Latar Belakang TOR PEKAN KONSTITUSI X

1 PEKAN KONSTITUSI X “Menebarkan Konstitusionalisme Pancasila” Sekretariat : Lt. II Gedung Bersama Dekanat Fakultas Hukum Universitas Andalas Email : sekretariatpusako.or.id; Website : http: pusako.or.id; Telp Fax : 0751-775692

A. Latar Belakang

Reformasi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998 telah melahirkan perubahan penting dalam sistem ketatanegaraan melalui perubahan terhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 yang merupakan salah satu tuntutan reformasi. Desain ketatanegaraan Indonesia dirombak secara bertahap melalui amandemen UUD 1945 yang terjadi dalam kurun waktu 1999-2002. Salah satu komitmen penting dalam amandemen UUD 1945 tersebut adalah mempertahankan atau tidak mengubah bagian pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat Pancasila sebagai dasar negara sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari konstitusi Indonesia. Perubahan UUD 1945 tersebut berdampak pada sistem ketatanegaraan yang lebih demokratis dibandingkan era Orde Baru dan Orde Lama. Lembaga-lembaga negara baru dihadirkan, proses demokrasi baru dijalankan, serta hak-hak konstitusional dibernaskan. Namun dalam perjalananya dipandang masih menyisakan problematika dan inkonsistensi dalam implementasinya, sehingga dibutuhkan peninjauan kembali dan penyempurnaan materi ayat, pasal, danatau bagiannya berserta kaidah- kaidahnya. Di samping itu adanya tumpang tindih pemahaman warga negara terhadap konsep ketatanegaraan dan hak konstitusional yang telah diatur dalam UUD 1945. Padahal, semua substansi dalam konstitusi tersebut semestinya 2 harus diamalkan oleh seluruh warga negara Indonesia sebagai wujud penegasan terhadap demokrasi yang merupakan jalan mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa ini. Faktanya, tidaklah mudah untuk membumikan paradigma kehidupan yang konstitusional kepada seluruh warga negara Indonesia khususnya dalam membumikan Pancasila sebagai dasar negara dalam seluruh aspek kehidupan yang ada. Kondisi kultural dan sosial masyarakat yang begitu kompleks dengan persoalannya masing-masing serta tingkat pendidikan yang tidak merata dinilai menjadi jurang penghalang untuk membumikan kesadaran berkonstitusi tersebut. Kehadiran Mahkamah Konstitusi yang dititahkan untuk menjaga konstitusi The Guardian of Constitution dan sebagai penafsir konstitusi the sole interpreter of constitution belum mampu memberikan perlindungan maksimal kepada seluruh warga negara yang terlanggar hak-hak konstitusionalnya. Sehingga peran berbagai pihak, baik yang merupakan unsur negara maupun unsur non negara sama-sama memegang tanggung jawab untuk menjaga dan menghormati hak-hak konstitusional setiap warga negara tanpa terkecuali serta membumikan kesadaran dalam berkonstitusi. Dengan begitu seluruh nilai-nilai yang terkandung di dalam konstitusi dapat dituai pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sayangnya tidak semua unsur yang ada mau atau mampu untuk menjalankan tanggung jawab untuk menjaga dan menghormati hak-hak konstitusional setiap warga negara tanpa terkecuali serta membumikan kesadaran berkonstitusi. Kehadiran Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas PUSaKO FHUA sebagai lembaga yang fokus melakukan pengkajian dan penelitian mengenai sistem ketatanegaran, konstitusi dan aktif dalam memperjuangkan hak- hak konstitusional warga negara merupakan salah satu wujud dan upaya menjalankan tanggung jawab sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Dalam perjalanannya sebagai mitra strategis dari Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, PUSaKO FHUA selalu berusaha untuk menjembatani berbagai problema konstitusional tersebut. Sejalan dengan itu, dalam rangka peringatan tiga belas tahun PUSaKO FHUA juga menjadi landasan ideal dalam pelaksanaan kegiatan ini agar tetap terus konsen dalam melakukan pengkajian dan mensosialisasikan kesadaran berkonstitusi bagi seluruh warga negara, serta bagi pelajar beserta guru-guru pada khususnya. Pekan Konstitusi X ini meliputi pelbagai acara interaktif yang dapat membangun suasana berbagi informasi dan pengetahuan mengenai hukum dan konstitusi, serta mengkampanyekan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada peran dari institusi-institusi lokal maupun nasional dalam membumikan nilai-nilai konstitusi dan kesadaran berkonstitusi. Hal ini tentu saja dilakukan dalam rangka membangun budaya yang sadar berkonstitusi. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi akselerasi semua organ negara dan juga warga negara dalam menjaga agar nilai-nilai konstitusi dapat tetap hidup dalam semua aspek kehidupan yang ada.

B. Nama dan BentukKegiatan Kegiatan ini dinamakan :PEKAN KONSTITUSI X, dengan tema: