Epidemiologi Dislipide mia Faktor Risiko Dislipide mia Komplikasi Dislipidemia

2.1.3 Epidemiologi Dislipide mia

Di Indonesia prevalensi dislipidemia semakin meningkat. Penelitian MONICA III 22 pada tahun 2000 mencatat sebanyak 1856 responden yang terdiri dari 60,3 wanita 39.7 laki- laki. Profil lipid plasma populasi ini menunjukkan kadar kolesterol total rata-rata 209.96 ± 45.47 mgdl, kadar HDL kolesterol rata-rata 42.89 ± 37.65 mgdl, trigliserida rata-rata 130.30  11.66,mgdl sedangkan kadar LDL kolesterol rata-rata 141.11 ± 81.89 mgdl. Bila dilihat dari proporsinya maka ditemukan hiperkolesterolemia lebih dari 250 mgdl sebanyak 27.7, 200mgdl sebanyak 56.5, HDL 40mgdl seb anyak 47.3, LDL ≥ 160 sebanyak 28.8, trigliserida ≥ 160 sebanyak 22.0 dan rasio kolesterol totalHDL ≥ 5 sebanyak 51.9.

2.1.4 Klasifikasi dislipidemia

Dislipidemia diklasifikasikan menjadi klasifikasi fenotipik dan patologik.

2.1.4.1 Klasifikasi Fenotipik

Klasifikasi fenotipik pada dislipidemia dibagi menjadi klasifikasi berdasarkan EAS, NCEP, dan WHO.

1. Klasifikasi EAS

European Atherosclerosis Society 23 Pada klasifikasi berdasarkan EAS, dislipidemia dibagi 3 golongan, yaitu hiperkolesterolemia yang merujuk pada peningkatan kolesterol total, hipertrigliseridemia yang merujuk nilai trigliserida plasma yang meninggi, dan campuran keduanya.

2. Klasifikasi NCEP

National Cholesterol Education Program 24 Lipid normal sebenarnya sulit dipatok pada suatu angka oleh karena kriteria normal untuk tiap individu berbeda. Walaupun demikian, National Cholesterol Education P rogram Adult Treatment P anel III NCEP ATP III 2001 telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara umum tanpa melihat faktor risiko koroner seseorang. Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 3. Klasifikasi kolesterol total, dan kolesterol LDLme nurut NCEP ATP III 2001 mgdl. Inte rpretasi Kolesterol Total LDL “Ideal” Batas Tinggi Tinggi 200 mgdl 200-239 mgdl ≥ 240 mgdl 130 mgdl 130-159 mgdl ≥ 160 mgdl 3. Klasifikasi WHO World Health Organization Klasifikasi WHO didasarkan pada modifikasi klasifikasi Fredricson 25 , yaitu berdasarkan pada pengukuran kolesterol total, trigliserida, dan subkelas lipoprotein.

2.1.4.2 Klasifikasi Patogenik

Berdasarkan patologinya, terdapat 2 dislipidemia, yaitu dislipidemia primer dan sekunder. 1

1. Dislipide mia Primer

Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini biasanya disebabkan oleh mutasi genetik. Dislipidemia primer meliputi hiperkolesterolemia poligenik, hiperkolesterolemia familial, dislipidemia remnant, hiperlipidemia kombinasi familial, sindroma kilomikron, hipertrigliseridemia familial, peningkatan kolesterol HDL, dan peningkatan Apolipoprotein B.

2. Dislipide mia Sekunder

Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang mendasari. Hal ini dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti diperlihatkan oleh tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Penyebab Umum Dislipide mia Sekunder Hiperkolesterolemia Hipertrigliseridemia Dislipide mia Hipotiroid DM, alkohol Hipotiroid Sindroma nefrotik Obesitas Sindroma nefrotik Penyakit hati obstruktif Gagal ginjal kronik Gagal ginjal kronik

2.1.5 Faktor Risiko Dislipide mia

Peningkatan kadar lipoprotein, terutama kolesterol LDL, sejalan dengan bertambahnya usia. Dalam keadaan normal, pria memiliki kadar yang lebih tinggi, tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita mulai meningkat. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu misalnya VLDL dan LDL adalah riwayat keluarga dengan dislipidemia, obesitas, diet tinggi lemak, kurang melakukan olahraga, penggunaan alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, dan kelenjar tiroid yang kurang aktif. Pembuangan lemak dari darah pada setiap orang memiliki kecepatan yang berbeda. Seseorang bisa makan sejumlah besar lemak hewani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari 200 mgdL, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total dibawah 260 mgdL. Perbedaan ini tampaknya bersifat genetik dan secara luas berhubungan dengan perbedaan kecepatan masuk dan keluarnya lipoprotein dari aliran darah.

2.1.6 Komplikasi Dislipidemia

Apabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam komplikasi, antara lain atherosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit serebrovaskular seperti strok, kelainan pembuluh darah tubuh lainnya, dan pankreatitis akut.

2.1.7 Pedoman Klinis Kadar Lipid Sehubungan Dengan Resiko PKV Penyakit Kardio Vaskuler