Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN TELEVISI
DI PT INTERYASA HOMINDO CABANG BOGOR

ROMEO NICO GINTING

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Peramalan
Penjualan Televisi di PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah benar karya
saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor,September 2013
Romeo Nico Ginting
NIM H24114045

ABSTRAK
ROMEO NICO GINTING. H24114045. Analisis Peramalan Penjualan Televisi di
PT Interyasa Homindo cabang Bogor. Dibawah bimbingan H. MUSA HUBEIS.
Peramalan adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa
depan.Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pola data penjualan TV,
mengkaji metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk meramalkan
jumlah penjualan TV dan mengkaji hasil peramalan penjualan TV pada PT
Interyasa Homindo cabang Bogor untuk 12 bulan mendatang menggunakan
peramalan kuantitatif terbaik. Dari hasil peramalan didapatkan bahwa untuk CTV
Polytron 21 inch dan CTV Sharp 21 inch metode peramalan yang paling yakni
metode ARIMA (1.0.1). Sedangkan untuk CTV Polytron LG 21 inch dan CTV
Samsung 21 inch metode peramalan yang cocok adalah metode pemulusan

eksponensial tunggal. Dari metode tersebut menunjukkan adanya kenaikan
penjualan untuk CTV LG 21 inch sebesar 3.49% dari periode sebelumnya.
Sedangkan untuk ketiga (3) jenis TV yang lain diramalkan pula terjadi kenaikan,
akan tetapi tingkat kenaikannya tidak setinggi CTV LG 21 inch. Hasil tersebut
dapat dijadikan strategi perencanaan penetapan target penjualan.
Kata kunci : ARIMA, Pemulusan Eksponensial Tunggal, Peramalan Penjualan,
Perencanaan Target Penjualan

ABSTRACT
ROMEO NICO GINTING. H24114045. Television Sales Forecasting Analysis in
PT. Interyasa Homindo Bogor Branch.Supervised by H. MUSA HUBEIS.
Forecasting is the art and science to predict future events. The purpose of
this study was to analyze the pattern of TV sales data, assess the quantitative
forecasting methods most suitable to predict the amount of TV sales and TV sales
forecasting reviewing the results of the PT Interyasa Homindo Bogor branch for
the next 12 months using quantitative forecasting best. Forecasting results
obtained from that for CTV and CTV Polytron 21 inch 21 inch Sharp forecasting
method which is the method most ARIMA (1.0.1). As for the CTV Polytron LG
21 inch and 21 inch Samsung CTV suitable forecasting method is the single
exponential smoothing method. Of these methods show an increase in sales for

CTV LG 21 inch by 3.49% from the previous period. As for the three (3) different
types of TVs which also predicted an increase, but the rate of increase is not as
high as CTV LG 21 inch. The results can be used as a planning strategy targeting
sale.
Keywords: ARIMA, Planning Sales Target, Sales Forcasting, Single
Exponential Smoothing

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN TELEVISI
DI PT INTERYASA HOMINDO CABANG BOGOR

ROMEO NICO GINTING

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi

: Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa
Homindo cabang Bogor

Nama

: Romeo Nico Ginting

NIM

: H24114045

Disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Prof Dr Ir H Musa Hubeis, MS Dipl Ing DEA
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Jono M.Munandar, M.Sc
Ketua Departemen

Tanggal lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
mencurahkan kasih berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Skripsi berjudul “Analisis Peramalan Penjualan Televisi di PT Interyasa
Homindo cabang Bogor” disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir H, Musa Hubeis,

MS Dipl Ing DEA selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberi saran.
Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Widakto dan
Bapak Heri Firmansyah beserta seluruh karyawan PT Interyasa Homindo cabang
Bogor, yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak, mama, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih
sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang
membutuhkannya.

Bogor, September 2013

Romeo Nico Ginting

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR


viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian


2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

3

METODE

3

Kerangka Pemikiran Penelitian

3

Lokasi dan waktu penelitian


4

Pengumpulan Data

4

Pengolahan dan Analisis Data

5

Analisis Kualitatif

5

Analisis Kuantitatif

5

Metode Peramalan Time Series


5

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan

8
8

Sejarah Perusahaan

8

Visi, Misi dan Motto Perusahaan

9

Struktur Organisasi Perusahaan

9


Produk-Produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor

10

Analisis Peramalan Penjualan Televisi

11

Analisis Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch

11

Identifikasi Pola Penjualan CTV Polytron 21 inch

11

Metode Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch

12

Peramalan CTV Polytron 21 inch

14

Analisis Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch

15

Identifikasi Pola Penjualan CTV LG 21 inch

15

Metode Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch

15

Peramalan CTV LG 21 inch

17

Analisis Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch

18

Identifikasi Pola Penjualan CTV Sharp 21 inch

18

Metode Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch

19

Peramalan CTV Sharp 21 inch

20

Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch

21

Identifikasi Pola Penjualan CTV Samsung 21 inch

21

Metode Peramalan Penjualan CTV Samsung 21 inch

21

Peramalan CTV Samsung 21 inch

23

Implikasi Manajerial

24

SIMPULAN DAN SARAN

25

DAFTAR PUSTAKA

26

RIWAYAT HIDUP

42

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.

Penjualan produk elektronik nasional semester I tahun 2012
1
Nilai akurasi kesalahan metode peramalan penjualan CTV Polytron 21 inch 13
Peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inchperiode Juni 2013 sampai
Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1)
14
4. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV LG 21 inch
16
5. Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggalberdasarkan
nilai alpha
17
6. Peramalan volume penjualan CTV LG 21 inchperiode Juni 2013 sampai Mei
2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal
17
7. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Sharp 21 inch
19
8. Peramalan volume penjualan CTV Sharp 21 inch periode Juni 2013 sampai
Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1)
20
9. Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Samsung 21 inch
22
10. Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggalberdasarkan
nilai alpha
23
11. Peramalan volume penjualan CTV Samsung 21 inchperiode Juni 2013 sampai
Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal
23

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Kerangka pemikiran penelitian
Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor
Pola data penjualan CTV Polytron 21 inch
Pola data penjualan CTV LG 21 inch
Pola data penjualan CTV Sharp 21 inch
Pola data penjualan CTV Samsung 21 inch

4
10
12
15
18
21

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Data penjualan CTV Polytron 21 inch, CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch
dan CTV Samsung 21 inch
28
Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Polytron 21 inch
29
Hasil peramalan penjualan CTV Polytron 21 inchdengan metode ARIMA
(1.0.1)
31
Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV LG 21 inch
32
Hasil peramalan penjualan CTV LG 21 inch dengan metode pemulusan
eksponensial tunggal
34
Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Sharp 21 inch
35
Hasil peramalan penjualan CTV Sharp 21 inch dengan
metode ARIMA (1.0.1)
37
Plot ACF dan PACF pola data penjualan CTV Samsung 21 inch
39

9.

Hasil peramalan penjualan CTV Samsung 21 inch dengan
metode pemulusan eksponensial tunggal

41

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia yang juga
berdampak pada semakin meningkatnya mobilitas manusia, maka secara otomatis
berdampak pada meningkatnya kebutuhan manusia. Salah satu kebutuhan di
zaman modern dan globalisasi adalah kebutuhan akan akses informasi dan hiburan
yang dapat dinikmati melalui media televisi. Banyaknya masyarakat yang
membutuhkan produk televisi berdampak pula terhadap permintaan akan produk
tersebut. Menurut Federasi Gabungan Elektronik (Gabel) yang dirilis oleh
Kementrian Perindustrian (Kemenperin), produk televisi menjadi penyubang
kontributor terbesar penjualan elektronik sepanjang enam (6) bulan pertama di
tahun 2012.
Tabel 1Penjualan produk elektronik nasional semester I tahun 2012
Produk elektronik
Televisi (TV)
Lemari es
Pendingin ruangan (AC)
Disk player dan DVD
Perangkat audio

Nilai penjualan
Rp 5.48 Triliun
Rp 2.92 Triliun
Rp 1.48 Triliun
Rp 69.3 Miliar
Rp 14.02 Miliar

Total omset penjualan
produk elektronik (%)
45.8
22.9
11.6
11.4
8.3

Sumber : Kemenperin, 2012 (diolah)

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa penjualan tertinggi produk
elekronik adalah televisi (TV) yakni sebesar Rp 5.48 Triliun atau 45.8% dari total
omset penjualan produk elektronik. Diikuti oleh lemari es, pendingin ruangan
(AC), disk player dan DVD serta perangkat audio. Hal tersebut menunjukkan
bahwa produk elektronik yang paling banyak terjual adalah TV dibandingkan
dengan produk elektronik lainnya. Dengan kata lain pangsa pasar penjualan
produk TV di Indonesia masih sangat menjanjikan bagi perusahaan-perusahaan
penjual produk elektronik.
PT Interyasa Homindo cabang Bogor merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang penjualan barang-barang furnitur dan elektronik kebutuhan
rumah tangga dalam bentuk tunai maupun kredit, yang salah satunya adalah TV.
Dengan potensi pangsa pasar TV yang masih tinggi maka PT Interyasa Homindo
cabang Bogor memanfaatkan keadaan tersebut dengan mengoptimalkan
pemasaran dan penjualan produk TV kepada konsumen, sehingga perusahaan
dapat mendapatkan keuntungan yang maksimal. Dalam rangka mengoptimalkan
penjualan, terdapat salah satu strategi untuk mengetahui jumlah penjualan di masa
mendatang yakni dengan melakukan analisis peramalan penjualan. Dengan
strategi peramalan tersebut, perusahaan dapat meramalkan dan mengetahui berapa
jumlah produk yang akan terjual pada masa mendatang yang dapat dijadikan
acuan untuk perencanaan target penjualan. Selain itu juga dapat dijadikan
indikator dalam perencanaan ketersediaan produk untuk dijual ke konsumen.
Sehingga perusahaan dapat meminimalkan resiko ketidaktersediaan stock produk
dan memaksimalkan keuntungan perusahaan

2

Perumusan Masalah
Masih potensialnya pangsa pasar penjualan barang elektronik khususnya
produk TV membuat banyak banyak perusahaan yang memanfaatkan keadaan ini
untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Dengan banyaknya pesaing yang
bergerak di bidang penjualan barang elektronik membuat PT. Interyasa Homindo
yang juga bergerak di bidang yang sama harus merencanakan strategi untuk
menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut. Salah satunya adalah dengan
melakukan peramalan penjualan. Dengan adanya peramalan penjualan, maka
dapat mengetahui berapa jumlah penjualan yang akan terjadi di masa mendatang.
Hal tersebut dapat dijadikan strategi perencanaan penetapan target penjualan
perusahaan.
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pola penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor ?
2. Metode peramalan kuantitatif apakah yang paling sesuai untuk meramalkan
jumlah penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor ?
3. Bagaimana peramalan penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang
Bogor untuk 12 bulan mendatang dengan metode kuantitatif terbaik ?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pola data penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang
Bogor.
2. Mengkaji metode peramalan kuantitatif yang paling sesuai untuk meramalkan
jumlah penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor.
3. Mengkaji hasil peramalan penjualan TV pada PT Interyasa Homindo cabang
Bogor untuk 12 bulan mendatang dengan menggunakan metode kuantitatif
terbaik.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
berbagai pihak, yaitu :
1. Mampu memberikan manfaat bagi perusahaan sebagai informasi untuk
meningkatkan penjualan dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan
perencanaan strategi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan usaha
perusahaan.
2. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengaplikasikan ilmu yang telah
dipelajari selama perkuliahan di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen,
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
3. Berguna bagi pihak-pihak yang berkaitan dan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan tambahan informasi.

3

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini terbatas pada pemilihan metode peramalan terbaik dari tujuh
(7) jenis metode peramalan yang dipakai untuk meramalkan volume penjualan TV
di PT Interyasa Homindo cabang Bogor.

METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Perusahaan merupakan suatu badan usaha yang memiliki tujuan yang ingin
dicapai, yakni mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka
perusahaan harus memiliki target tertentu sebagai sasaran perusahaan untuk
mencapai keberlangsungan hidup usahanya dan pertumbuhan yang makin
membaik dari waktu ke waktu. Target yang ingin dicapai tersebut dirumuskan ke
dalam suatu perencanaan berdasarkan kondisi perusahaan yang ada.
Untuk mendapatkan suatu perencanaan yang baik dibutuhkan suatu prediksi
terhadap keadaan masa depan yang dinamakan peramalan. Hasil peramalan tidak
pernah secara mutlak tepat, akan tetapi peran peramalan dibutuhkan untuk
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan, karena dengan melakukan
peramalan para perencana dan pengambil keputusan dapat mempertimbangkan
alternatif-alternatif yang lebih luas.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
peramalankuantitatif, yakni memperkirakan jumlah penjualan yang terjadi di
masamendatang berdasarkan data kuantitatif masa lalu menurut kebutuhan dan
kemampuan pengguna. Metode kuantitatif yang dipilih adalahmetode time series,
yaitu metode yang memanfaatkan pola permintaanmasa lalu dan
memproyeksikannya ke dalam perkiraan permintaan masa datang.
Menurut Aritonang (2009), terdapat tiga (3) indikator yang dapat dijadikan
acuan dalam pemilihan model peramalan, yakni horizon waktu, ukuran akurasi
peramalan dan pendekatan autokorelasi. Peramalan memiliki metode peramalan
yang cukup banyak dan bervariasi, sehingga perlu dipertimbangkan ketersediaan
datanya, pola data historis dan horizon peramalannya. Salah satu kriteria dalam
pemilihan model peramalan tersebut adalah melihat kesalahan peramalan yang
paling kecil. Kesalahan peramalan menunjukkan seberapa baiknya model tersebut
dapat bekerja saat menggunakan data lama. Terdapat tiga (3) metode untuk
melihat kesalahan peramalan, yakni dengan melihat MAD (Mean Absolute
Deviation), MSE (Mean Squared Error) dan MAPE (Mean Average Percentage
Error). Dari ketiga metode tesebut dilihat dan dipilih metode mana yang
mempunyai nilai kesalahan peramalan yang paling kecil. Setelah didapatkan
metode peramalan kuantitatif terbaik, maka diharapkan dapat dibuat implikasi
manajerial berupa analisis pola data penjualan TV, model atau teknik peramalan
terakurat dan hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang yang dapat dijadikan
masukan bagi perusahaan untuk proses pengambilan keputusan pengembangan
usahanya. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

4

PT. Interyasa Homindo

Data Penjualan Televisi di
PT. Interyasa Homindo periode Mei
2011 sampai Mei 2013

Identifikasi Pola Data

Metode Kuantitatif

Metode Peramalan Time Series :
1. Naif
2. Rataan Bergerak
3. Pemulusan Eksponensial Tunggal
4. Pemulusan Eksponensial Ganda
5. ARIMA

MSE

Pemilihan Metode Peramalan
Kuantitatif Terbaik

Implikasi Manajerial :
1. Analisis pola data penjualan Televisi
2. Model, atau teknik peramalan terakurat
3. Hasil ramalan untuk 12 bulan mendatang

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Interyasa Homindo cabang Bogor yang
berlokasi di Jl. Empang No. 26 A Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan April sampai dengan Juni 2013.
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan adalah data primer dan sekunder yang bersifat
kualitatif dan kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari perusahaan dengan cara hasil analisa dan pengamatan langsung di lapangan,
serta wawancara langsung dengan pihak manajemen sebagai narasumber.
Sedangkan data sekunder yang didapatkan dari sumber-sumber lain yang

5

berfungsi sebagai pelengkap dari data primer yang dikumpulkan dari buku-buku,
ataupun laporan penelitian yang relevan, baik laporan bulanan dan tahunan
manajemen perusahaan yang berkaitan dengan data penjualan, data distribusi dan
lain-lain.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara :
1. Observasi
Pengamatan langsung obyek penelitian dengan tujuan untuk memahami
kondisi proses distribusi dan penjualan yang terjadi
2. Wawancara
Melakukan wawancara khusus kepada karyawan PT. Interyasa Homindo
bagian penjualan untuk mendapatkan data dan informasi yang relevan.
3. Studi Literatur
Data sekunder yang berasal dari buku, jurnal dan hasil penelitian terdahulu.
Pengolahan dan Analisis Data
Analisis Kualitatif
Data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis sehingga mampu
memberikan gambaran dan penjelasan terhadap permasalahan dalam penelitian
ini. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dijelaskan secara deskriptif yang
berkaitan dengan gambaran umum perusahaan meliputi sejarah berdirinya
perusahaan, visi dan misi kegiatan usaha perusahaan, serta struktur organisasi
perusahaan.
Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui besarnya penjualan yang
harus dipersiapkan 12 bulan mendatang dengan melihat pola data penjualan
periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Kemudian berdasarkan pola data penjualan
tersebut, data diolah dengan menggunakan metode peramalan kuantitatif
peramalan time series dengan melihat nilai kesalahan yang terbentuk, yaitu nilai
MSE, nilai MAD dan nilai MAPE. Sedangkan untuk mengetahui hasil keakuratan
hasil peramalan dilihat dari nilai MSE yang dihasilkan. Karena semakin kecil nilai
MSE yang dihasilkan, maka metode peramalan tersebut semakin akurat.
Pemilihan metode peramalan kuantitatif dapat diketahui dengan menggunakan
metode peramalan time series yang memiliki nilai MSE terkecil. Kegiatan
mengolah dan menganalisis data kuantitaif untuk peramalan penjualan Televisi
dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Office Excel dan Minitab 14.
Metode Peramalan Time Series
Penelitian ini menggunakan metode peramalan time series. Metode
peramalan time series terdiri dari beberapa metode, yakni proyeksi ten (tren linier
dan tren kuadratik), rataan bergerak, pemulusan eskponesial tunggal, pemulusan
eksponesial ganda, dekomposisi aditif, dekomposisi multiplikatif dan ARIMA
(Box-Jenkins). Untuk menggunakan time series perrlu diketahui beberapa asumsi
penting, yaitu adanya ketergantungan kejadian masa datang terhadap masa
sebelumnya dan aktivitas masa depan mengikuti pola yang terjadi di masa lalu.

6

Proses analisis time series memperlakukan data asli sebagai produk dari
komponen-komponen, yaitu data tahunan merupakan produk dari fluktuasi tren,
siklus, musiman dan fluktuasi tidak tentu, yang dinyatakan sebagai berikut :
Y = T x C x S x I........................................ (1)
dimana :
Y= nilai sebenarnya
T = trend sekuler
C = pergerakan siklus
S = fluktuasi musiman
I = variasi tak beraturan
Penilaian terhadap akurasi hasil peramalan dapat dilakukan dengan
mengamati besarnya selisih nilai aktual pengamatan dengan nilai estimasi dari
peramalan. Nilai residual atau error adalah perbedaan antara nilai aktual dengan
hasil peramalan. Terdapat tiga jenis penilaian terhadap akurasi peramalan, yakni
MSE, MAD dan MAPE. Berdasarkan semua metode yang digunakan tersebut
dipilih metode yang paling sesuai dengan pola data yang terdapat pada perusahaan
berdasarkan kriteria nilai MSE terkecil.
Pemetaan autokorelasi dilakukan untuk menunjukkan keeratan hubungan
antara nilai peubah yang sama pada periode waktu yang berberda, yaitu ;
1. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada time lag dua atau tiga tidak berbeda
nyata dengan nol, maka data tersebut disebut data stasioner.
2. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada beberapa time lag pertama secara
berurutan berbeda nyata dari nol, maka data tersebut menunjukkan pola trend.
3. Apabila nilai koefisien autokorelasi pada beberapa time lag yang mempunyai
jarak sistematis berbeda nyata dari nol, maka data tersebut menunjukkan pola
musiman.
Koefisien korelasi perlu diuji untuk menentukan apakah secara statistik
nilainya berbeda secara nyata dari nol atau tidak. Perhitungan yang dilakukan
dengan rumus sebagai berikut dengan rentang -Zα/2 x SErk sampai dengan Zα/2 x
SErk :
Serk=

.....................................................(2)

dimana :
Serk = standar error dari autokorelasi pada lag k
ri
= autokorelasi pada lag ke-1
k
= time lag
n
= jumlah data
Formulasi peramalan berdasarkan pola data yang sesuai :
a. Metode Naif
= ..................................................... (3)
dimana :
= nilai ramalan periode mendatang
= nilai aktual

7

b. Metode tren
1) Formulasi tren linear :
=

.............................................. (4)

=

.................................... (5)

2) Formulasi tren kuadratik :
dimana :
= intersept
= slope
t
= periode (peubah bebas)
c. Metode rataanbergerak
1) Metode rataan sederhana. Metode ini cocok untuk meramalkan data time
series yang memiliki data stasioner.
=

.....................................(6)

2) Metode rataan bergerak sederhana. Metode ini seperti halnya dengan single
average, cocok untuk meramalkan data time series yang memiliki data
stasioner.
=

.............. (7)

3) Metode rataan bergerak berganda :
=
=
=
=

........ (8)
=2
............. (9)
................................. (10)
......................................... (11)

dimana :
k
= nilai periode moving average
= moving average kedua
p
= peramalan periode kedua
d. Metode pemulusan eksponensial
1) Metode pemulusan eksponensial sederhana :
= α
............................ (12)
dimana :
= nilai pemulusan baru
α
= konstanta pemulusan (0 < α < 1)
= pengamatan baru atau nilai aktual dari deret periode t
= nilai pemulusan lama atau ramalan untuk periode t
2) Pemulusan eksponensial holt


=
=

............... (13)
.............. (14)
.......................................... (15)

8

dimana :
= nilai pemulusan baru
α
= konstanta pemulusan data (0 < α < 1)
= pengamatan baru atau nilai aktual dari deret periode t
= konstanta pemulusan untuk estimasi tren (0 < < 1)
= estimasi tren
P
= periode yang diramalkan kedepan
= ramalan p periode kedepan
e. Metode Dekomposisi
Metode ini digunakan untuk memisahkan komponen-komponen poladata
yang menunjukkan karakteristik seperti pola trend, musiman dan siklis.
Metode dekomposisi dibagi menjadi dua (2) model, yaitu model dekomposisi
aditif dan multiplikatif.
1) Model Dekomposisi Aditif
=
............................... (16)
2) Model Dekomposisi Multiplikatif
=
................................ (17)
dimana :
= komponen trend pada periode t
= komponen siklis pada periode t
= komponen musiman pada periode t
= komponen kesalahan, atau acak pada periode t
f. ARIMA
MetodeARIMA tidak memerlukan penjelasan mana peubah dependen atau
mana peubah independen. Dalam hal ini, data yang akan diprediksi tidak perlu
dipecah menjadi komponen trend, seasonal, siklis atau iregular seperti
perlakuan pada data time series pada umumnya. Metode ini secara murni
melakukan prediksi hanya sebesar data historis yang ada.
ARIMA (p, d, q) ........................................ (18)
dimana :
p
= angka untuk autoregressive (AR)
d
= angka untuk order differencing
q
= angka untuk moving average (MA)

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
Sejarah Perusahaan
PT Interyasa Homindo adalah perusahaan yang bergerak di bidang usaha
pernjualan barang-barang elektronik dan funitur untuk kebutuhan rumah tangga
dalam bentuk penjualan secara tunai maupun secara kredit. Perusahaan ini
pertama kali didirikan oleh Bapak Robinson Sitepu selaku direktur utama pada
tahun 1980 di Jl. Proyek Senen Blok 1 lt-4 no. 29 Pasar Senen Jakarta Barat

9

dengan modal sebesar lima (5) juta rupiah. Seiring dengan perkembangan bisnis
yang ditandai dengan adanya peningkatan akan kebutuhan masyarakat, terutama
kebutuhan rumah tangga seperti TV, meja, kulkas, lemari dan sebagainya, maka
Bapak Robinson Sitepu membuka cabang pertama dari PT Interyasa Homindo,
yakni cabang Surabaya yang beralamat di Jl. Pacung Kuda no. 45 pada tahun
1985 dengan bantuan modal pinjaman dari Bank Dagang Negara (sekarang
bernama Bank Mandiri). Pada tahun 1995 barulah berdiri kantor pusat yang
belokasi di Ciputat dan kantor pertama yang belokasi di Senen dijadikan kantor
cabang penjualan (mitra). Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
pemantauan dan pengevaluasian kantor cabang penjualan, serta untuk pusat
pembukuan (pembuatan laporan keuangan) dari seluruh cabang PT Interyasa
Homindo. Sedangkan untuk PT Interyasa Homindo cabang Bogor didirikan pada
tanggal 26 Oktober 2003 yang berlokasi di Jl. Empang no. 26A Bogor, yang
sekarang masih digunakan sebagai kantor cabang penjualan (mitra) Bogor.
Dan seiiring dengan perkembangan bisnis penjualan kebutuhan rumah
tangga hingga sampai tahun 2013 ini PT Interyasa Homindo sudah memiliki 92
kantor cabang penjualan (mitra) yang tersebar hampir di seluruh Indonesia, yakni
di 63 kantor cabang yang tersebar di pulau Sumatra, 23 kantor cabang yang
tersebar di pulau Jawa, 1 kantor cabang di pulau Kalimantan dan 5 kantor cabang
yang tersebar di Pulau Bali.
Visi, Misi dan Motto Perusahaan
Visi dari PT Interyasa Homindo adalah menjadikan perusahaan yang
berkesinambungan antara usaha dengan profit yang memadai. Untuk mencapai
visinya tersebut PT Interyasa Homindo memiliki tiga misi secara umum, yakni (1)
mensejahterakan seluruh karyawan, (2) memberikan pelayanan yang maksimal
dan optimal kepada seluruh konsumen dan (3) mengembangkan perusahaan
menjadi salah satu perusahaan yang berbasis perdagangan barang elektronik dan
furnitur rumah tangga yang selalu menjadi positioning bagi semua konsumen.
Sedangkan motto yang diterapkan di PT Interyasa Homindo untuk
memberikan motivasi kepada seluruh karyawan, baik karyawan di kantor pusat
maupun karyawan di seluruh kantor cabang penjualan (mitra) adalah RAJUT,
yakni Rajin, Jujur dan Terampil. Dengan moto tersebut diharapkan seluruh
karyawan PT Interyasa Homindo di seluruh kantor cabang penjualan mempunyai
dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan tanggung jawab sehingga dapat
tercapainya visi dan misi dari PT Interyasa Homindo.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar tiap bagian
secara posisi yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu dengan adanya struktur organisasi
dapat membuat penjelasan mengenai tugas dan tanggungjawab dari semua pihak
yang terlibat pada sebuah perusahaan.
Struktur organisasi pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor bersifat lini
dan staff dimana semua informasi dan persetujuan berasal dari top management
kepada bawahannya, sehingga pimpinan perusahaan memiliki kewenangan
langsung dalam mengawasi bawahannya. Struktur organisasi PT Interyasa
Homindo cabang Bogor dipimpin langsung oleh manajer, yang sekaligus sebagai

10

pimpinan kantor cabang penjualan (mitra). Dalam menjalankan tugasnya manajer
dibantu oleh asisten manajer, dimana manajer dan asisten manajer mempunyai
tugas pokok yakni menjaga dan meningkatkan kinerja cabang bersangkutan dalam
segala bidang (organisasi, keuangan, penjualan, penagihan dan pengawasan).
Khusus untuk asisten manajer memilik peran ganda dimana selain membantu
manajer dalam mengawasi kinerja cabang, selain itu juga berperan sebagai credit
supervisor dimana bertugas untuk melakukan account checking terhadap kartu
tagihan para kolektor. Asisten manajer membawahi beberapa karyawan
diantaranya team leader (T/L), collector agent (CA), sales agent (SA), surveyor
(CI), kasir, administrasi (ADM), office boy (OB), supervisor toko kerja sama
(STKK), sales stand pameran (SSP). Struktur organisasi PT Interyasa Homindo
cabang Bogor dapat dilihat pada Gambar 2.
MANAGER

AM / CS

T/L

SA

C/A

C/I

TKK

KASIR

ADM

OB

STKK

SSP

TOKO

STAND

Gambar 2 Struktur organisasi PT Interyasa Homindo cabang Bogor
Produk-Produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor
PT Interyasa Homindo cabang Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang penjualan furnitur (40%) dan barang-barang elektronik (60%)
kebutuhan rumah tangga, dimana perusahaan ini menjual berbagai macam
peralatan kebutuhan rumah tangga (multiproduk) seperti TV, kulkas, lemari, meja,
tempat tidur dan lain-lain. Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen PT
Interyasa Homindo cabang Bogor dikatakan bahwa dari dua (2) kategori produk
yang dijual ke konsumen, kategori barang elektronik lebih banyak terjual
dibandingkan dengan produk furnitur. Hal ini dikarenakan produk-produk
elektronik dari segi harga jauh lebih murah dari pada produk furnitur. Selain itu
juga dikarenakan perubahan zaman yang orientasinya sudah berubah ke arah
modernisasi, dimana teknologi sangat berpengaruh.
Dalam kegiatan penjualannya, hampir 90% penjualan dilakukan secara
kredit dan 10% penjualan dilakukan secara tunai. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan selisih keuntungan yang lebih besar yang didapatkan dari bunga
penjualan produk tersebut. Produk-produk PT Interyasa Homindo cabang Bogor
didapatkan dari beberapa toko yang menjadi supplier (rekanan) yang tersebar di
sepanjang wilayah kota Bogor. Untuk segmentasi penjualan produk-produk PT

11

Interyasa Homindo menurut pihak manajemen perusahaan ditunjukkan bagi
kalangan menengah ke bawah khususnya ibu-ibu rumah tangga. Penetapan
segmen tersebut karena sistem pembayarannya secara kredit yang tidak terlalu
memberatkan calon konsumen dan juga sistem pemasaran secara door to door
(dari rumah ke rumah) yang praktis dan mudah serta dapat mengenai langsung ke
sasaran penjualan.
Produk unggulan utama dari PT Interyasa Homindo cabang Bogor terbagi
menjadi dua (2) jenis, yakni untuk kategori furnitur produk unggulan utamanya
adalah kasur tempat tidur (springbed). Sedangkan untuk kategori barang
elektronik produk unggulan utamanya adalah produk TV. Produk TV yang dijual
mencakup semua merek dan semua jenis, seperti TV merek Polytron, Sony,
Sharp, Toshiba, LG, Samsung, Sanyo dan lain-lain. Dikarenakan perusahaan ini
adalah perusahaan yang menjual multiproduk, maka semua jenis dan merek TV
dijual tergantung dari keinginan konsumen untuk memilih TV merek dan jenis
yang seperti yang diinginkan.
Analisis Peramalan Penjualan Televisi
Pada penelitian ini, peneliti hanya mengambil empat (4) produk TV yang
dianalisis peramalan penjualannya. Produk tersebut yakni CTV Polytron 21 inch,
CTV LG 21 inch, CTV Sharp 21 inch dan CTV Samsung 21 inch. Pemilihan
tersebut karena menurut pihak manajemen PT Interyasa Homindo cabang Bogor,
keempat (4) merk tersebut merupakan jenis TV yang paling banyak digemari oleh
konsumen dibandingkan dengan merk TV yang lain. Dan juga untuk ukuran TV
menurut wawancara langsung dengan kepala cabang PT Interyasa Homindo
cabang Bogor, ukuran TV yang paling banyak terjual yakni ukuran 21 inch. Hal
tersebut karena untuk jenis TV ukuran 21 inch memiliki harga yang lebih murah
dibandingkan dengan ukuran 24 inch, 29 inch, 32 inch dan 34 inch, karena
segmen terbesar penjualan perusahaan adalah kalangan menengah kebawah.
Pada tahap ini data penjualan per bulan keempat (4) produk tersebut dari
bulan Mei 2011 hingga Mei 2013 diolah dengan metode peramalan time series
(runtun waktu). Data tersebut nantinya diolah dengan menggunakan Microsoft
Office Excel dan Minitab 14. Adapun data penjualan mulai dari bulan Mei 2011
sampai Mei 2013 dapat dilihat pada Lampiran 1.
Analisis Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch
Identifikasi Pola Penjualan CTV Polytron 21 inch
Langkah awal dalam metode peramalan adalah mengidentifikasi pola data.
Apakah data tersebut merupakan data stasioner atau tidak, memiliki unsur trend,
musiman, siklus dan variasi tidak beraturan. Identifikasi pola data dapat dilakukan
dengan mengamati plot data volume penjualan CTV Polytron 21 inch dan plot
autokorelasinya. Deret waktu dapat dikatakan stasioner jika ciri-ciri statistik
dasarnya (mean dan varians) tetap konstan dari waktu ke waktu. Sehingga deret
yang beragam disekitar level yang tetap (tidak ada pertumbuhan atau penurunan)
dari waktu ke waktu. Kestasioneran muncul ketika pola permintaan yang

12

mempengaruhi deret relatif stabil. Gambar 3 menunjukkan pola data volume
penjualan CTV Polytron 21 inch periode bulan Mei 2011 sampai bulan Mei 2013.

Time Series Plot of Penjualan CTV Polytron 21 inch

Penjualan CTV Polytron 21 inch

10

8

6

4

2

0
2

4

6

8

10

12
14
Index

16

18

20

22

24

Sumber : PTInteryasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Gambar 3 Pola data penjualan CTV Polytron 21 inch
Berdasarkan gambar diatas pergerakan volume penjualan periode Mei
2011 hingga Mei 2013 menunjukkan bahwa pola data sangat berfluktuasi. Hal
tersebut dapat dilihat periode Mei 2011 hingga Mei 2013 cenderung mengalami
kenaikan dan penurunan yang intervalnya tidak jauh berbeda. Penjualan tertinggi
terjadi pada bulan Oktober 2011 yakni sebanyak 10 unit CTV Polytron 21 inch
dan sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan April 2012 yakni terjual
sebanyak 1 unit CTV Polytron 21 inch. Berdasarkan plot autokorelasi pada
Lampiran 2, dapat dilihat bahwa data penjualan CTV Polytron 21 inch merupakan
data yang stasioner karena semua lag tidak melampaui garis kritis yang artinya
data tersebut tidak berbeda nyata dari nol. Sehingga dapat diidentifikasi bahwa
pola data penjualan CTV Polytron 21 inch stasioner.
Metode Peramalan Penjualan CTV Polytron 21 inch
Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV Polytron 21 inch,
menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003),
metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah
metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial
tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double
exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah
diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan
time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error),
maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV
Polytron 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun
mendatang. Dalam Tabel 2 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai
akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini.

13

Tabel 2Nilai akurasi kesalahan metode peramalan penjualan CTV Polytron 21
inch
No

Metode peramalan

1.
2.

ARIMA (1.0.1)
Pemulusan
eksponensial ganda
Rataan bergerak
Pemulusan
eksponensial tunggal
Metode naif

3.
4.
5.

α

0.3

MA

0.07
6

0.3

Nilai akurasi kesalahan
MSE
MAD
MAPE
4.4866
5.4920
1.7483 58.9167
4.9401
5.1247

1.7105
1.7003

71.3903
60.7982

9

2.5

105.985

Keterangan :α = konstanta pemulusan, = konstanta tren, MA = moving average ordo
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 2, maka
metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV Polytron 21
inchpada PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode ARIMA (1.0.1).
Hal ini karena metode tersebut merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu
sebesar 4.4866. Kemudian diikuti oleh metode pemulusan eksponensial ganda
(double exponential smoothing), rataan bergerak (moving average), pemulusan
eksponensial tunggal (single exponential smoothing) dan metode naif (naive).
Proses pengolahan metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Lampiran 3.
Langkah-langkah metode ARIMA (1.0.1) didasarkan kepada empat (4)
tahapan yaitu :
1) Identifikasi pola
Tahapan pertama dalam metode Box-Jenkins (ARIMA) adalah
identifikasi pola data. Pada data penjualan CTV Polytron 21 inch telah
stasioner. Salah satu syarat peramalan dengan metode ini adalah kestasioneran,
dimana apabila data telah stasioner maka tidak perlu dilakukan pembeda
(differencing).
2) Estimasi Parameter
Apabila pola data sudah stasioner, maka model yang mungkin dari pola
ACF dan PACF adalah model AR (1) dan MA (1). Sedangkan untuk unsur D
karena tidak dilakukan proses pembeda (differencing) maka D (0). Secara
tentatif maka diperoleh model sementara yakni ARIMA (1.0.1).
3) Uji Diagnosik
Setelah dilakukan estimasi model, selanjutnya dilakuakan evaluasi untuk
memastikan apakah model yang diestimasi sudah baik atau belum. Selanjutnya
model tersebut diuji parameter yang diestimasi berbeda nyata dengan nol. Hal
ini dapat dilihat dari nilai P-value yang kurang dari α (0.05). Setelah diuji
parameternya, model ARIMA tersebut bernilai valid dimana P-value bernilai
0.000 yang dapat diartikan bahwa model tersebut berbeda nyata dengan nol
dengan nilai MSE sebesar 4.4866.
4) Peramalan

Tahap terakhir dalam metode ARIMA adalah meramalkan hasil
(forcasting) penjualan CTV Polytron 21 inch dengan metode ARIMA (1.0.1).

14

Peramalan CTV Polytron 21 inch
Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series
untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inch pada PT
Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui bahwa metode ARIMA (1.0.1)
memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE. Kemudian metode
tersebut dapat dijadikan perencanaan atau acuan perusahaan dalam meramalkan
CTV Polytron 21 inch satu (1) tahun kedepan yaitu periode Juni 2013 sampai
dengan Mei 2014. Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan
metode ARIMA (1.0.1) dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3Peramalan volume penjualan CTV Polytron 21 inchperiode Juni 2013
sampai Mei 2014 dengan metode ARIMA (1.0.1)
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Periode
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September 2013
Oktober 2013
November 2013
Desember 2013
Januari 2014
Febuari 2013
Maret 2014
April 2014
Mei 2014

Peramalan CTV
Polytron 21inch (unit)
4.37104
4.86806
4.76971
4.84030
4.78963
4.82600
4.79990
4.81863
4.80519
4.81484
4.80791
4.81288

Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor (diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan metode ARIMA (1.0.1), diketahui penjualan
yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei 2013 cukup stabil. Hal
ini dapat dilihat pada jumlah peramalan penjualan yang tidak berbeda jauh dengan
rataan pola tersebut yakni sebesar 4.777008. Hampir semua di periode bulan
diramalkan akan mengalami penjualan ± 4.777008 atau sebanyak 5 unit CTV
Polytron 21 inch, dan hanya pada periode Juni 2013 diprediksi hanya terjual
sebanyak 4 unit CTV Polytron 21 inch.
Penerapan metode ARIMA memiliki keunggulan hasil peramalannya sangat
kuat, fleksibel dan dapat mewakili rentang yang lebar dari karakteristik deret
waktu dalam peramalan jangka pendek. Akan tetapi metode ini juga memiliki
beberapa kekurangan seperti diperlukannya data dalam jumlah yang besar untuk
menghasilkan peramalan yang akurat dalam jangka panjang. Selain itu juga
terdapat kesulitan untuk memperbaharui model ARIMA ketika data baru tersedia
dan model ini memerlukan investasi waktu dan sumber daya lain untuk
mengembangkan model tersebut.

15

Analisis Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch
Identifikasi Pola Penjualan CTV LG 21 inch
Selain merek Polytron, untuk jenis ukuran televisi 21 inch yang paling
banyak digemari oleh konsumen PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah
merek LG (Lucky Goldstar). Produk CTV LG 21 inch memiliki keunggulan di
layar dan gambar yang lebih canggih dari pada merek Polytron. Akan tetapi dari
segi harga produk CTV Polytron 21 inch lebih murah dibandingkan dengan CTV
LG 21 inch.

Time Series Plot of Penjualan CTV LG 21 Inch

Penjualan CTV LG 21 Inch

20

15

10

5

0
2

4

6

8

10

12
14
Index

16

18

20

22

24

Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Gambar 4 Pola data penjualan CTV LG 21 inch
Berdasarkan gambar diatas pergerakan volume penjualan periode Mei 2011
hingga Mei 2013 menunjukkan bahwa pola data sangat berfluktuasi. Hal tersebut
dapat dilihat dari periode Mei 2011 hingga Mei 2013 cenderung mengalami
kenaikan dan penurunan yang intervalnya tidak jauh berbeda. Penjualan paling
tinggi terjadi pada bulan April 2013 yakni sebanyak 20 unit CTV Polytron 21 inch
dan sedangkan penjualan terendah terjadi pada bulan Oktober 2012 yakni produk
CTV Polytron 21 inch tidak terjual pada bulan tersebut. Berdasarkan plot
autokorelasi pada Lampiran 4, dapat dilihat bahwa data penjualan CTV LG 21
inch merupakan data yang stasioner karena semua lag tidak melampaui garis kritis
yang artinya data tersebut tidak berbeda nyata dari nol. Sehingga dapat
diidentifikasi bahwa pola data penjualan CTV LG 21 inch stasioner.
Metode Peramalan Penjualan CTV LG 21 inch
Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV LG 21 inch,
menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003),
metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah
metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial
tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double

16

exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah
diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan
time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error),
maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV
LG 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun mendatang.
Dalam Tabel 4 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai akuarsi
kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini.
Tabel 4 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV LG 21 inch
No

Metode peramalan

1.

Pemulusan
eksponensial tunggal
ARIMA (0.0.1)
Rataan bergerak
Pemulusan
eksponensial ganda
Metode naif

2.
3.
4.
5.

α

MA

0.3

3
0.73

0.01

Nilai akurasi kesalahan
MSE
MAD
MAPE
15.4219
2.1236
70.0379
15.749
17.0455
19.4959

2.1970
2.5505

68.0423
72.4107

25.25

2.91667

81.7361

Keterangan :α = konstanta pemulusan, = konstanta tren, MA = moving average ordo
Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Berdasarkan penerapan beberapa metode yang disajikan pada Tabel 4, maka
metode yang dianggap cocok untuk meramalkan penjualan CTV LG 21 inchpada
PT Interyasa Homindo cabang Bogor adalah metode pemulusan eksponensial
tunggal (single exponential smoothing). Hal ini karena metode tersebut
merupakan metode yang nilai MSE terkecil yaitu sebesar 15.4170. Kemudian
diikuti oleh metode ARIMA (0.0.1), rataan bergerak (moving average),
pemulusan eksponensial ganda (double exponential smoothing) dan metode naif
(naive). Proses pengolahan metode pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat
pada Lampiran 5.
Proses metode pemulusan eksponensial tunggal membutuhkan nilai alpha
(α) sebagai nilai parameter pemulusan. Bobot nilai α lebih tinggi diberikan kepada
data yang lebih baru, sehingga nilai parameter α yang sesuai akan memberikan
ramalan yang optimal dengan nilai kesalahan (error) terkecil. Untuk mendapatkan
nilai α yang tepat pada umumnya dilakukan dengan percobaan (trial and error)
untuk menentukan nilai kesalahan terkecil. Nilai α dilakukan dengan
membandingkan menggunakan interval pemulusan antara 0 < α < 1, yaitu α (0.1
sampai 0.9). Nilai akurasi kesalahan dengan metode pemulusan eksponesial
tunggal berdasarkan setiap alpha dapat dilihat pada Tabel 5.

17

Tabel 5 Nilai akurasi kesalahan metode pemulusan eksponensial tunggal
berdasarkan nilai alpha
Konstanta
pemulusan (α)
0.3
0.2
0.4
0.1
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9

MSE
15.4219
15.5504
15.6821
15.8912
16.3141
17.2835
18.5683
20.1590
22.0580

Nilai akurasi kesalahan
MAD
2.1236
2.1358
2.1772
2.3671
2.2424
2.3260
2.4307
2.5600
2.6993

Urutan
MAPE
70.0379
78.9475
66.4270
99.3959
65.0450
66.3468
68.9314
72.9162
77.5740

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa nilai MSE terkecil diperoleh
dengan menggunakan (α) 0.γ dengan nilai MSE sebesar 15.4β19. Proses
pemulusan eksponensial tunggal dapat dilihat pada Lampiran 6.
Peramalan CTV LG 21 inch
Setelah melakukan perhitungan menggunakan metode peramalan time series
untuk melakukan peramalan volume penjualan CTV LG 21 inch pada PT
Interyasa Homindo cabang Bogor diketahui bahwa metode pemulusan
eksponensial tunggal memiliki nilai kesalahan terkecil dengan melihat nilai MSE.
Hasil peramalan untuk 12 bulan mendatang menggunakan metode pemulusan
eksponensial tunggal dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6Peramalan volume penjualan CTV LG 21 inchperiode Juni 2013 sampai
Mei 2014 dengan metode pemulusan eksponensial tunggal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

Periode
Juni 2013
Juli 2013
Agustus 2013
September 2013
Oktober 2013
November 2013
Desember 2013
Januari 2014
Febuari 2013
Maret 2014
April 2014
Mei 2014

Peramalan CTV LG
21inch (unit)
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709
7.25709

Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Berdasarkan hasil perhitungan metode pemulusan eksponensial tunggal,
diketahui penjualan yang akan diprediksi pada periode Juni 2013 sampai Mei

18

2014 sama dan tidak terjadi fluktuasi dalam jumlah penjualannya. Penjualan
sepanjang periode tersebut diramalkan sebesar 7.25709. Dari hasil peramalan
didapatkan bahwa penjualan CTV LG 21 inch dapat mecapai 7 unit setiap
bulannya dengan selang antara 2.05436 sampai dengan 12.4598. Sehingga ratarata jumlah penjualan setiap bulannya sama yaitu sebesar 7.25709 atau sebanyak 7
unit CTV LG 21 inch.
Metode pemulusan eksponensial tunggal mengasumsikan bahwa
keberlanjutan pola data yang tidak acak bermanfaat mengembangkan ukuran yang
digunakan untuk menentukan apabila pola dasar berubah. Dengan adanya
konstanta pemulusan (α) yang berperan sebagai faktor pembobot, maka nilai
aktual (α) yang menentukan sejauh mana nilai akurasi kesalahannya. Metode ini
merupakan teknik yang populer dimana kekuatannya terletak pada jangka pendek
yang dikombinasikan dengan pembaharuan yang cepat dan mudah.
Analisis Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch
Identifikasi Pola Penjualan CTV Sharp 21 inch
TV Sharp merupakan merk pertama dari TV yang memproduksi massal
pada tahun 1953. Selain itu juga Sharp memprakarsai penciptaan layar lebar TV
sehingga dianggap sebagai pelopor perubahan dan inovasi produk TV. Menurut
SekilasNews.com (2013), TV merk Sharp menduduki peringkat pertama dalam 7
(tujuh) merk TV terbaik sepanjang tahu 2012. Hal tersebut mengapa tingkat
penjualan TV Sharp masih tinggi.

Time Series Plot of Penjualan CTV Sharp 21 inch
9

Penjualan CTV Sharp 21 inch

8
7
6
5
4
3
2
1
0
2

4

6

8

10

12
14
Index

16

18

20

22

24

Sumber : PT Interyasa Homindo cabang Bogor(diolah)

Gambar 5 Pola data penjualan CTV Sharp 21 inch
Berdasarkan pengamatan Gambar 5, dapat dilihat bahwa pola data penjualan
CTV Sharp 21 inch sangat berfluktuatif dimana terjadi kenaikan dan penurunan
volume penjualan pada periode Mei 2011 hingga Mei 2013. Volume penjualan
tertinggi terjadi pada periode Oktober 2012 yakni sebanyak 8 unit CTV Polytron

19

21 inch, sedangkan untuk volume penjualan terendah terjadi pada periode Januari
2012 dimana untuk jenis TV tersebut tidak terjual selama periode tersebut. Hal
tersebut diakibatkan karena semakin banyaknya merek TV dengan kualitas yang
hampir sama dengan CTV Sharp 21 inch. Untuk mengidentifikasi pola data
penjualan CTV Sharp 21 inch dilihat dari plot autokorelasi (Lampiran 6), dimana
semua lag pola data penjualan tersebut tidak ada yang melewati garis kritis yang
menyebabkan pola data tersebut telah bersifat stasioner.
Metode Peramalan Penjualan CTV Sharp 21 inch
Berdasarkan identifikasi pola data penjualan CTV Sharp 21 inch,
menunjukkan bahwa pola data tersebut bersifat stasioner. Menurut Hanke (2003),
metode peramalan time series dengan pola data penjualan stasioner adalah
metode naif (naive), rataan bergerak (moving average), pemulusan eksponensial
tunggal (single exponential smoothing), pemulusan eksponensial ganda (double
exponential smoothing) dan ARIMA (autoregressive moving average). Setelah
diketahui nilai akurasi kesalahan (error) terkecil dari semua metode peramalan
time series yang digunakan dengan melihat nilai MSE (Mean Sqaure Error),
maka akan diketahui metode peramalan terbaik untuk meramalkan penjualan CTV
Sharp 21 inch pada PT Interyasa Homindo cabang Bogor satu (1) tahun
mendatang. Dalam Tabel 7 dapat dilihat perbandingan dari masing-masing nilai
akuarsi kesalahan dari setiap metode yang digunakan pada penelitian ini.
Tabel 7 Nilai akurasi kesalahan metode peramalan CTV Sharp 21 inch
No

Metode peramalan

1.

ARIMA (1.0.1)

2.

Pemulusan
eksponensial tunggal
Rataan bergerak
Pemulusan
eksponensial ganda
Metode naif

3.
4.
5.

α

MA

0.1
5
0.4

0.11

Nilai akur