Dalam RPP siklus II disusun indikator capaian kompetensi yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator capaian
kompetensi yang disesuaikan dengan indikator kemampuan komunikasi matematis; tujuan pembelajaran berdasarkan strategi pembelajaran REACT; materi
pembelajaran; pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran; langkah kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kegiatan yang ada pada strategi REACT;
media dan sumber belajar; penilaian; Lembar Kerja Kelompok LKK; Lembar Kegiatan Siswa LKS; serta lembar evaluasi kemampuan komunikasi matematis.
Yang menjadi perbedaan dalam penyusunan RPP pada siklus II dengan siklus I yaitu terletak pada materi yang disampaikan. Pada siklus II ini materi yang
disampaikan yaitu mengenai jaring-jaring bangun ruang sederhana dengan kompetensi dasar 8.2. menentukan jaring-jaring balok dan kubus. RPP terlampir
pada lampiran A.2 halaman 99. Adapun penilaian dari RPP siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Penilaian RPP Siklus II No.
ASPEK YANG DIAMATI NILAI ASPEK
Skala 0-4
1 Rumusan Tujuan Pembelajaran Umum
4 2
Penjabaran Indikator Kriteria Kinerja 3,5
3 Materi Pembelajaran
4 4
Langkah-langkah Pembelajaran Skenario 4
5 Media Pembelajaran
3,5 6
Evaluasi 3,5
Jumlah Nilai Aspek 22,5
Nilai RPP R 3,75
Sementara untuk penilaian RPP siklus II secara lebih rinci berdasarkan aspek penilaian ini terlampir pada lampiran C.2 halaman 148.
2. Pelaksanaan a. Siklus I
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan di SDN 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk siswa kelas IV pada hari Rabu tanggal 30 April
2014. Banyaknya siswa yang hadir pada siklus I yaitu 15 orang dari jumlah seluruh siswa 16 orang. Siswa yang tidak hadir adalah SOF karena sakit. Siklus I
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dilaksanakan selama 4 x 35 menit. Pada awalnya penelitian akan dilaksanakan dalam dua pertemuan, namun pada saat beberapa hari sebelum pelaksanaan siklus,
guru pendidikan agama Islam meminta pertukaran waktu sehingga penelitian dilaksanakan dalam satu pertemuan namun tidak mengubah banyaknya jam
pelajaran yang digunakan. Pelaksanaan penelitian pada siklus I berjalan dengan lancar. Meskipun masih ada kendala dan kekurangan dalam pelaksanaannya.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diobservasi oleh seorang guru wali kelas IV SDN 1 Cibogo, mahasiswa PGSD, dan peneliti sendiri. Peneliti
mengobservasi pelaksanaan penelitian pada siswa yang dituangkan pada lembar catatan lapangan. Sedangkan guru dan rekan peneliti melakukan observasi
pelaksanan pembelajaran keseluruhan baik pada guru maupun siswa. Sesuai dengan rencana yang telah dirancang, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
penerapan strategi REACT. Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dengan tiga langkah kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini dipaparkan dengan lebih rinci mengenai deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT
pada siklus I. Pada kegiatan pendahuluan, proses pembelajaran berlangsung dimulai
dengan guru dan siswa bersama membaca do’a. Setelah berdo’a peneliti menanyakan kabar siswa. Guru mengecek kehadiran siswa dan memberikan
motivasi dan semangat melalui kegiatan ice breaking “tepuk semangat”. Kemudian melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang berkaitan
dengan materi yang akan disampaikan yaitu bangun datar persegi dan persegi panjang. Siswa cukup aktif pada kegiatan tanya jawab ini. Selanjutnya guru
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pada siklus I. Kegiatan inti dimulai dengan guru mengajukan pertanyaan kepada siswa
untuk mengetahui konsep awal siswa tentang materi yang akan dipelajari “pernahkah kalian melihat kardus sepatu? Berbentuk apakah kardus sepatu
tersebut?”. Beberapa siswa menjawab “kotak bu”, namun ada juga siswa menjawab pertanyaan guru dengan benar “berbentuk balok bu”. Hal ini
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menunjukkan pada kegiatan relating, yaitu siswa mengaitkan pembelajaran konsep bangun ruang kubus dan balok dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Kemudian di kegiatan experiencing dan cooperating, guru memperlihatkan dua buah benda yaitu rubik dan kardus, guru memberikan pertanyaan arahan “dari
dua benda tersebut, manakah yang termasuk kubus? Manakah yang termasuk balok?”. Siswa aktif dalam kegiatan tersebut sehingga guru harus memilih siswa
yang akan menyampaikan pendapatnya. Siswa yang menjawab pertanyaan guru dengan benar mendapatkan reward berupa bintang. Setelah itu, guru bertanya
kembali “siapa yang bisa menyebutkan benda-benda yang berbentuk kubus?”. Siswa menjawab pertanyaan tersebut. Guru mengulang pertanyaan serupa untuk
benda yang berbentuk balok. Siswa sangat antusias dalam pembelajaran. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru, mendapatkan bintang yang ditempel pada
kartu prestasi. Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari empat orang siswa. Anggota kelompok tersebut dipilih oleh
guru secara heterogen. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi ketimpangan antar kelompok. Anggota dalam kelompok ini akan tetap hingga akhir penelitian. Guru
membagikan LKK dan meminta siswa untuk mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi terhadap permasalahan yang disajikan
pada LKK yaitu mengenai unsur-unsur dan sifat-sifat kubus dan balok. Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK dengan cara pengamatan
menggunakan media berbentuk kubus dan balok. Hal tersebut menunjukkan kegiatan dimana siswa mengalami sendiri menemukan jawaban dari permasalahan
pada LKK secara berkelompok experiencing dan cooperating. Pada kegiatan applying dan cooperating, siswa diberikan permasalahan
secara berkelompok terkait dengan materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.
Kegiatan selanjutnya pada kegiatan inti yaitu transferring dan cooperating, dimana siswa diberikan permasalahan dalam situasi baru sehingga
siswa dapat menyimpulkan sendiri konsep-konsep pada bangun ruang berbentuk kubus dan balok. Setelah siswa selesai mengerjakan LKK, siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan penguatan
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dan penjelasan pada siswa ketika terjadi miskonsepsi pada penjelasan siswa. Siswa yang sudah menyampaikan pendapatnya diberikan reward berupa bintang.
Pemberian reward ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar mau menyampaikan pendapatnya.
Langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Guru membagikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Siswa
mengerjakan secara individu. Guru melakukan review dan membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu jaring-jaring kubus dan balok. Guru
memberikan penguatan dan motivasi terhadap apa yang telah dipelajari dalam pertemuan hari ini. Setelah itu guru menutup pelajaran.
Di sela-sela siswa beristirahat, guru membagikan pedoman wawancara tertulis yang harus diisi siswa. Wawancara tersebut berkaitan dengan
pembelajaran yang dilaksanakan pada saat itu. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan pada siklus I agar dijadikan refleksi untuk siklus selanjutnya.
Saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus I dengan langkah- langkah tersebut, dilakukan pengamatan atau observasi. Berikut ini adalah
pemaran hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran yang diisi oleh observer, dan hasil
wawancara dengan siswa. 1 Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan temuan-temuan peneliti selama pelaksanaan penelitian di kelas. Di bawah ini adalah catatan temuan yang
diperoleh peneliti selama proses penelitian siklus I.
Tabel 4.5. Catatan Lapangan Siklus I Catatan Lapangan
KendalaKesulitan Usaha Perbaikan
Saat pelaksanaan
kegiatan kelompok,
beberapa siswa kurang berpartisipasi aktif dalam
mengerjakan LKK. Beberapa siswa ribut dan
sulit untuk dikendalikan. Mengingatkan siswa yang
ribut dan memotivasi siswa untuk aktif dalam
kegiatan kelompok.
Siswa masih belum bisa menamai tiap unsur pada
kubus dan balok. Siswa sulit menentukan
sisi dan
rusuk berdasarkan gambar.
Guru membimbing siswa dengan
memberikan penjelasan melalui media
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berbentuk kubus dan balok.
Beberapa siswa masih belum
dapat mendefinisikan
sisi, rusuk, dan titik sudut.
Siswa sulit
mengkomunikasikan ide gagasannya mengenai
konsep bangun ruang berbentuk kubus dan
balok. Guru membimbing siswa
dalam mendefinisikan sisi, rusuk, dan titik sudut
dengan
memberikan penjelasan secukupnya
sehingga pengetahuan siswa tereksplorasi. Guru
menyarankan agar siswa mencatat hal-hal yang
dianggap penting.
Pada kegiatan applying, siswa sulit mengerti
penjelasan yang
diberikan guru. Saat guru mengaitkan
konsep sebelumnya pada permasalahan
baru, beberapa siswa masih
ada yang kebingungan. Guru membantu siswa
dengan mengaitkan materi atau konsep sebelumnya.
Waktu pelaksanaan siklus I dirasa kurang sehingga
tidak dilaksanakannya kegiatan berdo’a di akhir
pembelajaran. Siswa sudah ingin
istirahat dan sulit dikendalikan.
Guru harus lebih memperhatikan alokasi
waktu dan dapat memprediksi waktu yang
diperlukan.
2 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lembar observasi ini diisi oleh observer yaitu guru dan rekan peneliti.
Lembar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT. Berikut ini adalah hasil observasi atau
temuan dari para observer.
Tabel 4.6. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I No
. Komponen
REACT Hal yang Diamati
Hasil Pengamatan Ya
Tidak
1. Relating
Guru mengajukan pertanyan
kepada siswa untuk mengetahui konsep awal terkait materi yang
akan dipelajari.
Siswa memberikan respon terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
√
√
2. Experiencing
Guru mengajukan pertanyaan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari hal-hal atau
√
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
contoh lain yang ada pada lingkungan sekitar terkait materi
yang akan diajarkan pada pertemuan ini.
Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. √
3. Applying dan
Cooperating
Guru menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan pada kegiatan
kelompok.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru. √
√
Guru mengkondisikan siswa
menjadi kelompok
yang beranggotan 4 orang.
Siswa berkumpul sesuai dengan
kelompok yang telah ditentukan. √
√
Guru membagikan Lembar
Kegiatan Kelompok LKK kepada siswa.
Siswa mengerjakan dan berdiskusi
dengan teman sekelompoknya untuk memecahkan permasalahan
yang disajikan dalam Lembar Kegiatan Kelompok LKK.
√ √
Guru berkeliling untuk memantau
dan membimbing jalannya diskusi dan memberikan bantuan
secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
memahami LKK.
Siswa menemukan masalah yang
disajikan dalam LKK dan berani bertanya kepada guru tentang LKK
yang diberikan. √
√
4. Transferring
dan Cooperating
Guru memberikan soal atau
masalah dalam situasi baru, namun masih berhubungan dengan konsep
yang telah dipelajari pada tahap- tahap sebelumnya.
Siswa mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. √
√
Guru memilih kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas. √
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Siswa berani mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas. √
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya mengenai hal yang tidak dipahami.
Siswa berpartisipasi aktif saat
kegiatan diskusi kelas. √
√
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang secara rinci ada pada lampiran, jumlah aspek yang terlaksana sebanyak 38 aspek atau 90 dan
tidak terlaksana sebanyak 4 aspek atau 10. Meskipun yang terlaksana baru 90, hal ini tidak akan terlalu berpengaruh karena yang tidak terlaksana bukanlah
komponen kegiatan pada strategi REACT melainkan pada kegiatan penutup. Hasil dari lembar observasi pelaksanaan pembelajaran siklus I secara rinci terdapat pada
lampiran C.3 halaman 150. 3 Wawancara Siswa
Berdasarkan hasil wawancara terstulis kepada siswa kelas IV SDN 1 Cibogo, diperoleh data bahwa respon siswa menunjukkan respon positif. Seluruh
siswa menjawab senang dengan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menjawab LKK dan soal evaluasi,
namun sebagian besar siswa menganggap bahwa soal yang diberikan mudah. Soal yang diberikan dan pembelajaran selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Siswa juga merasa lebih senang dengan pembelajaran yang diberikan saat siklus I daripada pelajaran-pelajaran sebelumnya karena mereka bisa bekerjasama dalam
kelompok sehingga walaupun ada soal yang sulit, mereka bisa mengerjakannya bersama-sama. Sebagian besar siswa berpendapat bahawa mereka mengerti
dengan materi yang telah diajarkan. Berdasarkan pelaksanaan siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan.
Maka dari itu dilakukan refleksi untuk perbaikan di siklus selanjutnya. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya.
a Guru harus memotivasi siswa agar mau berpartisipasi aktif dalam kegiatan kelompok.
b Dalam penggunaan media, sebaiknya media diberikan nama yang ditulis langsung pada media misalnya, kubus ABCD.EFGH sehingga memudahkan
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
siswa dalam menggambarkan jaring-jaring kubus dan balok dengan menyertakan nama pada setiap titik sudutnya.
c Guru memberikan bimbingan yang lebih pada siswa yang kemampuan komunikasi matematisnya masih dikatakan kurang.
d Pemberian reward lebih banyak lagi, agar siswa termotivasi untuk memberikan ide atau menjawab pertanyaan.
e Guru mengaitkan pembelajaran dengan benda-benda yang kongkrit agar siswa lebih paham.
f Guru harus lebih memperhatikan alokasi waktu pelaksanaan pembelajaran
pada siklus selanjutnya. g Waktu yang tersedia dalam silabus sekolah untuk materi bangun ruang
sederhana ini masih tersisa empat jam pelajaran, sehingga penelitian masih berlanjut ke siklus selanjutnya.
b. Siklus II Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan yaitu pada hari Selasa, 6 Mei 2014 dengan menggunakan alokasi waktu 2 x 35 menit dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Mei
2014 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pertemuan pertama banyaknya siswa yang hadir yaitu 14 orang dengan siswa yang tidak hadir ARI dan SIT.
Sedangkan pada pertemuan kedua banyaknya siswa yang hadir sebanyak 15 orang dari 16 orang siswa. Siswa yang tidak hadir adalah SYU karena sakit. Sesuai
dengan rencana yang telah dirancang, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan penerapan strategi REACT.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II diobservasi oleh seorang guru wali kelas IV SDN 1 Cibogo, mahasiswa PGSD, dan peneliti sendiri. Peneliti
mengobservasi pelaksanaan penelitian pada siswa yang dituangkan pada lembar catatan lapangan. Sedangkan guru dan rekan peneliti melakukan observasi
pelaksanan pembelajaran keseluruhan baik pada guru maupun siswa. Selama kegiatan berlangsung, observer ikut mengamati berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan strategi REACT dan mengisi lembar observasi. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan tiga langkah kegiatan
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini dipaparkan dengan lebih rinci mengenai deskripsi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan strategi REACT pada siklus II. Kegiatan pendahuluan pada siklus II pertemuan pertama dimulai dengan
guru masuk ke ruangan kelas kemudian mengucapkan salam dan siswa menjawab salam. Setelah itu guru dan siswa bersama membaca do’a. Setelah berdo’a peneliti
menanyakan kabar siswa. Guru mengecek kehadiran siswa dan memberikan motivasi dan semangat melalui kegiatan ice breaking “tepuk semangat”.
Kemudian melakukan tanya jawab mengenai materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan dan meninjau ulang pembelajaran
sebelumnya terutama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa sangat aktif pada kegiatan tanya jawab
ini. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran pada siklus II. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Sebelum
pada kegiatan inti, guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada kegiatan inti, guru memulai dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui konsep awal siswa tentang materi yang akan dipelajari:
“pernahkah kalian melihat kotak makanan yang direbahkan sebelum dijadikan sebuah kotak?”. Seluruh siswa menjawab “pernah melihat”. Kemudian guru
memperlihatkan kardus makanan yang sudah jadi dan yang masih berbentuk jaring-jaring. Siswa mengamati kardus makanan tersebut. Guru mengajukan
pertanyaan kembali “dari benda ini, manakah yang merupakan jaring-jaring kubus?”. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru dan menemutunjukkan
jaring-jaring bangun ruang. Setelah itu guru mencoba membuka kardus makanan dan merebahkannya menjadi jaring-jaring. Sementara kardus yang masih
berbentuk jaring-jaring dibentuk menjadi balok. Hal ini menunjukkan pada kegiatan relating, yaitu siswa mengaitkan pembelajaran jaring-jaring bangun
ruang kubus dan balok dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pada kegiatan experiencing dan cooperating, guru memperlihatkan dua
buah benda misalnya dadu dan kardus minuman. Kemudian guru memberikan
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
pertanyaan arahan: “dari dua buah benda tersebut jika sisi-sisinya digunting dapatkah kalian membuat sketsa jaring-jaringnya?”. Siswa menjawab “bisa”.
Guru meminta dua orang siswa untuk menggambar kemungkinan jaring-jaring kubus dan balok yang dapat dibentuk dari benda tersebut. Siswa sangat aktif,
semua siswa ingin mencoba membuat jaring-jaring tersebut. Kemudian guru memilih dua orang siswa yang terlebih dahulu mengangkatkan tangannya. Siswa
yang dipilih menggunting kardus dan karton berbentuk dadu sedemikian rupa sehingga membentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana. Kemudian jaring-
jaring tersebut ditempel dan digambarkan di papan tulis. Siswa yang sudah membuat jaring-jaring tersebut diberikan reward berupa bintang yang ditempel di
kartu prestasi. Guru membagikan LKK kepada siswa, meminta siswa untuk mengerjakannya secara kelompok. Dalam hal ini siswa melakukan eksplorasi
terhadap permasalahan yang disajikan pada LKK yaitu mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Siswa mendiskusikan masalah-masalah yang ada pada LKK
dengan cara pengamatan menggunakan kerangka model kubus dan balok. Dalam hal ini siswa mengidentifikasi jaring-jaring kubus dan balok sehingga siswa dapat
menyimpulkan pengertian jaring-jaring kubus dan balok. Guru berkeliling untuk membantu dan membimbing jalannya diskusi, memberikan bantuan secukupnya
pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam memhami LKK. Hal tersebut menunjukkan kegiatan dimana siswa mengalami sendiri menemukan jawaban dari
permasalahan pada LKK secara berkelompok experiencing dan cooperating. Pada kegiatan applying dan cooperating, siswa diberikan permasalahan
secara berkelompok terkait dengan materi yang telah didapat pada tahap sebelumnya dan LKK guna menerapkan konsep.
Setelah siswa menyelesaikan LKK, guru bersama-sama dengan siswa membahas jawaban pada LKK. Siswa yang berani menjawab di depan kelas
diberikan reward. Setelah itu, guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya masih mengenai jaring-jaring kubus dan balok. Guru
menutup pelajaran dengan berdo’a dan memberikan salam. Pertemuan kedua yaitu pada hari Sabtu, 10 Mei 2014 kegiatan
pendahuluan dimulai sama seperti kegiatan pada pertemuan pertama. Guru
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menanyakan mengenai materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Di awal pembelajaran ini, siswa sudah duduk secara berkelompok dengan
kelompok sebelumnya. Pada kegiatan transferring dan cooperating guru memberikan Lembar
Kerja Siswa LKS yang berisikan soal atau masalah dalam situasi baru yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, namun masih berhubungan dengan
konsep yang telah dipelajari dan didapatkan pada tahap sebelumnya. Siswa diberikan berbagai jenis jaring-jaring kubus dan balok secara berkelompok.
Penggunaan media ini dilakukan dalam kelompok namun untuk pengerjaan LKS dikerjakan secara individu. Setelah mengerjakan LKS tersebut, guru
mempersilakan salah satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Siswa dalam kelompok lain mendengarkan dan menanggapi hasil
pekerjaan temannya. Setiap kelompok diberikan kesempatan untuk presentasi di depan kelas sehingga setiap kelompok mendapatkan bintang. Kemudian guru
memberi pengutan dan penjelasan pada siswa terhadap jawaban yang telah dipaparkan.
Langkah terakhir dalam kegiatan pembelajaran adalah kegiatan penutup. Guru membagikan soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis. Siswa
mengerjakan secara individu. Guru melakukan review dan membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari. Siswa dengan bimbingan guru menarik
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Guru menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya yaitu simetri lipat yang akan disampaikan
oleh wali kelas IV SDN 1 Cibogo. Guru memberikan penguatan dan motivasi terhadap apa yang telah dipelajari dalam pertemuan hari ini. Kemudian guru
menutup pelajaran. Setelah pembelajaran selesai, guru membagikan pedoman wawancara tertulis yang diisi oleh siswa.
Seperti halnya pada pembelajaran siklus I, saat dilaksanakannya tindakan pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah tersebut dilakukan pengamatan
atau observasi. Berikut ini adalah pemaran hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti berupa catatan lapangan, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
yang diisi oleh observer, dan hasil wawancara dengan siswa.
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
1 Catatan Lapangan Catatan lapangan merupakan catatan temuan-temuan peneliti selama
pelaksanaan penelitian di kelas. Berikut ini adalah catatan temuan yang diperoleh peneliti selama proses penelitian siklus II.
Tabel 4.7. Catatan Lapangan Siklus II Catatan Lapangan
KendalaKesulitan Usaha Perbaikan
Masih ada siswa yang belum bekerja dalam
kegiatan kelompok.
Bebeberapa siswa terlihat kurang berpartisipasi
pada kelompok terutama kelompok persegi. Dan
kelompok tersebut sulit dikendalikan.
Beberapa siswa ribut dan sulit untuk dikendalikan.
Mengingatkan siswa yang ribut dan memotivasi
siswa untuk aktif dalam kegiatan kelompok.
Beberapa siswa masih kebingungan
dalam menggambarkan jaring-
jaring bangun ruang terutama
ketika menggambarkan dengan
ukuran yang tepat. Kemampuan awal siswa
dalam menggambar
dengan ukuran
sebenarnya maupun skala menggunakan penggaris
masih sangat rendah sehingga
peneliti memberikan penjelasan
dan contoh menggambar dengan lebih rinci pada
siswa tersebut Guru harus memiliki cara
yang efektif dalam menyampaikan materi
menggambarkan jaring- jaring bangun ruang
dengan ukuran tertentu.
2 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Lembar observasi ini diisi oleh observer yaitu guru dan rekan peneliti.
Lembar ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi REACT. Berikut ini adalah hasil observasi atau
temuan dari para observer.
Tabel 4.8. Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II No
. Komponen
REACT Hal yang Diamati
Hasil Pengamatan Ya
Tidak
1. Relating
Guru mengajukan pertanyan
kepada siswa untuk mengetahui konsep awal terkait materi yang
akan dipelajari. √
√
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Siswa memberikan respon terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
2. Experiencing
Guru mengajukan pertanyaan dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari hal-hal atau
contoh lain yang ada pada lingkungan sekitar terkait materi
yang akan diajarkan pada pertemuan ini.
Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. √
√
3. Applying dan
Cooperating
Guru menjelaskan hal-hal yang akan dilakukan pada kegiatan
kelompok.
Siswa memperhatikan penjelasan
guru. √
√
Guru mengkondisikan siswa
menjadi kelompok
yang beranggotan 4 orang.
Siswa berkumpul sesuai dengan
kelompok yang telah ditentukan. √
√
Guru membagikan Lembar
Kegiatan Kelompok LKK kepada siswa.
Siswa mengerjakan dan berdiskusi
dengan teman sekelompoknya untuk memecahkan permasalahan
yang disajikan dalam Lembar Kegiatan Kelompok LKK.
√ √
Guru berkeliling untuk memantau
dan membimbing jalannya diskusi dan memberikan bantuan
secukupnya pada kelompok yang mengalami kesulitan dalam
memahami LKK.
Siswa menemukan masalah yang
disajikan dalam LKK dan berani bertanya kepada guru tentang LKK
yang diberikan. √
√
4. Transferring
dan Cooperating
Guru memberikan soal atau
masalah dalam situasi baru, namun masih berhubungan dengan konsep
yang telah dipelajari pada tahap- √
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tahap sebelumnya.
Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
√
Guru memilih kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok di depan kelas.
Siswa berani mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas. √
√
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal
yang tidak dipahami.
Siswa berpartisipasi aktif saat
kegiatan diskusi kelas. √
√
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pmbelajaran, seluruh aspek terlaksana 100 pada siklus II. Adapun untuk deskripsi tiap aspek dapat dilihat di
lampiran C.4 halaman 155. 3 Wawancara Siswa
Sama halnya dengan siklus I, wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN 1 Cibogo adalah wawancara tertulis. Hasil dari wawancara tertulis
ini menunjukkan respon positif. Seluruh siswa menjawab senang dengan pembelajaran yang telah diberikan. Sebagian kecil merasa kesulitan dalam
menjawab soal baik LKK, LKS, maupun soal evaluasi kemampuan komunikasi matematis namun sebagian besar menjawab mudah. Pelajaran yang diberikan juga
selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga siswa lebih mengerti. Seluruh siswa menjawab sangat senang dengan kegiatan kelompok
karena mereka bisa memberikan pendapat dalam kelompok juga bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti kepada anggota kelompok lainnya. Hanya
satu orang yang menjawb bahwa tidak mengerti dengan pembelajaran pada siklus II ini, namun sisanya menjawab mengerti dengan pembelajaran yang telah
diberikan. Kegiatan refleksi dilakukan setelah peneliti menganalisis data dari
pelaksanaan tindakan siklus II. Data-data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus II yaitu hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, observasi
respon siswa terhadap pembelajaran, dan catatan lapangan. Dari data tersebut
Ine Marthyane Pratiwi, 2014 PENERAPAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI BANGUN RUANG SEDERHANA
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik meskipun terdapat beberapa kendala. Guru telah melaksanakan pembelajaran
dengan baik, mulai dari memberi motivasi, apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, menjelaskan materi, membimbing siswa dalam kelompok, memberi
kesempatan kepada siswa untuk bertanya, serta memberikan evaluasi kepada siswa.
Waktu yang disediakan dalam silabus untuk materi bangun ruang sederhana adalah delapan jam pelajaran. Dengan habisnya waktu yang
disediakan untuk materi bangun ruang sederhana di kelas IV semester 2 yang terdapat pada silabus ini, maka berakhir pula siklus atau kegiatan
penelitian ini dan tidak dilakukan tindakan berikutnya.
3. Kemampuan Komunikasi Matematis a. Siklus I