Penentuan Tingkat Kematangan Buah alpukat (Persea americana, Mill) dengan Metoda Getaran Suara Menggunakan Program Komputer

SKRIPSI

PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT
(Persea americana, Mill)

DENGAN METODA GETARAN SUARA MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTER

OLEH:
JOHAN WAHYUDI

F01495008

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

" セ。ゥ@

ol'ang-ol'ang 'fang bel'iman jangan!ah berja!an dimuka


bumi ini dengan Mmbong dan congkak. Se6ungguhn'fa --4!!ah
membenci ol'ang-ol'ang 'fang Mmbong ". (--4tJukman : f 8)

Skl'if6i ini 6a'fa fel'6embahkan untuk
Ol'ang tua 6a'fa, J(akak, --4dik dan
Y/enek ku tel'cinta. ':ban tel'untuk cintaku ....
':b iana Citl'a

Johan Wahyudi. F01495008. Penentuan Tingkat Kematangan Buah Alpukat (Persea americana, Mill)
Dengan Metoda Getaran Suara Menggunakan Program Komputer. Dibawah bimbingan Ir. Susilo Sarwono
dan Dr.lr. I Wayan Budiastra, M. Agr. Tahun lulus 1999.

RINGKASAN
Lebih dari 400 jenis buah-buahan yang dihasilkan Indonesia, merupakan penyumbang eukup besar terhadap
keanekaragaman dan keeukupan gizi rakyat. Menghadapi tahun 2000, Pola Pangan Harapan (PPH) untuk
masyarakat Indonesia dirancang meneapai 2251,61 gram per kapita per hari berasal dari sayur-sayuran dan buahbuahan. Mutu buah yang baik akan menyebabkan harga jual yang tinggi. Pasta panen sangat berpengaruh terhadap
mutu buah dan masa simpan buah itu sendiri. Buah alpukat merupakan buah musiman, Walaupun tersedia
sepanjang tahun dalam jumlah terbatas. Buah alpukat memiliki flavor dan rasa yang khas dan disukai oleh
konsumen.
Tujuan Penelitian ini secara umum adalah untuk mengaplikasikan penerapan metoda gel om bang suara

dalam menentukan tingkat kematangan buah alpukat. Sedangkan Tujuan secara khusus adalah I). Merancang sistem
pengukuran gelombang suara uutuk menentukan kematangan buah alpukat 2). Menentukan Frekuensi resonansi
untuk mendeteksi kematangan buah alpukat berdasarkan umur simpan dan jarak ketukan pada buah 3). Menentukan
hubungan frekuensi rsonansi dengan parameter mutu lain seperti kadar gula terlarut, kekerasan daging buah, dan uji
organoleptik.
Penentuan kematangan buah dilakukan dengan dua eara pengnjian, yaitu uji tidak merusak dan uji merusak.
Uj i tidak merusak dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi dengan Sound card dan
program matlab. Uji merusak dilakukan dengan pengukuran kadar total padatan terlarut, kekerasan daging buah dan
uji organoleptik.
Program Sound Blaster Wave Studio akan menampilkan grafik tegangan dengan waktu. Grafik tegangan
dengan waktu dikonversi terlebih dahulu oleh program "Cool Edit" sehingga berubah menjadi bentuk ASCII.
Setelah data berbentuk ASCII maka grafik dapat dikonversi oleh program matlab sebagai Fast Fourier Transform
analyser menjadi grafik frekuensi terhadap power spektrum .
Grafik frekuensi resonansi dan tekanan suara menunjukan pada kisaran berapa frekuensi tertinggi yang
akan menunjukan besamya tekanan suara buall dengan umur simpan 3 hari, umur simpan 5 hari dan umur simpan 7
hari. Tekanan suara yang paling tinggi terdapat pada frekuensi 19 Hz menunjukall bmu'1 dengan ull1ur simpan 3 hari
dan yang paling rendall buah alpukat ull1ur sill1pan 7 hari, sedangkan untuk umur simpan 5 hari berada pada kisaran
mtara tekanan suara umur simpan 3 hari dan umur simpan 7 hari. Besamya kekuatan suara (power) kemudian
jikalibrasi sehingga satuannya menjadi desibel dengan menggunakan alat Soun Level Meter, sehingga memperoleh
data tekanan suara.

Terdapat keeenderungan adanya hubungan yang nyata antara umur simpan buah alpukat dcngan tckanan
,uara pada frekuensi 19 Hz pada jarak pengetukan 15 em dan 35 em . Hal ini ditunjukan dengan besarnya nilai R
Vaitu untuk jarak pengetukan 15 em adalah 0.992 dan untuk jarak pengetukan 35 em adalall 1. Untuk kell1iringan
iari kedua grafik yang paling besar didapat oleh grafik pada jarak pengetukan 35 em yaitu sebesar 3.5751. Hal ini
nenunjukan bahwa terdapat keeenderungan yang lebih baik pada jarak pengetukan 35 em dibandingkan dengan
arak pengetukan 15 em.
Tidak terdapat keeenderungan hubungan yang nyata antara total padatan terlarut dengan rata-rata tekanan
mara pada frekuensi 19 Hz baik pada jarak 15 em dan 35 em. Hal ini dapat dijelaskan dengan keeilnya nilai R yaitu
:ebesar 0.1258 untuk grafik hubungan total padatan terlarut dengan tekanan suara pada jarak 15 em dan 0.00734
mtuk grafik hubungan total padatan terlarut dengan tekanan suara pada jarak 35 em. Hal ini dapat dijelaskan juga
lengan keeilnya nilai R pada grafik hubungan antara sebaran total padatan terlarut pada buah alpukat dengan
ekanan suara untukjarak ketukan 15 em dan 35 em yaitu sebesar 0.0063 dan 0.0065.
Terdapat keeenderungan hubungan yang nyata antara kekerasan dengan menggunakan alat penetrometer
erhadap rata-rata tekanan suara pada frekuensi 19 Hz baik pada jarak 15 em maupun pada jarak 35 em. Hal ini
[apat dilihat dari nilai R-nya yang lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.8612 untuk grafik padajarak pengetukan 15
:m dan 0.9193 untuk grafik jarak pengetukan 35 em. Nilai kemiringan terbesar terdapat pada grafik untuk jarak
:etukan 35 em yaitu sebesar 5.0906. Hal ini menyebabkan jarak ketukan 35 em mempunyai keeenderungan yang
ebih baik dari pada jarak ketukan 15 em untuk hubungan antara kekerasan dengan penetrometer dan tekanan suara.

Hal ini dapat dilihat juga pada grafik sebaran kekerasan buah alpukat dengan tekanan suara yang nilai R-nya lebih

besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.6829 untukjarak 15 em dan 0.8009 untukjarak 35 em.
Terdapat keeenderungan hubungan yang nyata pada aroma hasil organoleptik dengan rata-rata
tekanan suara pada frekuensi 19 Hz untuk alpukat denganjarak ketukan 15 em ataupun 35 em. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai R yang lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.9009 untuk jarak ketukan 15 em dan 0.9496 untuk jarak
ketukan 35 em. Nilai kemiringan terbesar didapat pada jarak ketukan 35 em sebesar 9.2073. Hal ini menunjukkan
pada pengetukan 35 em memiliki keeenderungan yang lebih baik. Untuk rasa juga terdapat keeenderungan yang
sarna seperti pada aroma dan kekerasan buah hasil organoleptik. Hal ini dapat dilihat dari nilai R-nya yaitu 0.8932
untuk jarak ketukan 15 em dan 0.9439 untuk jarak ketukan 35 em. Kemiringan terbesar terdapat pada grafik dengan
jarak ketukall 35 em sebesar 9.5174.

INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT

(Persea americana, Mill)
DENGAN METODA GETARAN SUARA MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTER

SKRlPSI sebagai salah satu syarat ul1tuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknik Pelianian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pelianian Bogor
Oleh:
JOHAN WAHYUDI
FOl495008
Dilahirkan pada tanggal 29 J al1uari 1976
Di Sukabumi

SKRIPSI

PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT
(Persea americana, Mill)

DENGAN METODA GETARAN SUARA MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTER

OLEH:
JOHAN WAHYUDI


F01495008

1999
FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

" セ。ゥ@

ol'ang-ol'ang 'fang bel'iman jangan!ah berja!an dimuka

bumi ini dengan Mmbong dan congkak. Se6ungguhn'fa --4!!ah
membenci ol'ang-ol'ang 'fang Mmbong ". (--4tJukman : f 8)

Skl'if6i ini 6a'fa fel'6embahkan untuk
Ol'ang tua 6a'fa, J(akak, --4dik dan
Y/enek ku tel'cinta. ':ban tel'untuk cintaku ....
':b iana Citl'a

Johan Wahyudi. F01495008. Penentuan Tingkat Kematangan Buah Alpukat (Persea americana, Mill)

Dengan Metoda Getaran Suara Menggunakan Program Komputer. Dibawah bimbingan Ir. Susilo Sarwono
dan Dr.lr. I Wayan Budiastra, M. Agr. Tahun lulus 1999.

RINGKASAN
Lebih dari 400 jenis buah-buahan yang dihasilkan Indonesia, merupakan penyumbang eukup besar terhadap
keanekaragaman dan keeukupan gizi rakyat. Menghadapi tahun 2000, Pola Pangan Harapan (PPH) untuk
masyarakat Indonesia dirancang meneapai 2251,61 gram per kapita per hari berasal dari sayur-sayuran dan buahbuahan. Mutu buah yang baik akan menyebabkan harga jual yang tinggi. Pasta panen sangat berpengaruh terhadap
mutu buah dan masa simpan buah itu sendiri. Buah alpukat merupakan buah musiman, Walaupun tersedia
sepanjang tahun dalam jumlah terbatas. Buah alpukat memiliki flavor dan rasa yang khas dan disukai oleh
konsumen.
Tujuan Penelitian ini secara umum adalah untuk mengaplikasikan penerapan metoda gel om bang suara
dalam menentukan tingkat kematangan buah alpukat. Sedangkan Tujuan secara khusus adalah I). Merancang sistem
pengukuran gelombang suara uutuk menentukan kematangan buah alpukat 2). Menentukan Frekuensi resonansi
untuk mendeteksi kematangan buah alpukat berdasarkan umur simpan dan jarak ketukan pada buah 3). Menentukan
hubungan frekuensi rsonansi dengan parameter mutu lain seperti kadar gula terlarut, kekerasan daging buah, dan uji
organoleptik.
Penentuan kematangan buah dilakukan dengan dua eara pengnjian, yaitu uji tidak merusak dan uji merusak.
Uj i tidak merusak dilakukan dengan menggunakan perangkat komputer yang dilengkapi dengan Sound card dan
program matlab. Uji merusak dilakukan dengan pengukuran kadar total padatan terlarut, kekerasan daging buah dan
uji organoleptik.

Program Sound Blaster Wave Studio akan menampilkan grafik tegangan dengan waktu. Grafik tegangan
dengan waktu dikonversi terlebih dahulu oleh program "Cool Edit" sehingga berubah menjadi bentuk ASCII.
Setelah data berbentuk ASCII maka grafik dapat dikonversi oleh program matlab sebagai Fast Fourier Transform
analyser menjadi grafik frekuensi terhadap power spektrum .
Grafik frekuensi resonansi dan tekanan suara menunjukan pada kisaran berapa frekuensi tertinggi yang
akan menunjukan besamya tekanan suara buall dengan umur simpan 3 hari, umur simpan 5 hari dan umur simpan 7
hari. Tekanan suara yang paling tinggi terdapat pada frekuensi 19 Hz menunjukall bmu'1 dengan ull1ur simpan 3 hari
dan yang paling rendall buah alpukat ull1ur sill1pan 7 hari, sedangkan untuk umur simpan 5 hari berada pada kisaran
mtara tekanan suara umur simpan 3 hari dan umur simpan 7 hari. Besamya kekuatan suara (power) kemudian
jikalibrasi sehingga satuannya menjadi desibel dengan menggunakan alat Soun Level Meter, sehingga memperoleh
data tekanan suara.
Terdapat keeenderungan adanya hubungan yang nyata antara umur simpan buah alpukat dcngan tckanan
,uara pada frekuensi 19 Hz pada jarak pengetukan 15 em dan 35 em . Hal ini ditunjukan dengan besarnya nilai R
Vaitu untuk jarak pengetukan 15 em adalah 0.992 dan untuk jarak pengetukan 35 em adalall 1. Untuk kell1iringan
iari kedua grafik yang paling besar didapat oleh grafik pada jarak pengetukan 35 em yaitu sebesar 3.5751. Hal ini
nenunjukan bahwa terdapat keeenderungan yang lebih baik pada jarak pengetukan 35 em dibandingkan dengan
arak pengetukan 15 em.
Tidak terdapat keeenderungan hubungan yang nyata antara total padatan terlarut dengan rata-rata tekanan
mara pada frekuensi 19 Hz baik pada jarak 15 em dan 35 em. Hal ini dapat dijelaskan dengan keeilnya nilai R yaitu
:ebesar 0.1258 untuk grafik hubungan total padatan terlarut dengan tekanan suara pada jarak 15 em dan 0.00734

mtuk grafik hubungan total padatan terlarut dengan tekanan suara pada jarak 35 em. Hal ini dapat dijelaskan juga
lengan keeilnya nilai R pada grafik hubungan antara sebaran total padatan terlarut pada buah alpukat dengan
ekanan suara untukjarak ketukan 15 em dan 35 em yaitu sebesar 0.0063 dan 0.0065.
Terdapat keeenderungan hubungan yang nyata antara kekerasan dengan menggunakan alat penetrometer
erhadap rata-rata tekanan suara pada frekuensi 19 Hz baik pada jarak 15 em maupun pada jarak 35 em. Hal ini
[apat dilihat dari nilai R-nya yang lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.8612 untuk grafik padajarak pengetukan 15
:m dan 0.9193 untuk grafik jarak pengetukan 35 em. Nilai kemiringan terbesar terdapat pada grafik untuk jarak
:etukan 35 em yaitu sebesar 5.0906. Hal ini menyebabkan jarak ketukan 35 em mempunyai keeenderungan yang
ebih baik dari pada jarak ketukan 15 em untuk hubungan antara kekerasan dengan penetrometer dan tekanan suara.

Hal ini dapat dilihat juga pada grafik sebaran kekerasan buah alpukat dengan tekanan suara yang nilai R-nya lebih
besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.6829 untukjarak 15 em dan 0.8009 untukjarak 35 em.
Terdapat keeenderungan hubungan yang nyata pada aroma hasil organoleptik dengan rata-rata
tekanan suara pada frekuensi 19 Hz untuk alpukat denganjarak ketukan 15 em ataupun 35 em. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai R yang lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0.9009 untuk jarak ketukan 15 em dan 0.9496 untuk jarak
ketukan 35 em. Nilai kemiringan terbesar didapat pada jarak ketukan 35 em sebesar 9.2073. Hal ini menunjukkan
pada pengetukan 35 em memiliki keeenderungan yang lebih baik. Untuk rasa juga terdapat keeenderungan yang
sarna seperti pada aroma dan kekerasan buah hasil organoleptik. Hal ini dapat dilihat dari nilai R-nya yaitu 0.8932
untuk jarak ketukan 15 em dan 0.9439 untuk jarak ketukan 35 em. Kemiringan terbesar terdapat pada grafik dengan
jarak ketukall 35 em sebesar 9.5174.


INSTITUT PERT ANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PENENTUAN TINGKAT KEMATANGAN BUAH ALPUKAT

(Persea americana, Mill)
DENGAN METODA GETARAN SUARA MENGGUNAKAN
PROGRAM KOMPUTER

SKRlPSI sebagai salah satu syarat ul1tuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
Pada Jurusan Teknik Pelianian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pelianian Bogor
Oleh:
JOHAN WAHYUDI
FOl495008
Dilahirkan pada tanggal 29 J al1uari 1976
Di Sukabumi