Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Penelitian
Pendidikan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat karena pendidikan dapat merubah perilaku, sikap dan pengetahuan seseorang. Untuk
mencapai hal itu negara mengamanatkan dalam Undang - Undang Dasar mengenai kewajiban negara untuk menyelenggarakan pendidikan bagi semua
warganegara tanpa membedakan suku agama dan ras maupun kekurangan fisik seseorang. Undang
– Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa :
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
” Melihat undang - undang tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila
seseorang semakin cerdas secara intelegensi, cerdas sosial dan cerdas spiritual diharapkan sumber daya manusia akan semakin unggul.
Pada masa sekarang ini dunia pendidikan menghadapi tuntutan yang beragam dari masyarakat. Tuntutan tersebut diantarannya kesiapan untuk
mudah mencari pekerjaan dan terdapat tuntutan agar peserta didik secara terintegrasi dan mandiri tanggap terhadap bencana yang dapat melanda
sewaktu-waktu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Maryani 2010 : 2 bahwa “Dalam pendidikan kompetensi yang dikembangkan adalah
keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan”. Hal ini bukan
tanpa sebab karena Indonesia terletak pada daerah geografis yang strategis
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
serta rentan oleh bencana. Untuk itulah sedini mungkin diperlukan upaya sosialisasi pengurangan resiko bencana yang dikenal dengan mitigasi
bencana. mitigasi yang dilakukan salah satunya melalui pembelajaran geografi. Dalam Undang - Undang No 24 tahun 2007 dikatakan bahwa
mitigasi bencana adalah “ Serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana”. Tahap mitigasi memfokuskan pada tindakan jangka panjang untuk mengurangi resiko
bencana. Sekolah memiliki peran strategis dalam mendidik dan memberikan
materi mitigasi bencana sejak dini yakni mulai dari tingkatan SD, SMP dan SMA. Menurut hasil dari penelitian LIPI dan UNESCO 2006 kedudukan
sekolah menjadi sangat penting karena faktor-faktor di bawah ini antara lain : 1.
Sekolah secara sadar dan terencana melakukan upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
2. Sekolah tetap terpercaya sebagai wahana efektif untuk membangun
budaya bangsa. 3.
Sekolah merupakan „ruang publik‟ dengan tingkat kerentanan tinggi Sebuah penelitian Maryani menyatakan 2008
:12 bahwa “ Pengetahuan tentang kebencanaan para guru, kepala sekolah dan dewan sekolah ternyata
umumnya tidak dipahami dengan baik, mencapai 70 dari responden menyatakan sedikit dan tidak paham tentang peristiwa kebencanaan”. Hal ini
sangat mengenaskan padahal wilayah Indonesia sebagian besar adalah wilayah rawan bencana.
Melalui pembelajaran mitigasi bencana diharapkan peserta didik memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi terhadap bencana alam yang dapat
muncul sewaktu-waktu. Kesiapsiagaan itu sendiri diharapkan akan dapat disadari oleh diri sendiri dan pada gilirannya akan disampaikan kepada orang
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
– orang terdekat terutama keluarga dan kepada orang – orang yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal peserta didik.
Beberapa pakar telah melakukan penelitian dan analisa tentang pentingnya mitigasi bencana. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Laksono 2008:2 dikatakan bahwa “ materi mitigasi bencana disekolah dapat
diberikan dengan dua cara yaitu metode infusi dan metode block ”. Metode
infusi memadukan muatan dan proses pendidikan lingkungan dengan kurikulum yang ada sedangkan metode block adalah pembelajaran dengan
berdiri sendiri. Masing- masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Misalnya apabila mitigasi diberikan secara mandiri maka beban mata
pelajaran menjadi semakin banyak. Model infusi berarti menyisipkan dalam materi-materi pelajaran di sekolah. Pelajaran yang sangat erat kaitannya
adalah pelajaran geografi. Geografi menurut hasil Seminar dan Lokakarya di Semarang tahun
1988 adalah “ Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena
geosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan
”. Dari pengertian ini fenomena geosfer yang terjadi menjadi objek materil dalam kajian keilmuan geografi yang memiliki potensi membangun
dan merusak. Secara lebih khusus Departemen Pendidikan Nasional 1993 menyatakan bahwa :
“fungsi pengajaran geografi adalah Mengembangkan pengetahuan tentang
pola-pola keruangan
dan proses
yang berkaitan
Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data pengetahuan geografi Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian
terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat
,” Salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran geografi yang
berhubungan dengan mitigasi bencana adalah pada kompetensi dasar menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer
serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. konsep yang penting
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dipelajari pada kompetensi ini adalah konsep bencana tanah longsor. Materi ini pantas mendapat perhatian karena daerah penelitian merupakan daerah
yang labil dan sangat rawan bencana tanah bergerak dan tanah longsor khususnya saat musim penghujan tiba.
Mengajarkan konsep geografi diperlukan kejelian dan ketepatan agar pembelajaran yang dilakukan berhasil. Pemilihan metode, bahan ajar serta
rencana mengajar merupakan bagian dari strategi belajar mengajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Davis W.Gulo : 2008 : 3 bah
wa “ strategi 2005 belajar mengajar merupakan sebuah rencana, metode ataupun perangkat
kegiatan pembelajaaran yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”. Selain itu Sumaatmadja 1996 : 83 menyatakan bahwa “ strategi
pembelajaran adalah cara berusaha dan bertindak yang diarahkan untuk mencapai tujuan instruksional
”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana maupun tindakan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu sendiri tercantum dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh
peserta didik. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran
diantaranya adalah metode pembelajaran. Bahkan Rusli 2010:1 menyatakan bahwa “Keberhasilan dari proses pendidikan sangat ditentukan oleh metode
pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik apakah itu guru maupun dosen
”. Dalam arti bahwa Bila metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang dosen tepat, maka dapat dipastikan perhatian, motivasi, maupun
semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan selalu terdorong.
Metode adalah cara yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad 1986:95
menyatakan bahwa “ Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merup
akan alat untuk mencapai tujuan ”.
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Namun demikian tidak ada metode pembelajaran yang paling baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran karena tergantung materi pembelajaran yang
diajarkan dan strategi seorang guru dipastikan tidak sama dalam membahas beberapa pokok bahasan. Pemilihan metode pembelajaran beberapa pokok
bahasan mungkin lebih tepat jika menggunakan metode tertentu namun akan tidak tepat jika diterapkan pada pokok bahasa lainnya.
Pemilihan metode biasanya tergantung bobot materi pembelajaran geografi. Sumaatmadja 1997
:73 menyatakan bahwa “ dalam proses belajar mengajar geografi metode ceramah menjadi metode dasar yang sukar untuk
ditinggalkan.” Hal ini memang menjadi kebiasaan lama guru di Indonesia. Siswa sendiri pun juga menjadi terbiasa dengan metode ini sehingga jika
seorang guru mengubahnya menjadi metode lain, menjadi hal yang sukar untuk diterima. Padahal banyak metode lain yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran geografi. Salah satu metode pembelajaran yang terkadang digunakakan dalam
pembelajaran pada siswa adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi salah satu metode pembelajaran geografi dapat dikatakan merupakan metode
yang menarik, sebab membantu peserta didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi
merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan
bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ekspositori dan inkuiri. Hal yang menguatkan dan menguntungkan metode ini antara lain Direktorat tendik 2008 :21 :
1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat
dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak
hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi. 3.
Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
Metode lain dalam pembelajaran geografi adalah metode simulasi. Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai
metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Untuk
mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. Simulasi gempa yang sering
dilakukan oleh tim penanggulangan bencana juga menjadi senjata andalan dalam sosialisasi bencana dalam masyarakat. Metode Simulasi menurut
Direktorat tendik 2008 : 28 bertujuan untuk : “ 1 Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun
bagi kehidupan sehari-hari; 2 Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip; 3 Melatih memecahkan masalah; 3
Meningkatkan keaktifan belajar; 4 Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik; 5 Melatih peserta didik untuk mengadakan
kerjasama dalam situasi kelompok
.” Metode simulasi dan metode demonstrasi tersebut jarang digunakan dalam
pembelajaran geografi terutama di lokasi penelitian. Hal ini dikuatkan dari observasi awal di daerah penelitian. Guru cenderung menggunakan
pendekatan ekspository dengan metode ceramah bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran. Bahan ajar yang digunakan adalah buku
Adi Priyono, 2014 PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH
LONGSOR Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
paket yang terbatas dibantu dengan buku LKS. Dari segi peserta didik diperoleh data awal bahwa peserta didik menyadari bahwa daerahnya
termasuk daerah rawan bencana terutama tanah bergerak dan tanah longsor. Hal dibuktikan dengan bangunan fisik rumah yang sebagian dari
kayu serta kondisi jalan raya yang acapkali amblas. Data ini meyakinkan penulis untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode
simulasi dan demonstrasi.
B. Identifikasi masalah