2.1.2.3 Fungsi Permintaan Tenaga Kerja
Dalam jangka pendek model permintaan tenaga kerja mempunyai bentuk yang sangat sederhana. Yang dimaksud dengan jangka pendek
adalah bahwa di dalam proses produksi terdapat faktor produksi yang sifatnya tetap dan faktor produksi yang jumlahnya dapat diubah. Di
dalam faktor produksi yang dapat diubah-ubah jumlahnya secara matematis dapat ditulis sebagai :
Q=fL Dimana :
Q = jumlah output yang digunakan
L = jumlah tenaga kerja yang digunakan
Seperti yang telah dikemukakan bahwa tujuan dari suatu perusahaan adalah memaksimalkan keuntungannya dengan jalan
menggunakan input variabelnya sampai pada titik tertentu Arsyad, 1987, hal. 227. Dari teori perilaku produsen dapat kita ketahui bahwa
posisi keuntungan maksimal akan tercapai apabila dipenuhi suatu persyaratan :
MC = MR 2.2 MC =
= x
2.3
Dimana: MR = Marginal Revenue MC = Marginal Cost
TC = Total Cost
Q = Output L = Input variabel atau tenaga kerja
Apabila produsen pada pasar persaingan sempurna dan tenaga kerja adalah satu-satunya input variabel, maka penambahan 1 satu
unit input tenaga kerja akan meningkatkan TC sebesar 1 unit tenaga kerja tersebut, atau :
=PL 2.4 Pada persamaan 2.3 diatas
merupakan kebalikan dari yang
tidak lain adalah merupakan MPP, yaitu kenaikan output yang disebabkan oleh adanya penambahan 1 unit L.
= 2.5
Maka persamaan 2.3 diatas menjadi : MC = PL
[ ]
= 2.6
Apabila diasumsikan bahwa produsen beroperasi pada pasar output yang berbentuk pasar persaingan sempurna, maka MR = Pq harga
output. Dengan demikian syarat keuntungan maksimum pada persamaan 2.3 diatas dapat ditulis menjadi :
Pq = 2.7
PL = MPP x Pq 2.8 Pada persamaan 2.8 diatas MPP x Pq disebut VMP Value of
Marginal Product yaitu MPP yang dinilai dengan satuan uang. Maka persamaan 2.8 dapat ditulis menjadi :
VMP = MPP x Pq 2.9 VMP = PL 2.10
Produsen akan menggunakan input L sampai jumlah tertentu sehingga VMP sama dengan harga input yakni jumlah PL, dimana
tambahan terhadap penerimaan menurun hingga sama dengan besarnya tambahan terhadap biaya Arsyad, 1987, hal. 272.
2.1.3 Sektor Industri