakan, ikan mas

© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2012
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, dan penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik,
atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan
kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

EVALUASI BIJI KAPUK (Ceiba petandra Gaertn)
BERDASAR KECERNAAN, ENZIMATIK, GAMBARAN
DARAH, HISTOLOGI DAN KINERJA PERTUMBUHAN
SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN BAKU PAKAN IKAN MAS
(Cyprinus carpio L)

OTIE DYLAN SUBHAKTI HASAN


Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

xii

Penguji Luar Komisi Ujian Tertutup:
1. Dr. Dinar Tri Soelistyowati, DEA
Staf Pengajar Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB
2.

Dr. Widanarni
Staf Pengajar Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB


Penguji Luar Komisi Ujian Terbuka:
1. Dr. Zapril Imran Azwar
Peneliti Utama pada Pusat Penelitian dan Pengembangan
Budidaya Perikanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan
2.

Dr. Mia Setiawati
Staf Pengajar Departemen Budidaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB

Judul Penelitian : Evaluasi biji kapuk (Ceiba petandra Gaertn) berdasar
kecernaan, enzimatik, gambaran darah, histologi dan kinerja
pertumbuhan sebagai alternatif bahan baku pakan ikan mas
(Cyprinus carpio L)
Nama
NRP
Program Studi

: Otie Dylan Subhakti Hasan
: C161070081
: Ilmu Akuakultur
Disetujui
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Enang Harris
Ketua

Dr. M. Agus Suprayudi
Anggota

Dr. Dedi Jusadi
Anggota

Dr. Eddy Supriyono
Anggota
Mengetahui

Ketua Program Studi,

Dekan Sekolah Pascasarjana IPB

Prof. Dr. Enang Harris

Dr. Dahrul Syah

Tanggal Ujian: 30 Juli 2012

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala karunia,
taufik dan hidayahNya, sehingga penulisan disertasi berjudul ”Evaluasi biji kapuk
(Ceiba petandra Gaertn) berdasar kecernaan, enzimatik, gambaran darah,
histologi dan kinerja pertumbuhan sebagai alternatif bahan baku pakan ikan mas
(Cyprinus carpio L)” dapat diselesaikan dengan baik. Disertasi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi
Ilmu Akuakulur, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian penelitian dan penulisan
disertasi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan banyak pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang tak terhingga kepada:
1.

Bapak Prof. Dr. Enang Harris, Bapak Dr. M. Agus Suprayudi, Bapak
Dr. Dedi Jusadi, dan Bapak Dr. Eddy Supriyono, sebagai komisi pembimbing
atas curahan waktu, tuntunan, kesabaran, semangat, dan keikhlasan dalam
membimbing dan memberi arahan yang sangat berarti kepada penulis mulai
dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian hingga penulisan disertasi
ini.

2.

Ibu Dr. Dinar Tri Sulistyowati dan Ibu Dr. Widanarni atas kesediaannya
selaku penguji luar komisi pada ujian tertutup, serta Bapak Dr. Zafril Imran
Azwar dan Ibu Dr. Mia Setiawati selaku penguji luar komisi pada ujian
terbuka, atas saran, perbaikan, wawasan dan semangat yang diberikan.

3.

Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan Pengembangan Sumber
daya Manusia Kelautan dan Perikanan, dan Kepala Pusat Pendidikan
Perikanan Kelautan dan Perikanan beserta seluruh jajarannya atas kesempatan
dan penyediaan beasiswa sehingga penulis dapat mengikuti pendidikan pada
progran S3 di Institut Pertanian Bogor.

4.

Ketua STP Jakarta beserta jajarannya atas kesempatan dan dukungannya
kepada penulis untuk melanjutkan studi pada program S3.

5.

Ketua Jurusan Penyuluhan Perikanan STP (terdahulu Bapak Iskandar Musa,
A.Pi, MM dan saat ini Ibu Dra. Ani Leilani, M.Si) dan rekan-rekan dosen dan

xvi

pegawai dan teknisi di hatchery, laboratorium (khususnya Mad Soleh, Anjar,
Fitri dan Alvi Yudistira) atas dukungan tenaga, moril, dan materil kepada
penulis.
6.

Rekan-rekan mahasiswa S3, khususnya Akuakultur 2007 (Usman, Ahmad
Gufron Mustofa, Andi Parenrengi, Hesti Wahyuningsih, Yulintin, Ilmiah,
RR.Sri Sinarni dan Mulyana) atas segala dukungan, kebersamaan dan
semangat dalam mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S3 di Institut
Pertanian Bogor.

7.

Isteri tercinta Dra. Ani Leilani, M.Si, dan anak-anak, mantu serta cucuku
terkasih: Yusi Yolanda Bhakti, Yoga Hasya Bhakti, Yudha Fatrya Bhakti,
Luthfi Mayang Suren dan Aura Siti Latifah serta seluruh keluarga besar
Ayahanda A. Hasan (Alm) dan Ibunda Hj. Enok (Alm), Bapak/Ibu mertua
H.M. Saleh dan Hj. Saeni, Kaka, adik dan Ipar atas segala doa, kasih sayang,
dorongan semangat dan dukungan moril dan materil kepada penulis.

8.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga
penulis mampu menyelesaikan program S3 di Institut Pertanian Bogor.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda atas segala

bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran, masukan, dan kritikan untuk perbaikan
penulisan selanjutnya. Penulis berharap semoga disertasi ini bermanfaat bagi
ilmu pengetahuan dan teknologi akuakultur di Indonesia untuk mewujudkan
masyarakat perikanan dan kelautan yang lebih maju dan sejahtera.

Bogor,

Juli 2012

Otie Dylan Subhakti Hasan

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut, pada tanggal 30 September 1959 sebagai anak
ke-7 dari 13 bersaudara dari Ayahanda A. Hasan dan Ibunda Hj.

Enok.

Pendidikan kejuruan ditempuh pada SUPM Bogor, lulus tahun 1978 dan
Pendidikan Guru Kejuruan Pertanian pada Program Diploma 3 Fakultas
Politeknik IPB, lulus tahun 1985.

Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan

Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda, Bogor, lulus pada tahun
1992. Pada tahun 1996, penulis diterima di Program Studi Ilmu Perairan (S2),
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dan lulus pada tahun 2000.
Kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor pada Program Studi Ilmu
Akuakultur, Program Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2007. Beasiswa
untuk program doktor diperoleh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia.
Penulis bekerja sebagai staf pengajar pada SPP-SUPM Bogor sejak tahun
1980 sampai saat ini instititusi tersebut telah berkembang menjadi Jurusan
Penyuluhan Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta. Bidang pendidikan
yang menjadi tanggungjawab penulis adalah Budidaya Perairan. Menikah dengan
Dra. Ani Leilani, M.Si pada tahun 1985 dan telah dikaruniai anak: satu orang putri
bernama Yusi Yolanda Bhakti dan dua orang putra bernama Yoga Hasya Bhakti
dan Yudha Fatria Bhakti. Anak mantu: Lutfi Mayang Suren, serta cucu Aura Siti
Latifah.
Karya ilmiah dengan judul “Evaluasi kecernaan pakan, kandungan gossypol
dan asam lemak siklopropenoat dalam darah, dan pertumbuhan ikan mas yang
diberi formulasi pakan dengan kandungan tepung biji kapuk berbeda” dalam
proses penerbitan pada Jurnal Riset Akuakultur tahun 2012.
tersebut merupakan bagian dari disertasi program S3 penulis.

Karya ilmiah

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xxi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xxv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ..................................................................................................1
Perumusan Masalah ..........................................................................................3
Tujuan dan Manfaat ..........................................................................................4
Tingkat Kebaruan (Novelty) ..............................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 5
Kebutuhan Nutrisi Ikan Mas .............................................................................5
Protein ....................................................................................................... 5
Lemak ....................................................................................................... 5
Karbohidrat ............................................................................................... 6
Bahan Baku Pakan Ikan ....................................................................................8
Tepung Ikan (TI) ....................................................................................... 9
Tepung Biji Kapuk (TBK) ...................................................................... 10
Pemanfaatan Biji Kapuk dan Kapas pada Ikan ...............................................11
Fungsi Lambung Pada Ikan.............................................................................12
Asam Lemak Siklopropenoat ..........................................................................12
Gossypol .........................................................................................................14
Dampak Negatif Gossypol ..............................................................................15
Darah Ikan .......................................................................................................16
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 21
Tahap 1. Kajian keberadaan gossypol (FG) dan asam lemak
siklopropenoat (ALS) dalam tepung biji kapuk terhadap aktivitas
enzim protease, lipase dan karbohidrase secara in vitro .................................21
Prosedur Percobaan ................................................................................. 21
Analisis Kimia ........................................................................................ 21
Parameter yang dievaluasi ...................................................................... 22
Analisis Data ........................................................................................... 22
Tahap 2. Kajian kecernaan dan enzimatik benih ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda .....................................................22
Pakan Uji ................................................................................................. 22
Prosedur Percobaan ................................................................................. 23
Analisis Kimia ........................................................................................ 24
Parameter yang Dievaluasi ..................................................................... 25
Analisis Data ........................................................................................... 25
Tahap 3. Kajian gambaran darah, histologi, akumulasi gossypol
(FG) dan asam lemak siklopropenoat (ALS) pada organ dan
kinerja pertumbuhan benih ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk (TBK) berbeda ...............................................................................26
Pakan Uji ................................................................................................. 26

xx

Prosedur Percobaan ................................................................................. 27
Analisis kimia .......................................................................................... 27
Parameter yang dievaluasi ....................................................................... 29
Analisis Data ........................................................................................... 30
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 31
Tahap 1. Kajian keberadaan gossypol (FG) dan Asam lemak
siklopropenoat (ALS) dalam tepung biji kapuk (TBK) pada
kecernaan protein, lemak dan karbohidrat secara in vitro .............................. 31
Hasil......................................................................................................... 31
Pembahasan ............................................................................................. 32
Simpulan.................................................................................................. 33
Tahap 2. Kajian kecernaan dan enzimatik benih ikan mas yang
diberi pakan berupa tepung biji kapuk berbeda .............................................. 33
Hasil......................................................................................................... 33
Pembahasan ............................................................................................. 35
Simpulan.................................................................................................. 36
Tahap 3. Kajian gambaran darah, histologi, dan kinerja
pertumbuhan benih ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda................................................................................................. 36
Hasil......................................................................................................... 36
Pembahasan ............................................................................................. 53
Simpulan.................................................................................................. 58
Pembahasan Umum ........................................................................................ 58
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................... 63
Simpulan ......................................................................................................... 63
Saran ............................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 65

DAFTAR TABEL

1
2
3
4
5

Kebutuhan makronutrien ikan mas, Cyprinus carpio (Webster dan
Lim 2002)..........................................................................................................8
Daya cerna dan faktor-faktor pembatas berbagai jenis bahan baku
pakan (Hertrampf & Felicitas 2000) .................................................................9
Komposisi bahan dan proksimat pakan penelitian (% bobot
kering) .............................................................................................................24
Komposisi bahan dan proksimat pakan penelitian (% bobot
kering) .............................................................................................................26
Laju kecernaan protease, lipase dan amilase pada konsentrasi 050% dan 50-100% TBK ..................................................................................33

DAFTAR GAMBAR

1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Struktur senyawa asam siklopropenoat (Halver dan Hardi 2002) ..................13
Struktur gossypol (polyphenol) (Cai et al. 2004) ..........................................14
Nilai kecernaan protein, lemak dan karbohidrat pada persentase
subtrat tepung biji kapuk berbeda secara in vitro ...........................................31
Analisis kecernaan (%) protein, lemak, karbohidrat, total dan
energi dari setiap perlakuan ............................................................................34
Aktivitas enzim protease, lipase, dan amylase dalam saluran
pencernaan ikan mas pada setiap perlakuan ...................................................34
Kandungan ALS dalam hati, ginjal dan darah ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda pada akhir penelitian
(60 hari) ...........................................................................................................36
Kandungan gossypol dalam hati, ginjal dan darah ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda pada akhir penelitian
(selama 60 hari)...............................................................................................37
Rataan kandungan eritrosit dan leukosit dalam darah benih ikan
mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda pada akhir
penelitian (selama 60 hari) ..............................................................................38
Rataan persentase kandungan limfosit, neurotropil dan monosit
dalam darah benih ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda pada akhir penelitian (selama 60 hari) ....................................39
Rataan kandungan haemotokrit dan haemoglobin dalam darah
benih ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda
selama 60 hari .................................................................................................41
Rataan kandungan bilirubin dalam darah benih ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama 60 hari .............................42
Rataan kandungan glukosa darah benih ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama 60 hari .......................................42
Rataan kandungan glikogen hati dan otot benih ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama 60 hari .............................43
Histologi hati ikan yang diberi pakan yang mengandung TBK
berbeda ............................................................................................................44
Histologi ginjal ikan yang diberi pakan yang mengandung TBK
berbeda ............................................................................................................45
Indeks somatik hati benih ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda selama 60 hari ..................................................................46
Indeks somatik ginjal benih ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama 60 hari..................................................47
Komposisi asam lemak tubuh (ALT) benih ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda ...............................................................48
Total pakan yang dikonsumsi ikan mas dari setiap perlakuan
pemberian pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian.................49
Retensi protein dan lemak pada tubuh benih ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda ...............................................................50
Laju pertumbuhan harian benih ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda ..........................................................................51

xxiv

22 Efisiensi pakan pada benih ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda .......................................................................................... 52
23 Rataan tingkat kelangsungan hidup benih ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda ............................................................... 53

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23

Prosedur analisis kecernaan protein dan karbohidrat secara in
vitro (Muchtadi 1989) .....................................................................................73
Prosedur percobaan pengukuran kecernaan lemak dalam biji
kapuk secara in vitro (AOAC 1995) ...............................................................75
Prosedur analisis proksimat (kadar air, protein, lemak, serat kasar,
dan abu) menurut metode Takeuchi (1988) ....................................................75
Prosedur analisis gossypol (AOAC 1995) dan analisis kadar asam
lemak siklopropenoat dalam sampel (Zahirma1986) ......................................78
Prosedur analisis kadar kromium oksida (Takeuchi 1988) .............................80
Prosedur pengukuran kualitas air ....................................................................81
Prosedur analisis aktivitas enzim protease, amilase (Bregmeyer &
Grassi 1983) dan lipase (Tietz & Friedreck dalam Barlongan
1990) ...............................................................................................................85
Prosedur analisis gambaran darah pada ikan (morfologi sel,
haemoglobin, dan haematokrit) ......................................................................87
Prosedur analisis glukosa terlarut dalam darah (Wedmeyer &
Yasutake 1977) ...............................................................................................89
Prosedur analisis bilirubin (Jendrassik dan Gróf 2011) ..................................90
Prosedur analisis glikogen dalam hati dan otot (Wedemeyer dan
Yasutake 1977) ...............................................................................................91
Prosedur analisis histologi hati dan ginjal (Ligtner 1996 dalam
Hamzah 2004) .................................................................................................92
Prosedur analisis asam lemak dalam tubuh ikan (Watanabe 1988;
Apriyantono et al. 1989) ................................................................................96
Hasil analisis proksimat, antinutrisi gossypol, asam lemak
siklopropenat, asam amino, dan asam lemak dalam tepung biji
kapuk, minyak biji kapuk, dan tepung bungkil biji kapuk ..............................97
Hasil kecernaan protein, lemak dan karbohidrat secara in vitro
(%)...................................................................................................................97
Bobot gram ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk
berbeda pada awal penelitian (gram) ..............................................................98
Analisis ragam bobot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda pada awal penelitian ...............................................................98
Bobot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda
pada hari ke-30 (gram) ....................................................................................99
Analisis ragam bobot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda pada hari ke-30 .......................................................................99
Bobot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda
pada hari ke-60 (gram) ..................................................................................100
Analisis ragam bobot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda pada hari ke-60 .....................................................................100
Kecernaan pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian
tahap kedua (%) ............................................................................................101
Analisis ragam kecernaan protein pada pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian ..................................................................101

xxvi

24 Analisis ragam kecernaan lemak pada pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian............................................................................. 102
25 Analisis ragam kecernaan karbohidrat pada pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian .................................................................. 102
26 Analisis ragam kecernaan energi pada pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian............................................................................. 103
27 Analisis ragam kecernaan total pada pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian............................................................................. 103
28 Aktivitas enzim pada ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (IU/ml.menit) .......................................... 104
29 Analisis ragam aktivitas enzim protease pada ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian...................... 104
30 Analisis ragam aktivitas enzim lipase pada ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................ 105
31 Analisis ragam aktivitas enzim amilase pada ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................ 105
32 Kadar asam siklopropenat dalam hati ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm)................................ 106
33 Analisis ragam asam siklopropenat dalam hati ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian...................... 106
34 Kadar asam siklopropenat dalam ginjal ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm) ..................... 106
35 Analisis ragam asam siklopropenat dalam ginjal ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian...................... 107
36 Kadar asam siklopropenat dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm) ..................... 107
37 Analisis ragam asam siklopropenat dalam darah ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian...................... 107
38 Kadar gossypol dalam hati ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm)................................................. 108
39 Analisis ragam gossypol dalam hati ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 108
40 Kadar gossypol dalam ginjal ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm)................................ 109
41 Analisis ragam gossypol dalam ginjal ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 109
42 Kadar gossypol dalam darah ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (ppm)................................ 109
43 Analisis ragam gossypol dalam darah ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 110
44 Gambaran darah ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian............................................................................. 111
45 Analisis ragam total eritrosit dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................ 111
46 Analisis ragam total leukosit dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................ 111
47 Analisis ragam limposit dalam darah ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 112

xxvii

48 Analisis ragam neurotropil dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................112
49 Analisis ragam monosit dalam darah ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................113
50 Analisis ragam hematokrit dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................113
51 Analisis ragam haemoglobin dalam darah ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ................................114
52 Total bilirubin pada ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (mg/dL) ....................................................114
53 Analisis ragam total bilirubin pada ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................115
54 Kadar glukosa darah ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (mg/100mL) .............................................115
55 Analisis ragam glukosa darah ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................115
56 Kadar glikogen hati ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (mg/mL) ...................................................116
57 Analisis ragam glikogen hati ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................116
58 Kadar glikogen otot ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (mg/mL) ...................................................117
59 Analisis ragam glikogen otot ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................117
60 Indeks somatik hati ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (%) ...........................................................118
61 Analisis ragam indeks somatik hati ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................118
62 Indeks somatik ginjal ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (%) ...........................................................119
63 Analisis ragam indeks somatik ginjal ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................119
64 Kadar asam lemak tubuh ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda selama penelitian (mg/100 gr) ........................................120
65 Analisis ragam asam lemak tubuh ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................120
66 Konsumsi pakan ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian 0-30 hari (gram) ..................................................121
67 Analisis ragam konsumsi pakan ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-30 hari ...........................121
68 Konsumsi pakan ikan mas yang diberi pakan bertepung biji kapuk
berbeda selama penelitian 0-60 hari (gram) ..................................................121
69 Analisis ragam konsumsi pakan ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-60 hari ...........................122
70 Perhitungan retensi lemak dan retensi protein ikan mas yang
diberi pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian (%) ...............123
71 Analisis ragam retensi protein ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian ...........................................124

xxviii

72 Analisis ragam retensi lemak ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 124
73 Laju pertumbuhan harian ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda selama penelitian 0-30 hari (%) ..................................... 125
74 Analisis ragam laju pertumbuhan harian ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-30 Hari ............... 125
75 Laju pertumbuhan harian ikan mas yang diberi pakan bertepung
biji kapuk berbeda selama penelitian 0-60 hari (%) ..................................... 126
76 Analisis ragam laju pertumbuhan harian ikan mas yang diberi
pakan bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-60 hari ................ 127
77 Efisiensi pakan pada ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian (%) ........................................................... 128
78 Analisis ragam efisiensi pakan pada ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian .......................................... 128
79 Kelangsungan hidup ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian 0-30 hari (%) ........................................... 129
80 Analisis ragam kelangsungan hidup ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-30 hari ........................... 130
81 Kelangsungan hidup ikan mas yang diberi pakan bertepung biji
kapuk berbeda selama penelitian 0-60 hari (%) ........................................... 131
82 Analisis ragam kelangsungan hidup ikan mas yang diberi pakan
bertepung biji kapuk berbeda selama penelitian 0-60 hari ........................... 131

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada budidaya ikan intensif pakan buatan berkontribusi sangat besar dalam
struktur biaya produksi sekitar 40-89% (Suprayudi 2010).

Pakan merupakan

salah satu komponen input yang penting karena di samping dapat menentukan
koefisien teknis budidaya seperti pertumbuhan (SGR), kelangsungan hidup (SR),
konversi pakan (FCR), biomass dan waktu budidaya, pakan juga menentukan
beban dalam lingkungan budidaya akibat limbah yang dihasilkan ikan baik berasal
dari pakan yang tidak termakan, tidak dicerna maupun limbah metabolisme.
Saat ini hampir semua bahan baku pakan diimpor. Tepung ikan, tepung
tulang dan daging, tepung ternak dan bungkil kedelai umumnya digunakan
sebagai sumber protein hewani dan nabati. Bahan tersebut memiliki kadar protein
yang tinggi di atas 20% dan memiliki profil asam amino dan asam lemak yang
seimbang dengan yang dibutuhkan ikan dan mengandung sangat sedikit senyawa
anti nutrisi (Allan et al.

2000).

Namun ketersediaan tepung ikan bersifat

fluktuatif dan harganya relatif mahal karena Indonesia masih mengimpor tepung
ikan. Untuk tepung ikan sebagai contoh, pada tahun 2004-2009 impor tepung
ikan meningkat dari 28.620,57 ton menjadi 47.518,97 ton (kenaikan sekitar
15,14%) dengan harga rata-rata per ton 916,12 U$D (KKP 2010). Demikian juga
dengan tepung kedelai, penggunaannya bersaing dengan bahan pangan, dan masih
diimpor, sehingga harganya pun mahal. Oleh karena itu perlu dicari sumber
protein alternatif yang berbasis lokal, merupakan hasil samping, kontinuitas suplai
terjamin, berkualitas dan harga yang kompetitif (Suprayudi 2010).
Tepung biji kapuk yang berasal dari buah kapuk merupakan hasil ikutan
yang penting karena dua pertiga bagian berat buah kapuk adalah biji. Biji kapuk
merupakan hasil sampingan pertanian yang cukup banyak di Indonesia terutama
di Pulau jawa dan Sulawesi dengan potensi sekitar 114 ribu ton/tahun (BPTRO
2006). Biji kapuk mengandung protein kasar 28-34%, lemak 22-40% dan bahan
ekstrak tanpa nitrogen 25-35% (Lubis 1963; Parakkasi 1983; Kardivel et al.
1984; Hartutik 2000; Mazida 2007). Minyak biji kapuk mengandung asam oleat
sekitar 50%, asam linoleat 30%, asam palmitat 15%, dan asam lemak linolenat

2

sebesar 5% (Allen et al. 1984). Berdasarkan karakteristik bahan tersebut maka
biji kapuk dapat dijadikan bahan baku pakan sebagai sumber protein dan asam
lemak. Namun demikian, biji kapuk juga mengandung zat anti nutrisi yakni
gossypol (FG) dan asam lemak siklopropenoat (ALS).

FG merupakan nama

umum dari polyphenol yang terdapat dalam jaringan tanaman bergenus
Gossypium dan beberapa family Malvaceae seperti pada tanaman kapas dan
kapuk. Asam-asam phenolic yang terdapat dalam gossypol dapat membentuk
senyawa komplek dengan protein serta menghambat kerja enzim proteolitik
seperti trypsin dan pepsin (Morgan 1989; Cai et al. 2004). ALS pada konsentrasi
yang berlebih dapat menyebabkan nekrosis pada organ dan penurunan
pertumbuhan (Muskita 2012; Li dan Robinson 2006; Yildirim et al.

2003;

Herman 1970).
Informasi kajian ilmiah pemanfaatan biji kapuk pada hewan akuatik masih
sangat jarang. Biji kapas merupakan bahan baku yang menyerupai biji kapuk baik
dalam hal kandungan nutrient dan zat anti nutrisi. Pada udang putih (Lytopenaeus
vannamei) dengan sistem peredaran darah terbuka, biji kapas dapat dimanfaatkan
sampai 15% (Lim 1996). Muskita (2012) melaporkan bahwa bungkil biji kapuk
hanya dapat dimanfaatkan sampai 5% dalam pakan. Jika dibandingkan antara
hasil penelitian Lim (1996) dan Muskita (2012) terlihat bahwa zat anti nutrisi
pada biji kapuk lebih berdampak negatif terhadap pertumbuhan dibanding biji
kapas. Kajian ilmiah pemanafaatan biji kapas pada berbagai jenis hewan akuatik
yang memiliki sistem peredaran darah tertutup, dilaporkan bahwa biji kapas dapat
dimanfaatakan mulai dari 10-50% (Robinson & Brent 1989; Robinson & Lim
1994; Dabrowski et al.

2000) Selanjutnya Hertrampf & Felicitas (2000)

menyatakan bahwa kecernaan biji kapas pada ikan lele (Ichtalurus sp) berkisar
antar 71,2-90,6% dan pada ikan common carp (Cyprinus sp) antara 46,5-87,3%.
Terlihat bahwa ikan lele lebih mampu mencerna biji kapas dibanding ikan
common carp.

Hal ini diduga kemampuan cerna tersebut terkait dengan

perbedaan sistem pencernaan, ikan lele memiliki lambung dan common carp
hanya memiliki lambung palsu. Di Blitang Sumatra Selatan, (Suyanto 1 Oktober
2010, komunikasi pribadi) melaporkan bahwa ikan bawal tawar (Colossoma
macropomum) yang memiliki lambung dapat hidup dan tumbuh dengan diberi

3

pakan 100% biji kapuk atau kombinasi antara biji kapuk dan pelet masing-masing
sebesar 93% dan 7%, atau 72% dan 28%. Ikan dengan bobot rata-rata awal 1012,5 g menjadi 100-125 g/ekor setelah dipelihara selama 2-3 bulan dengan
konversi pakan berkisar 2,5-3,5.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka dalam penelitian ini dilakukan
evaluasi penggunaan tepung biji kapuk sebagai bahan baku pakan ikan yang
memiliki lambung palsu. Dalam studi ini digunakan ikan mas, Cyprinus carpio L.

Perumusan Masalah
Untuk tumbuh dan berkembang ikan membutuhkan nutrien yang cukup dan
berimbang. Kebutuhan nutrien tersebut disuplai melalui pakan buatan. Hingga
saat ini bahan baku penyusun pakan hampir 85% diimpor. Hal itu yang menjadi
salah satu sebab harga pakan meningkat drastis selama 1 dekade ini. Oleh karena
itu perlu dicari alternatif bahan baku dengan persyaratan kualifikasi berbasis lokal,
berkualitas, berbasis industri dan harga kompetitif. Biji kapuk merupakan salah
satu kandidat yang dipilih karena memenuhi kualifikasi bahan baku pakan ikan.
Pemanfaat biji kapuk pada ikan dihadapkan pada kandungan zat anti nutrisi baik
berupa gossypol atau asam lemak siklopropenoat. Asam lemak siklopropenoat
dapat menghambat sistem desaturasi asam lemak sehingga mempengaruhi
metabolisme lipid, abnormalitas secara histologi termasuk nekrosis hepatosit.
Sementara gossypol mengandung senyawa fenol yang dapat menghambat kerja
enzim proteolitik seperti