T GEO 1007210 Chapter1

(1)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Penelitian

Pendidikan merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat karena pendidikan dapat merubah perilaku, sikap dan pengetahuan seseorang. Untuk mencapai hal itu negara mengamanatkan dalam Undang - Undang Dasar mengenai kewajiban negara untuk menyelenggarakan pendidikan bagi semua warganegara tanpa membedakan suku agama dan ras maupun kekurangan fisik seseorang. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa :

“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Melihat undang - undang tadi dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila seseorang semakin cerdas secara intelegensi, cerdas sosial dan cerdas spiritual diharapkan sumber daya manusia akan semakin unggul.

Pada masa sekarang ini dunia pendidikan menghadapi tuntutan yang beragam dari masyarakat. Tuntutan tersebut diantarannya kesiapan untuk mudah mencari pekerjaan dan terdapat tuntutan agar peserta didik secara terintegrasi dan mandiri tanggap terhadap bencana yang dapat melanda sewaktu-waktu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Maryani (2010 : 2) bahwa “Dalam pendidikan kompetensi yang dikembangkan adalah keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan”. Hal ini bukan tanpa sebab karena Indonesia terletak pada daerah geografis yang strategis


(2)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta rentan oleh bencana. Untuk itulah sedini mungkin diperlukan upaya sosialisasi pengurangan resiko bencana yang dikenal dengan mitigasi bencana. mitigasi yang dilakukan salah satunya melalui pembelajaran geografi. Dalam Undang - Undang No 24 tahun 2007 dikatakan bahwa mitigasi bencana adalah “ Serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan

peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana”. Tahap mitigasi

memfokuskan pada tindakan jangka panjang untuk mengurangi resiko bencana.

Sekolah memiliki peran strategis dalam mendidik dan memberikan materi mitigasi bencana sejak dini yakni mulai dari tingkatan SD, SMP dan SMA. Menurut hasil dari penelitian LIPI dan UNESCO (2006) kedudukan sekolah menjadi sangat penting karena faktor-faktor di bawah ini antara lain :

1. Sekolah secara sadar dan terencana melakukan upaya mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.

2. Sekolah tetap terpercaya sebagai wahana efektif untuk membangun budaya bangsa.

3. Sekolah merupakan „ruang publik‟ dengan tingkat kerentanan tinggi

Sebuah penelitian Maryani menyatakan (2008 :12) bahwa “ Pengetahuan tentang kebencanaan para guru, kepala sekolah dan dewan sekolah ternyata umumnya tidak dipahami dengan baik, mencapai 70 % dari responden menyatakan sedikit dan tidak paham tentang peristiwa kebencanaan”. Hal ini sangat mengenaskan padahal wilayah Indonesia sebagian besar adalah wilayah rawan bencana.

Melalui pembelajaran mitigasi bencana diharapkan peserta didik memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi terhadap bencana alam yang dapat muncul sewaktu-waktu. Kesiapsiagaan itu sendiri diharapkan akan dapat disadari oleh diri sendiri dan pada gilirannya akan disampaikan kepada orang


(3)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

– orang terdekat terutama keluarga dan kepada orang – orang yang berada di sekitar lingkungan tempat tinggal peserta didik.

Beberapa pakar telah melakukan penelitian dan analisa tentang pentingnya mitigasi bencana. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Laksono (2008:2) dikatakan bahwa “ materi mitigasi bencana disekolah dapat diberikan dengan dua cara yaitu metode infusi dan metode block”. Metode

infusi memadukan muatan dan proses pendidikan lingkungan dengan kurikulum yang ada sedangkan metode block adalah pembelajaran dengan berdiri sendiri. Masing- masing metode memiliki kelemahan dan kelebihan. Misalnya apabila mitigasi diberikan secara mandiri maka beban mata pelajaran menjadi semakin banyak. Model infusi berarti menyisipkan dalam materi-materi pelajaran di sekolah. Pelajaran yang sangat erat kaitannya adalah pelajaran geografi.

Geografi menurut hasil Seminar dan Lokakarya di Semarang tahun 1988 adalah “ Ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan ”. Dari pengertian ini fenomena geosfer yang terjadi menjadi objek materil dalam kajian keilmuan geografi yang memiliki potensi membangun dan merusak. Secara lebih khusus Departemen Pendidikan Nasional (1993) menyatakan bahwa :

“fungsi pengajaran geografi adalah Mengembangkan pengetahuan tentang pola-pola keruangan dan proses yang berkaitan Mengembangkan keterampilan dasar dalam memperoleh data pengetahuan geografi Menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan hidup dan sumber daya serta toleransi terhadap keragaman sosial-budaya masyarakat,”

Salah satu pokok bahasan dalam mata pelajaran geografi yang berhubungan dengan mitigasi bencana adalah pada kompetensi dasar menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. konsep yang penting


(4)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipelajari pada kompetensi ini adalah konsep bencana tanah longsor. Materi ini pantas mendapat perhatian karena daerah penelitian merupakan daerah yang labil dan sangat rawan bencana tanah bergerak dan tanah longsor khususnya saat musim penghujan tiba.

Mengajarkan konsep geografi diperlukan kejelian dan ketepatan agar pembelajaran yang dilakukan berhasil. Pemilihan metode, bahan ajar serta rencana mengajar merupakan bagian dari strategi belajar mengajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Davis (W.Gulo : 2008 : 3) bahwa “ strategi 2005 belajar mengajar merupakan sebuah rencana, metode ataupun perangkat kegiatan pembelajaaran yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu”. Selain itu Sumaatmadja (1996 : 83) menyatakan bahwa “ strategi pembelajaran adalah cara berusaha dan bertindak yang diarahkan untuk mencapai tujuan instruksional ”. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah rencana maupun tindakan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran itu sendiri tercantum dalam kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran diantaranya adalah metode pembelajaran. Bahkan Rusli (2010:1) menyatakan bahwa “Keberhasilan dari proses pendidikan sangat ditentukan oleh metode pembelajaran yang dilakukan oleh seorang pendidik apakah itu guru maupun dosen”. Dalam arti bahwa Bila metode pembelajaran yang digunakan oleh seorang dosen tepat, maka dapat dipastikan perhatian, motivasi, maupun semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akan selalu terdorong.

Metode adalah cara yang digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Surakhmad (1986:95) menyatakan bahwa “ Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan ”.


(5)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun demikian tidak ada metode pembelajaran yang paling baik yang dapat digunakan dalam pembelajaran karena tergantung materi pembelajaran yang diajarkan dan strategi seorang guru dipastikan tidak sama dalam membahas beberapa pokok bahasan. Pemilihan metode pembelajaran beberapa pokok bahasan mungkin lebih tepat jika menggunakan metode tertentu namun akan tidak tepat jika diterapkan pada pokok bahasa lainnya.

Pemilihan metode biasanya tergantung bobot materi pembelajaran geografi. Sumaatmadja (1997:73) menyatakan bahwa “ dalam proses belajar mengajar geografi metode ceramah menjadi metode dasar yang sukar untuk ditinggalkan.” Hal ini memang menjadi kebiasaan lama guru di Indonesia. Siswa sendiri pun juga menjadi terbiasa dengan metode ini sehingga jika seorang guru mengubahnya menjadi metode lain, menjadi hal yang sukar untuk diterima. Padahal banyak metode lain yang dapat dilakukan dalam pembelajaran geografi.

Salah satu metode pembelajaran yang terkadang digunakakan dalam pembelajaran pada siswa adalah metode demonstrasi. Metode demonstrasi salah satu metode pembelajaran geografi dapat dikatakan merupakan metode yang menarik, sebab membantu peserta didik untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran


(6)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekspositori dan inkuiri. Hal yang menguatkan dan menguntungkan metode ini antara lain ( Direktorat tendik 2008 :21) :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Metode lain dalam pembelajaran geografi adalah metode simulasi. Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. Simulasi gempa yang sering dilakukan oleh tim penanggulangan bencana juga menjadi senjata andalan dalam sosialisasi bencana dalam masyarakat. Metode Simulasi menurut Direktorat tendik (2008 : 28) bertujuan untuk :

“ 1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari; 2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip; 3) Melatih memecahkan masalah; 3) Meningkatkan keaktifan belajar; 4) Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik; 5) Melatih peserta didik untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.”

Metode simulasi dan metode demonstrasi tersebut jarang digunakan dalam pembelajaran geografi terutama di lokasi penelitian. Hal ini dikuatkan dari observasi awal di daerah penelitian. Guru cenderung menggunakan pendekatan ekspository dengan metode ceramah bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran. Bahan ajar yang digunakan adalah buku


(7)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paket yang terbatas dibantu dengan buku LKS. Dari segi peserta didik diperoleh data awal bahwa peserta didik menyadari bahwa daerahnya termasuk daerah rawan bencana terutama tanah bergerak dan tanah longsor. Hal dibuktikan dengan bangunan fisik rumah yang sebagian dari kayu serta kondisi jalan raya yang acapkali amblas. Data ini meyakinkan penulis untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode simulasi dan demonstrasi.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah terebut di atas dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Guru sangat jarang menggunakan metode simulasi dan demonstrasi 2. Pembelajaran mengenai tanah longsor diberikan dengan metode

konvensional

3. Daerah Sirampog termasuk daerah rawan bencana tanah bergerak dan tanah longsor

4. Peserta didik SMA Sirampog menyadari bahwa sebagian besar mereka berada di daerah potensi tanah bergerak dan longsor

5. Materi tanah longsor kurang mendapat perhatian dalam pembelajaran terutama dalam metode pembelajarannya

6. Belum ada penelitian tentang metode pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran mitigasi bencana khususnya tanah bergerak dan tanah longsor

7. Belum ada penelitian tentang pemahaman konsep bencana tanah longsor menggunakan metode simulasi dan demonstrasi


(8)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode simulasi dan demonstrasi terhadap pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Sirampog. Agar penelitian lebih terarah rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest) ?

2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest)?

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan dan tidak menggunakan metode simulasi sebelum perlakuan diberikan (pretes ) ?

4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan dan tidak menggunakan metode simulasi sesudah perlakuan diberikan (posttest) ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan ( pretest - posttest).

b. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan metode simulasi nsebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest).


(9)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum perlakuan diberikan (pretes ).

d. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (posttest).

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini terbagi menjadi beberapa manfaat seperti manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.Manfaat teoritis

a. Memberikan informasi mengenai efektivitas metode simulasi dan demonstrasi terhadap pemahaman konsep peserta didik pada konsep bencana tanah longsor.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru bahwa metode simulasi merupakan metode yang tepat dalam membelajarkan konsep bencana tanah longsor

2.Manfaat praktis :

a. Memberi pengalaman baru bagi peserta didik dalam pembelajaran geografi.

b. Memberi ingatan dan pemahaman yang kuat pada materi bencana tanah longsor sebagai pembelajaran mitigasi bencana pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru dalam membantu membelajarkan konsep bencana tanah longsor pada peserta didik di kelas

F. Definisi Operasional Variabel 1. Metode simulasi


(10)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman mengajar dengan situasi tiruan untuk memamahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek sebenarnya.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyaapabilan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

3. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan melakukan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi tentang konsep – konsep tenaga eksogen pada sub tanah longsor yang dievaluasi melalui penyelenggaraan tes pemahaman konsep sebelum dan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.

Adapun rincian variabel pemahaman konsep bencana tanah longsor dalam penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel di bawah ini :


(11)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1 Variabel Pemahaman Konsep

Variabel Dimensi Operasional/Indikator Konsep

Pemahaman konsep

Translasi (terjemahan)

1. Mendefinisikan 2. Menguraikan 3. Menyebutkan

- Tenaga eksogen - Jenis pengikisan

berdasarkan tenaga Interpretasi

(menafsirkan)

1. menjelaskan 2. menafsirkan 3. mengidentifikasi 4. menginterpretasi

- erosi tanah

- sebab – sebab erosi tanah

Ekstrapolasi (perluasan)

1. memprediksi 2. menyimpulkan 3. memperkirakan 4. membedakan 5. memperluas 6. menjelaskan pengaruh

- dampak erosi tanah berdasarkan

fenomena geografis di lingkungan setempat

- usaha mengurangi erosi tanah

- Mengidentifikasi daerah yang tererosi Diadaptasi dari sudjana, 2005

Untuk menguji pemahaman konsep digunakan metode angket yang menggunakan soal obyektif dan esai yang telah diuji kelayakannya untuk digunakan dalam penelitian.


(1)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekspositori dan inkuiri. Hal yang menguatkan dan menguntungkan metode ini antara lain ( Direktorat tendik 2008 :21) :

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat

dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki

kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.

Metode lain dalam pembelajaran geografi adalah metode simulasi. Metode simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat. Simulasi gempa yang sering dilakukan oleh tim penanggulangan bencana juga menjadi senjata andalan dalam sosialisasi bencana dalam masyarakat. Metode Simulasi menurut Direktorat tendik (2008 : 28) bertujuan untuk :

“ 1) Melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari-hari; 2) Memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip; 3) Melatih memecahkan masalah; 3) Meningkatkan keaktifan belajar; 4) Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik; 5) Melatih peserta didik untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok.”

Metode simulasi dan metode demonstrasi tersebut jarang digunakan dalam pembelajaran geografi terutama di lokasi penelitian. Hal ini dikuatkan dari observasi awal di daerah penelitian. Guru cenderung menggunakan pendekatan ekspository dengan metode ceramah bervariasi dalam penyampaian materi pelajaran. Bahan ajar yang digunakan adalah buku


(2)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paket yang terbatas dibantu dengan buku LKS. Dari segi peserta didik diperoleh data awal bahwa peserta didik menyadari bahwa daerahnya termasuk daerah rawan bencana terutama tanah bergerak dan tanah longsor. Hal dibuktikan dengan bangunan fisik rumah yang sebagian dari kayu serta kondisi jalan raya yang acapkali amblas. Data ini meyakinkan penulis untuk melanjutkan penelitian dengan menggunakan metode simulasi dan demonstrasi.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah terebut di atas dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut :

1. Guru sangat jarang menggunakan metode simulasi dan demonstrasi

2. Pembelajaran mengenai tanah longsor diberikan dengan metode

konvensional

3. Daerah Sirampog termasuk daerah rawan bencana tanah bergerak dan

tanah longsor

4. Peserta didik SMA Sirampog menyadari bahwa sebagian besar mereka

berada di daerah potensi tanah bergerak dan longsor

5. Materi tanah longsor kurang mendapat perhatian dalam pembelajaran terutama dalam metode pembelajarannya

6. Belum ada penelitian tentang metode pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran mitigasi bencana khususnya tanah bergerak dan tanah longsor

7. Belum ada penelitian tentang pemahaman konsep bencana tanah

longsor menggunakan metode simulasi dan demonstrasi


(3)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diungkapkan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode simulasi dan demonstrasi terhadap pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Sirampog. Agar penelitian lebih terarah rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest) ?

2. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest)?

3. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan dan tidak menggunakan metode simulasi sebelum perlakuan diberikan (pretes ) ?

4. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan dan tidak menggunakan metode simulasi sesudah perlakuan diberikan (posttest) ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

a. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan ( pretest - posttest).

b. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang menggunakan metode simulasi nsebelum dan sesudah perlakuan diberikan (pretes – posttest).


(4)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum perlakuan diberikan (pretes ).

d. Perbedaan pemahaman konsep bencana tanah longsor pada peserta didik dikelas yang tidak menggunakan metode simulasi sebelum dan sesudah perlakuan diberikan (posttest).

E.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini terbagi menjadi beberapa manfaat seperti manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.Manfaat teoritis

a. Memberikan informasi mengenai efektivitas metode simulasi dan

demonstrasi terhadap pemahaman konsep peserta didik pada konsep bencana tanah longsor.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi guru bahwa metode simulasi merupakan metode yang tepat dalam membelajarkan konsep bencana tanah longsor

2.Manfaat praktis :

a. Memberi pengalaman baru bagi peserta didik dalam pembelajaran

geografi.

b. Memberi ingatan dan pemahaman yang kuat pada materi bencana tanah longsor sebagai pembelajaran mitigasi bencana pada peserta didik dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi guru dalam membantu membelajarkan konsep bencana tanah longsor pada peserta didik di kelas

F. Definisi Operasional Variabel 1. Metode simulasi


(5)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman mengajar dengan situasi tiruan untuk memamahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek sebenarnya.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran peserta didik hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyaapabilan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi

pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung

keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. 3. Pemahaman konsep

Pemahaman konsep dalam penelitian ini diartikan sebagai kemampuan melakukan translasi, interpretasi dan ekstrapolasi tentang konsep – konsep tenaga eksogen pada sub tanah longsor yang dievaluasi melalui penyelenggaraan tes pemahaman konsep sebelum dan sesudah proses pembelajaran dilaksanakan.

Adapun rincian variabel pemahaman konsep bencana tanah longsor dalam penelitian dijabarkan dalam bentuk tabel di bawah ini :


(6)

Adi Priyono, 2014

PERAN METODE SIMULASI DAN DEMONSTRASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP BENCANA TANAH LONGSOR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1 Variabel Pemahaman Konsep

Variabel Dimensi Operasional/Indikator Konsep

Pemahaman konsep

Translasi (terjemahan)

1. Mendefinisikan

2. Menguraikan

3. Menyebutkan

- Tenaga eksogen

- Jenis pengikisan

berdasarkan tenaga Interpretasi

(menafsirkan)

1. menjelaskan 2. menafsirkan 3. mengidentifikasi 4. menginterpretasi

- erosi tanah

- sebab – sebab erosi tanah

Ekstrapolasi (perluasan)

1. memprediksi

2. menyimpulkan

3. memperkirakan

4. membedakan

5. memperluas

6. menjelaskan pengaruh

- dampak erosi tanah

berdasarkan

fenomena geografis di lingkungan setempat

- usaha mengurangi

erosi tanah

- Mengidentifikasi

daerah yang tererosi Diadaptasi dari sudjana, 2005

Untuk menguji pemahaman konsep digunakan metode angket yang menggunakan soal obyektif dan esai yang telah diuji kelayakannya untuk digunakan dalam penelitian.