Gambaran Disiplin Berlalu Lintas Secara Umum Gambaran Disiplin Berlalu Lintas Berdasarkan Aspek

Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLI N BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sedang. Hal ini tercermin dari banyaknya pengendara yang merasa kesal dan sangat tidak menyukai pengendara lain yang mungkin dapat menyebabkan masalah bagi dirinya. Selanjutnya pada dimensi dislike of driving persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 78. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor mengalami mood negatif berupa perasaan cemas dan tidak nyaman selama berkendara pada taraf yang sedang. Hal ini tercermin dari banyaknya pengendara yang merasa cara berkendaranya menjadi lebih buruk dari biasanya jika berkendara dengan kendaraan yang tidak biasa digunakan olehnya. Pada dimensi hazard monitoring persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 69. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda menjadi waspada terhadap ancaman dan bahaya yang dapat muncul selama berkendara pada taraf yang sedang. Hal ini tercermin dari banyaknya pengendara menjadi sangat waspada ketika melalui jalanan yang sulit. Selanjutnya pada dimensi thrill seeking persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 72. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor menampilkan sikap dan perilaku yang menikmati keadaan berbahaya selama berkendara pada taraf yang sedang. Hal ini tercermin dari banyaknya pengendara yang merasa dirinya menikmati sensasi ketika berkendara dengan sangat cepat. Pada dimensi fatigue proneness persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 69. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor menjadi rentan kelelahan secara fisik dan mental setelah melakukan perjalanan cukup panjang pada taraf yang sedang. Hal ini tercermin dari banyaknya pengendara yang merasakan otot-ototnya menjadi tegang selama berkendara.

2. Gambaran Disiplin Berlalu Lintas

a. Gambaran Disiplin Berlalu Lintas Secara Umum

Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLI N BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berikut ini merupakan hasil pengkategorisasian tingkat disiplin berlalu lintas pada responden dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Tingkat Disiplin Berlalu Lintas Kategori Jumlah Persentase Rendah 23 15 Sedang 104 70 Tinggi 23 15 150 100 Dalam bentuk diagram, kategorisasi disiplin berlalu lintas dapat digambarkan sebagai berikut Gambar 4.3 Diagram Disiplin Berlalu Lintas Berdasarkan tabel dan grafik 4.3, dapat dilihat bahwa secara umum tingkat disiplin berlalu lintas berada pada kategori sedang dengan jumlah 104 orang 70. Hal ini berarti pengguna sepeda motor dengan status mahasiswa cenderung memiliki sikap dan perilaku patuh terhadap aturan lalu lintas dengan kategori yang sedang. Diagram di atas juga menunjukkan bahwa tingkat disiplin tinggi dan tingkat disiplin rendah rendah memiliki jumlah persentase yang sama rata. Secara umum hasil penelitian tersebut sesuai dengan hasil penelitian Klavert 2007 yang menunjukkan sebagian pengendara memiliki tingkat kedisiplinan dengan kategori sedang. Taraf sedang menunjukkan bahwa pada dasarnya pengendara berusaha untuk Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLI N BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mematuhi aturan lalu lintas, namun aturan tersebut belum menjadi standar nilai bagi dirinya sehingga sesekali perilaku melanggar sesekali masih dilakukan oleh para pengendara sepeda motor.

b. Gambaran Disiplin Berlalu Lintas Berdasarkan Aspek

Selanjutnya akan dipaparkan mengenai gambaran umum dari masing-masing aspek disiplin berlalu lintas yang meliputi sikap mental, pemahaman, dan sikap kelakuan. Berikut merupakan hasil pengkategorisasian pada masing- masing aspek disiplin berlalu lintas. Tabel 4.4 Tingkat Disiplin Berlalu Lintas Berdasarkan Aspek Aspek Kategori Jumlah Persentase Sikap Mental Rendah 28 19 Sedang 92 61 Tinggi 30 20 Jumlah 150 100 Pemahaman Rendah 18 12 Sedang 112 75 Tinggi 20 13 Jumlah 150 100 Sikap Kelakuan Rendah 24 16 Sedang 102 68 Tinggi 24 16 Jumlah 150 100 Gambaran umum dari aspek tersebut digambarkan dalam grafik berikut. Dea Ibrahim Arsyad, 2015 HUBUNGAN ANTARA STRES BERKEND ARA D ENGAN D ISIPLI N BERLALU LINTAS PAD A PENGGUNA SEPED A MOTOR D ENGAN STATUS MAHASISWA D I KOTA BAND UNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 4.4 Grafik Aspek Disiplin Berlalu Lintas Berdasarkan pada tabel dan gambar 4.4, pengendara sepeda motor dengan status mahasiswa di kota Bandung berada pada kategori sedang pada masing- masing aspek disiplin berlalu lintas. Pada aspek sikap mental persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 61. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor mencoba untuk taat, patuh dan tertib mengikuti aturan sebagai bagian dari latihan mengendalikan perilaku dan watak. Selanjutnya pada aspek pemahaman persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 75. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor telah memiliki pengetahuan mengenai aturan lalu lintas. Pada aspek sikap kelakuan persentase tertinggi berada pada kategori sedang yaitu sebesar 68. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengendara sepeda motor telah sikap bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam menaati aturan, norma dan standar nilai yang berlaku tanpa menganggapnya sebagai beban.

3. Hubungan Stres Berkendara Dengan Disiplin Berlalu Lintas