Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembentukan dan pengembangan kualitas sumber daya
manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Peran pendidikan menjadi semakin berat, yaitu bagaimana mempersiapkan manusia-manusia yang mampu
mengendalikan dan memanfaatkan perubahan-perubahan sebagai pengaruh dari globalisasi. Mario D. Fantini Herry, 2011: 6.7 mengemukakan bahwa berbagai
implikasi dari globalisasi terhadap dunia pendidikan meliputi aspek kurikulum, manajemen pendidikan, tenaga kependidikan, strategi dan metode pendidikan.
Dalam kaitannya ini, pendidikan dituntut harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang mampu menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan nilai-nilai
kepribadian dan budaya bangsa. Pendidikan matematika salah satunya yang memiliki peranan dalam mengembangkan kreativitas dan inovasi serta
kemampuan untuk berargumentasi atau mengemukakan ide-ide. Pendidikan matematika merupakan sarana berpikir dalam menentukan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan, matematika merupakan metode berpikir logis sistematis dan konsisten. Oleh karena itu semua masalah kehidupan yang
membutuhkan pemecahan secara cermat dan teliti selalu harus berpondasi pada matematika.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar kelas rendah hingga perguruan tinggi.
Dalam KTSP 2006: 416, Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran matematika bagi kehidupan.
Pendidikan matematika untuk sekolah dasar khususnya berguna untuk kepentingan hidup pada lingkungannya,
Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari ilmu-ilmu yang kemudian. Tujuan akhir dari pembelajaran matematika di sekolah dasar yaitu agar
siswa terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika KTSP, 2006 yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep matematika, menjelaskan
keterkaitan antar konsep, mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat dan efisien. Sedangkan menurut National Council of Teachers of
Matematics NCTM dalam Setiawan 2011 merumuskan secara umum bahwa pembelajaran matematika menggariskan peserta didik harus mempelajari
matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
Namun dalam kenyataan seringkali siswa bertindak pasif selama pembelajaran, siswa mengalami kesulitan dalam menggunakan ide-ide dasar,
konsep-konsep matematika dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika selama ini hanya menekankan pada hasil tidak
menekankan pada prosesnya. Pembelajaran matematika juga masih dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit dan membosankan, terutama dalam
materi perbandingan dan skala. Hal ini ditunjukan dengan masih rendahnya kemampuan kognitif siswa khususnya pada materi perbandingan dan skala, karena
berdasarkan hasil belajar mengenai evaluasi kemampuan kognitif yang memuat indikator yaitu menjelaskan dan menginterpretasikan sebuah konsep kedalam
simbol dan bahasa matematis menunjukan bahwa lebih dari 50 siswa masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimum KKM yang di tetapkan di sekolah
SDN 2 Suntenjaya yaitu 64, dari 30 orang siswa hanya 8 orang yang mendapatkan nilai di atas KKM. Selain itu, dari hasil pengamatan di kelas V SDN 2 Suntenjaya,
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kemampuan kognitif siswa diantaranya : 1 terjadinya miskonsepsi mengenai konsep perbandingan,
karena ada beberapa siswa yang beranggapan bahwa perbandingan merupakan
Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
suatu pembagian 2 siswa masih belum bisa menginterpretasikan sebuah konsep terlihat dari kesulitan menyelesaikan soal dalam bentuk soal cerita 3 siswa masih
belum bisa mengubah satuan panjang, misalnya dari cm ke km 4 siswa belum bisa menyelesaikan suatu permasalahan matematika karena kesulitan dalam
merepresentasikan permasalahan tersebut ke dalam bahasa matematis, 5 penggunaan
model pembelajaran
yang cenderung
membosankan dan
konvensional hanya mentransfer pengetahuan, 6 siswa cenderung pasif dan bertindak sebagai penerima pengetahuan.
Selama ini terdapat pemahaman yang keliru tentang matematika sekolah. Hasil penelitian Yuwono dan Steinmark Bush Yuwono, 2012: 2 menyebutkan
bahwa hampir semua siswa dan sebagian besar guru menganggap bahwa: a matematika adalah perhitungan saja, b soal matematika harus diselesaikan
dengan menggunakan rumus dan dalam waktu yang sesingkat singkatnya, c tujuan mengerjakan soal adalah mendapatkan jawaban benar, d peran siswa
dalam belajar matematika adalah menerima penjelasan guru, kemudian menjelaskan dan e semua soal dapat diselesaikan dengan rumus, algoritma, yang
ada di buku teks atau telah dijelaskan guru. Padahal, matematika bukanlah tentang rumus, algoritma atau perhitungan saja melainkan tentang bagaimana memahami
suatu konsep, merepresentasikan konsep serta bagaimana cara mengaplikasikan konsep tersebut.
Pada umumnya proses pembelajaran matematika di dominasi oleh penjelasan guru dan cenderung menggunakan model pembelajaran yang
konvensional yakni ceramah, tanya jawab, pemberian tugas serta pembelajarannya didominasi oleh guru dan sedikit sekali melibatkan siswa. Berkait dengan hal
tersebut, Driver dan Bell Herry, 2011:6.3 mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan bukanlah hanya kumpulan hukum atau daftar fakta, tetapi merupakan
ciptaan pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang ditemukan secara bebas. Sedangkan menurut W.W. Sawyer Shadiq, 2004: 16 pernah
menulis di dalam bukunya Mathematician’s Delight, suatu pernyataan berikut:
Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Everyone knows that it is easy to do a puzzle if someone has told you the answer. That is simply a test of memory. You can claim to be a
mathematician only if you can solve puzzles that you have never studied
before.That is the test of reasoning”. Pernyataan Sawyer ini telah menunjukkan bahwa pengetahuan yang diberikan atau ditransformasikan
langsung kepada peserta didik akan kurang meningkatkan kemampuan bernalar reasoning mereka. Sawyer menyebutnya hanya meningkatkan
kemampuan untuk mengingat saja.
Berdasarkan uraian
diatas, kegiatan
pembelajaran seharusnya
memungkinkan siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya bukan memindahkan pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Seorang guru
harus berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik dan menuntut pendidik untuk menyediakan
pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggungjawab dalam memperoleh hasil belajarnya.
Saat ini terdapat berbagai model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran
Missouri Mathematics Project MMP. Penelitian Good dan Grouws 1979, Good, Grouws, Ebmeier 1983, dan lebih lanjut Confrey 1986 Setiawan,
2008:37, memperoleh temuan bahwa pendidik yang merencanakan dan mengimplementasikan lima langkah pembelajaran matematikanya, akan lebih
sukses dibandingkan pendidik yang menerapkan model pembelajaran tradisional. Kelima langkah inilah yang biasa kita kenal sebagai Missouri Mathematics
Project MMP. Menurut Setiawan dalam Qonix, 2011, Missouri Mathematics Project MMP
merupakan “salah satu model pembelajaran yang terstruktur dengan pengembangan ide dan perluasan
konsep matematika”. Missouri Mathematics Project MMP biasanya diterapkan bersama-sama dengan pembelajaran kooperatif.
Hal ini telah dibuktikan oleh salah satu penelitian dari Maria Ni Luh Esti Wulandari tentang penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project
MMP untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah pada siswa kelas IV SDN Katolik Karya. Beliau mengemukakan bahwa :
Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran Missouri Mathematics Project adalah adanya penguasaan dan perolehan materi baru oleh siswa sehingga dapat
meningkatkan pemahaman matematis, serta kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa terkait dengan materi pembelajaran yang
sedang dipelajari.
Karakteristik dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP itu sendiri yaitu adanya tugas proyek yang menekankan kepada siswa agar
siswa secara aktif dapat lebih mudah mengkonstruksi pengetahuannya. Sehingga tugas proyek ini merupakan suatu tugas yang meminta siswa untuk menghasilkan
sesuatu konsep baru dari dirinya siswa sendiri. Kemampuan kognitif siswa diasah melalui diskusi bersama, kerja kelompok bersama teman-teman sebaya dan
guru, mengerjakan soal-soal secara mandiri dan diperkuat dengan penugasan mengenai materi yang dipelajari. Dengan demikian, siswa dapat dengan mudah
memahami materi yang dipelajari dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya dan mengaplikasikan pengetahuan yang ia miliki, sehingga kemampuan kognitif
siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran matematika yang berlangsung di
sekolah dirasa masih kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan gagasan matematika yang dimilikinya dan mengkonstruksi
pengetahuan yang ia miliki. Upaya yang dapat dilakukan yaitu menerapkan suatu pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan
aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan-pengetahuan yang sebelumnya dengan pengetahuan yang baru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
kognitif siswa. Dan berdasarkan uraian diatas pula peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Missouri Mathematics
Project MMP untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa pada Materi
Perbandingan dan Skala Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas V SDN
2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester 2 Tahun Ajaran 2013 -
2014”. B.
Rumusan Masalah
Andriani, Juliana. 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT MMP UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA
DI SEKOLAH DASAR Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara umum, permasalahan yang akan diteliti melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Bagaimanakah penerapan model
pembelajaran Missouri Mathematic Project MMP untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi perbandingan dan skala pada mata
pelajaran matematika di kelas V SDN 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?”.
Permasalahan diatas secara rinci dijabarkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah perkembangan pelaksanaan pembelajaran matematika tentang
materi perbandingan dan skala melalui penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan kognitif siswa pada materi
perbandingan dan skala melalui penerapan model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP pada siswa kelas V SDN 2 Suntenjaya?
C. Tujuan Penelitian