4 31.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 1 Tahun 2008 tentang Penerbitan Lembaran Daerah dan Berita Daerah Lembaran Daerah
Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 1; 32.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 2 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 2;
33. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Pemerintah Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 3;
34. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 4;
35. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun
2008 Nomor 5;
36. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Kecamatan Dalam Wilayah Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor
6;
37. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi Kelurahan Dalam Wilayah Kabupaten Bulungan Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor
7;
38. Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Organisasi
Dinas Daerah
Kabupaten Bulungan
Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 18; 39.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor 19 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bulungan
Lembaran Daerah Kabupaten Bulungan Tahun 2008 Nomor 19;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG POKOK-POKOK PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH.
BAB I KETENTUAN UMUM
Bagian Kesatu Pengertian
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bulungan.
2. Bupati adalah Bupati Bulungan. 3. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Bulungan.
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta perangkat daerah sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
5 5. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan
kewajiban daerah tersebut.
6. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban
dan pengawasan keuangan daerah. 7. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan Peraturan
Daerah.
8. Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah adalah Bupati yang karena jabatannya
mempunyai kewenangan
menyelenggarakan keseluruhan
pengelolaan keuangan daerah. 9. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum
Daerah.
10. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah.
11. Kuasa Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat Kuasa BUD adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD.
12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaranbarang.
13. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah, yang melaksanakan
pengelolaan keuangan daerah. 14. Dinas Pengelola Keuangan Daerah yang selajutnya disingkat DPKD adalah SKPD
yang melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 15. Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah adalah Kepala Dinas
Pengelolaan Keuangan Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai BUD.
16. Organisasi adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, BupatiWakil Bupati dan Satuan Kerja Perangkat Daerah.
17. Unit kerja adalah bagian SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa program. 18. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan yang selanjutnya disingkat PPTK adalah
pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya.
19. Pengguna Anggaran adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
20. Kuasa Pengguna Anggaran adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi SKPD. 21. Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang
milik daerah. 22. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya disingkat PPKSKPD
adalah pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
6 23. Kas Umum Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan
oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah.
24. Rekening Kas Umum Daerah adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bupati untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 25. Bank Sentral adalah sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 Pasal 32 D.
26. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 27. Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk
menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan,
dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan daerah dalam rangka pelaksanaan
APBD pada SKPD. 28. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
29. Bendahara Penerimaan Pembantu adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan
bendahara penerimaan
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara penerimaan.
30. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan
sebagian kewenangan
bendahara pengeluaran
dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi bendahara pengeluaran.
31. Pembantu Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk untuk mendukung kelancaran tugas perbendaharaan yang melaksanakan fungsi
sebagai kasir atau pembuat dokumen penerimaan. 32. Pembantu Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjuk untuk
mendukung kelancaran tugas perbendaharaan yang melaksanakan fungsi sebagai kasir, pembuat dokumen pengeluaran uang atau pengurusan gaji.
33. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan Peraturan Perundang-Undangan
wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. 34. Entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaranpengguna
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk digabungkan pada entitas pelaporan.
35. Penerimaan daerah adalah uang yang masuk ke kas daerah. 36. Pengeluaran daerah adalah uang yang keluar dari kas daerah.
37. Pendapatan Daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
38. Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
39. Surplus Anggaran Daerah adalah selisih lebih antara pendapatan daerah dan belanja daerah selama satu periode pelaporan.
40. Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah selama satu periode pelaporan.
7 41. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali danatau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran.
42. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
pelaporan. 43. Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima
sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
44. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah adalah pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan, dengan pengambilan keputusan terhadap kebijakan
tersebut dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya akibat keputusan yang bersangkutan pada
tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju.
45. Prakiraan Maju adalah perhitungan kebutuhan dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang direncanakan guna memastikan kesinambungan
program dan kegiatan yang telah disetujui dan menjadi dasar penyusunan anggaran tahun berikutnya.
46. Kinerja adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan kualitas
yang terukur. 47. Penganggaran Terpadu adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yang
dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi
alokasi dana.
48. Fungsi adalah perwujudan tugas kepemerintahan di bidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.
49. Urusan pemerintahan adalah fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan kewajiban setiap tingkatan danatau susunan pemerintahan untuk mengatur
dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi kewenangannya dalam rangka
melindungi, melayani,
memberdayakan, dan
mensejahterakan masyarakat.
50. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan
untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD. 51. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya
baik yang berupa personal sumber daya manusia, barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua
jenis sumber daya tersebut sebagai masukan input untuk menghasilkan keluaran output dalam bentuk barangjasa.
52. Sasaran target adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan.
53. Keluaran output adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kebijakan. 54. Hasil outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya
keluaran dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
8 55. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat
RPJMD adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 lima tahun. 56. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Pemerintah Daerah RKPD, adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1 satu tahun.
57. Rencana Kerja dan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan,
rencana belanja program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
58. Rencana Kerja dan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat RKA-PPKD adalah Rencana kerja badandinasbiro
keunganbagian keuangan selaku bendahara umum daerah . 59. Tim Anggaran Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat TAPD adalah tim
yang dibentuk dengan keputusan Bupati dan dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas menyiapkan serta melaksanakan kebijakan Bupati dalam
rangka penyusunan APBD yang anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan.
60. Kebijakan Umum APBD yang selanjutnya disingkat KUA adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta asumsi
yang mendasarinya untuk periode 1 satu tahun. 61. Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara yang selanjutnya disingkat PPAS
adalah rancangan program prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai acuan dalam penyusunan
RKA-SKPD.
62. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD merupakan dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap SKPD yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan oleh pengguna anggaran. 63. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat DPA-PPKD adalah dokumen pelaksanaan anggaran DPKD selaku bendahara umum daerah.
64. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD yang selanjutnya disingkat DPPA-SKPD adalah dokumen yang memuat perubahan pendapatan, belanja dan
pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan perubahan anggaran oleh pengguna anggaran.
65. Anggaran Kas adalah dokumen perkiraan arus kas masuk yang bersumber dari penerimaan dan perkiraan arus kas keluar untuk mengatur ketersediaan dana
yang cukup guna mendanai pelaksanaan kegiatan dalam setiap periode. 66. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah dokumen
yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatanbendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran.
67. SPP Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-UP adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan uang muka kerja yang
bersifat pengisian kembali revolving yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
68. SPP Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-GU adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pengganti uang
persediaan yang tidak dapat dilakukan dengan pembayaran langsung. 69. SPP Ganti Uang Nihil yang selanjutnya disebut SPP-GU Nihil adalah dokumen
yang diajukan oleh bendaharawan pengeluaran untuk pertanggungjawaban sisa ganti uang persediaan yang tidak dibelanjakan oleh bendahara pengeluaran.
9 70. SPP Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPP-TU adalah
dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan tambahan uang persediaan guna melaksanakan kegiatan SKPD yang bersifat
mendesak dan tidak dapat digunakan untuk pembayaran langsung dan uang persediaan.
71. SPP Langsung yang selanjutnya disingkat SPP-LS adalah dokumen yang diajukan oleh bendahara pengeluaran untuk permintaan pembayaran langsung kepada
pihak ketiga atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya dan pembayaran gaji dengan jumlah, penerima, peruntukan, dan waktu
pembayaran tertentu yang dokumennya disiapkan oleh PPTK.
72. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat SP2D adalah dokumen yang digunakan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD
berdasarkan SPM. 73. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang
digunakanditerbitkan oleh pengguna anggarankuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD.
74. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disingkat SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggarankuasa pengguna anggaran
untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD kepada pihak ketiga. 75. Uang Persediaan adalah sejumlah uang tunai yang disediakan untuk satuan
kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari. 76. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPMUP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggarankuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPASKPD yang
dipergunakan sebagai uang persediaan untuk mendanai kegiatan operasional kantor sehari-hari.
77. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat SPM-GU adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggarankuasa
pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPASKPD yang dananya dipergunakan untuk mengganti uang persediaan yang telah
dibelanjakan.
78. Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya disingkat SPMGU Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh pengguna
anggarankuasa pengguna anggaran untuk mempertanggungjawabkan sisa ganti uang persediaan yang tidak dibelanjakan.
79. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
SPMTU adalah
dokumen yang
diterbitkan oleh
pengguna anggarankuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban
pengeluaran DPA-SKPD, karena kebutuhan dananya melebihi dari jumlah batas pagu uang persediaan yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan.
80. Surat Pertanggungjawaban
selanjutnya disingkat
SPJ adalah
surat pertanggungjawaban yang menjelaskan dokumen penggunaan penerimaan dan
pengeluaran. 81. Piutang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah
daerah danatau hak pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan atau akibat lainnya yang sah.
82. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
10 83. Utang Daerah adalah jumlah uang yang wajib dibayar pemerintah daerah
danatau kewajiban pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang berdasarkan peraturan perundang-undangan, perjanjian, atau berdasarkan
sebab lainnya yang sah.
84. Dana Cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran. 85. Sistem Pengendalian Intern Keuangan Daerah merupakan suatu proses yang
berkesinambungan yang dilakukan oleh lembagabadanunit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengendalian melalui audit dan evaluasi, untuk
menjamin agar pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-undangan.
86. Kerugian Daerah adalah kekurangan uang, surat berharga, dan barang yang nyata dan pasti jumlahnya sebagai akibat perbuatan melawan hukum baik
sengaja maupun lalai. 87. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah
SKPDunit kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
88. Surat Penyediaan Dana yang selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang menyatakan tersedianya dana untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar
penerbitan SPP. 89. Investasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis seperti
bunga, dividen, royalti, manfaat sosial danatau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
90. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah adalah serangkaian prosedur mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, dan pelaporan posisi keuangan
dan operasi keuangan daerah. 91. Standar Akuntansi Pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. 92. Laporan Keuangan adalah bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan
Pemerintah Kabupaten Bulungan selama suatu periode.
Bagian Kedua Ruang Lingkup
Pasal 2
Ruang lingkup keuangan daerah meliputi : a.
Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman;
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan
membayar tagihan pihak ketiga; c.
Penerimaan daerah; d.
Pengeluaran daerah; e.
Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah; dan
11 f.
Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan daerah danatau kepentingan umum.
Pasal 3
Pengelolaan keuangan daerah yang diatur dalam Peraturan Daerah ini meliputi : a.
Asas umum pengelolaan keuangan daerah; b.
Pejabat-pejabat yang mengelola keuangan daerah; c.
Struktur APBD; d.
Penyusunan RKPD, KUA, PPAS, dan RKA-SKPD; e.
Penyusunan dan penetapan APBD; f.
Pelaksanaan dan perubahan APBD; g.
Penatausahaan keuangan daerah; h.
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; i.
Pengendalian defisit dan penggunaan surplus APBD; j.
Pengelolaan kas umum daerah; k.
Pengelolaan piutang daerah; l.
Pengelolaan investasi daerah; m.
Pengelolaan barang milik daerah; n.
Pengelolaan dana cadangan; o.
Pengelolaan utang daerah; p.
Pembinaan dan pengawasan pengelolaan keuangan daerah; q.
Penyelesaian kerugian daerah; r.
Pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah; dan s.
Pengaturan pengelolaan keuangan daerah.
Bagian Ketiga Asas Umum Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 4
1 Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat untuk
masyarakat.
2 Secara tertib sebagaimana dimaksud pada ayat 1, adalah bahwa keuangan
daerah dikelola secara tepat waktu dan tepat guna yang didukung oengan bukti-bukti administrasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
3 Taat pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dimaksud pada ayat
1, adalah. bahwa pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
4 Efektif sebagaimana dimaksud pada ayat 1, merupakan pencapaian hasil
program dengan target yang telah ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
5 Efisien sebagaimana dimaksud pada ayat 1, merupakan pencapaian keluaran
yang maksimum dengan masukan tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran tertentu.
6 Ekonomis sebagaimana dimaksud pada ayat 1, merupakan pemerolehan
masukan dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada tingkat harga yang terendah.
7 Transparan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, merupakan prinsip
keterbukaan yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya tentang keuangan daerah.
12 8
Bertanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat 1, merupakan perwujudan
kewajiban seseorang
untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan dan pengendalian sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan.
9 Keadilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, adalah keseimbangan
distribusi kewenangan dan pendanaannya danatau keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan yang obyektif.
10 Kepatutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, adalah tindakan atau suatu
sikap yang dilakukan dengan wajar dan proporsional. 11
Manfaat untuk masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat 1, adalah bahwa keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat.
BAB II KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH