Analisis faktor ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan rumah tangga di pedesaan (Studi kasus di 7 desa tertiggal di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi)

i;?O/O

ANALISIS FAKTOR EKONOMl YANG MEMPENGARUNI
KEMlSKlNAN RUMAN TANGGA DI PEDESAAN
( Studi Kasus di 7 Desa Tertinggal di Kecamatan Cibarusah,
Kabupaten Bekasi)

oleh
FRANS BETSY MAROJAHAN DABUKKE
A 27 0016

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN

FRANS B. M. DABUKKE.

Analisis Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi


Kemkkinan Rumah Tangga Di Pedesaan @ibawah bmbingan BUNG
SARAGW
Penelitian ini bertujuan mendeskripsi stmktur kemiskinan rumah tangga
responden, mengidentifiasi dan menentukan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang suatu mmah tangga berada pada kemiskinan, serta mengukur
besarnya pembahan peluang rumah tangga berada dalam kemiskinan akibat perubahan
masing-masing faktor-faktor. Lokasi penelitian di tujuh desa tertinggal di Kecamatan
Cibarusah, Kabupaten Bekasi, yaitu: Desa Ridogalih, Ridomanah, Karangmulya,
Karangindah, Sukamukti, Medal Krisna, dan Wibawamulya.

Deskripsi keragaan

karakteristik rumah tangga responden dan hubungannya dengan kemiskinan rumah
tangga dianaiisis dengan metode tabulasi atau regresi sederhana. Model Logit digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peluang suatu mmah
tangga berada pada kemiskinan dan arah pengaruh masing-masing faktor, serta
mengukur besarnya perubahan peluang rumah tangga berada dalam kemiskinan akibat
perubahan masing-masing faktor-faktor.
Analisis tabulasi pada karakteristik rumah tangga responden menunjukkan bahwa
pada jenis mata pencaharian utama non petani, jumlah rumah tangga miskin lebih

banyak dibandingkan rumah tangga tidak miskin. Tetapi pada jenis mata pencaharian
utama petani, jumlah mmah tangga miskin lebih sedikit daripada rumah tangga tidak
miskin. Perbedaan antara jumlah rumah tangga miskin dan tidak miskin lebih besar
pada jenis mata pencaharian petani.

Faktor jumlah anggota rumah tangga tidak

menunjukkan hubungan yang nyata terhadap kemiskinan rumah tangga.

Rumah

tangga miskin memiliki relatif lebih sedikit anggota rumah tangga yang termasuk
tenaga kerja dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin. Rumah tangga miskin

umumnya tidak memiliki lahan sama sekali atau memiliki sawah yang relatif sempit,
dan sebaliknya rumah tangga tidak miskin memiliki sawah yang relatif luas. Rumah
tangga miskin mengusahakan dan mengolah sawah yang relatif sempit, dan sebaliknya
dengan rumah tangga tidak miskin mengusahakan dan mengolah sawah yang relatif
lebih luas. Rumah tangga miskin lebih banyak mencurahkan waktu kerjanya dibandingkan mmah tangga tidak miskin.


Total pendapatan rumah tangga miskin lebih

kecil dibandingkan total pendapatan rumah tangga tidak miskin, baik yang bersumber
dari sektor pertanian maupun sektor non pertanian.
Hasil perhitungan Model Logit menyimpulkan bahwa peluang suatu rumah
tangga berada dalam kemiskinan dipengaruhi oleh faktor-faktor jumlah anggota rumah
tangga, luas sawah garapan setahun, luas sawah milik, total pendapatan dari kegiatan
pertanian, total pendapatan dari kegiatan non pertanian, dan curahan waktu rumah
tangga pada sektor pertanian. Sedangkan faktor-faktor jenis mata pencaharian utama,
jumlah anggota rumah tangga yang termasuk tenaga kerja, dan curahan kerja rumah
tangga pada sektor non pertanian tidak berpengaruh nyata. Hampir semua tanda dari
masing-masing faktor yang berpengaruh sesuai dengan hipotesis awal, hanya faktor
total pendapatan dari kegiatan pertanian yang tidak sesuai.
Dari analisis nilai koefisien perubahan peluang disimpulkan bahwa perubahan
peluang terbesar suatu rumah tangga akan berada dalam kemiskinan ditentukan oleh
faktor jumlah anggota rumah tangga, lalu diikuti oleh faktor curahan waktu kerja
rumah tangga pada sektor pertanian. Sedangkan faktor luas sawah milik merupakan
faktor paling menentukan pembahan peluang suatu rumah tangga keluar dari kondisi
kemiskinan, diikuti oleh faktor luas sawah garapan setahun, total pendapatan dari
kegiatan non pertanian lalu faktor total pendapatan dari kegiatan pertanian.


ANALISIS FAKTOR EKONONll YANG MEMPENGARUWI
KEMlSKlNAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN

(Studi Kasus di 7 (Tujuh) Desa Tertinggal di Kabupaten Bekasi)

oleh
FRANS BETSY MAROJAHAN DABUKKE
A 27 0016

SKRlPS!
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR


1995

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:
Nama

: Frans B.M. Dabukke

Nomor Pokok : A 27.0016
Program Studi : Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya
Judul

: ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI

KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN
(Studi Kasus di 7 Desa Tertinggal di Kecamatan Cibarusah,
Kabupaten Bekasi)


Dapat Diterirna Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

Menyetujui
Ketua Jurusan

Tanggal Kelulusan : 26 Oktober 1995

i;?O/O

ANALISIS FAKTOR EKONOMl YANG MEMPENGARUNI
KEMlSKlNAN RUMAN TANGGA DI PEDESAAN
( Studi Kasus di 7 Desa Tertinggal di Kecamatan Cibarusah,
Kabupaten Bekasi)

oleh
FRANS BETSY MAROJAHAN DABUKKE

A 27 0016

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
1995

RINGKASAN

FRANS B. M. DABUKKE.

Analisis Faktor Ekonomi Yang Mempengaruhi

Kemkkinan Rumah Tangga Di Pedesaan @ibawah bmbingan BUNG
SARAGW
Penelitian ini bertujuan mendeskripsi stmktur kemiskinan rumah tangga
responden, mengidentifiasi dan menentukan arah pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang suatu mmah tangga berada pada kemiskinan, serta mengukur
besarnya pembahan peluang rumah tangga berada dalam kemiskinan akibat perubahan
masing-masing faktor-faktor. Lokasi penelitian di tujuh desa tertinggal di Kecamatan

Cibarusah, Kabupaten Bekasi, yaitu: Desa Ridogalih, Ridomanah, Karangmulya,
Karangindah, Sukamukti, Medal Krisna, dan Wibawamulya.

Deskripsi keragaan

karakteristik rumah tangga responden dan hubungannya dengan kemiskinan rumah
tangga dianaiisis dengan metode tabulasi atau regresi sederhana. Model Logit digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi peluang suatu mmah
tangga berada pada kemiskinan dan arah pengaruh masing-masing faktor, serta
mengukur besarnya perubahan peluang rumah tangga berada dalam kemiskinan akibat
perubahan masing-masing faktor-faktor.
Analisis tabulasi pada karakteristik rumah tangga responden menunjukkan bahwa
pada jenis mata pencaharian utama non petani, jumlah rumah tangga miskin lebih
banyak dibandingkan rumah tangga tidak miskin. Tetapi pada jenis mata pencaharian
utama petani, jumlah mmah tangga miskin lebih sedikit daripada rumah tangga tidak
miskin. Perbedaan antara jumlah rumah tangga miskin dan tidak miskin lebih besar
pada jenis mata pencaharian petani.

Faktor jumlah anggota rumah tangga tidak

menunjukkan hubungan yang nyata terhadap kemiskinan rumah tangga.


Rumah

tangga miskin memiliki relatif lebih sedikit anggota rumah tangga yang termasuk
tenaga kerja dibandingkan dengan rumah tangga tidak miskin. Rumah tangga miskin

umumnya tidak memiliki lahan sama sekali atau memiliki sawah yang relatif sempit,
dan sebaliknya rumah tangga tidak miskin memiliki sawah yang relatif luas. Rumah
tangga miskin mengusahakan dan mengolah sawah yang relatif sempit, dan sebaliknya
dengan rumah tangga tidak miskin mengusahakan dan mengolah sawah yang relatif
lebih luas. Rumah tangga miskin lebih banyak mencurahkan waktu kerjanya dibandingkan mmah tangga tidak miskin.

Total pendapatan rumah tangga miskin lebih

kecil dibandingkan total pendapatan rumah tangga tidak miskin, baik yang bersumber
dari sektor pertanian maupun sektor non pertanian.
Hasil perhitungan Model Logit menyimpulkan bahwa peluang suatu rumah
tangga berada dalam kemiskinan dipengaruhi oleh faktor-faktor jumlah anggota rumah
tangga, luas sawah garapan setahun, luas sawah milik, total pendapatan dari kegiatan
pertanian, total pendapatan dari kegiatan non pertanian, dan curahan waktu rumah

tangga pada sektor pertanian. Sedangkan faktor-faktor jenis mata pencaharian utama,
jumlah anggota rumah tangga yang termasuk tenaga kerja, dan curahan kerja rumah
tangga pada sektor non pertanian tidak berpengaruh nyata. Hampir semua tanda dari
masing-masing faktor yang berpengaruh sesuai dengan hipotesis awal, hanya faktor
total pendapatan dari kegiatan pertanian yang tidak sesuai.
Dari analisis nilai koefisien perubahan peluang disimpulkan bahwa perubahan
peluang terbesar suatu rumah tangga akan berada dalam kemiskinan ditentukan oleh
faktor jumlah anggota rumah tangga, lalu diikuti oleh faktor curahan waktu kerja
rumah tangga pada sektor pertanian. Sedangkan faktor luas sawah milik merupakan
faktor paling menentukan pembahan peluang suatu rumah tangga keluar dari kondisi
kemiskinan, diikuti oleh faktor luas sawah garapan setahun, total pendapatan dari
kegiatan non pertanian lalu faktor total pendapatan dari kegiatan pertanian.

ANALISIS FAKTOR EKONONll YANG MEMPENGARUWI
KEMlSKlNAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN

(Studi Kasus di 7 (Tujuh) Desa Tertinggal di Kabupaten Bekasi)

oleh
FRANS BETSY MAROJAHAN DABUKKE

A 27 0016

SKRlPS!
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pertanian
Pada
Fakultas Pertanian, lnstitut Pertanian Bogor

JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

1995

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh:
Nama

: Frans B.M. Dabukke

Nomor Pokok : A 27.0016
Program Studi : Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya
Judul

: ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI

KEMISKINAN RUMAH TANGGA DI PEDESAAN
(Studi Kasus di 7 Desa Tertinggal di Kecamatan Cibarusah,
Kabupaten Bekasi)

Dapat Diterirna Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada
Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian

Menyetujui
Ketua Jurusan

Tanggal Kelulusan : 26 Oktober 1995