Analisis pengaruh elemen lanskap terhadap kualitas estetika lanskap kota Depok
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Oleh:
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
MEDYUNI RUSWAN. Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kualitas
Estetika Lanskap Kota Depok (Dibawah bimbingan ANDI GUNAWAN dan
AKHMAD ARIFIN HADI).
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota
(Branch,
1995).
mempertimbangkan aspek
Pembangunan
lingkungan
kota
akan
yang
cenderung
berdampak
buruk
tidak
terhadap
kenyamanan, kesehatan masyarakat maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota, dapat mempengaruhi
kualitas estetika kota. Salah satu upaya perbaikan kualitas estetika lanskap kota
adalah mengevaluasi elemen dasar pembentuk lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan
penelitian mengenai pendugaan kualitas estetika berdasarkan metode SBE (Scenic
Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976). Agar
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dapat dilakukan dengan mudah dalam
waktu yang relatif singkat, perlu diketahui elemen-elemen lanskap apa saja yang
berpengaruh dan dapat digunakan untuk menduga kualitas estetika lanskap kota.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap pengaruh elemen-elemen lanskap terhadap
kualitas estetikanya.
Tahap awal dari penelitian ini adalah menduga kualitas estetika lanskap
kota dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Metode ini
diawali dengan tahap pemotretan pada setiap vantage point (lanskap) yang cukup
mewakili karakter masing- masing lanskap. Foto hasil pemotretan tersebut
kemudian dipresentasikan dan dinilai oleh 36 responden yaitu mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, IPB. Responden melihat dan menilai foto yang
ditampilkan, lalu mengisi kuisioner dengan memberi skor 1 hingga 10. Skor 1
adalah lanskap yang paling tidak disukai, sedangkan skor 10 adalah lanskap yang
paling disukai. Hasil kuisioner tersebut kemudian diolah untuk memperoleh nilai
SBE setiap vantage point. Selanjutnya, dengan menggunakan sebaran normal,
seluruh nilai SBE tersebut dikelompokkan ke dalam lanskap dengan kualitas
estetika rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokan bertujuan mengetahui
karakteristik lanskap berdasarkan kualitas estetikanya. Setelah dilakukan tahap
evaluasi SBE, dilakukan tahap analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Kedua analisis tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan elemen
lanskap dengan kualitas estetika (SBE), serta elemen lanskap apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kualitas estetika suatu lanskap kota.
Berdasarkan hasil evaluasi, nilai SBE untuk setiap lanskap perkotaan
berkisar –142 hingga 135, dimana nilai SBE < -47 adalah lanskap dengan kualitas
estetika rendah, nilai SBE antara -47 sampai 53 adalah kualitas sedang, dan nilai
SBE > 53 adalah kualitas estetika tinggi. Nilai SBE untuk kawasan lanskap kota
cukup beragam. Hal ini karena lanskap kota mempunyai karakteristik lanskap
yang berbeda. Tipe lanskap yang umum dijumpai dalam kawasan perkotaan antara
lain adalah kawasan perdagangan atau Central Business Distric (CBD), kawasan
perkantoran, kawasan pemukiman dan perumahan, kawasan rekreasi, ruang
terbuka hijau, jalan raya, serta kawasan tepi sungai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa elemen vegetasi,
elemen bangunan dan elemen air adalah elemen dasar pembentuk lanskap yang
dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap yang memiliki
kerapihan elemen vegetasi, elemen bangunan serta elemen air yang baik dan
lingkungan sekitar yang bersih dari sampah, dapat meningkatkan kualitas estetika.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa elemen bangunan memiliki
korelasi yang cukup substansial dan berbanding terbalik terhadap nilai SBE,
artinya semakin tinggi elemen bangunan, maka semakin rendah nilai SBE.
Elemen air menunjukkan korelasi yang cukup substansial dan sejajar terhadap
SBE, artinya semakin tinggi elemen air semakin tinggi SBE. Elemen vegetasi
memiliki korelasi yang rendah terhadap SBE, artinya peningkatan elemen vegetasi
tidak selalu diikuti oleh peningkatan SBE. Faktor kerapihan dan kebersihan
memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap nilai SBE, artinya peningkatan
kerapihan dan kebersihan akan meningkatkan kualitas estetika. Eleme n lanskap
yang tidak memiliki korelasi yang nyata terhadap SBE adalah elemen perkerasan,
artinya elemen perkerasan tidak mempengaruhi perubahan nilai SBE.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa, persentase elemen vegetasi,
elemen perkerasan, dan elemen air dapat dijadikan sebagai variabel penduga yang
dapat memprediksi kualitas estetika lanskap kota (SBE). Persamaan regresi yang
diperoleh adalah Y = -91.752 + 0.972X1 + 1.726X2 + 1.967X3 , dengan R2 = 0.182,
dimana Y = Nilai SBE, X1 = Persentase elemen vegetasi, X2 = Persentase elemen
perkerasan, dan X3 = Persentase elemen air, serta R2 adalah nilai koefisien
determinasi. Kenaikan seluruh variabel penduga, akan meningkatkan nilai SBE
karena seluruh koefisien regresi bernilai positif.
Berdasarkan tingkat kerapihan dan kebersihan, diperoleh tiga jenis
persamaan pendugaan kualitas estetitka. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan rendah adalah Y1 = -68.166 + 0.436X1 dengan R2 = 0.316, dimana Y1
= Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan sedang adalah Y2 = -8.352 + 0.253X1 dengan R2 = 0.077, dimana Y2 =
Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan tinggi adalah Y3 = 110.084 – 1.522X2 dengan R2 =0.347, dimana Y3 =
Nilai SBE dan X2 = Persentase elemen perkerasan.
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Insitut Pertanian Bogor
Oleh :
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
Judul
: Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap
Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok
Nama
: Medyuni Ruswan
NRP
: A34201045
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc
NIP. 131 681 404
Akhmad Arifin Hadi, SP
NIP. 132 310 805
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Kobe, Jepang pada tanggal 14 Juni 1982.
Penulis merupakan putri tunggal dari Bapak Lemana Ruswan dan Ibu Sularti
Ruswan.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Kota Kobe, Jepang kurang
lebih selama 12 tahun. Tahun 1990 penulis lulus dari TK Maiko. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SD Kozukayama hingga lulus pada tahun
1995. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama di SMP Tamon Higashi kurang lebih satu bulan. Pada tahun 1995 penulis
kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama
di SLTP PUTRA I Jakarta Timur hingga lulus tahun 1998. Kemudian penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum di SMU Negeri 61 Jakarta
hingga lulus 2001. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswi
Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Selama menjadi
mahasiswa, penulis tergabung sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP) dan mengikuti International Student Planning and Design
Competition Riau Equatorial Park pada tahun 2005/2006.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
bahwasanya atas rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh
Elemen Lanskap terhadap Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berisi hasil
seluruh kegiatan penelitian yang dilaksanakan selama bulan Februari hingga Juli
2006 , berlokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok.
Selama penulisan skripsi, penulis telah benyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Papa dan mama tesayang atas segala doa, kasih sayang, dukungan, bantuan
moril maupun materiil, serta kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
2. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc dan Akhmad Arifin Hadi, SP selaku dosen
pembimbing skripsi pertama dan kedua, atas bimbingan, bantuan, nasehat
yang berharga, serta dorongan yang luar biasa selama proses penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
4. Julina atas foto-fotonya dan telah mengizinkan saya untuk memakainya
dalam penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak disebukan namun turut membantu selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis mohon maaf atas keterbatasan serta kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan ini di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Manfaat....................................................................................................
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Elemen Lanskap ......................................................................................
Kerapihan dan Kebersihan ......................................................................
Scenic Beauty Estimation ........................................................................
Model Statistik ........................................................................................
3
4
7
8
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
Metode Penelitian....................................................................................
11
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE ......................................
Elemen Vegetasi..............................................................................
Elemen Bangunan ...........................................................................
Elemen Perkerasan ..........................................................................
Elemen Air ......................................................................................
Hubungan Elemen Vegetasi dengan Kualitas Estetika ..........................
Hubungan Elemen Bangunan dengan Kualitas Estetika ........................
Hubungan Elemen Perkerasan dengan Kualitas Estetika .......................
Hubungan Elemen Air dengan Kualitas Estetika ...................................
Analisis Regresi Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE...........................
Pengaruh Kerapihan dan Kebersihan terhadap Nilai SBE ......................
Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Kualitas Estetika............
Aplikasi dalam Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota ......................
22
26
27
30
33
35
37
39
40
41
42
46
49
51
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..............................................................................................
Saran ........................................................................................................
54
55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
56
LAMPIRAN ......................................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Klasifikasi Nilai Kerapihan dan Kebersihan.............................................
14
2.
Lanskap berdasarkan Kualitas Estetika .....................................................
24
3.
Hasil Analisis Regresi Berganda...............................................................
42
4.
Signifikansi Koefisien Regresi..................................................................
44
5.
Hasil Penilaian Kerapihan dan Kebersihan...............................................
48
6.
Data Hasil Perhitungan..............................................................................
53
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Oleh:
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
MEDYUNI RUSWAN. Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kualitas
Estetika Lanskap Kota Depok (Dibawah bimbingan ANDI GUNAWAN dan
AKHMAD ARIFIN HADI).
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota
(Branch,
1995).
mempertimbangkan aspek
Pembangunan
lingkungan
kota
akan
yang
cenderung
berdampak
buruk
tidak
terhadap
kenyamanan, kesehatan masyarakat maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota, dapat mempengaruhi
kualitas estetika kota. Salah satu upaya perbaikan kualitas estetika lanskap kota
adalah mengevaluasi elemen dasar pembentuk lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan
penelitian mengenai pendugaan kualitas estetika berdasarkan metode SBE (Scenic
Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976). Agar
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dapat dilakukan dengan mudah dalam
waktu yang relatif singkat, perlu diketahui elemen-elemen lanskap apa saja yang
berpengaruh dan dapat digunakan untuk menduga kualitas estetika lanskap kota.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap pengaruh elemen-elemen lanskap terhadap
kualitas estetikanya.
Tahap awal dari penelitian ini adalah menduga kualitas estetika lanskap
kota dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Metode ini
diawali dengan tahap pemotretan pada setiap vantage point (lanskap) yang cukup
mewakili karakter masing- masing lanskap. Foto hasil pemotretan tersebut
kemudian dipresentasikan dan dinilai oleh 36 responden yaitu mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, IPB. Responden melihat dan menilai foto yang
ditampilkan, lalu mengisi kuisioner dengan memberi skor 1 hingga 10. Skor 1
adalah lanskap yang paling tidak disukai, sedangkan skor 10 adalah lanskap yang
paling disukai. Hasil kuisioner tersebut kemudian diolah untuk memperoleh nilai
SBE setiap vantage point. Selanjutnya, dengan menggunakan sebaran normal,
seluruh nilai SBE tersebut dikelompokkan ke dalam lanskap dengan kualitas
estetika rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokan bertujuan mengetahui
karakteristik lanskap berdasarkan kualitas estetikanya. Setelah dilakukan tahap
evaluasi SBE, dilakukan tahap analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Kedua analisis tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan elemen
lanskap dengan kualitas estetika (SBE), serta elemen lanskap apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kualitas estetika suatu lanskap kota.
Berdasarkan hasil evaluasi, nilai SBE untuk setiap lanskap perkotaan
berkisar –142 hingga 135, dimana nilai SBE < -47 adalah lanskap dengan kualitas
estetika rendah, nilai SBE antara -47 sampai 53 adalah kualitas sedang, dan nilai
SBE > 53 adalah kualitas estetika tinggi. Nilai SBE untuk kawasan lanskap kota
cukup beragam. Hal ini karena lanskap kota mempunyai karakteristik lanskap
yang berbeda. Tipe lanskap yang umum dijumpai dalam kawasan perkotaan antara
lain adalah kawasan perdagangan atau Central Business Distric (CBD), kawasan
perkantoran, kawasan pemukiman dan perumahan, kawasan rekreasi, ruang
terbuka hijau, jalan raya, serta kawasan tepi sungai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa elemen vegetasi,
elemen bangunan dan elemen air adalah elemen dasar pembentuk lanskap yang
dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap yang memiliki
kerapihan elemen vegetasi, elemen bangunan serta elemen air yang baik dan
lingkungan sekitar yang bersih dari sampah, dapat meningkatkan kualitas estetika.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa elemen bangunan memiliki
korelasi yang cukup substansial dan berbanding terbalik terhadap nilai SBE,
artinya semakin tinggi elemen bangunan, maka semakin rendah nilai SBE.
Elemen air menunjukkan korelasi yang cukup substansial dan sejajar terhadap
SBE, artinya semakin tinggi elemen air semakin tinggi SBE. Elemen vegetasi
memiliki korelasi yang rendah terhadap SBE, artinya peningkatan elemen vegetasi
tidak selalu diikuti oleh peningkatan SBE. Faktor kerapihan dan kebersihan
memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap nilai SBE, artinya peningkatan
kerapihan dan kebersihan akan meningkatkan kualitas estetika. Eleme n lanskap
yang tidak memiliki korelasi yang nyata terhadap SBE adalah elemen perkerasan,
artinya elemen perkerasan tidak mempengaruhi perubahan nilai SBE.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa, persentase elemen vegetasi,
elemen perkerasan, dan elemen air dapat dijadikan sebagai variabel penduga yang
dapat memprediksi kualitas estetika lanskap kota (SBE). Persamaan regresi yang
diperoleh adalah Y = -91.752 + 0.972X1 + 1.726X2 + 1.967X3 , dengan R2 = 0.182,
dimana Y = Nilai SBE, X1 = Persentase elemen vegetasi, X2 = Persentase elemen
perkerasan, dan X3 = Persentase elemen air, serta R2 adalah nilai koefisien
determinasi. Kenaikan seluruh variabel penduga, akan meningkatkan nilai SBE
karena seluruh koefisien regresi bernilai positif.
Berdasarkan tingkat kerapihan dan kebersihan, diperoleh tiga jenis
persamaan pendugaan kualitas estetitka. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan rendah adalah Y1 = -68.166 + 0.436X1 dengan R2 = 0.316, dimana Y1
= Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan sedang adalah Y2 = -8.352 + 0.253X1 dengan R2 = 0.077, dimana Y2 =
Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan tinggi adalah Y3 = 110.084 – 1.522X2 dengan R2 =0.347, dimana Y3 =
Nilai SBE dan X2 = Persentase elemen perkerasan.
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Insitut Pertanian Bogor
Oleh :
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
Judul
: Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap
Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok
Nama
: Medyuni Ruswan
NRP
: A34201045
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc
NIP. 131 681 404
Akhmad Arifin Hadi, SP
NIP. 132 310 805
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Kobe, Jepang pada tanggal 14 Juni 1982.
Penulis merupakan putri tunggal dari Bapak Lemana Ruswan dan Ibu Sularti
Ruswan.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Kota Kobe, Jepang kurang
lebih selama 12 tahun. Tahun 1990 penulis lulus dari TK Maiko. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SD Kozukayama hingga lulus pada tahun
1995. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama di SMP Tamon Higashi kurang lebih satu bulan. Pada tahun 1995 penulis
kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama
di SLTP PUTRA I Jakarta Timur hingga lulus tahun 1998. Kemudian penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum di SMU Negeri 61 Jakarta
hingga lulus 2001. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswi
Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Selama menjadi
mahasiswa, penulis tergabung sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP) dan mengikuti International Student Planning and Design
Competition Riau Equatorial Park pada tahun 2005/2006.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
bahwasanya atas rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh
Elemen Lanskap terhadap Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berisi hasil
seluruh kegiatan penelitian yang dilaksanakan selama bulan Februari hingga Juli
2006 , berlokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok.
Selama penulisan skripsi, penulis telah benyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Papa dan mama tesayang atas segala doa, kasih sayang, dukungan, bantuan
moril maupun materiil, serta kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
2. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc dan Akhmad Arifin Hadi, SP selaku dosen
pembimbing skripsi pertama dan kedua, atas bimbingan, bantuan, nasehat
yang berharga, serta dorongan yang luar biasa selama proses penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
4. Julina atas foto-fotonya dan telah mengizinkan saya untuk memakainya
dalam penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak disebukan namun turut membantu selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis mohon maaf atas keterbatasan serta kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan ini di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Manfaat....................................................................................................
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Elemen Lanskap ......................................................................................
Kerapihan dan Kebersihan ......................................................................
Scenic Beauty Estimation ........................................................................
Model Statistik ........................................................................................
3
4
7
8
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
Metode Penelitian....................................................................................
11
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE ......................................
Elemen Vegetasi..............................................................................
Elemen Bangunan ...........................................................................
Elemen Perkerasan ..........................................................................
Elemen Air ......................................................................................
Hubungan Elemen Vegetasi dengan Kualitas Estetika ..........................
Hubungan Elemen Bangunan dengan Kualitas Estetika ........................
Hubungan Elemen Perkerasan dengan Kualitas Estetika .......................
Hubungan Elemen Air dengan Kualitas Estetika ...................................
Analisis Regresi Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE...........................
Pengaruh Kerapihan dan Kebersihan terhadap Nilai SBE ......................
Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Kualitas Estetika............
Aplikasi dalam Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota ......................
22
26
27
30
33
35
37
39
40
41
42
46
49
51
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..............................................................................................
Saran ........................................................................................................
54
55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
56
LAMPIRAN ......................................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Klasifikasi Nilai Kerapihan dan Kebersihan.............................................
14
2.
Lanskap berdasarkan Kualitas Estetika .....................................................
24
3.
Hasil Analisis Regresi Berganda...............................................................
42
4.
Signifikansi Koefisien Regresi..................................................................
44
5.
Hasil Penilaian Kerapihan dan Kebersihan...............................................
48
6.
Data Hasil Perhitungan..............................................................................
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
Kerangka Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kuliatas
Estetika Lanskap Kota Depok ...................................................................
21
2.
Nilai SBE Tiap Lanskap............................................................................
23
3.
Lanskap dengan Kualitas Pemandangan Tertinggi (Lanskap 4) ...............
25
4.
Lanskap dengan Kualitas Estetika Sedang (Lanskap 66)..........................
25
5.
Lanskap dengan Kualitas Estetika Terendah (Lanskap 27) ......................
26
6.
Rata-rata Persentase Elemen Lanksap berdasarkan Kualitas Estetika ......
27
7.
Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Vegetasi........................................
28
8.
Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Vegetasi.........
29
9.
Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Bangunan .....................................
31
10. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Bangunan ......
32
11. Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Perkerasan....................................
33
12. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Perkerasan .....
34
13. Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Air ................................................
36
14. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Air .................
37
15. Hubungan Elemen Vegetasi dengan Nilai SBE ........................................
38
16. Hubungan Elemen Bangunan dengan Nilai SBE ......................................
39
17. Hubungan Elemen Perkerasan dengan Nilai SBE.....................................
40
18. Hubungan Elemen Air dengan Nilai SBE.................................................
41
19. Contoh Lanskap yang Tercemar oleh Sampah..........................................
46
20. Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Nilai SBE.........................
49
21. Foto Eksisting Lanskap Pemukiman.........................................................
52
22. Hasil Digitasi AutoCAD ............................................................................
52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Foto Hasil Pemotretan...............................................................................
59
2.
Format Kuisioner.......................................................................................
66
3.
Contoh Perhitungan Nilai SBE .................................................................
67
4.
Sebaran Normal Nilai SBE .......................................................................
68
5.
Persentase Elemen Lanskap Hasil digitasi AutoCAD dan Nilai SBE .......
69
6.
Data Korelasi Pearson Elemen Lanskap dengan Nilai SBE .....................
72
7.
Data Hasil Analisis Regresi.......................................................................
74
8.
Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Rendah ...................................................................................
77
Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Sedang ....................................................................................
79
10. Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Tinggi .....................................................................................
81
11. Hasil Aplikasi Pendugaan SBE .................................................................
83
9.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota (Branch, 1995).
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, ruang publik sebagai ruang
beraktifitas masyarakat perkotaan seperti ruang terbuka hijau semakin menyempit
akibat pertumbuhan pemukiman dan berbagai peruntukan lainnya. Ruang publik
berfungsi memberikan nilai tambah bagi lingkungan, misalnya terhadap
pengendalian pencemaran udara, pengendalian iklim mikro, serta kualitas estetika
kota. Pembangunan kota yang cenderung tidak mempertimbangkan aspek
lingkungan akan berdampak buruk terhadap kenyamanan, kesehatan masyarakat
maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Agar tercipta keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, estetik dan
proporsional, diperlukan suatu upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah perbaikan terhadap kualitas estetika
lanskap kota dengan mengevaluasi elemen dasar lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi manusia. Elemen dasar lanskap sebagai pembentuk lanskap
kota, dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap kota yang
didominasi oleh elemen ve getasi cenderung lebih disukai masyarakat dan
dianggap indah, sedangkan lanskap yang didominasi oleh elemen bangunan
cenderung kurang disukai dan dianggap kurang indah (Meliawati, 2003). Evaluasi
terhadap kualitas estetika telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan
menggunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh
Daniel dan Boster (1976). Metode ini menilai hasil preferensi responden terhadap
lanskap dengan menggunakan kuisioner.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, kemudahan memperoleh
informasi semakin dibutuhkan pula. Agar evaluasi kualitas estetika la nskap kota
dapat dilakukan dengan mudah dalam waktu yang relatif singkat, perlu
mengetahui elemen-elemen lanskap apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas
estetika lanskap kota. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap pengaruh
elemen-elemen lanskap yang ada pada suatu lanskap tersebut terhadap kualitas
estetikanya. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui elemen-elemen dasar
lanskap apa saja yang mempengaruhi kualitas estetika, serta elemen lanskap apa
saja yang dapat menjadi variabel penduga yang dapat memprediksi kualitas
estetika lanskap kota. Hasil analisa ini diharapkan dapat mempermudah penelitian
selanjutnya baik dalam segi efisiensi waktu maupun tenaga, karena tidak perlu
lagi melakukan evaluasi terhadap penilaian responden melalui kuisioner.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengana lisis pengaruh elemen-elemen dasar
lanskap terhadap kualitas estetika lanskap Kota Depok.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu dalam evaluasi kualitas
estetika lanskap kota bagi perencana maupun perancang tata kota dalam upaya
perbaikan lingkungan kota.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota
Estetika secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu pengetahuan
tentang keindahan atau pembelajaran keselarasan terhadap alam atau seni (Daniel,
2001). Estetika juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan harmonis yang jelas
dari berbagai bagian dari suatu hal yang kita lihat atau alami (Simonds, 1983).
Estetika berkaitan erat dengan penilaian secara visual, karena penilaian suatu
obyek melalui penampakan visual sangat mudah ditangkap oleh indera manusia.
Kualitas visual estetik merupakan hasil pertemuan antara unsur fisik lanskap dan
proses psikologis (perseptual, kognitif, dan emosional) dari pengamat (Daniel,
2001).
Kualitas estetika sangat berperan dalam membentuk karakter dan identitas
suatu tempat. Menurut Nasar (1988), kualitas estetika suatu lanskap dapat
ditentukan oleh dua macam penilaian estetika, yaitu formal dan simbolik. Estetika
formal menilai suatu obyek berdasarkan bentuk, ukuran, warna, kompleksitas, dan
keseimbangan suatu obyek. Sedangkan estetika simbolik menilai suatu obyek
berdasarkan pada makna konotatif dari obyek tersebut setelah dialami oleh
pengamat.
Menurut Branch (1995), suatu kawasan disebut kota jika telah memiliki
keaktifan, keanekaragaman, dan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kawasan lainnya. Dengan demikian pembangunan kawasan perkotaan
cenderung terfokus pada pemenuhan kepentingan hidup manusia. Kawasan
perkotaan merupakan bentuk lanskap buatan manusia akibat aktifitas manusia
mengelola kepentingan hidup manusianya (Simonds, 1983). Hal ini dapat dilihat
dari adanya pembangunan kawasan perdagangan (Central Business Distric, CBD),
perkantoran, pemukiman serta fasilitas rekreasi. Pembangunan yang diimbangi
dengan penataan lingkungan yang estetis, akan dapat memperindah kawasan
perkotaan sekaligus membentuk kota yang bersih dan sehat.
Unsur fisik yang mendukung kualitas estetika kota diantaranya kebersihan
kota, bangunan, ruang terbuka, vegetasi dan perancangan perkotaan (Branch,
1985). Kualitas estetika lanskap kota juga dipengaruhi oleh elemen-elemen dasar
pembentuk lanskap. Suatu kawasan lanskap kota dikatakan memiliki kualitas
estetika tinggi, jika elemen pembentuk lanskap kota berkualitas baik pula.
Kawasan yang didominasi oleh elemen vegetasi, elemen air, dan sedikit elemen
bangunan lebih disukai, sehingga memiliki kualitas estetika yang cukup tinggi
(Meliawati, 2003).
Elemen Lanskap
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota memiliki peranan yang
cukup besar dalam pembentukan kualitas estetika. Elemen lanskap meliputi segala
bentuk tanaman atau vegetasi, segala sesuatu di atas permukaan tana h maupun air,
serta konstruksi baik bangunan maupun elemen taman (Eckbo, 1964). Elemen
dasar lanskap menurut Booth (1983) adalah landform, vegetasi, bangunan,
perkerasan, site structure, dan air. Elemen tersebut adalah komponen fisik dasar
pembentuk lanskap dan merupakan media yang digunakan oleh para arsitek
lanskap dalam membentuk suatu ruang. Setiap elemen memiliki karakter yang
berbeda-beda namun dengan keunikan yang dimilikinya, saling mengisi dan
mempengaruhi satu sama lain membentuk suatu lanskap ya ng estetis. Melalui seni
ilmu merancang, merencana, serta mengelola dalam arsitektur lanskap, akan
tercipta lanskap kota yang secara estetika indah, secara fungsional berguna dan
secara ekologi tercipta lingkungan yang berkelanjutan.
Penggunaan
elemen
lanskap
sangat
penting
dalam
membentuk
pemandangan keseluruhan yang estetik (Booth, 1983). Oleh karena itu
penggunaan elemen lanskap harus dipertimbangkan agar sesuai dengan fungsi dan
estetika yang diinginkan. Berdasarkan penelitian Meliawati (2003), elemen
lanskap yang paling dominan terhadap kualitas estetika lanskap kota adalah
vegetasi, bangunan, perkerasan, air dan langit. Proporsi tertentu dari masingmasing elemen akan memberi penilaian terhadap kualitas estetika lanskap kota
yang berbeda pula.
Eleme n Vegetasi
Vegetasi merupakan salah satu elemen fisik tapak yang penting dalam
disain dan pengelolaan lingkungan. Menurut Booth (1983), vegetasi memiliki tiga
fungsi utama yaitu fungsi struktural, fungsi lingkungan dan fungsi visual.
Vegetasi sebagai eleme n struktural dapat berperan sebagai pembentuk dan
pengatur
ruang,
mempengaruhi
pemandangan,
dan
mempengaruhi
arah
pergerakan. Vegetasi sebagai fungsi lingkungan dapat berperan sebagai pembersih
udara, penjaga kelembaban tanah, pencegah erosi, pengatur suhu, dan sebagai
habitat satwa. Vegetasi sebagai elemen visual dapat berperan sebagai focal point
dan penghubung visual terhadap karakter vegetasi berupa ukuran, bentuk, warna
dan tekstur. Menurut Laurie (1984) karakter vegetasi dapat dilihat dari bunga,
daun, bentuk keseluruhan tanaman serta variasi berdasarkan musim. Elemen
vegetasi yang biasa digunakan dalam lanskap perkotaan adalah pohon, semak, dan
tanaman penutup tanah.
Pengaruh elemen vegetasi terhadap kualitas estetika cukup besar. Hal ini
sesuai dengan penelitian Rahmawati (2002), Laila (2003), Meliawati (2003), dan
Afrianita (2005) bahwa, lanskap dengan kualitas estetika tinggi didominasi oleh
elemen vegetasi dengan penataan yang baik. Lestari (2005) dan Laila (2003)
mengatakan bahwa, selain proporsi elemen vegetasi, bentuk pohon dan tinggi
pohon juga mempengaruhi kualitas estetika lanskap. Bentuk pohon dengan skala
horizontal dan tinggi lebih disukai karena memberi kesan sejuk pada area yang
cukup luas. Maharta (2004) menambahkan, semakin beragam kompoisi vegetasi
berupa tegakan pohon, semak daun maupun semak berbunga dan ground cover
dapat meningkatkan kualitas estetika lanskap.
Elemen Bangunan
Pada lanskap perkotaan elemen bangunan seringkali lebih dominan
dibandingkan dengan elemen tanaman. Elemen bangunan memiliki peranan
penting dalam membentuk karakter suatu ruang. Kehadiran bangunan dalam suatu
lanskap baik secara individu maupun berkelompok (cluster) dapat mempengaruhi
pemandangan, membentuk ruang terbuka, memodifikasi iklim mikro, dan
menambah nilai fungsional tapak (Booth, 1983). Kualitas estetika visual suatu
bangunan juga dapat mempengaruhi nilai keindahan suatu lanskap kota.
Pemukiman kumuh di perkotaan memiliki nilai keindahan visual yang rendah
(Siregar, 2004). Bangunan yang memiliki nilai keindahan tinggi adalah bangunan
dengan arsitektur menarik baik dari segi warna, tekstur, maupun struktur.
Bangunan akan bernilai estetik bilamana ditata seimbang dengan vegetasi
(Eckbo, 1964). Penampilan fisik bangunan dapat mempengaruhi persepsi
masyarakat, seperti halnya dalam bentuk, ukuran, serta warna. Konfigurasi
perumahan masih cukup disukai oleh masyarakat, namun bangunan pertokoan dan
pemukiman liar dianggap kurang indah dan kurang nyaman karena cenderung
mendominasi dan terlalu padat (Gunawan dan Yoshida, 1994).
Elemen Perkerasan
Elemen perkerasan yang dimaksud adalah jalan, jalur pedestrian, area
parkir, plaza, dan sebagainya. Perkerasan dibangun untuk mendukung sirkulasi
manusia.
Jenis bahan perkerasan memberikan kesan keanekaragaman yang cukup
berfungsi, akan tetapi keanekaragaman tersebut harus memperhatikan faktor
kegunaan. Penggunaan jenis bahan perkerasan, terutama tekstur dan warna, dalam
suatu desain menunjukkan adanya bahaya ataupun kemungkinan kecelakaan pada
tertentu. Misalnya tepian kolam, bahu jalan, penyeberangan jalan, halaman
rumput dan juga untuk memisahkan daerah-daerah kegunaan yang tidak cocok
digabungkan
bersama.
Hal
ini
erat
kaitannya
dengan
pembentukan
keanekaragaman, pola, dan daya tarik visual suatu perkerasan. Pemilihan bahan
disesuaikan dengan tipe lalu lintas. Contoh seperti rumput dan beton merupakan
dua jenis bahan penutup lahan yang sangat berbeda penggunaannya untuk jenisjenis lalu lintas. Perkerasan aspal dan beton cor memberi kesan cepat, pergerakan
yang tidak terhalangi, sedangkan permukaan kerikil memberi kesan lambat
sehingga sesuai digunakan untuk jalur-jalur pejalan kaki dalam suatu taman
(Laurie, 1984).
Pola perkerasan juga mempengaruhi kualitas estetika visual. Pola
penyusunan bahan perkerasan mencerminkan atau memperkuat karakter suatu
tempat dimana perkerasan itu menonjol dan terdapat suatu hubungan yang jelas
antara bangunan-bangunan dengan ruang-ruang yang terdapat diantara bangunan
tersebut (Laurie, 1984).
Elemen perkerasan mempengaruhi kualitas estetika seperti halnya dengan
elemen bangunan. Berdasarkan hasil penelitian Meliawati (2003), semakin besar
proporsi perkerasan dalam suatu lanskap akan menurunkan nilai keindahan
lanskap tersebut.
Elemen Air
Air merupakan elemen lanskap yang cukup unik dan disenangi oleh
manusia. Karakteristik berupa plastisitas, pergerakan, suara dan refleksivitas
menjadi daya tarik yang menjadi ciri khas dari elemen air (Booth, 1983).
Meliawati (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara umum semakin
besar proporsi elemen air dalam suatu lanskap akan meningkatkan kualitas
estetikanya.
Elemen Langit
Elemen langit merupakan media visualisasi bagi elemen lanskap, seperti
vegetasi, bangunan, dan utilitas lainnya. Penataan elemen lanskap yang teratur dan
menarik dapat terlihat semakin menarik jika terdapat latar belakang langit yang
cerah, namun kehadirannya pada lanskap cenderung bersifat netral, dan tidak
selalu dapat mempengaruhi penilaian kualitas estetika. Afrianita (2005)
menyimpulkan bahwa, elemen langit memiliki korelasi yang rendah terhadap
kualitas estetika, sehingga kenaikan proporsi elemen langit dalam suatu lanskap,
tidak selalu dapat meningkatkan kualitas estetikanya. Meliawati (2003) juga
menyatakan bahwa, elemen langit tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan
kualitas estetika, sehingga dapat diabaikan. Untuk itu, dalam penelitian ini elemen
langit tidak dimasukkan dalam analisis data.
Kerapihan dan Kebersihan
Agar tercipta keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, estetik dan
proporsional, diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan. Salah satu upayanya
adalah menjaga kebersihan lingkungan kota. Kebersihan dapat diartikan sebagai
kondisi dimana lingkungan kota yang bersih dari pencemaran udara, pencemaran
air dan sampah.
Menurut Branch (1995), salah satu unsur fisik kota yang mempengaruhi
kualitas estetika kota adalah kebersihan kota. Hal ini didukung pula oleh
pernyataan Meliawati (2003) bahwa, kualitas estetika lanskap suatu kota selain
dipengaruhi oleh elemen lanskap, juga dipengaruhi oleh faktor kebersihan
lingkungan, serta kerapihan penataan elemen vegetasi, elemen bangunan serta
elemen lainnya. Sadik (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, kondisi
fisik bangunan yang memberi penilaian kualitas estetika tinggi adalah bangunan
yang memiliki warna menarik pada atap dan dinding serta penutupan vegetasi
yang tertata baik di sekitarnya.
Scenic Beauty Estimation (SBE)
Keindahan pemandangan (Scenic Beauty) dapat diartikan sebagai
keindahan alami, estetika lanskap atau sumber pemandangan (scenic resource),
dan merupakan hasil tanggapan seseorang terhadap lanskap sekitar. Keindahan
pemandangan atau kualitas estetika dapat diukur berdasarkan penilaian manusia.
Salah satu upaya penilaian terhadap kula litas estetika suatu lanskap dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) menurut
Daniel dan Boster (1976), yaitu suatu metode untuk menilai suatu tapak melalui
pengamatan foto berdasarkan suatu hal yang disukai keindahannya secara
kuantitatif. Terdapat tiga kategori dalam metode penilaian kualitas pemandangan,
yaitu 1) Inventarisasi deskriptif, 2) Survei dan kuisioner, dan 3) Evaluasi
berdasarkan preferensi.
Metode SBE mengukur preferensi masyarakat dengan penilaian melalui
sistem rating terhadap slide foto dengan menggunakan kuisioner. Penilaian
manusia terhadap pemandangan melalui foto sama baiknya dengan menilai
pemandangan secara langsung (Kaplan, 1988).
Model Statistik
Model merupakan representasi dari kondisi yang sebenarnya, model dapat
didefinisikan sebagai metode untuk membangun hubungan logika antara
lingkungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam penyusunan suatu model
diperlukan sejumlah variabel sebagai faktor yang menentukan nilai dan kualitas
suatu aspek. Dalam menentukan variabel sebaiknya dibuat batasan untuk memilih
sejumlah variabel karena aspek yang berkaitan dengan subyek yang akan diteliti
biasanya sangat banyak (Falero dan Alonzo, 1995 dalam Hidayat, 2004).
Model yang akan disusun dalam penelitian ini adalah model yang dapat
memprediksi kualitas estetika lanskap kota berdasarkan elemen-elemen dasar
lanskap. Penyusunan model menggunakan persamaan regresi berganda (Walpole,
1990) dengan menghubungkan nilai SBE sebagai variabel tak bebas (Y) dan
elemen dasar lanskap sebagai variabel bebas (X). Elemen dasar lanskap meliputi
elemen lanskap yang dominan mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota yaitu
vegetasi (X1 ), bangunan (X2 ), perkerasan (X3 ), dan air (X4 ) (Meliawati, 2004).
Persamaan regresi berganda menurut Walpole (1990) dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan:
Y = a + b X1 + c X2 +..... + n Xn
Dimana:
Y
= Peubah tak bebas
a,b...n = Koefisien pendugaan
X
= Peubah bebas
Sudarmanto (2005) menyatakan bahwa analisis regresi merupakan salah
satu alat analisis yang menjelaskan tentang sebab-akibat dan besarnya akibat yang
ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat
(tidak bebas). Dalam analisis regresi, variabel bebas dapat pula disebut dengan
istilah predikor dan variabel terikatnya sering disebut dengan istilah kriterium.
Dalam aplikasi praktis, analisis regresi mempunyai kegunaan yang luas, akan
tetapi beberapa kegunaan yang penting antara lain:
1.
Mereduksi lebar selang kepercayaan dalam melakukan pendugaan beberapa
nilai tengah populasi dengan mempertimbangkan efek dari peubah pengiring.
2.
Untuk mengeliminasi efek lingkungan dari pendugaan kita terhadap efek
perlakuan.
3.
Untuk memperkirakan nilai Y (peubah tak bebas) berdasarkan nilai- nilai X
(peubah bebas) yang diketahui (Sudarmanto, 2005).
Pada penelitian ini digunakan pula analisis korelasi. Analisis korelasi juga
merupakan suatu alat untuk menganalisis hubungan elemen lanskap dengan
kualitas estetika lanskap. Namun demikian, analisis regresi dan analisis korelasi
memiliki perbedaan yang sangat jelas. Analisis regresi memiliki variabel bebas
atau prediktor dan variabel tergantung atau kriterium, namun pada analisis
korelasi tidak ada sebutan variabel bebas dan variabel tergantung. Pada analisis
korelasi, variabel X dan Y merupakan variabel yang simetris, sedangkan pada
analisis regresi variabel X merupakan variabel bebas (elemen lanskap) dan
variabel Y merupakan variabel tergantung (nilai SBE) yang tidak simetris satu
sama lain (Sudarmanto, 2005).
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian analisis pengaruh elemen lanskap terhadap kualitas estetika
lanskap Kota Depok mengambil lokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok. Kegiatan
studi dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Juli 2006.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang terdiri dari tahap
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dengan metode Scenic Beauty Estimation
(SBE), dan tahap analisis pengaruh elemen lanskap terhadap kualitas estetika
lanskap kota dengan metode analisis kuantitatif.
Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota
Evaluasi kualitas estetika lanskap kota mengikuti prosedur metode Scenic
Beauty Estimation (SBE) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976)
sebagai berikut:
Pemotretan. Tahap ini diawali dengan pangamatan dari atas melalui foto
udara untuk memudahkan penentuan vantage point saat turun lapang. Penentuan
vantage point, yaitu titik dimana lanskap sekitarnya dipotret, didasarkan pada
lanskap yang mewakili berbagai tata guna lahan utama dan tipe lanskap kota,
seperti kawasan pemukiman, perkantoran, CBD (Central Business District), jalan,
tepi sungai, rekreasi, dan ruang terbuka hijau (Gunawan, 2005). Setelah diperoleh
94 vantage point, dilakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk melakukan
pemotretan. Pemotretan lanskap memperhatikan dominansi dan proporsi elemen
lanskap, seperti bangunan, perkerasan, vegetasi, air dan sejenisnya. Foto hasil
pemotretan akan diseleksi berdasarkan kualitas yang terbaik dari segi gambar,
warna, serta keterwakilan elemen-elemen lanskap kota.
Penilaian oleh responden. Mempresentasikan foto hasil pemotretan
dalam tampilan slide untuk memperoleh penilaian responden. Presentasi slide foto
menggunakan program Microsoft Office Power Point 2003. Slide foto yang
ditampilkan berjumlah 94 secara acak dengan waktu penayangan 8 detik untuk
tiap slide. Teknis pengisian kuisioner berupa pemberian skor 1 sampai 10
terhadap setiap slide yang ditampilkan. Skor 1 adalah lanskap yang paling tidak
disukai sedangkan skor 10 adalah yang paling disukai. Jumlah responden pada
penelitian ini adalah 36 orang, yaitu mahasiswa S1 Departemen Arsitektur
Lanskap IPB yang memiliki latar belakang serta wawasan mengenai ilmu
arsitektur lanskap. Menurut Daniel
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Oleh:
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
MEDYUNI RUSWAN. Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kualitas
Estetika Lanskap Kota Depok (Dibawah bimbingan ANDI GUNAWAN dan
AKHMAD ARIFIN HADI).
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota
(Branch,
1995).
mempertimbangkan aspek
Pembangunan
lingkungan
kota
akan
yang
cenderung
berdampak
buruk
tidak
terhadap
kenyamanan, kesehatan masyarakat maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota, dapat mempengaruhi
kualitas estetika kota. Salah satu upaya perbaikan kualitas estetika lanskap kota
adalah mengevaluasi elemen dasar pembentuk lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan
penelitian mengenai pendugaan kualitas estetika berdasarkan metode SBE (Scenic
Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976). Agar
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dapat dilakukan dengan mudah dalam
waktu yang relatif singkat, perlu diketahui elemen-elemen lanskap apa saja yang
berpengaruh dan dapat digunakan untuk menduga kualitas estetika lanskap kota.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap pengaruh elemen-elemen lanskap terhadap
kualitas estetikanya.
Tahap awal dari penelitian ini adalah menduga kualitas estetika lanskap
kota dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Metode ini
diawali dengan tahap pemotretan pada setiap vantage point (lanskap) yang cukup
mewakili karakter masing- masing lanskap. Foto hasil pemotretan tersebut
kemudian dipresentasikan dan dinilai oleh 36 responden yaitu mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, IPB. Responden melihat dan menilai foto yang
ditampilkan, lalu mengisi kuisioner dengan memberi skor 1 hingga 10. Skor 1
adalah lanskap yang paling tidak disukai, sedangkan skor 10 adalah lanskap yang
paling disukai. Hasil kuisioner tersebut kemudian diolah untuk memperoleh nilai
SBE setiap vantage point. Selanjutnya, dengan menggunakan sebaran normal,
seluruh nilai SBE tersebut dikelompokkan ke dalam lanskap dengan kualitas
estetika rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokan bertujuan mengetahui
karakteristik lanskap berdasarkan kualitas estetikanya. Setelah dilakukan tahap
evaluasi SBE, dilakukan tahap analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Kedua analisis tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan elemen
lanskap dengan kualitas estetika (SBE), serta elemen lanskap apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kualitas estetika suatu lanskap kota.
Berdasarkan hasil evaluasi, nilai SBE untuk setiap lanskap perkotaan
berkisar –142 hingga 135, dimana nilai SBE < -47 adalah lanskap dengan kualitas
estetika rendah, nilai SBE antara -47 sampai 53 adalah kualitas sedang, dan nilai
SBE > 53 adalah kualitas estetika tinggi. Nilai SBE untuk kawasan lanskap kota
cukup beragam. Hal ini karena lanskap kota mempunyai karakteristik lanskap
yang berbeda. Tipe lanskap yang umum dijumpai dalam kawasan perkotaan antara
lain adalah kawasan perdagangan atau Central Business Distric (CBD), kawasan
perkantoran, kawasan pemukiman dan perumahan, kawasan rekreasi, ruang
terbuka hijau, jalan raya, serta kawasan tepi sungai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa elemen vegetasi,
elemen bangunan dan elemen air adalah elemen dasar pembentuk lanskap yang
dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap yang memiliki
kerapihan elemen vegetasi, elemen bangunan serta elemen air yang baik dan
lingkungan sekitar yang bersih dari sampah, dapat meningkatkan kualitas estetika.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa elemen bangunan memiliki
korelasi yang cukup substansial dan berbanding terbalik terhadap nilai SBE,
artinya semakin tinggi elemen bangunan, maka semakin rendah nilai SBE.
Elemen air menunjukkan korelasi yang cukup substansial dan sejajar terhadap
SBE, artinya semakin tinggi elemen air semakin tinggi SBE. Elemen vegetasi
memiliki korelasi yang rendah terhadap SBE, artinya peningkatan elemen vegetasi
tidak selalu diikuti oleh peningkatan SBE. Faktor kerapihan dan kebersihan
memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap nilai SBE, artinya peningkatan
kerapihan dan kebersihan akan meningkatkan kualitas estetika. Eleme n lanskap
yang tidak memiliki korelasi yang nyata terhadap SBE adalah elemen perkerasan,
artinya elemen perkerasan tidak mempengaruhi perubahan nilai SBE.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa, persentase elemen vegetasi,
elemen perkerasan, dan elemen air dapat dijadikan sebagai variabel penduga yang
dapat memprediksi kualitas estetika lanskap kota (SBE). Persamaan regresi yang
diperoleh adalah Y = -91.752 + 0.972X1 + 1.726X2 + 1.967X3 , dengan R2 = 0.182,
dimana Y = Nilai SBE, X1 = Persentase elemen vegetasi, X2 = Persentase elemen
perkerasan, dan X3 = Persentase elemen air, serta R2 adalah nilai koefisien
determinasi. Kenaikan seluruh variabel penduga, akan meningkatkan nilai SBE
karena seluruh koefisien regresi bernilai positif.
Berdasarkan tingkat kerapihan dan kebersihan, diperoleh tiga jenis
persamaan pendugaan kualitas estetitka. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan rendah adalah Y1 = -68.166 + 0.436X1 dengan R2 = 0.316, dimana Y1
= Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan sedang adalah Y2 = -8.352 + 0.253X1 dengan R2 = 0.077, dimana Y2 =
Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan tinggi adalah Y3 = 110.084 – 1.522X2 dengan R2 =0.347, dimana Y3 =
Nilai SBE dan X2 = Persentase elemen perkerasan.
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Insitut Pertanian Bogor
Oleh :
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
Judul
: Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap
Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok
Nama
: Medyuni Ruswan
NRP
: A34201045
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc
NIP. 131 681 404
Akhmad Arifin Hadi, SP
NIP. 132 310 805
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Kobe, Jepang pada tanggal 14 Juni 1982.
Penulis merupakan putri tunggal dari Bapak Lemana Ruswan dan Ibu Sularti
Ruswan.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Kota Kobe, Jepang kurang
lebih selama 12 tahun. Tahun 1990 penulis lulus dari TK Maiko. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SD Kozukayama hingga lulus pada tahun
1995. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama di SMP Tamon Higashi kurang lebih satu bulan. Pada tahun 1995 penulis
kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama
di SLTP PUTRA I Jakarta Timur hingga lulus tahun 1998. Kemudian penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum di SMU Negeri 61 Jakarta
hingga lulus 2001. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswi
Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Selama menjadi
mahasiswa, penulis tergabung sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP) dan mengikuti International Student Planning and Design
Competition Riau Equatorial Park pada tahun 2005/2006.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
bahwasanya atas rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh
Elemen Lanskap terhadap Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berisi hasil
seluruh kegiatan penelitian yang dilaksanakan selama bulan Februari hingga Juli
2006 , berlokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok.
Selama penulisan skripsi, penulis telah benyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Papa dan mama tesayang atas segala doa, kasih sayang, dukungan, bantuan
moril maupun materiil, serta kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
2. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc dan Akhmad Arifin Hadi, SP selaku dosen
pembimbing skripsi pertama dan kedua, atas bimbingan, bantuan, nasehat
yang berharga, serta dorongan yang luar biasa selama proses penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
4. Julina atas foto-fotonya dan telah mengizinkan saya untuk memakainya
dalam penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak disebukan namun turut membantu selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis mohon maaf atas keterbatasan serta kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan ini di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Manfaat....................................................................................................
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Elemen Lanskap ......................................................................................
Kerapihan dan Kebersihan ......................................................................
Scenic Beauty Estimation ........................................................................
Model Statistik ........................................................................................
3
4
7
8
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
Metode Penelitian....................................................................................
11
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE ......................................
Elemen Vegetasi..............................................................................
Elemen Bangunan ...........................................................................
Elemen Perkerasan ..........................................................................
Elemen Air ......................................................................................
Hubungan Elemen Vegetasi dengan Kualitas Estetika ..........................
Hubungan Elemen Bangunan dengan Kualitas Estetika ........................
Hubungan Elemen Perkerasan dengan Kualitas Estetika .......................
Hubungan Elemen Air dengan Kualitas Estetika ...................................
Analisis Regresi Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE...........................
Pengaruh Kerapihan dan Kebersihan terhadap Nilai SBE ......................
Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Kualitas Estetika............
Aplikasi dalam Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota ......................
22
26
27
30
33
35
37
39
40
41
42
46
49
51
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..............................................................................................
Saran ........................................................................................................
54
55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
56
LAMPIRAN ......................................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Klasifikasi Nilai Kerapihan dan Kebersihan.............................................
14
2.
Lanskap berdasarkan Kualitas Estetika .....................................................
24
3.
Hasil Analisis Regresi Berganda...............................................................
42
4.
Signifikansi Koefisien Regresi..................................................................
44
5.
Hasil Penilaian Kerapihan dan Kebersihan...............................................
48
6.
Data Hasil Perhitungan..............................................................................
53
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Oleh:
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
RINGKASAN
MEDYUNI RUSWAN. Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kualitas
Estetika Lanskap Kota Depok (Dibawah bimbingan ANDI GUNAWAN dan
AKHMAD ARIFIN HADI).
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota
(Branch,
1995).
mempertimbangkan aspek
Pembangunan
lingkungan
kota
akan
yang
cenderung
berdampak
buruk
tidak
terhadap
kenyamanan, kesehatan masyarakat maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota, dapat mempengaruhi
kualitas estetika kota. Salah satu upaya perbaikan kualitas estetika lanskap kota
adalah mengevaluasi elemen dasar pembentuk lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan
penelitian mengenai pendugaan kualitas estetika berdasarkan metode SBE (Scenic
Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976). Agar
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dapat dilakukan dengan mudah dalam
waktu yang relatif singkat, perlu diketahui elemen-elemen lanskap apa saja yang
berpengaruh dan dapat digunakan untuk menduga kualitas estetika lanskap kota.
Untuk itu diperlukan analisis terhadap pengaruh elemen-elemen lanskap terhadap
kualitas estetikanya.
Tahap awal dari penelitian ini adalah menduga kualitas estetika lanskap
kota dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE). Metode ini
diawali dengan tahap pemotretan pada setiap vantage point (lanskap) yang cukup
mewakili karakter masing- masing lanskap. Foto hasil pemotretan tersebut
kemudian dipresentasikan dan dinilai oleh 36 responden yaitu mahasiswa
Departemen Arsitektur Lanskap, IPB. Responden melihat dan menilai foto yang
ditampilkan, lalu mengisi kuisioner dengan memberi skor 1 hingga 10. Skor 1
adalah lanskap yang paling tidak disukai, sedangkan skor 10 adalah lanskap yang
paling disukai. Hasil kuisioner tersebut kemudian diolah untuk memperoleh nilai
SBE setiap vantage point. Selanjutnya, dengan menggunakan sebaran normal,
seluruh nilai SBE tersebut dikelompokkan ke dalam lanskap dengan kualitas
estetika rendah, sedang, dan tinggi. Pengelompokan bertujuan mengetahui
karakteristik lanskap berdasarkan kualitas estetikanya. Setelah dilakukan tahap
evaluasi SBE, dilakukan tahap analisis korelasi dan analisis regresi berganda.
Kedua analisis tersebut digunakan untuk mengetahui bagaimana hubungan elemen
lanskap dengan kualitas estetika (SBE), serta elemen lanskap apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kualitas estetika suatu lanskap kota.
Berdasarkan hasil evaluasi, nilai SBE untuk setiap lanskap perkotaan
berkisar –142 hingga 135, dimana nilai SBE < -47 adalah lanskap dengan kualitas
estetika rendah, nilai SBE antara -47 sampai 53 adalah kualitas sedang, dan nilai
SBE > 53 adalah kualitas estetika tinggi. Nilai SBE untuk kawasan lanskap kota
cukup beragam. Hal ini karena lanskap kota mempunyai karakteristik lanskap
yang berbeda. Tipe lanskap yang umum dijumpai dalam kawasan perkotaan antara
lain adalah kawasan perdagangan atau Central Business Distric (CBD), kawasan
perkantoran, kawasan pemukiman dan perumahan, kawasan rekreasi, ruang
terbuka hijau, jalan raya, serta kawasan tepi sungai.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui, bahwa elemen vegetasi,
elemen bangunan dan elemen air adalah elemen dasar pembentuk lanskap yang
dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap yang memiliki
kerapihan elemen vegetasi, elemen bangunan serta elemen air yang baik dan
lingkungan sekitar yang bersih dari sampah, dapat meningkatkan kualitas estetika.
Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa elemen bangunan memiliki
korelasi yang cukup substansial dan berbanding terbalik terhadap nilai SBE,
artinya semakin tinggi elemen bangunan, maka semakin rendah nilai SBE.
Elemen air menunjukkan korelasi yang cukup substansial dan sejajar terhadap
SBE, artinya semakin tinggi elemen air semakin tinggi SBE. Elemen vegetasi
memiliki korelasi yang rendah terhadap SBE, artinya peningkatan elemen vegetasi
tidak selalu diikuti oleh peningkatan SBE. Faktor kerapihan dan kebersihan
memiliki korelasi yang cukup tinggi terhadap nilai SBE, artinya peningkatan
kerapihan dan kebersihan akan meningkatkan kualitas estetika. Eleme n lanskap
yang tidak memiliki korelasi yang nyata terhadap SBE adalah elemen perkerasan,
artinya elemen perkerasan tidak mempengaruhi perubahan nilai SBE.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa, persentase elemen vegetasi,
elemen perkerasan, dan elemen air dapat dijadikan sebagai variabel penduga yang
dapat memprediksi kualitas estetika lanskap kota (SBE). Persamaan regresi yang
diperoleh adalah Y = -91.752 + 0.972X1 + 1.726X2 + 1.967X3 , dengan R2 = 0.182,
dimana Y = Nilai SBE, X1 = Persentase elemen vegetasi, X2 = Persentase elemen
perkerasan, dan X3 = Persentase elemen air, serta R2 adalah nilai koefisien
determinasi. Kenaikan seluruh variabel penduga, akan meningkatkan nilai SBE
karena seluruh koefisien regresi bernilai positif.
Berdasarkan tingkat kerapihan dan kebersihan, diperoleh tiga jenis
persamaan pendugaan kualitas estetitka. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan rendah adalah Y1 = -68.166 + 0.436X1 dengan R2 = 0.316, dimana Y1
= Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan sedang adalah Y2 = -8.352 + 0.253X1 dengan R2 = 0.077, dimana Y2 =
Nilai SBE dan X1 = Persentase elemen vegetasi. Lanskap dengan kerapihan dan
kebersihan tinggi adalah Y3 = 110.084 – 1.522X2 dengan R2 =0.347, dimana Y3 =
Nilai SBE dan X2 = Persentase elemen perkerasan.
ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP
TERHADAP KUALITAS ESTETIKA
LANSKAP KOTA DEPOK
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian
Insitut Pertanian Bogor
Oleh :
Medyuni Ruswan
A34201045
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
Judul
: Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap
Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok
Nama
: Medyuni Ruswan
NRP
: A34201045
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc
NIP. 131 681 404
Akhmad Arifin Hadi, SP
NIP. 132 310 805
Mengetahui
Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Supiandi Sabiham, M.Agr
NIP. 130 422 698
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Kobe, Jepang pada tanggal 14 Juni 1982.
Penulis merupakan putri tunggal dari Bapak Lemana Ruswan dan Ibu Sularti
Ruswan.
Penulis menyelesaikan pendidikan formal di Kota Kobe, Jepang kurang
lebih selama 12 tahun. Tahun 1990 penulis lulus dari TK Maiko. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan di SD Kozukayama hingga lulus pada tahun
1995. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan sekolah lanjutan tingkat
pertama di SMP Tamon Higashi kurang lebih satu bulan. Pada tahun 1995 penulis
kembali ke Jakarta dan meneruskan pendidikan sekolah lanjutan tingkat pertama
di SLTP PUTRA I Jakarta Timur hingga lulus tahun 1998. Kemudian penulis
menyelesaikan pendidikan sekolah menengah umum di SMU Negeri 61 Jakarta
hingga lulus 2001. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswi
Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur UMPTN. Selama menjadi
mahasiswa, penulis tergabung sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur
Lanskap (HIMASKAP) dan mengikuti International Student Planning and Design
Competition Riau Equatorial Park pada tahun 2005/2006.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
bahwasanya atas rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul Analisis Pengaruh
Elemen Lanskap terhadap Kualitas Estetika Lanskap Kota Depok ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur
Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berisi hasil
seluruh kegiatan penelitian yang dilaksanakan selama bulan Februari hingga Juli
2006 , berlokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok.
Selama penulisan skripsi, penulis telah benyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada:
1. Papa dan mama tesayang atas segala doa, kasih sayang, dukungan, bantuan
moril maupun materiil, serta kepercayaan yang telah diberikan selama ini.
2. Dr. Ir. Andi Gunawan, M.Sc dan Akhmad Arifin Hadi, SP selaku dosen
pembimbing skripsi pertama dan kedua, atas bimbingan, bantuan, nasehat
yang berharga, serta dorongan yang luar biasa selama proses penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen penguji atas kritik dan sarannya.
4. Julina atas foto-fotonya dan telah mengizinkan saya untuk memakainya
dalam penelitian ini.
5. Semua pihak yang tidak disebukan namun turut membantu selama proses
penulisan skripsi ini.
Penulis mohon maaf atas keterbatasan serta kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan penulisan ini di masa yang akan datang. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Bogor, Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .............................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan .....................................................................................................
Manfaat....................................................................................................
1
2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Elemen Lanskap ......................................................................................
Kerapihan dan Kebersihan ......................................................................
Scenic Beauty Estimation ........................................................................
Model Statistik ........................................................................................
3
4
7
8
8
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................
Metode Penelitian....................................................................................
11
11
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualitas Estetika Lanskap Kota ..............................................................
Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE ......................................
Elemen Vegetasi..............................................................................
Elemen Bangunan ...........................................................................
Elemen Perkerasan ..........................................................................
Elemen Air ......................................................................................
Hubungan Elemen Vegetasi dengan Kualitas Estetika ..........................
Hubungan Elemen Bangunan dengan Kualitas Estetika ........................
Hubungan Elemen Perkerasan dengan Kualitas Estetika .......................
Hubungan Elemen Air dengan Kualitas Estetika ...................................
Analisis Regresi Elemen Lanskap terhadap Nilai SBE...........................
Pengaruh Kerapihan dan Kebersihan terhadap Nilai SBE ......................
Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Kualitas Estetika............
Aplikasi dalam Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota ......................
22
26
27
30
33
35
37
39
40
41
42
46
49
51
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..............................................................................................
Saran ........................................................................................................
54
55
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
56
LAMPIRAN ......................................................................................................
58
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Klasifikasi Nilai Kerapihan dan Kebersihan.............................................
14
2.
Lanskap berdasarkan Kualitas Estetika .....................................................
24
3.
Hasil Analisis Regresi Berganda...............................................................
42
4.
Signifikansi Koefisien Regresi..................................................................
44
5.
Hasil Penilaian Kerapihan dan Kebersihan...............................................
48
6.
Data Hasil Perhitungan..............................................................................
53
DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.
Halaman
Kerangka Analisis Pengaruh Elemen Lanskap terhadap Kuliatas
Estetika Lanskap Kota Depok ...................................................................
21
2.
Nilai SBE Tiap Lanskap............................................................................
23
3.
Lanskap dengan Kualitas Pemandangan Tertinggi (Lanskap 4) ...............
25
4.
Lanskap dengan Kualitas Estetika Sedang (Lanskap 66)..........................
25
5.
Lanskap dengan Kualitas Estetika Terendah (Lanskap 27) ......................
26
6.
Rata-rata Persentase Elemen Lanksap berdasarkan Kualitas Estetika ......
27
7.
Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Vegetasi........................................
28
8.
Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Vegetasi.........
29
9.
Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Bangunan .....................................
31
10. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Bangunan ......
32
11. Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Perkerasan....................................
33
12. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Perkerasan .....
34
13. Frekuensi Kisaran Persentase Elemen Air ................................................
36
14. Contoh Lanskap berdasarkan Kisaran Persentase Elemen Air .................
37
15. Hubungan Elemen Vegetasi dengan Nilai SBE ........................................
38
16. Hubungan Elemen Bangunan dengan Nilai SBE ......................................
39
17. Hubungan Elemen Perkerasan dengan Nilai SBE.....................................
40
18. Hubungan Elemen Air dengan Nilai SBE.................................................
41
19. Contoh Lanskap yang Tercemar oleh Sampah..........................................
46
20. Hubungan Kerapihan dan Kebersihan dengan Nilai SBE.........................
49
21. Foto Eksisting Lanskap Pemukiman.........................................................
52
22. Hasil Digitasi AutoCAD ............................................................................
52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1.
Foto Hasil Pemotretan...............................................................................
59
2.
Format Kuisioner.......................................................................................
66
3.
Contoh Perhitungan Nilai SBE .................................................................
67
4.
Sebaran Normal Nilai SBE .......................................................................
68
5.
Persentase Elemen Lanskap Hasil digitasi AutoCAD dan Nilai SBE .......
69
6.
Data Korelasi Pearson Elemen Lanskap dengan Nilai SBE .....................
72
7.
Data Hasil Analisis Regresi.......................................................................
74
8.
Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Rendah ...................................................................................
77
Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Sedang ....................................................................................
79
10. Data Hasil Analisis Regresi berdasarkan Kerapihan dan
Kebersihan Tinggi .....................................................................................
81
11. Hasil Aplikasi Pendugaan SBE .................................................................
83
9.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan kota dalam perkembangannya selalu mengalami perubahan
fisik, sosial, maupun ekonomi. Pembangunan fisik suatu kota diharapkan mampu
mendukung aktivitas dan dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat berkaitan
dengan kompleksitas, keanekaragaman, serta keaktifan yang dimiliki oleh suatu
kota (Branch, 1995).
Semakin meningkatnya jumlah penduduk, ruang publik sebagai ruang
beraktifitas masyarakat perkotaan seperti ruang terbuka hijau semakin menyempit
akibat pertumbuhan pemukiman dan berbagai peruntukan lainnya. Ruang publik
berfungsi memberikan nilai tambah bagi lingkungan, misalnya terhadap
pengendalian pencemaran udara, pengendalian iklim mikro, serta kualitas estetika
kota. Pembangunan kota yang cenderung tidak mempertimbangkan aspek
lingkungan akan berdampak buruk terhadap kenyamanan, kesehatan masyarakat
maupun segi kualitas estetika lanskap kota.
Agar tercipta keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, estetik dan
proporsional, diperlukan suatu upaya perbaikan dan pelestarian lingkungan. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan adalah perbaikan terhadap kualitas estetika
lanskap kota dengan mengevaluasi elemen dasar lanskap kota berdasarkan
pemahaman persepsi manusia. Elemen dasar lanskap sebagai pembentuk lanskap
kota, dapat mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota. Lanskap kota yang
didominasi oleh elemen ve getasi cenderung lebih disukai masyarakat dan
dianggap indah, sedangkan lanskap yang didominasi oleh elemen bangunan
cenderung kurang disukai dan dianggap kurang indah (Meliawati, 2003). Evaluasi
terhadap kualitas estetika telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan
menggunakan metode SBE (Scenic Beauty Estimation) yang dikemukakan oleh
Daniel dan Boster (1976). Metode ini menilai hasil preferensi responden terhadap
lanskap dengan menggunakan kuisioner.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, kemudahan memperoleh
informasi semakin dibutuhkan pula. Agar evaluasi kualitas estetika la nskap kota
dapat dilakukan dengan mudah dalam waktu yang relatif singkat, perlu
mengetahui elemen-elemen lanskap apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas
estetika lanskap kota. Untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap pengaruh
elemen-elemen lanskap yang ada pada suatu lanskap tersebut terhadap kualitas
estetikanya. Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui elemen-elemen dasar
lanskap apa saja yang mempengaruhi kualitas estetika, serta elemen lanskap apa
saja yang dapat menjadi variabel penduga yang dapat memprediksi kualitas
estetika lanskap kota. Hasil analisa ini diharapkan dapat mempermudah penelitian
selanjutnya baik dalam segi efisiensi waktu maupun tenaga, karena tidak perlu
lagi melakukan evaluasi terhadap penilaian responden melalui kuisioner.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan mengana lisis pengaruh elemen-elemen dasar
lanskap terhadap kualitas estetika lanskap Kota Depok.
Manfaat
Dapat dijadikan sebagai salah satu alat bantu dalam evaluasi kualitas
estetika lanskap kota bagi perencana maupun perancang tata kota dalam upaya
perbaikan lingkungan kota.
TINJAUAN PUSTAKA
Kualitas Estetika Lanskap Kota
Estetika secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu pengetahuan
tentang keindahan atau pembelajaran keselarasan terhadap alam atau seni (Daniel,
2001). Estetika juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan harmonis yang jelas
dari berbagai bagian dari suatu hal yang kita lihat atau alami (Simonds, 1983).
Estetika berkaitan erat dengan penilaian secara visual, karena penilaian suatu
obyek melalui penampakan visual sangat mudah ditangkap oleh indera manusia.
Kualitas visual estetik merupakan hasil pertemuan antara unsur fisik lanskap dan
proses psikologis (perseptual, kognitif, dan emosional) dari pengamat (Daniel,
2001).
Kualitas estetika sangat berperan dalam membentuk karakter dan identitas
suatu tempat. Menurut Nasar (1988), kualitas estetika suatu lanskap dapat
ditentukan oleh dua macam penilaian estetika, yaitu formal dan simbolik. Estetika
formal menilai suatu obyek berdasarkan bentuk, ukuran, warna, kompleksitas, dan
keseimbangan suatu obyek. Sedangkan estetika simbolik menilai suatu obyek
berdasarkan pada makna konotatif dari obyek tersebut setelah dialami oleh
pengamat.
Menurut Branch (1995), suatu kawasan disebut kota jika telah memiliki
keaktifan, keanekaragaman, dan kompleksitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kawasan lainnya. Dengan demikian pembangunan kawasan perkotaan
cenderung terfokus pada pemenuhan kepentingan hidup manusia. Kawasan
perkotaan merupakan bentuk lanskap buatan manusia akibat aktifitas manusia
mengelola kepentingan hidup manusianya (Simonds, 1983). Hal ini dapat dilihat
dari adanya pembangunan kawasan perdagangan (Central Business Distric, CBD),
perkantoran, pemukiman serta fasilitas rekreasi. Pembangunan yang diimbangi
dengan penataan lingkungan yang estetis, akan dapat memperindah kawasan
perkotaan sekaligus membentuk kota yang bersih dan sehat.
Unsur fisik yang mendukung kualitas estetika kota diantaranya kebersihan
kota, bangunan, ruang terbuka, vegetasi dan perancangan perkotaan (Branch,
1985). Kualitas estetika lanskap kota juga dipengaruhi oleh elemen-elemen dasar
pembentuk lanskap. Suatu kawasan lanskap kota dikatakan memiliki kualitas
estetika tinggi, jika elemen pembentuk lanskap kota berkualitas baik pula.
Kawasan yang didominasi oleh elemen vegetasi, elemen air, dan sedikit elemen
bangunan lebih disukai, sehingga memiliki kualitas estetika yang cukup tinggi
(Meliawati, 2003).
Elemen Lanskap
Elemen lanskap sebagai pembentuk lanskap kota memiliki peranan yang
cukup besar dalam pembentukan kualitas estetika. Elemen lanskap meliputi segala
bentuk tanaman atau vegetasi, segala sesuatu di atas permukaan tana h maupun air,
serta konstruksi baik bangunan maupun elemen taman (Eckbo, 1964). Elemen
dasar lanskap menurut Booth (1983) adalah landform, vegetasi, bangunan,
perkerasan, site structure, dan air. Elemen tersebut adalah komponen fisik dasar
pembentuk lanskap dan merupakan media yang digunakan oleh para arsitek
lanskap dalam membentuk suatu ruang. Setiap elemen memiliki karakter yang
berbeda-beda namun dengan keunikan yang dimilikinya, saling mengisi dan
mempengaruhi satu sama lain membentuk suatu lanskap ya ng estetis. Melalui seni
ilmu merancang, merencana, serta mengelola dalam arsitektur lanskap, akan
tercipta lanskap kota yang secara estetika indah, secara fungsional berguna dan
secara ekologi tercipta lingkungan yang berkelanjutan.
Penggunaan
elemen
lanskap
sangat
penting
dalam
membentuk
pemandangan keseluruhan yang estetik (Booth, 1983). Oleh karena itu
penggunaan elemen lanskap harus dipertimbangkan agar sesuai dengan fungsi dan
estetika yang diinginkan. Berdasarkan penelitian Meliawati (2003), elemen
lanskap yang paling dominan terhadap kualitas estetika lanskap kota adalah
vegetasi, bangunan, perkerasan, air dan langit. Proporsi tertentu dari masingmasing elemen akan memberi penilaian terhadap kualitas estetika lanskap kota
yang berbeda pula.
Eleme n Vegetasi
Vegetasi merupakan salah satu elemen fisik tapak yang penting dalam
disain dan pengelolaan lingkungan. Menurut Booth (1983), vegetasi memiliki tiga
fungsi utama yaitu fungsi struktural, fungsi lingkungan dan fungsi visual.
Vegetasi sebagai eleme n struktural dapat berperan sebagai pembentuk dan
pengatur
ruang,
mempengaruhi
pemandangan,
dan
mempengaruhi
arah
pergerakan. Vegetasi sebagai fungsi lingkungan dapat berperan sebagai pembersih
udara, penjaga kelembaban tanah, pencegah erosi, pengatur suhu, dan sebagai
habitat satwa. Vegetasi sebagai elemen visual dapat berperan sebagai focal point
dan penghubung visual terhadap karakter vegetasi berupa ukuran, bentuk, warna
dan tekstur. Menurut Laurie (1984) karakter vegetasi dapat dilihat dari bunga,
daun, bentuk keseluruhan tanaman serta variasi berdasarkan musim. Elemen
vegetasi yang biasa digunakan dalam lanskap perkotaan adalah pohon, semak, dan
tanaman penutup tanah.
Pengaruh elemen vegetasi terhadap kualitas estetika cukup besar. Hal ini
sesuai dengan penelitian Rahmawati (2002), Laila (2003), Meliawati (2003), dan
Afrianita (2005) bahwa, lanskap dengan kualitas estetika tinggi didominasi oleh
elemen vegetasi dengan penataan yang baik. Lestari (2005) dan Laila (2003)
mengatakan bahwa, selain proporsi elemen vegetasi, bentuk pohon dan tinggi
pohon juga mempengaruhi kualitas estetika lanskap. Bentuk pohon dengan skala
horizontal dan tinggi lebih disukai karena memberi kesan sejuk pada area yang
cukup luas. Maharta (2004) menambahkan, semakin beragam kompoisi vegetasi
berupa tegakan pohon, semak daun maupun semak berbunga dan ground cover
dapat meningkatkan kualitas estetika lanskap.
Elemen Bangunan
Pada lanskap perkotaan elemen bangunan seringkali lebih dominan
dibandingkan dengan elemen tanaman. Elemen bangunan memiliki peranan
penting dalam membentuk karakter suatu ruang. Kehadiran bangunan dalam suatu
lanskap baik secara individu maupun berkelompok (cluster) dapat mempengaruhi
pemandangan, membentuk ruang terbuka, memodifikasi iklim mikro, dan
menambah nilai fungsional tapak (Booth, 1983). Kualitas estetika visual suatu
bangunan juga dapat mempengaruhi nilai keindahan suatu lanskap kota.
Pemukiman kumuh di perkotaan memiliki nilai keindahan visual yang rendah
(Siregar, 2004). Bangunan yang memiliki nilai keindahan tinggi adalah bangunan
dengan arsitektur menarik baik dari segi warna, tekstur, maupun struktur.
Bangunan akan bernilai estetik bilamana ditata seimbang dengan vegetasi
(Eckbo, 1964). Penampilan fisik bangunan dapat mempengaruhi persepsi
masyarakat, seperti halnya dalam bentuk, ukuran, serta warna. Konfigurasi
perumahan masih cukup disukai oleh masyarakat, namun bangunan pertokoan dan
pemukiman liar dianggap kurang indah dan kurang nyaman karena cenderung
mendominasi dan terlalu padat (Gunawan dan Yoshida, 1994).
Elemen Perkerasan
Elemen perkerasan yang dimaksud adalah jalan, jalur pedestrian, area
parkir, plaza, dan sebagainya. Perkerasan dibangun untuk mendukung sirkulasi
manusia.
Jenis bahan perkerasan memberikan kesan keanekaragaman yang cukup
berfungsi, akan tetapi keanekaragaman tersebut harus memperhatikan faktor
kegunaan. Penggunaan jenis bahan perkerasan, terutama tekstur dan warna, dalam
suatu desain menunjukkan adanya bahaya ataupun kemungkinan kecelakaan pada
tertentu. Misalnya tepian kolam, bahu jalan, penyeberangan jalan, halaman
rumput dan juga untuk memisahkan daerah-daerah kegunaan yang tidak cocok
digabungkan
bersama.
Hal
ini
erat
kaitannya
dengan
pembentukan
keanekaragaman, pola, dan daya tarik visual suatu perkerasan. Pemilihan bahan
disesuaikan dengan tipe lalu lintas. Contoh seperti rumput dan beton merupakan
dua jenis bahan penutup lahan yang sangat berbeda penggunaannya untuk jenisjenis lalu lintas. Perkerasan aspal dan beton cor memberi kesan cepat, pergerakan
yang tidak terhalangi, sedangkan permukaan kerikil memberi kesan lambat
sehingga sesuai digunakan untuk jalur-jalur pejalan kaki dalam suatu taman
(Laurie, 1984).
Pola perkerasan juga mempengaruhi kualitas estetika visual. Pola
penyusunan bahan perkerasan mencerminkan atau memperkuat karakter suatu
tempat dimana perkerasan itu menonjol dan terdapat suatu hubungan yang jelas
antara bangunan-bangunan dengan ruang-ruang yang terdapat diantara bangunan
tersebut (Laurie, 1984).
Elemen perkerasan mempengaruhi kualitas estetika seperti halnya dengan
elemen bangunan. Berdasarkan hasil penelitian Meliawati (2003), semakin besar
proporsi perkerasan dalam suatu lanskap akan menurunkan nilai keindahan
lanskap tersebut.
Elemen Air
Air merupakan elemen lanskap yang cukup unik dan disenangi oleh
manusia. Karakteristik berupa plastisitas, pergerakan, suara dan refleksivitas
menjadi daya tarik yang menjadi ciri khas dari elemen air (Booth, 1983).
Meliawati (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa secara umum semakin
besar proporsi elemen air dalam suatu lanskap akan meningkatkan kualitas
estetikanya.
Elemen Langit
Elemen langit merupakan media visualisasi bagi elemen lanskap, seperti
vegetasi, bangunan, dan utilitas lainnya. Penataan elemen lanskap yang teratur dan
menarik dapat terlihat semakin menarik jika terdapat latar belakang langit yang
cerah, namun kehadirannya pada lanskap cenderung bersifat netral, dan tidak
selalu dapat mempengaruhi penilaian kualitas estetika. Afrianita (2005)
menyimpulkan bahwa, elemen langit memiliki korelasi yang rendah terhadap
kualitas estetika, sehingga kenaikan proporsi elemen langit dalam suatu lanskap,
tidak selalu dapat meningkatkan kualitas estetikanya. Meliawati (2003) juga
menyatakan bahwa, elemen langit tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan
kualitas estetika, sehingga dapat diabaikan. Untuk itu, dalam penelitian ini elemen
langit tidak dimasukkan dalam analisis data.
Kerapihan dan Kebersihan
Agar tercipta keadaan lingkungan perkotaan yang nyaman, estetik dan
proporsional, diperlukan suatu upaya pelestarian lingkungan. Salah satu upayanya
adalah menjaga kebersihan lingkungan kota. Kebersihan dapat diartikan sebagai
kondisi dimana lingkungan kota yang bersih dari pencemaran udara, pencemaran
air dan sampah.
Menurut Branch (1995), salah satu unsur fisik kota yang mempengaruhi
kualitas estetika kota adalah kebersihan kota. Hal ini didukung pula oleh
pernyataan Meliawati (2003) bahwa, kualitas estetika lanskap suatu kota selain
dipengaruhi oleh elemen lanskap, juga dipengaruhi oleh faktor kebersihan
lingkungan, serta kerapihan penataan elemen vegetasi, elemen bangunan serta
elemen lainnya. Sadik (2004) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, kondisi
fisik bangunan yang memberi penilaian kualitas estetika tinggi adalah bangunan
yang memiliki warna menarik pada atap dan dinding serta penutupan vegetasi
yang tertata baik di sekitarnya.
Scenic Beauty Estimation (SBE)
Keindahan pemandangan (Scenic Beauty) dapat diartikan sebagai
keindahan alami, estetika lanskap atau sumber pemandangan (scenic resource),
dan merupakan hasil tanggapan seseorang terhadap lanskap sekitar. Keindahan
pemandangan atau kualitas estetika dapat diukur berdasarkan penilaian manusia.
Salah satu upaya penilaian terhadap kula litas estetika suatu lanskap dapat
dilakukan dengan menggunakan metode Scenic Beauty Estimation (SBE) menurut
Daniel dan Boster (1976), yaitu suatu metode untuk menilai suatu tapak melalui
pengamatan foto berdasarkan suatu hal yang disukai keindahannya secara
kuantitatif. Terdapat tiga kategori dalam metode penilaian kualitas pemandangan,
yaitu 1) Inventarisasi deskriptif, 2) Survei dan kuisioner, dan 3) Evaluasi
berdasarkan preferensi.
Metode SBE mengukur preferensi masyarakat dengan penilaian melalui
sistem rating terhadap slide foto dengan menggunakan kuisioner. Penilaian
manusia terhadap pemandangan melalui foto sama baiknya dengan menilai
pemandangan secara langsung (Kaplan, 1988).
Model Statistik
Model merupakan representasi dari kondisi yang sebenarnya, model dapat
didefinisikan sebagai metode untuk membangun hubungan logika antara
lingkungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam penyusunan suatu model
diperlukan sejumlah variabel sebagai faktor yang menentukan nilai dan kualitas
suatu aspek. Dalam menentukan variabel sebaiknya dibuat batasan untuk memilih
sejumlah variabel karena aspek yang berkaitan dengan subyek yang akan diteliti
biasanya sangat banyak (Falero dan Alonzo, 1995 dalam Hidayat, 2004).
Model yang akan disusun dalam penelitian ini adalah model yang dapat
memprediksi kualitas estetika lanskap kota berdasarkan elemen-elemen dasar
lanskap. Penyusunan model menggunakan persamaan regresi berganda (Walpole,
1990) dengan menghubungkan nilai SBE sebagai variabel tak bebas (Y) dan
elemen dasar lanskap sebagai variabel bebas (X). Elemen dasar lanskap meliputi
elemen lanskap yang dominan mempengaruhi kualitas estetika lanskap kota yaitu
vegetasi (X1 ), bangunan (X2 ), perkerasan (X3 ), dan air (X4 ) (Meliawati, 2004).
Persamaan regresi berganda menurut Walpole (1990) dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan:
Y = a + b X1 + c X2 +..... + n Xn
Dimana:
Y
= Peubah tak bebas
a,b...n = Koefisien pendugaan
X
= Peubah bebas
Sudarmanto (2005) menyatakan bahwa analisis regresi merupakan salah
satu alat analisis yang menjelaskan tentang sebab-akibat dan besarnya akibat yang
ditimbulkan oleh satu atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat
(tidak bebas). Dalam analisis regresi, variabel bebas dapat pula disebut dengan
istilah predikor dan variabel terikatnya sering disebut dengan istilah kriterium.
Dalam aplikasi praktis, analisis regresi mempunyai kegunaan yang luas, akan
tetapi beberapa kegunaan yang penting antara lain:
1.
Mereduksi lebar selang kepercayaan dalam melakukan pendugaan beberapa
nilai tengah populasi dengan mempertimbangkan efek dari peubah pengiring.
2.
Untuk mengeliminasi efek lingkungan dari pendugaan kita terhadap efek
perlakuan.
3.
Untuk memperkirakan nilai Y (peubah tak bebas) berdasarkan nilai- nilai X
(peubah bebas) yang diketahui (Sudarmanto, 2005).
Pada penelitian ini digunakan pula analisis korelasi. Analisis korelasi juga
merupakan suatu alat untuk menganalisis hubungan elemen lanskap dengan
kualitas estetika lanskap. Namun demikian, analisis regresi dan analisis korelasi
memiliki perbedaan yang sangat jelas. Analisis regresi memiliki variabel bebas
atau prediktor dan variabel tergantung atau kriterium, namun pada analisis
korelasi tidak ada sebutan variabel bebas dan variabel tergantung. Pada analisis
korelasi, variabel X dan Y merupakan variabel yang simetris, sedangkan pada
analisis regresi variabel X merupakan variabel bebas (elemen lanskap) dan
variabel Y merupakan variabel tergantung (nilai SBE) yang tidak simetris satu
sama lain (Sudarmanto, 2005).
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian analisis pengaruh elemen lanskap terhadap kualitas estetika
lanskap Kota Depok mengambil lokasi di Kecamatan Beji, Kota Depok. Kegiatan
studi dilaksanakan mulai bulan Februari sampai Juli 2006.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang terdiri dari tahap
evaluasi kualitas estetika lanskap kota dengan metode Scenic Beauty Estimation
(SBE), dan tahap analisis pengaruh elemen lanskap terhadap kualitas estetika
lanskap kota dengan metode analisis kuantitatif.
Evaluasi Kualitas Estetika Lanskap Kota
Evaluasi kualitas estetika lanskap kota mengikuti prosedur metode Scenic
Beauty Estimation (SBE) yang dikemukakan oleh Daniel dan Boster (1976)
sebagai berikut:
Pemotretan. Tahap ini diawali dengan pangamatan dari atas melalui foto
udara untuk memudahkan penentuan vantage point saat turun lapang. Penentuan
vantage point, yaitu titik dimana lanskap sekitarnya dipotret, didasarkan pada
lanskap yang mewakili berbagai tata guna lahan utama dan tipe lanskap kota,
seperti kawasan pemukiman, perkantoran, CBD (Central Business District), jalan,
tepi sungai, rekreasi, dan ruang terbuka hijau (Gunawan, 2005). Setelah diperoleh
94 vantage point, dilakukan pengamatan langsung ke lapangan untuk melakukan
pemotretan. Pemotretan lanskap memperhatikan dominansi dan proporsi elemen
lanskap, seperti bangunan, perkerasan, vegetasi, air dan sejenisnya. Foto hasil
pemotretan akan diseleksi berdasarkan kualitas yang terbaik dari segi gambar,
warna, serta keterwakilan elemen-elemen lanskap kota.
Penilaian oleh responden. Mempresentasikan foto hasil pemotretan
dalam tampilan slide untuk memperoleh penilaian responden. Presentasi slide foto
menggunakan program Microsoft Office Power Point 2003. Slide foto yang
ditampilkan berjumlah 94 secara acak dengan waktu penayangan 8 detik untuk
tiap slide. Teknis pengisian kuisioner berupa pemberian skor 1 sampai 10
terhadap setiap slide yang ditampilkan. Skor 1 adalah lanskap yang paling tidak
disukai sedangkan skor 10 adalah yang paling disukai. Jumlah responden pada
penelitian ini adalah 36 orang, yaitu mahasiswa S1 Departemen Arsitektur
Lanskap IPB yang memiliki latar belakang serta wawasan mengenai ilmu
arsitektur lanskap. Menurut Daniel