Aplikasi Model Optimasi Linear Goals Programming Dalam Menentukan Pola Penggunaan Lahan Optimal Di Das Citarum Hulu

JURNAL SILVIKULTUR TROPIKA
Omo
et al. Hal. 26 – 34
26 02
Vol.
No.Rusdiana
01 April 2011,
ISSN: 2086-8227

J. Silvikultur Tropika

Aplikasi Model Optimasi Linear Goals Programming
Dalam Menentukan Pola Penggunaan Lahan Optimal
Di Das Citarum Hulu
Application of Linear Goals Programming Optimization Models in Determining The Optimal
Configuration of Land Use at The Upper Citarum Watershed
Omo Rusdiana1 dan R. Rodlyan Ghufrona1
1

Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan, IPB


ABSTRACT
Various natural disasters such as floods and landslides that much happening at this time caused by environmental
damage, esppecially upper watershed damage. Actual land use of forests in the Upper Citarum Watershed area is only
16.20%, still not meet the minimum area of forest (30%) base on UU No. 41/1999 about Forestry. Actual land use
configuration in study site causes most of the region is dominated by the level of erosion hazard very heavy; total RTH
covering 76.75% total study site; and approximately 58.25% of farmer households unable to meet minimum standards
for decent living needs. By applying a multiple target linear optimization model Linear Goals Programming (LGP) that
solved by General Algebraic Modeling System (GAMS) optimization software, recommended the optimal configuration of
land use that can meet the ecological and economic objectives. These recommendations can decrease the erosion rate of
94.13% and reaching 72.97% areas that meet standards of TSL; reaching an area covering 87.39% of RTH; and
increasing aggregate sector of food crops, plantations, and forestry farm household income amount 220.83%.
Optimization model in this study are static models that do not pay attention to time, but this models produces marginal
values and we can analyze the value of elasticity (Sensitivity Analysis) that can be known implications for optimization
purposes in case of changes in conditions of objective optimization.
Keywords: erosion, farm households income, land use, linear goals programming, optimization model

PENDAHULUAN
Berbagai kejadian bencana alam seperti banjir dan
longsor yang banyak terjadi saat ini diakibatkan oleh
kerusakan lingkungan terutama kerusakan hulu suatu

Daerah Aliran Sungai (DAS). Salah satu penyebab dari
masalah tersebut ialah tidak optimalnya penggunaan
lahan dan tutupan hutan terutama di kawasan hulu suatu
DAS, yang seharusnya memiliki luasan hutan minimal
30% (UU Kehutanan No. 41 Tahun 1999).
Salah satu kawasan yang memiliki masalah
kerusakan lingkungan yang besar di Indonesia ialah
DAS Citarum yang merupakan salah satu DAS Kategori
I atau membutuhkan penanganan serius karena
kondisinya sangat kritis. Kawasan hulu DAS Citarum
memiliki peran yang besar sebagai sistem perlindungan
dan penyangga kehidupan sehingga keberadaannya
perlu dikelola dengan baik agar peran tersebut tetap
berfungsi secara lestari. Menurut Sunarti (2008),
kerusakan di bagian hulu tidak hanya mempunyai efek
yang bersifat on site tetapi juga menyebabkan efek yang
bersifat off site atau kerusakan di bagian hilir. Efek dari
kerusakan lingkungan dapat berdampak terhadap
menurunnya ekonomi penduduk dari suatu lokasi
bahkan dapat berdampak meningkatnya kemiskinan.

Oleh karena

itu, perlu dilakukan penatagunaan lahan yang
optimal di DAS Citarum bagian hulu yang
memperhatikan asppek ekologi dan ekonomi sehingga
kawasan hulu dapat berfungsi secara optimal dan
berkelanjutan sebagai suatu kawasan lindung namun
tetap memperhatikan asppek kesejahteraan rakyat,
dalam hal ini ialah petani sebagai pengelola dan
pemelihara lahan dalam mengelola kawasan budidaya.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menentukan kondisi erosi, ruang terbuka hijau, dan
pendapatan rumah tangga tani aktual yang
diakibatkan penggunaan lahan aktual di DAS
Citarum Hulu
2. Merekomendasikan pola penggunaan lahan dan
pola areal budidaya tanaman optimal di DAS
Citarum Hulu yang dapat memenuhi sasaran
ekologi dan ekonomi dengan mengaplikasikan
model optimasi sasaran ganda (Linear Goals

Programming)
3. Menentukan
implikasi
rekomendasi
pola
penggunaan lahan dan pola areal budidaya tanaman
optimal terhadap erosi, ruang terbuka hijau, dan
pendapatan rumah tangga tani
4. Menentukan elastisitas dampak peningkatan erosi
terhadap pendapatan rumah tangga tani melalui
analisis sensitivitas model.

Aplikasi Model Optimasi Linear Goals Programming

Vol. 02 April 2011

BAHAN DAN METODE
Waktu dan Lokasi Penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan selama 6 bulan (Desember 2009-Mei
2010) di Laboratorium Pengaruh Hutan, Departemen

Silvikultur, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian
Bogor. Wilayah studi yang dikaji dalam penelitian ini
yaitu DAS Citarum Hulu yang terdiri atas 5 Sub-DAS
yaitu Cikapundung, Citarik, Cirasea, Cisangkuy, dan
Ciwidey yang mencakup 7 kabupaten/kota yaitu Kab.
Bandung, Kab. Bandung Barat, Kab. Garut, Kab.
Subang, Kab. Sumedang, Kota Bandung, dan Kota
Cimahi.
Alat dan Bahan. Alat yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain seperangkat komputer dengan
sistem operasi Microsoft Windows XP Professional
yang dilengkapi beberapa perangkat lunak (software)
untuk analisis, alat tulis, dan alat penunjang lainnya.
Software yang digunakan yaitu Microsoft Office Excel
2007 dan Notepad untuk perhitungan dan tabulasi,

27

ArcView GIS 3.3 untuk analisis dan pemetaan secara
sppasial, serta GAMS 22.2 dengan solver MINOS untuk

analisis optimasi. Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data-data sekunder, antara lain
Data Karakteristik DAS Citarum Tahun 2007 (curah
hujan, tanah dan geologi, penggunaan lahan, serta
fungsi kawasan); Data Potensi Desa Sensus Pertanian
Tahun 2004 (PODES 2004) yang merupakan data
sensus potensi desa terkini; Data Survey Sosial
Ekonomi modul konsumsi Propinsi Jawa Barat Tahun
2003 (SUSENAS 2003) yang merupakan data terkini
survey konsumsi masyarakat terhadap suatu komoditas;
dan Data Sensus Industri Tahun 2006 yang merupakan
data sensus industri terkini.
Metode Penelitian
Pengelompokan karakteristik lingkungan fisik.
Dalam penelitian ini, karakteristik lingkungan fisik di
lokasi penelitian berupa curah hujan, tanah, dan
topografi, dikelompokkan menjadi suatu sistem lahan
(Tabel 1).

Tabel 1. Kategori sistem lahan pada penelitian

Curah
hujan
Nama
l
(mm/th)
1 Argalingga
1120
2 Bukit Balang
2040
3 Bukit Masung
1386
4 Batu Ajan
1440
5 Batuapung
1323
6 Barong Tongkak
1400
7 Cibingbin
1323
8 Cipancur

1620
9 Citarum
1512
10 Gunung Saman
1160
11 Kuranji
1281
12 Kundut
1150
13 Patuha
1596
14 Tanggamus
1386
15 Talamau
1428
SistemLahan

Jumlah
bulan
kering

3,0
4,0
3,0
5,0
2,0
2,5
1,0
4,0
3,5
3,0
2,5
2,0
0,5
2,5
3,5

Lereng
Solum Tekstur tanah
tercuram terdangkal
terkasar

25%
60%
60%
60%
40%
25%
25%
25%
2%
25%
8%
15%
25%
60%
25%

60 cm
90 cm
90 cm
60 cm

90 cm
90 cm
60 cm
30 cm
30 cm
60 cm
90 cm
30 cm
60 cm
90 cm
60 cm

agak halus
agak halus
sedang
agak halus
agak kasar
sedang
agak halus
agak halus
halus
agak halus
kasar
agak halus
agak halus
sedang
agak halus

Penentuan erosi aktual. Dalam penentuan erosi
aktual, dihitung laju erosi, tingkat bahaya erosi, dan
pelepasan sedimen. Laju erosi menggunakan model
pendugaan laju erosi USLE (Universal Soil Loss
Equation) yang dikembangkan oleh Wischmeier dan
Smith (1978). Klasifikasi tingkat bahaya erosi (TBE)
mengacu pada pedoman klasifikasi TBE Dirjen
Rehabilitasi Lahan, Departemen Kehutanan (1998).
Laju
pelepasan
sedimen
ditentukan
dengan
menggunakan pendekatan Sediment Delivery Ratio
(SDR) yang dikembangkan oleh USDA berdasarkan
luas area.
Penentuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) aktual.
Kriteria Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurut
Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007 yaitu area
memanjang/jalur
dan/atau
mengelompok,
yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam. Berdasarkan definisi tersebut,
dalam penelitian ini penentuan RTH adalah sebagai
berikut:

Jenis tanah dominan (USDA)
1

2

3

Eutrandepts
Dystropepts
Dystropepts
Tropudults
Dystropepts
Dystropepts
Eutropepts
Eutrandepts
Tropaquepts
Eutropepts
Dystropepts
Paleudults
Dystrandepts
Dystrandepts
Dystrandepts

Tropudults
Humitropepts
Tropudults
Humitropepts
Dystrandepts
Eutropepts
Eutrandepts
Troporthents
Fluvaquents
Tropudults
Dystrandepts
Eutropepts
Tropudults
Humitropepts
Tropudults

Tropohumults
Tropohumults
Troporthents
Troporthents
Tropudults
Tropudalfs
Tropaquepts
Eutropepts
Hydrandepts
Eutropepts

Rata-rata
Kelas
Kedalaman
Lereng (%)
Solum(mm)
750 15 - 25
1050
> 40
1050
> 40
750
> 40
1050 25 - 40
1050 15 - 25
750 15 - 25
300 15 - 25
300