Pengaruh Komposisi Elemen-elemen Taman dan Kriteria Hemat Energi Terhadap Kualitas Estetika Visual

PENGARUH KOMPOSISI ELEMEN-ELEMEN TAMAN DAN KRITERIA
HEMAT ENERGI TERHADAP KUALITAS ESTETIKA VISUAL

ORYZA NIKITA M U

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

RINGKASAN
ORYZA NIKITA M U. Pengaruh Komposisi Elemen-elemen Taman dan
Kriteria Hemat Energi Terhadap Kualitas Estetika Visual. Dibimbing oleh ANDI
GUNAWAN.
Eksploitasi sumberdaya alam yang dilakukan oleh manusia menyebabkan
emisi karbondioksida dan efek rumah kaca. Akibat lanjutan dari peningkatan
emisi karbondioksida adalah pemanasan global yang memberi dampak nyata
terhadap perubahan kualitas lingkungan dan iklim. Kawasan pemukiman dan
komersil menyumbangkan lebih dari 40% emisi karbondioksida secara global
dalam aktivitasnya (Cowan dan Sim, 2007). Penghematan energi pada unit
lanskap rumah tinggal akan turut berperan dalam usaha menyelamatkan

lingkungan salah satunya dengan menerapkan konsep hemat energi. Taman
merupakan bagian dari unit lanskap rumah tinggal yang ikut berpengaruh dalam
mewujudkan konsep hemat energi.
Menurut Kurniawaty (2011) efisiensi energi yang dilakukan oleh unit
lanskap rumah tidak lepas dari komponen pembentuk yang digunakan dalam
mendukung konsep hemat energi. Komponen tanaman, air dan perkerasan
merupakan elemen yang berpengaruh langsung dalam pembentukan taman rumah
hemat energi. Masing-masing elemen pembentuk mempunyai variabel pendukung
yang diklasifikasikan menurut masing-masing kriteria. Konsep hemat energi dapat
diuraikan menjadi tiga klasifikasi yaitu Konsep hemat energi tingkat rendah (C1),
konsep hemat energi tingkat sedang (C2), dan konsep hemat energi tingkat tinggi
(C3) sesuai kemampuannya mengatur penggunaan energi secara tepat guna.
Kriteria konsep hemat energi rendah hingga konsep hemat energi tinggi berturutturut mengalami peningkatan dalam kuantitas maupun kualitas variabel
pendukungnya. Dapat dikatakan kualitas hemat energi tinggi memiliki
kemampuan mengatur penggunaan energi paling baik jika dibandingkan dengan
konsep hemat energi rendah dan sedang.
Sebuah desain tidak terlepas dari aspek fungsional dan aspek estetika.
Desain yang betujuan untuk kepentingan ekologis seringkali belum dapat
menampilkan estetika yang baik dan dibutuhkan kreativitas desainer agar dapat
diterima oleh masyarakat (Yeang, 2006). Aspek estetika taman rumah menurut

VanderZanden dan Rodie (2008) dapat dibentuk melalui aplikasi prinsip-prinsip
desain seperti, unity, rythm, contrast, proportion, balance, dan sebagainya. Secara
hipotesis komposisi yang diciptakan dengan menggunakan elemen-elemen hemat
energi dapat melibatkan prinsip desain untuk memunculkan kualitas estetika
visual dari desain taman rumah tinggal.
Dibentuk empat komposisi untuk desain taman rumah hemat energi.
Komposisi pertama (K1) merupakan kontrol yang tidak diberikan perlakuan
prinsip desain, sedangkan tiga komposisi lainnya dibentuk berdasarkan prinsip
komposisi Reid (1993). Komposisi kedua (K2) menerapkan prinsip desain unity
dan harmony, komposisi ketiga (K3) menerapkan prinsip interest dan harmony,
dan komposisi keempat (K4) mengaplikasikan prinsip unity dan interest.
Kombinasi dari kriteria hemat energi dan komposisi membentuk 12 model
komposisi. Untuk mengetahui kualitas estetika komposisi akan dilakukan

pendugaan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) (Daniel dan
Boster, 1976). Pendugaan dilakukan kepada 32 responden.
Hasil dari pendugaan menunjukan 12 komposisi berada dalam kualitas
estetika sedang dan tinggi dengan nilai kualitas estetika desain taman rumah
tinggal berkisar antara -110 – 128. Lanskap dengan nilai SBE tertinggi
merepresentasikan lanskap yang paling disukai dan lanskap dengan nilai SBE

terendah menggambarkan lanskap yang tidak disukai (Daniel dan Boster, 1976).
Pada uji F yang dilakukan pada ketiga kriteria hemat energi dan keempat
komposisi dengan uji taraf nyata 0,05 menunjukan bahwa faktor kriteria dan
komposisi berpengaruh signifikan terhadap respon. Sehingga dapat disimpulkan
kriteria hemat energi dan komposisi saling mempengaruhi dalam menentukan
kualitas estetika dalam sebuah desain.
Dari segi kriteria hemat energi kriteria hemat energi rendah memiliki nilai
rata-rata SBE 102. Untuk kriteria hemat energi sedang dan hemat energi tinggi
memliki nilai rata-rata SBE berturut-turut 146 dan 172. Terdapat peningkatan
kualitas estetika dari kriteria konsep hemat energi rendah hingga konsep hemat
energi tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa semakin meningkat kriteria hemat
energi maka kualitas estetikanya semakin meningkat.
Penilaian kualitas estetika pada komposisi komposisi kontrol (K1) memiliki
nilai SBE rata-rata paling rendah yaitu 36 dan komposisi empat (K4) memiliki
nilai SBE rata-rata paling tinggi yaitu 204. Dengan kata lain dapat disimpulkan
komposisi keempat (K4) yang menerapkan prinsip desain unity, interest dan
rythm merupakan komposisi yang paling disukai, sedangkan komposisi kontrol
(K1) yang tidak menerapkan prinsip desain merupakan komposisi yang kurang
disukai.
Secara keseluruhan kondisi awal desain pada kriteria hemat energi rendah

(C1K1) memiliki nilai SBE terendah, yaitu -110. Lanskap ini kurang disukai oleh
responden karena kesan gersang dan panas yang ditimbulkan oleh desain. Kriteria
hemat energi rendah membatasi penggunaan elemen-elemen desain yang
digunakan untuk membentuk estetika. Model taman rumah ini juga tidak
menerapkan prinsip desain dalam komposisinya.
Desain taman rumah dengan kombinasi kriteria hemat energi tinggi dan
komposisi empat (C3K4) memiliki nilai SBE paling tinggi, yaitu 128. Lanskap ini
disukai oleh responden karena kesan teduh yang diciptakan oleh bayangan tajuk
pohon yang menutup hampir semua rumah dan kehadiran air mancur dalam taman
yang merupakan salah satu kriteria konsep hemat energi tinggi. Komposisi yang
digunakan dalam desain taman berperan memberikan kesan natural pada elemenelemen pembentuk taman.
Penelitian ini menghasilkan simpulan parameter kriteria hemat energi dan
komposisi mempengaruhi kualitas estetika taman rumah tinggal. Semakin tinggi
kriteria hemat energi, semakin tinggi pula kualitas estetikanya. Desain taman yang
menerapkan kriteria hemat energi tinggi dan prinsip desain unity dan interest
memiliki kualitas estetika paling baik. Saran dari penelitian ini perlu penelitian
pada tapak real untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip hemat energi dan
prinsip desain terhadap besar penurunan suhu baik di dalam maupun di luar
rumah.


PENGARUH KOMPOSISI ELEMEN-ELEMEN TAMAN DAN KRITERIA
HEMAT ENERGI TERHADAP KUALITAS ESTETIKA VISUAL

ORYZA NIKITA M U

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Komposisi Elemen-elemen Taman dan Kriteria Hemat Energi Terhadap Kualitas
Estetika Visual” adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan

dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan
informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang
tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
pada Daftar Pustaka skripsi ini.

Bogor, Januari 2012
Oryza Nikita M U
A440080070

® Hak cipta milik IPB, tahun 2012
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang
wajar IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

LEMBAR PENGESAHAN


Judul

: Pengaruh Komposisi Elemen-elemen Taman dan Kriteria Hemat
Energi Terhadap Kualitas Estetika Visual

Nama

: Oryza Nikita M U

NRP

: A44080070

Departemen

: Arsitektur Lanskap

Disetujui,
Dosen Pembimbing


Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr. Sc
NIP. 19620801 198703 1 002

Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA
NIP. 19480912 197412 2 001

Tanggal Lulus:

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, Segala hormat bagi Allah Bapa atas kasih dan berkat yang
Tuhan Yesus berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian
yang berjudul “Pengaruh Komposisi Elemen-elemen Taman Rumah Tinggal
Berbasis Hemat Energi Terhadap Kualitas Estetika Visual” merupakan salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan dan menyelesaikan program sarjana di
Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Selama penulisan skripsi, penulis telah banyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.

Kedua orang tua, Papa (Ir. Toga M Pasaribu) dan Mama (Yovanca
Organy), juga Gabriel Tovano dan Joy Yovanovich atas dukungan moril,
materiil dan kasih sayang selama berkuliah di IPB sehingga dapat
menamatkan studi ini.

2.

Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Agr. Sc selaku dosen pembimbing skripsi atas
bimbingan, dorongan, serta nasehat yang berharga selama penulisan
skripsi ini.

3.

Akhmad Arifin Hadi, SP, MALA dan Pingkan Nuryanti, ST, M.Eng
selaku dosen penguji ujian skripsi atas saran dan masukan untuk

menyempurnakan pembuatan skripsi.

4.

Teman-teman Arsitektur Lanskap 45 atas semua petualangan dan
kebersamaan dalam senang maupun susah selama perkuliahan.

5.

Teman-teman satu bimbingan skripsi, Ka Rini Avryani, Eduwin Eko F,
Fadil Mujib, Rimbo Hasahatan yang saling memberikan semangat selama
pembuatan skripsi.

6.

Gusti Andika Puri, Henny Priscilia, Kartika Probo, Hernika Kusumawati,
dan Herwi Rahmawati atas kebersamaan selama perkuliahan di IPB.

7.


Teman-teman ‘Pondok Putri’ (Dian Permata S, Annisa, Meylisa, Isa,
Erti, Rara, dll) atas semangat, dukungan, dan bantuan mengisi kuisioner.

8.

Kakak-kakak ARL Angkatan 43 atas bantuan memahami perhitungan
kuisioner SBE dan motivasi, ARL Angkatan 44, 46 dan 47 atas semangat
dan dukungan.

9.

Seluruh staf Departemen Arsitektur Lanskap (Mas Rahmat, Bu Yeni,
Mas Adi, Mba Sobariah, dll) atas bantuan administrasi selama pembuatan
skripsi.

10. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan dapat menjadi referensi bagi penelitian di masa yang akan datang.

Bogor, Januari 2012

Penulis

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 April 1992. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Toga M. Pasaribu dan
Yovanca O. Hutapea. Pendidikan dasar penulis diselesaikan pada tahun 2002 di
SDN Lama Pasir Mandoge, Sumatra Utara. Penulis menyelesaikan pendidikan
sekolah menengah pertama di SMPN Gunung Bayu, Sumatra Utara pada tahun
2005. Kemudian melanjutkan studi di SMA Bunda Hati Kudus, Cibubur dan lulus
pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswi di
Institut Pertanian Bogor program studi Arsitektur Lanskap melalui jalur saringan
nasional masuk perguruan tinggi negri (SNMPTN).
Selama menjalankan studi di IPB, penulis mengikuti kegiatan-kegiatan
diluar akademik antara lain menjadi anggota aktif Himpunan Mahasiswa
Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) dan pengurus Komisi Literatur Unit Kegiatan
Mahasiswa Persekutuan Mahasiswa Kristen (UKM PMK). Penulis pernah
mengikuti sayembara desain antara lain LPGE IPB (2011), AFAIR UI (2012), dan
WEX UGM (2012). Selain itu penulis mengikuti berbagai seminar dan pelatihan
yang medukung kegiatan akademis. Penulis berkesempatan menjadi Asisten
Praktikum mata kuliah Teori Desain Lanskap untuk angkatan 47 tahun ajaran
2011/2012.

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................

1

Tujuan Penelitian ....................................................................................

2

Manfaat Penelitian ...................................................................................

2

Hipotesis ..................................................................................................

2

Kerangka pikir .........................................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
Unit Lanskap Rumah Tinggal ..................................................................

4

Desain Ekologis ......................................................................................

5

Konsep Hemat Energi ..............................................................................

7

Komposisi ...............................................................................................

9

Evaluasi Estetika Lanskap .......................................................................

11

METODOLOGI
Waktu dan Lokasi ....................................................................................

13

Metode ....................................................................................................

13

Desain .............................................................................................

14

Kriteria hemat energi .................................................................

14

Komposisi .................................................................................

15

Kombinasi .................................................................................

17

Evaluasi Estetika ..............................................................................

18

Responden kuisioner ..................................................................

18

Analisis data ..............................................................................

19

HASIL DAN PEMBAHASAN
Interaksi KriteriaHemat Energi dan Komposisi ........................................

20

Kualitas Estetika Kriteria Hemat Energi ..................................................

22

Kualitas Estetika Komposisi ....................................................................
Kualitas Estetika Kombinasi ....................................................................

25
27

Kriteria Hemat Energi Rendah Komposisi Kedua (C1K2) ...........

27

Kriteria Hemat Energi Rendah Komposisi Ketiga (C1K3) ..........

28

Kriteria Hemat Energi Rendah Komposisi Keempat (C1K4) .......

29

Kriteria Hemat Energi Sedang Komposisi Kedua (C2K2) ...........

30

Kriteria Hemat Energi Sedang Komposisi Ketiga (C2K3) ..........

31

Kriteria Hemat Energi Sedang Komposisi Keempat (C2K4).........

31

Kriteria Hemat Energi Tinggi Komposisi Kedua (C3K2) ............

32

Kriteria Hemat Energi Tinggi Komposisi Ketiga (C3K3) ...........

33

Kriteria Hemat Energi Tinggi Komposisi Keempat (C3K4) .........

34

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan .................................................................................................

36

Saran ......................................................................................................

36

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................

37

LAMPIRAN ...............................................................................................

39

DAFTAR GAMBAR
1.

Kerangka pikir ......................................................................................

3

2.

Bagan alir penelitian .............................................................................

13

3.

Pola komposisi kedua (K2) ...................................................................

16

4.

Pola komposisi ketiga (K3) ...................................................................

16

5.

Pola komposisi keempat (K4) ................................................................

17

6.

Pengaruh kriteria hemat energi terhadap nilai SBE ................................

22

7.

Desain taman rumah dengan kriteria hemat energi rendah .....................

23

8.

Desain taman rumah dengan kriteria hemat energi sedang .....................

24

9.

Desain taman rumah dengan kriteria hemat energi tinggi........................

25

10. Pengaruh komposisi terhadap nilai SBE .................................................

26

11. Kriteria hemat energi rendah komposisi kedua (C1K2) ...........................

28

12. Kriteria hemat energi rendah komposisi ketiga (C1K3) ...........................

28

13. Kriteria hemat energi rendah komposisi keempat (C1K4) ........................

29

14. Kriteria hemat energi sedang komposisi kedua (C2K2) ...........................

30

15. Kriteria hemat energi sedang komposisi ketiga (C2K3) ..........................

31

16. Kriteria hemat energi sedang komposisi keempat (C2K4) .......................

32

17. Kriteria hemat energi tinggi komposisi kedua (C3K2) ............................

33

18. Kriteria hemat energi tinggi komposisi ketiga (C3K3) ............................

34

19. Kriteria hemat energi tinggi komposisi keempat (C3K4) ........................

35

DAFTAR TABEL
1. Variabel komponen hemat energi ............................................................

8

2. Bagan kombinasi perlakuan .....................................................................

18

3. Matriks hasil penilaian kualitas estetika ....................................................

20

4. Tipe Kualitas estetik (SBE) perlakuan komposisi dan kriteria hemat energi 21

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Site plan kriteria hemat energi rendah ..................................................

40

2.

Site Plan kriteria hemat energi sedang ...................................................

42

3.

Site Plan kriteria hemat energi tinggi .....................................................

44

4.

Kuisioner ..............................................................................................

46

5.

Hasil uji lanjut ......................................................................................

47

6.

Uji perbandingan berganda Duncan terhadap faktor kriteria .................

51

7.

Uji perbandingan berganda Duncan terhadap faktor komposisi .............

52

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Isu pemanasan global dan peningkatan emisi karbon telah memberi
dampak nyata terhadap perubahan kualitas lingkungan dan juga iklim. Para ahli
secara keseluruhan meyakini bahwa hal ini dipicu oleh emisi karbon dioksida dan
efek rumah kaca yang disebabkan oleh eksploitasi sumberdaya alam yang
dilakukan oleh manusia.

Saat

ini kawasan pemukiman dan komersil

menyumbangkan lebih dari 40% emisi karbondioksida secara global dalam
aktivitasnya. Secara tidak langsung dengan melakukan penghematan energi pada
unit lanskap rumah tinggal akan turut berperan dalam usaha menyelamatkan
lingkungan (Cowan dan Sim, 2007).
Konsep hemat energi merupakan salah satu solusi yang seringkali
dikaitkan untuk menangani pemanasan global. Dalam skala unit lanskap rumah
tinggal hal ini diterapkan menjadi pengunaan energi secara tepat guna. Efisiensi
energi yang dilakukan oleh unit lanskap rumah tidak lepas dari elemen dan
material yang digunakan, antara lain tanaman, air, bangunan, tapak, perkerasan,
dan penggunaan

material

yang

berpengaruh dalam peningkatan emisi

karbondioksida. Selanjutnya elemen-elemen pembentuk ini akan diklasifikasikan
menurut kemampuannya mengatur penggunaan energi secara tepat guna menjadi
beberapa kriteria, kemudian

disempurnakan dengan perilaku bijak pengguna

dalam memanfaatkan dan mengelola potensi sumberdaya unit lanskap rumah
tinggal seperti listrik, material, vegetasi, air, dan tanah (Kurniawaty, 2011).
Melalui pemahaman dan pelaksanaan konsep hemat energi secara tepat dapat
tercipta tempat tinggal yang sehat, aman, juga memberikan kenyamanan bagi
penghuninya, selain itu tercipta daya tahan bagi rumah sehingga meminimalisir
pengelolaan.
Menurut Yeang (2006) desain yang betujuan untuk kepentingan ekologis
belum dapat menampilkan estetika yang baik dan dibutuhkan kreativitas desainer
agar desain dapat diterima oleh masyarakat. Estetika taman rumah menurut
Vander Zanden dan Rodie (2008) dibentuk melalui aplikasi prinsip-prinsip desain
seperti, unity, rythm, contrast, proportion, balance, dan sebagainya. Komposisi

2

yang diciptakan dengan menggunakan elemen-elemen hemat energi diharapkan
dapat melibatkan prinsip desain untuk memunculkan kualitas estetika visual dari
desain taman rumah tinggal. Namun belum dapat diketahui apakah komponen
hemat energi dan komposisi dapat mempengaruhi kualitas estetika.
Dalam penelitian Pengaruh Komposisi Elemen-Elemen Taman Rumah
Tinggal Berbasis Hemat Energi Terhadap Kualitas Estetika Visual, terlebih
dahulu dibentuk model representatif komposisi taman rumah hasil simulasi
komputer dalam bentuk 3D yang kemudian ditampilkan sebagai gambar 2D.
Kemudian dilakukan pendugaan kualitas estetika pada simulasi komposisi taman
rumah tinggal hemat energi dilakukan menggunakan metode Scenic Beauty
Estimation (Daniel dan Boster, 1976). Hasil dari pendugaan ini menampilkan
kualitas estetika model komposisi taman rumah tinggal hemat energi yang dapat
dikaji untuk mengetahui pengaruh komponen taman rumah hemat energi dan
komposisi dengan kualitas estetika.
Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendesain taman rumah
tinggal sesuai dengan konsep hemat energi dengan menggunakan komposisi
melalui simulasi, serta mengkaji pengaruh elemen-elemen taman hemat energi
dan komposisi terhadap kualitas estetika.
Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran ideal dan
alternatif desain rumah tinggal berbasis konsep hemat energi dengan
menggunakan komposisi melalui simulasi yang mempertimbangkan kualitas
estetika.
Hipotesis
Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adanya pengaruh faktor
kriteria hemat energi dan komposisi terhadap kualitas estetika visual.

3

Kerangka Pikir
Konsep hemat energi merupakan respon dari isu Global Warming yang
dapat diterapkan dalam unit rumah tinggal. Taman memegang peranan penting
dalam mewujudkan rumah tinggal hemat energi. Komponen taman merupakan
komponen hemat energi yang mempunyai kualitas fungsional. Komponen taman
rumah hemat energi menurut Kurniawaty (2011) masih didasarkan pada
pertimbangan fisik fungsional dan belum masuk pada ranah estetika.

Prinsip

desain dapat diterapkan dalam mencapai taman rumah tinggal berbasis hemat
energi yang estetik. Desain hasil komposisi akan dikaji untuk mengetahui
pengaruh elemen-elemen pembentuk rumah hemat energi dan komposisi dengan
kualitas estetika. Bagan kerangka pikir dijelaskan lebih lanjut dalam Gambar 1.

Isu Pemanasan global

Konsep hemat energi pada
taman rumah tinggal
(Kurniawaty, 2011)

Aspek fungsional

Kualitas
Fungsional

Aspek estetika

Elemen-elemen pembentuk
taman rumah tinggal sebagai
komponen hemat energi

Kualitas
estetika

Prinsip Komposisi

Desain

Analisis Komposisi
versus Estetika

Gambar 1. Kerangka pikir

4

TINJAUAN PUSTAKA
Taman Rumah
Tuntutan zaman menyebabkan pembangunan seringkali meningkat pesat
guna mewadahi berbagai dinamika bangsa, seperti perkembangan penduduk,
ekonomi, komunikasi, teknologi dan transportasi. Pada sektor pemukiman hal ini
berpengaruh dengan meningkatnya pembangunan unit rumah tinggal.
Rekreasi merupakan sebuah kebutuhan dasar manusia dimana seseorang
pada suatu waktu dan tempat melakukan sebuah kegiatan yang dapat
menghasilkan kebaharuan jasmani maupun rohani. Dewasa ini meningkatnya
kebutuhan manusia akan rekreasi berbanding lurus dengan meningkatnya tuntutan
hidup. Kurangnya waktu luang untuk rekreasi yang diakibatkan jam kerja yang
intensif untuk memenuhi kebutuhan dapat menyebabkan kejenuhan. Selain itu
akses dan biaya yang cukup tinggi menjadikan rekreasi sulit dilakukan bagi
beberapa pihak.
Dalam hal ini taman rumah menjadi aset penting bagi individu dalam
pemenuhan kebutuhan rekreasi. Pengadaan taman merupakan solusi efektif untuk
rekreasi dimana akses yang mudah dan biaya yang minim menjadi salah satu
kelebihannya. Dengan menciptakan taman rumah berbasis estetika, seseorang
dapat melakukan rekreasi visual yang mengembalikan keadaan tubuh dan jiwa
menjadi rileks.
Taman rumah menurut UU RI No. 4 Tahun 1992, merupakan daerah
pembinaan keluarga terdiri dari daerah hijau yang terdapat di daerah sekitar rumah
tinggal. Taman rumah tinggal sendiri dibentuk oleh komponen tapak dan
komponen taman. Komponen tapak merupakan suatu area untuk mendirikan
bangunan. Peraturan tata guna lahan mengatur keharmonisan pemanfaaatan lahan
untuk menciptakan rasio lahan terbangun dan tidak terbangun yang disebut
dengan intensitas penutupan lahan. Klasifikasi lingkungan perumahan dan
permukiman yang diatur dalam PERMENPERA No. 11/PERMEN/M/2008
(KEMENPERA, 2008) berdasarkan intensitas penutupan lahan, dibedakan atas:
a. rumah taman, dengan KDB lebih kecil dari 30%,
b. rumah renggang, dengan KDB 30% - 50%,
c. rumah deret, dengan KDB 50% - 70%.

5

Luas bangunan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hunian standar
yang umum dipasarkan pada perumahan modern tidak bertingkat dengan luas 45
m2 dan luas tanah 120 m2 yang dapat menampung 1 kk terkecil terdiri dari 4 orang
(ayah + ibu + 2 anak). Taman yang digunakan dalam penelitian merupakan taman
depan rumah dengan luas 20 m2.
Komponen taman dikelompokkan menjadi dua, yaitu material lunak (soft
material) dan material keras (hard material). Material lunak terdiri dari tanaman,
dan elemen air. Material keras terdiri dari perkerasan, pagar dan tembok
pembatas. Masing-masing komponen berperan besar dalam pembangunan suatu
taman rumah tinggal. Dalam usaha menerapkan konsep hemat energi, elemenelemen taman rumah dalam penelitian ini disesuaikan dengan kriteria hemat
energi.
Desain Ekologis
Konsep hemat energi merupakan respon dari perubahan lingkungan secara
global berupa degradasi lingkungan yang disebabkan karena menipisnya
sumberdaya alam akibat eksploitasi. Krisis tersebut memicu para aktivis untuk
menciptakan gerakan pembangunan yang ramah lingkungan disebut sebagai
konsep berkelanjutan. Dalam mencapai kondisi berkelanjutan muncul pendekatan
baru dalam desain, yaitu desain ekologis. Desain ekologis merupakan bentuk
desain yang meminimalkan dampak yang merusak lingkungan dengan
mengintegrasikannya

pada

lingkungan

hidup.

Gerakan

desain

ekologis

selanjutnya diikuti oleh green architecture, sustainable agriculture, ecological
engineering, dan gerakan lainnya.
Sedikit berbeda dengan praktek desain secara umum yang berfokus pada
hasil atau produk yang diciptakan, desain ekologis mencakup komponen, fungsi,
proses, hingga efek yang dihasilkan dan pengaruhnya terhadap perubahan
lingkungan (Yeang, 2006). Desain ekologis tidak menyarankan penggunaan sel
surya atau teknologi lainnya untuk menyelesaikan krisis energi. Sebaliknya desain
ekologi menganjurkan untuk meminimalisir penggunaan sumberdaya alam yang
tidak dapat diperbaharui diperbaharui. Karena inti dari krisis ini adalah energi
sehingga desain ekologis berperan dalam mengatur aliran energi.

6

Panel surya dan teknologi lainnya yang menggunakan energi tambahan
memang dapat mengurangi dampak dari perubahan lingkungan, akan tetapi begitu
asupan energi tambahan habis atau dihentikan alat-alat itu tidak lagi berfungsi.
Desain ekologis menjaga aliran energi dalam sebuah ekosistem, sehingga energi
tersebut

berasal

dan

kembali

kepada

ekosistem

tersebut.

Isu nyata pemanasan global yang berdampak langsung pada keseharian
manusia adalah perubahan iklim. Karena itu aplikasi dari desain ekologis banyak
mengacu pada permasalahan tersebut seperti yang juga akan dibahas dalam
penelitian ini. Pendekatan desain ekologis yang berupaya mempertahankan
ekosistem diterapkan dengan melibatkan alam dalam proses desain dalam
penelitian ini.
Proses desain sendiri menururt Bell (2004) meliputi tahap survey, analisis,
desain yang terintregiritas secara rasional. Hasil dari proses desain diharapkan
memberi solusi dari keadaan tapak dan kebutuhan pengguna, juga alternatif dari
solusi tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan tahapan proses desain yang serupa
hanya saja terdapat beberapa modifikasi dalam pelaksanaannya.
Secara garis besar desain dipengaruhi oleh dua aspek ,antara lain aspek
rasional berupa inventarisasi, analisis, program pembangunan, dan konstruksi.
Juga aspek intuitif berupa seni dari penataan bermacam bentuk, apresiasi estetika,
dan lainnya (Booth, 1983). Tetapi kebanyakan desain menitikberatkan pada aspek
inventarisasi dimana fungsi fisik lebih diperhatikan merujuk pada metode form
follow function, hal ini mengakibatkan fungsi estetika sering dikesampingkan.
Desain juga mencakup komposisi elemen-elemen menjadi penataan visual
yang baik. Tahap dasar dari proses desain bertujuan untuk mengidentifikasi polapola yang ditemukan dalam tapak, kemudian menggubahnya menjadi produk
kreatif dalam solusi desain. Pola-pola ini mungkin saja berhubungan dengan
fungsi dari tapak tersebut sehingga terbentuk hubungan antara kedua aspek.
Dengan menyadari relasi antara aspek rasional dan aspek intuitif, serta menjaga
keseimbangan antara keduanya dapat dihasilkan desain yang tidak hanya
fungsional tetapi juga estetis.
Umumnya desain ekologis dianggap tidak memperhatikan aspek estetika
sehingga kurang dapat diterima oleh publik secara luas karena desain yang

7

dihasilkan berkesan liar dan berantakan (Yeang, 2006). Tetapi tidak menutup
kemungkinan bahwa desain ekologis yang secara fungsional baik dapat
menunjukan kualitas estetika yang baik pula. Hal ini diperkuat oleh pandangan
Cowan dan Sim (2007) bahwa dengan menempatkan ekologi sebagai latar
belakang desain, diciptakan cara-cara khusus untuk meminimalkan energi dan
penggunaan bahan, mengurangi polusi, melestarikan habitat dan meningkatkan
kualitas komunitas, kesehatan, dan keindahan.
Konsep Hemat Energi
Dalam unit lanskap rumah, konsep hemat energi merupakan solusi terbaik
dalam menangani isu global warming. Dengan melakukan hal ini pemakaian alat
elektronik yang berfungsi untuk memberi kenyamanan dapat dikurangi. Konsep
hemat energi merupakan salah satu gaya hidup yang mengacu pada alam dan
berusaha mengurangi pemakaian sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Salah satu metode penghematan energi pada unit lanskap rumah adalah dengan
menata taman dan tapak rumah tinggal sehingga memberi kenyamanan bagi
rumah baik pada musim kemarau maupun musim hujan (Reed, 2010).
Konsep hemat energi dapat digolongkan menjadi tiga tingkat yakni,
konsep hemat energi tingkat rendah (C1), konsep hemat energi tingkat sedang
(C2), dan konsep hemat energi tingkat tinggi (C3). Komponen utama unit lanskap
rumah dan persentasenya dalam mendukung konsep hemat energi terdiri dari,
komponen tanaman (48,3%), komponen air (24,4%), komponen bangunan
(10,9%), komponen tapak (10,7%), dan komponen perkerasan (5,8%)
(Kurniawaty, 2011; dan Kurniawaty, Gunawan, dan Surjokusumo, 2012).
Komponen tapak dan komponen bangunan tidak berpengaruh langsung terhadap
desain taman rumah tinggal, maka kriteria dari komponen ini akan diasumsikan
sama untuk ketiga tapak. Komponen tanaman, komponen air dan komponen
perkerasan merupakan elemen pembentuk taman rumah tinggal. Pemilihan jenis
elemen pada penelitian akan sesuai dengan kriteria konsep hemat energi. Variabel
elemen-elemen ini selanjutnya akan dijabarkan pada Tabel 1.
Konsep hemat energi tingkat rendah mencakup kombinasi komponen dan
variabel tanaman bernilai skor rendah, dengan perbandingan intensitas penutupan

8

lahan dengan perbandingan antara koefisien dasar bangunan (KDB) dan koefisien
dasar hijau sebesar (KDH) 60%:40%. Selain itu bukaan pada komponen bangunan
dari konsep ini relatif kecil. Kriteria desain tergolong rendah dan penggunaan
material yang kurang mendukung.
Tabel 1. Variabel komponen hemat energi
Elemen
pembentuk

Variabel

Kriteria

Tanaman

Kerapatan
tajuk
Jumlah
tanaman
Jarak dari
bangunan
Tata letak
tanaman

Air

C1
Kerapatan
tajuk rendah