Persepsi guru terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru di MTS AL-AWWABIN DEPOK

•·.
PERSEPSI GURU
TERHADAP PROFESIONALISME KEP ALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MENGAJAR GURU
DI MTS AL-AWWAB IN DEPOK
Skripsi Ini Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Kegurua11
Untuk Meme11uhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarja11a Pe11didika11 Islam

Oleh

HANNA MARIA
NIM 101018121034

PROGRAM STUDI SUPERVISI PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
1428 HI 2007 M


LEMBARPENGESAHAN
Skripsi

yang

PROFESIONALISME

berjudul
KEPALA

"PERSEPSI
SEKOLAH

GURU

DALAM

TERHADAP

MENINGKATKAN


MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MTS AL-AWWABIN DEPOK" ini telah
diujikan dalam sidang Munaqosah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai
salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S 1 ) pada program
studi Supervisi Pendidikan Jurusan Kependidikan Islam.
Jakarta, 20 November 2007
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (ketua Jurusan KVSP)

Tanda Tangan

QセL@

Dra. Y efnelty, Z, M.Pd
NIP. 150 209 382

f;/ u1

................ " ................ ..


Sekretaris (Sekretaris Jurusan KI/SP)
Drs. H. Mu'arif SAM, M.Pd
NIP. 150 268 586

.............セ@

................. .

Penguji I
Dr. Asril Dt.P. Sindo, MA
NIP. 150 217 911

Penguji II

(A.

Drs. Syauki, M.Pd
NIP. 150 246 289


Mengetahui:
Dekan,

I

'

II

4. Ors. H. !-!.A.Mukhtar, Kepala Sekolah Mts Al-Awwabin Sawangan Depok, yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksankan serangkaian kegiatankegiatan khususnya penelitian.
5. Keluarga. Terutama Abah dan Ummi tercinta, yang telah mengasuh, membimbing
serta mendo'akan, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Saudara-saudaraku tersayang, bang Fahrni, Adi dan Darul, yang memberikan
motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi.
7. Tante-tanteku yang baik, Ci nanah dan Ci mamah, yang sudah banyak
memberikan bantuan moril maupun materiil kepada penulis
Akhirnya penulis hanya dapat mengembalikan segalanya kepada Allah SWT,
semoga mereka mendapat imbalan kebaikan berlipat ganda atas segala jasa dan bantuan

serta pengorbanannya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amin.

Jakarta, 29 Oktober 2007
Penulis

Hanna Maria

111

DAFTARISI

KATA PENGANTAR ................................................................... .
DAFTAR !81...............................................................................

111

DAFT AR TABEL.........................................................................

IV


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................

I

B. ldentifikasi Masalah............................................ ... . . . . . . . . . . . . . . .

4

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 5

BAB II KERANGKA TEORI
A. Pengertian Profesionalisme Kepala Sekolah................................. ... 6

B. Tugas dan fungsi kepala sekolah............................................ ...

10

C. Kompetensi Kepala Sekolah... ... ...... .. . ...... ... ....... .. ... ... ... ....... ...


14

D. Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru........

16

E. lndikator kepala sekolah profesional..,........................................

20

F. Persepsi guru terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi mengajar guru.................................................

20

I. Pengertian Persepsi... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

20


2. faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi... ...... ... ... ... ... ........ ...

21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian............................................................... ..

23

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................ ..

23

C. Populasi dan Sampel........................................................... ..

23

D. Metode Penelitian............................................................... ..

24


E. Teknik Pengumpulan Data......................................................

24

v

Daftar Tabel

ha!
I. Kisi-kisi instrumen penelitian.........................................................

25
2. Keadaan sarana dan prasarana Mts Al-Awwabin Bedahan... ... ...... ........... 30
3. Datajumlah siswa tahun pelajaran 2006/2007... .... ..... ... ... ... ...... ............ 30
4. Data guru Mts Al-Awwabin Depok tahun ajaran 2006/2007......... ......... .. . 31
5. kepala sekolah memberikan bimbingan dalam membuat program semesteran 32
6. kepala sekolah memberikan bimbingan dalam membuat satuan
pelajaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ....... 33
6. kepala sekolah memeriksa satuan pelajaran sebelum'melaksanakan proses

belajar
me11gaja..................................................................... 33
7. Kepala sekolah memberikan peajabaran pokok bahasan satuan pelajaran... ... 34
8. Kepala sekolah membantu guru dalam mengalokasikan waktu
pada satuan pelajam.................................................................. .. 34
9. Kepala sekolah membantu guru dalam merumuskan TIK atau
kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa................................. 35
1O.Kepala sekolah mengadakan alat bantu pengajaran................................ 35
11.Kepala sekolah membina guru dalam menciptkan suasana yang aman,
nyaman dan menyenangkan di kelas......... ......... ... ..... .... ......... .......... 36
12.Kepala sekolah membantu guru dalam menentukan metode mengajar ......... 36
13.Kepala sekolah memberikan saran dan tanggapan terhadap kegiatan
belajar mengajar di kelas............. .. ... . .. . . ... . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
14.Kepala sekolah membantu guru dalam menerapkan metode
mengaj ar yang bervariasi...... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 37
15.Kepala sekolah memberikan kesempata kepada guru-guru untuk mengikuti
penataran yang berhubungan dengan perbaikan pengajaran ........................ 38
16.Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti studi.
bading ke sekolah lain ................................................................... 38
17.Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melanjutkan

studi. ....................................................................................... 39
18.kepala sekolah mengadakan diskusi kelompok guru bidang studi ................ 39
19.Kepala sekolah membantu memecahkan masalah yang dihadapi
para guru dan staff.............................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 40
20.kepala sekolah mengdakan rapat setiap semester dalam rangka
mengevaluasi program . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 40
21.Kepala sekolah mengadakan brifing nersama setiap minggu atau bulannya . . . . 41
22.Kepala sekolah mengdakan rapat sekolah untuk mengevaluasi program ........ 41
23.Kepala sekolah mengajak guru ikut serta dalam menetapkan
program kerja sekolah .................................................................. 42

JV

F. Teknik Analisis Data.............................................................

26

BAB IV BASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Mts Al-Awwabin ........................................ .

27

B. Deskripsi Data ................................................................. .

32

C. Analisis Data .................................................................... .

32

D. Intrepetasi Data ................................................................. .

44

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................... ...

46

B. Saran-saran.......................................................................

46

DAFTAR PUSTAKA

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan

yang

serba

cepat

dalam

kehidupan

ュ。セケイォH@

akibat

perkcmbangan ilmu dan teknologi, serta macam-macam tuntutan kehidupan dari
berbagai sektor sangat berpengaruh terhadap kehidupan seko!ah.
Sekolah adalah sebuah sistem, yaitu stmktur yang terdiri dari berbagai
komponen yang berkaitan erat satu sama lain secara fungsional sehingga merupakan
keterpaduan yang sinergis. Da!mn komponen-komponen itu terjadi proses-proses
yang sesuai dengan fungsi masing-masing, tetapi tidak eksklusif atau sendiri-sendiri,
melainkan saling berkaitan, saling mendukung, dan saling 1nempengaruhi satu sama
lain.
Sekolah sebagai sistem terbuka, sebagai sistem sosial, dan sekolah sebagai
agen perubahan 1, bukan hanya hams peka penyesuaian diri, me!ainkan seharusnya
pula dapat mengantisipasikan perekembangan-perkembangan yang akan terjadi
dalam kurun waktu tertentu.
Sekolah sebagai salahsatu satuan pendidikan yang mempunyai peranan
penting dalam bidang pendidikan, perlu ditingkatkan kegiatannya sesuai dengan
fungsinya serta tanggung jawabnya, mengingat sekolah sebagai lembaga pendidikan
tempat

、ャウ・ョァセイ。ォNケ@
1

proses pendidikan secara berjenjang dan berkel3njutan,

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Seko/ah (Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya),
(JakijrJ:a; Raja Grafindo Persada 2002), cet.ke-3

2

dan sebagai bagian dari sistem pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam Undangundang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan nasional sebagai berikut:
" Satuan Pendidikan yang disebut sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang
「・セェョ。ァ@

dan berkesinambungan. Jalur pendidikan sekolah merupakan pendidikan

yang diselenggarakan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara

「・セェョ。ァ@

dan berkelanj utan. "2
Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mcngembangkan
potensi manusia yang dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun sebagai anggota
masyarakat.

3

. lTntu.k 1netlgl1asilkan sebual1 lembaga pcntlidikan, dalam hal ini sckolah,
yang dapat menghasilkan output yang berhasil, maka sangat diperlukan adanya
kerjasanm yang baik pada seluruh komponen pendidikan yang terdapat di sekolah
tersebut.
Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan
bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah kepemimpinan kepala sekolah,
yaitu perilaku kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru di dalam
proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau

2

Penjabaran
Bakti, 1990),h. l 82
3

Sistem

Pendidikan

nasional,

(Jakarta:

Balai

Penerbitan

Dharma

Hadari Nawawi, Organisasi Seka/ah dan Pengelolaan Ke/as Sebagai Lembaga Pendidikan,
(Jakarta: CV.Haji Masagung, Cet.ke-3, 1989), h.27.

3

penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari
suatu sekolah sesuai dengan_ tuntutan perken1bangan.

Sikap kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu tanggung jawab
profesional yang harus diemban oleh kepala sekolah. Banyak faktor yang
menentukan rnaju atau tidaknya sebuah sekolah. Salah satunya adalah tergantung
sebcrapa besar tingkat profesionalisrne seorang kepala sekolah. Kepala sekolah
mcrniliki berbagai potcnsi yang dapat dikembangkan secara optimal. Setiap kepala
sekolah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap peningkatan kualitas
pendidikan di sekolah. Perhatian tersebut harus ditunjukkan dalam kemauan untuk
mengembangkan diri dan sekolahnya secara optimal.
Berdasarkan pe11iabaran ha! di atas, penulis mgm meneliti lebih jauh
bagaimana profesionalisme kepala sekolah di Mts Al-Awwabin. Mts Al-Awwabin
merupakan sebuah lembaga pendidikan yang sudah berdiri cukup lama hampir lebih
dati 20 tahun. Selama kurun waktu 20 tahun Mts Al-Awwabin sudah mengalami
beberapa kali pergantian kepala sekolah. Setiap kepala sekolah tentunya memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam meajalankan tugasnya sebagai sebagai seorang
kepala sekolah. Tingkat profesionalisme kepala sekolah pun berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Untuk meningkatkan terus kualitas sekolah tentunya seorang
kepala

sekolah

harus

berupaya

meningkatkan

motivasi

mengajar

guru.

Profesionalisme kepala sekolah sangat diperlukan untnk membantn memotivasi kerja
guru dalam proses pembelajaran. Motivasi sangat penting dan harus dimiliki oleh

4

setiap pribadi yang bersangkutan. Dengan adanya motivasi kerja ini akan timbul rasa
cinta terhadap profesi yang diembannya.
Berdasarkan latar belakang

di atas, penulis menentukan judul skripsi

PERSEPSI GURU TERHADAP PROFESIONALISME KEPALA SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI MENGAJAR GURU DI MTS ALAWWABIN DEPOK

Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah sebagai berikut:
I. lngin mengetahui sejauhmana persepsi guru terhadap profesionalisme kepala

sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi mengajar _guru.
B. ldentifikasi Masalah

Dal am rangka mengkaj i persepsi guru terhadap profesionalisme kepala
sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru, timbul berbagai pertanyaan:
I. Apakah tugas dan fungsi kepala sekolah dalam memotivasi guru?
2. Apakah kepala sekolah sudah berusaha maksimal dalam memotivasi guru?
3. Usaha-usaha apa saja yang telah dilakukan kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi guru?
4. Bagaimanakah profesionalisme kepala sekolah terkait peningkatan motivasi
mengajar guru?

5

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari berbagai pennasalahan yang telah diidentifikasikan di atas temyata
masalah profesionalisme kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru
menyangkut beberapa aspek. Mengingat keterbatasan penelitian dalam waktu, dana
dan tenaga, maka penelitian ini dibatasi pada masalah sebagai berikut:
I. Persepsi guru terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam meningkatkan
motivasi mengajar guru.
2. Usaha-usaha yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi
mengaJar guru.
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Bagaimanakah persepsi guru terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam
menjalankan peran dan tl]gasnya terkait dengan peningkatan motivasi
mengajar guru?
2. Usaha-usaha apa sajakah yang telah dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi mengajar guru?

BAB II
KERANGKA TEORI

A.Pengertian Profesionalisme Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang bertugas untuk
memimpin suatu sekolah yang diselenggarakannya proses belajar mengajar, atau
tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi materi palajaran dan peserta
yang menerima pelajaran.

1

Profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan
sesuai dengan profesinya.

2

Secara umum profesi diartikan sabagai suatu pekerjaan yang memerlukan
'

pendidikan lanjut di dalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat
dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat.
Menurut Uzer Usman Kata "profesional" berasal dari kata sifat yang berarti
pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian
seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat
profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus

1

Wahjosumido, Kepemimpinan Kepala Seka/ah (Ti;yauan Teoritik dan Permasalahmmya),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada 2002), cet.ke-3
2

Sudarwin Danim, lnovasi Pendidikan, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2002),h.23.

7

dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena
tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.
Profesionalisme berasal dari kata bahasa inggris profesionalism yang secara
leksikal berarti sifat profesionaL Orang yang profesional memiliki sikap-sikap yang
berbeda dengan orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama
atau katakanlah berada dalam satu ruang kerja. Tidak jarang pula orang yang berlatar
belakang pendidikan yang sama dan bekerja pada tempat yang sama menampilkan
kinerja profesional yang berbeda, serta berbeda pula pengakuan masyarakat kepada
mereka.
Profesionalisme melibatkan beberapa istilah yang berkaitan yaitu profesi,
profesional, dan profesionalisme. Profesi menunjuk kepada suatu pekerjaan atau
jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan terhadap profesi.
Suatu profesi tidak bisa dilakukan oleh sembarang ora11g yang tidak dilatih
atau disiapkan untuk itu. Sebuah profesi menuntut ketrampilan tertentu yang
diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam
lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu profesi didukung oleh suatu disiplin ilmu, bukan sekedar serpihan
atau hanya common sense, serta kode etik yang menjadi pedoman perilaku
anggotanya beserta sangsi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik.'

3

Dede Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Gum, (Yogyakarta: Adicita Karya NuS?_
1999),h.94

9

seperti memiliki spesialisasi dengan latar belakang teori yang luas, merupakan karier
yang dibina secara organisatoris, diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang
mempunyai status profeisonal.

6

Untuk menjamin berjalannya tugas kepala sekolah secara profesional

ada

beberapa pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah. Diantaranya:
I. Administrasi dan Supervisi Pendidikan
2. Filsafat dan Teori Pendidikan
3. Pembinaan Kurikulum
4. Statistik atau Metodologi Penelitian
5. Psikologi Pendidikan atau Belajar
6. Psikologi Anak atau Remaja
7. Proses Belajar mengajar
8. Teknik Evaluasi
9. Bimbingan dan Konseling
I 0. Perencanaan Pendidikan
Selain pengetahuan di atas yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah,
menurut Ngalim Purwanto ada beberapa persyaratan lainnya yang harus dimiliki oleh
seorang kepala sekolah diantaranya:
a. Memiliki ijazah yang sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah.
b. Mempunyai pengalaman bekerja cukup, terutama di sekolah sejenis dengan
sekolah yang dipimpinnya.
c. Memiliki kepribadian yang baik,terutama sikap dan sifat-sifat kepribadian
yang diperlukan bagi kepentingan pendidikan.
d. Mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas, terutama mengenai bidangbidang pengetahuan dan pekerjaan yang diperlukan bagi sekolah yang
dipimpinnya.
e. Mempunyai ide kreatif yang baik untuk kemajuan dan pengembangan
sekolahnya. 7

6

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo
Persada,2004)cet.ke 11.H. 134.
7
Ngalim Purwanto,Administrasi dan Supervisi Pendidikan,(Bandung:RosdaKarya,2000).

JO

B. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah

Setiap organisasi pada hakikatnya memiliki manager yang bertugas
menggerakkan dan mengendalikan semua kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dengan sebaik-baiknya.
Pada organisasi sekolah, kepala sekolah berperan sebagai manager untuk
melaksanakan manajemen pendidikan sekolah secara efektif dan efisien. Kepala
sekolah sebagai yang bertanggung jawab di sekolah mempunyai kewajiban
menjalankan sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu di sekolahnya
berjalan lancar. Misalnya :


Murid -murid dapat belajar pada waktunya



Guru-gurunya siap untuk memberikan pelajaran



Waktu untuk mengajar dan belajar agar teratur, dll.
Kepala sekolah hams berusaha agar semua potensi yang ada di sekolahnya,

baik potensi yang ada pada unsur manusia maupun yang ada pada alat, perlengkapan,
keuangan dan sebagainya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, agar tujuan sekolah
dapat tercapai dengan sebaik-baiknya pula. Jadi kepala sekolah adalah seorang
administrator sekaligus supervisor dalam pendidikan. 8
Menurut Made Pidarta kepala sekolah mempunyai beberapa fungsi dan tugas
dalam mengelola sekolah yang dipimpinnya, yaitu :

8

Ahmad Rohani.,Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Pendidikan di
Seko/ah, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991 ), Cet.ke-1,H. 74

11

I. Kepala sekolah sebagai manajer, mempunyai tugas sebagai berikut :








Mengadakan prediksi
Melakukan inovasi
Menci ptakan strategi atau kebijakan
Mengadakan perencanaan
Menemukan sumber-sumber pendidikan
Menyediakan fasilitas
Melakukan pengendalian

2. Kepala sekolah sebagai pemimpin pengajaran dan supervisor, tugasnya
antara lain :






Memimpin
Memotivasi, menga1'.1:ifkan dan mensejahterakan
Melaksanakan supervisi
Meningkatkan profesi
mendisiplin9

Selain itu menurut EMulyasa Tugas dan Fungsi kepala sekolah adalah sebagai
berikut:
I. Kepala Sekolah Sebagai Educator (pendidik)



Menciptakan iklim sekolah yang kondusif

• Memberikan nasehat kepada warga sekolah



Memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan

• Melaksanakan model pembelajaran yang menarik. Seperti team
teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi.
2. Kepala Sekolah Sebagai Administrator


9

Mengelola kurikulum

Made Pidarta, Peran Kepa!a Sekolah Pada Pendidikan Dasar, ( Jakarta: PT. Gramedia
Widia Sarana Indonesia, 1995), h.39.

12







Mengelola admistrasi peserta didik
Mengelola administrasi personalia
Mengelola administrasi sarana dan prasarana
Mengelola administrasi kearsipan
Mengelola administrasi keuangan

3. Kepala Sekolah Sebagai Leader
• Memberikan petunjuk dan pengawasan


Meningkatkan kemauan tenaga kependidikan



Membuka komunikasi dua arah



Mendelegasikan tugas

4. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Kepala sekolah sebagai inovator harus mampu mencari, menemukan
dan melaksanakan berbagai pembaharuan di sekolah. Kepala sekolah
sebagai

innovator

akan

tercermin

dari

cara-cara

ia

melakukan

pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan
objektif, pragmatis, keteladanan, dispilin, serta adaptabel dan fleksibel.
5. Kepala Sekolah Sebagai Motivator.
Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang unrul::
memberikan motivasi keoada para tenaga kependidikan dalam melakukan
berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi dapat ditumbuhkan mel2.iui
pengaturan Iingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorong.an,
penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belaJar
melalui pengembangan Pusat Swnber Belajar (PSB).

13

6. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan. Kepala
sekolah sebagai supervisor hams diwujudkan dalam kemampuan
menyusun, dan melaksanakan program supervisi pendidikan, serta
memanfaatkan hasilnya. Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai
supervisor hams memperhatikan prinsip-prinsip: (I) hubungan konsultatif,
kolegial, dan bukan hirarkis, (2) dilaksanakan secara demokratis (3)
berpusat pada tenaga kependidikan (guru), (4) dilakukan berdasarkan
kebutuhan tenaga kependidikan, (5) merupakan bantuan profesional.
7. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai mana3er,
kepala sekolah hams memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah. 10

10

E.Mulyasa, Op.Cit.,.h.98

14

C. Kompetensi Kepala Sekolah
Menurut

Soebagio Atmodiwiryo

untuk

menjadi

kepala

sekolah

profesional, seorang kepala sekolah harus memenuhi beberapa kompetensi berikut
rm:

I. Komitmen terhadap misi sekolah, dan berkepentingan untuk menjadikan
gambaran bagi sekolahnya.
2. Orientasi kepemimpinan proaktif
3. Ketegasan
4. Sensitif terhadap hubungan yang bersifat interpersonal dan orgamsas1
(mencari hubungan interpersonal)
5. Mengumpulkan informasi, menganalisis pembentukan konsep
6. Fleksibilitas intelektual
7. Persuasif dan memanajemeni interaksi
8. Kemampuan beradaptasi secara taktis
9. Motivasi dan perhatian terhadap pengembangan
10. Kontrol dan evaluasi
11. Kemampuan berorganisasi dan pendelegasian
12. Komunikasi (penyampaian gagasan secara pribadi) 11

Untuk dapat menjadi seorang kepala sekolah yang efektif diperlukan adanya
lima ketrampilan administrasi dan kompetensi sebagai berikut:
1. Ketrampilan Teknis
Ketrampilan teknis ini meliputi pengetahuan khusus dan keahlian pada suatu
kegiatan khusus yang berkaitan dengan fasilitas, yaitu dalam cara penggunaan
alat, dan teknis pelaksanaan kegiatan.
2. Ketrampilan Hubungan Manusia
Ketrampilan

ini

berkaitan dengan kerja sama dengan orang

lain.

Kemampuan untuk memberikan bantuan dan bekerja sama dengan orang lain,

" Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta: Ardadizya
Jaya,2000.h.163).

15

maupun

kelompok untuk mencapai tujuan organisasi (sekolah yang lebih

efektif dan

efisien)

3. Ketrampilan Membuat Konsep
Ketrampilan ini meliputi kemampuan untuk merangkum menjadi satu dalam
bentuk gagasan atau ide-ide melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan situasi
yang relevan dengan organisasi itu.
4. Ketrampilan Pendidikan dan Pengajaran
Ketrampilan ini meliputi penguasaan pengetahuan tentang belajar mengajar.
Seorang kepala sekolah hams memiliki pengalaman mengajar sebelum ia
diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini diperlukan untuk membantu para

guru

yang menemukan kessulitan dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
5. Ketrampilan Kognitif
Ketrampilan ini meliputi kemampuan dan pengetahuan

yang bersifat

intelektual. Seorang kepala sekolah hams memiliki pengetahuan dasar tentang
teori-teori belajar mengajar. Hal ini diperlukan agar bantuan kepala sekolah
terhadap guru-guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar menjadi lebih
optimal. 12

12

lbid.,h.162

16

D. Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar guru

Dorongan motivasi yang digerakkan oleh kapala sekolah sangat penting sekali
bagi seorang guru dalam melakukan aktivitas mengajarnya. Kepala sekolah yang
tidak mengerti dan memahami kekurangan-kekurangan guru akan menimbulkan
hubungan yang kurang baik antara guru dan kepala sekolah yang mana ha! ini akan
berimbas kepada motivasi mengajar guru. Kurangnya motivasi mengajar pada guru
dapat disebabkan oleh kurangnya guru mendapat perlakuan yang wajar dan sugestif
sebagai individu yang penuh potensi untuk bertumbuh dan berkembang secara positif.
Motivasi tidak dapat diraba atau dirasakan namun dapat dilihat dari
seseorang bertingkah laku. Motivasi kerja yang rendah dapat diketahui bila seseorang
selalu melamun, bermalas-malas,. suka menganggur, sering meninggalkan tugas,
sering absen, apatis terhadap tugas, dan sering datang terlambat. Dan motivasi kerja
yang tinggi dapat diketahui dengan tingkah laku yang penuh kegembiraan, ketetapan
hati, antusiasme, rasa senasib sepenanggungan, ingin bekerjasama dan selalu
mengambil inisiatif. 13
Usaha yang perlu dilakukan

kepala sekolah

dalam

meningkatkan

motivasi mengajar guru dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Kepala sekolah menyusun tuj uan kegiatan dengan jelas dan
menginformasikan kepada guru sehingga mereka mengetahui tujuan bekerja.
2. Guru hendaknya dilibatkan dalam dalam penyusunan program kegiatan
sekolah.
3. Kepala sekolah mengevaluasi tugas guru dan memberitahukan hasil evaluasi
tersebut kepada guru

13

Piet A Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1982).,h.276.

17

4. Kepala sekolah memenuhi kebutuhan guru dengan jalan memperhatikan
kondisi fisiknya dan memberikan rasa aman.
5. Kepala sekolah memperhatikan perbedaan individual guru misalnya
perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap mereka terhadap
pekerjaannya.
6. Kepala sekolah memberikan bimbingan terus menerus terhadap tugas
menga3ar guru.
7. Kepala sekolah memberikan hadiah terhadap guru yang teladan.
Usaha-usaha kepala sekolah di atas

dalam meningkatkan motivasi guru

dapat dikaitkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi sebagai berikut:
a. Hidup Layak dan Rasa Aman
I. Hidup Layak

Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi standar hidup yang todak
memaksa guru sampai hams berhutang terns menerus dan hidup daiam
lingkungan ketakutan terhadap uang. Hidup layak berarti dapat menjamin
makanan, pakaian dan perumahan bagi keluarga, bebas dari takut terhadap
keuangan, dan dapat mengenyam apa yang dinamakan cukup yang berlaku
bagi umum.
2. RasaAman
Jaminan rasa aman meliputi :
• Jangan menekan guru dengan menahan pengusulan kenaikan pangkat
• Adanya jaminan bi la sakit
• Bahan-bahan pokok dipenuhi
• Gaji tidak terlambat
• Suasana kerja yang tidak tertekan

19

e. Rasa Mampu
Guru-guru menginginkan agar mereka juga diakui bahwa mereka mampu
berprestasi. Misalnya kepala sekolah mengakui bahwa guru mampu dalam
menunaikan tugas, mampu memberi sumabangan dalam kelompok kerja,
pemimpin mengakui guru mampu berkembang dalam jabatan mereka

f. Pengakuan dan penghargaan
Salah satu penyebab orang mau bekerja ialah timbul hasrat untuk diakui
oleh pemimpin, teman, sejawat, orangtua dan masyarakat. Dengan adanya
pengakuan dan penghargaan dari orang lain akan meningkatkan motivasi guru
untuk lebih baik dalam melaksanakan tugas
g. Ikut ambit bagian dalam pembentukan police sekolah
Guru ingin mengambil bagian dalam menentukan police sekolah. Keinginan
untuk dikutsertakan merupakan penghargaan bahwa gun: 11).erasa keberadaannya
diakui. Ikut ambil bagian dalam menyusun dan menentukan kebijakan sekolah
mempunyai manfaat, guru merasa bahwa saran, gagasan bermanfaat bagi
kemajuan sekolah, sehingga guru akan lebih berkreatifitas lebih baik.

14

Ib;d., h. 277.

14

20

E. Indikator kepala sekolah profesional

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menyimpulkan indikator kepala
sekolah profesional sebagai berikut:
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

F.

Mampu mengatur lingkungan fisik sekolah
Mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
Menerapkan displin dan memberikan penghargaan
Mampu memberikan petunjuk dan pengawasan
Mampu memberdayakan potensi guru
Memberikan kesempatan guru meningkatkan profesinya
Melibatkan guru dalam kegiatan yang menunjang program sekolah
Mampu mengelola kurikulum dan administrasi pendidikan.

Persepsi

guru

terhadap

profesionalisme

kepala

sekolah

dalam

meningkatkatkan motivasi mengajar guru
I. Pengertian persepsi

Kata persepsi berasal

dari

kata "perception"

yang berarti

penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu yang diawali
dengan penginderaan kemudian ditransfer ke otak. 15
Menurut Alisuf Sabri persepsi adalah "Proses di mana individu
dapat mengenali objek dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat-alat
indera".

15

16

TI10n M.Echols dan Hasan Sadily, Kamus !nggris-lndonesia, (Jakarta: Gramedia, 1995),

h.105.
16

Alisuf Sabri, Psiko/ogi Umum dan Perkembangannya, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu
Jaya, 1999), h.

21

Sejalan dengan pendapat Jalaluddin bahwa "Persepsi merupakan
pengamatan tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan". 17
Sedangkan menurut Bimo Walgito persepsi adalah "Proses
pengorganisasian, pengintrepetasian terhadap stimulus yang diterima oleh
organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan
merupakan alctifitas yang integrasi dalam individu". 18
2. Faktor-faktor yang mempengamhi persepsi
Persepsi seseorang terhadap objek tidak berdiri sendiri akan tetapi
dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun berasal
dari Iuar dirinya.
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap objek yang
sama dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi di antaranya:
I. Motif adalah faktor yang internal yang dapat merangsang perhatian. Adanya

motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuaru dan
sebaliknya.
2. Kesediaan dan harapan. Hal ini akan menentukan pesan yang mana yang akan
dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan
ditata dan diintrepetasi.

17

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). li5 J

18

Bimo Walgito, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), Cet.Ke-1,h. 54.

22

3. Intensitas rangsang. Kuat lemah rangsang yang diterima akan sanagt
berpengaruh bagi individu.
4. Pengulangan suatu rangsang yang muncul atau terjadi secara berulang-ulang
akan menarik perhatian sebelum mencapai titikjenuh. 19

19

Singgih Gunarsa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 1999), Cet.Ke-4, h. l 07

BAB ill
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui persepsi guru terhadap profesionalime kepala sekolah

dalam meningkatkan motivasi mengajar guru.
2. Untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan motivasi mengajar guru.
B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu mulai dari tanggal 22 April
sampai dengan 2 Mei 2007 sehingga data yang diperoleh dari responden lebih akurat.
Penelitian ini dilakukan di Mts Al-A wwabin Depok.
C. Populasi dan Sampel

Berdasarkan judul penelitian, maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua guru yang ada di Mts Al-A wwabin Depok yang berjumlah 19 orang.
Untuk mengetahui persepsi guru terhadap profesionahsme kepala sekolah,
dalam penelitian ini sampel yang diambil penulis adalah semua gum yang ada di Mts
Al-Awwabin Depok. Karena jumlah gumnya kurang dari dari 100 maka penuli.s
mengambil semuanya..

25

1. Observasi

Observasi adalah "pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala yang diteliti". 1 Observasi dilakukan untuk mendapatkan data mengenai
usaha-usaha kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar. Dan juga
memperoleh data sejauhmana kepala sekolah melaksanakan tugas dan fungsinya
sehari-hari sebagai kepala sekolah.
2. Wawancara
Wawancara adalah "Tanya jawab lisan dua orang atau lebih secara
langsung". 2 Dalam ha! ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah
guna mendapat data sejauhmana profesionalisme kepala sekolah dalam
menjalankan peran dan tugasnya untuk meningkatkan motivasi mengajar guru.
3. Angket
Angket adalah "daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden baik
secara langsung maupun tidak langsung". 3 Angket ini disebarkan kepada guru di
Mts Al-Awwabin Depok sebagai respondennya, guna mengetahui persepsi guru
terhadap profesionalisme kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi mengajar
guru di sekolah tersebut.

1

Husaini Usman, Metodo/ogi Pene/itian Sosial,(Jakarta:Bumi Aksara Cipta,2000),cet.ke-

2

Ibid. h. 58
Jbid.h.60

3,h.54
3

27

f x

p

100%

N
Keterangan:
P

=

angka prosentase

f

=

frekuensi jawaban ynag diberikan responden

N

=

jumlah responden

I 00%

=

nilai tetap

Setelah penulis melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus
prosentase, kemudian pemuis mengkasifikasikan basil perhitungan tersebut dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. l 00 %= seluruhnya
b. 90-99 %

=

hampir seluruhnya

c. 60-89 %

=

sebagian besar

d. 51-59 %

=

lebih dari setengahnya

e. 50 %

=

setengahnya

f. 40-49 %

= hampir

g. 10-39 %

=

sebagian kecil setengahnya

h.0%

=

tidak sama sekali

29

mempersiapkan generasi Islam yang memahami serta menggali hukum-hukum islam
dari kitab-kitab kuning, ha! ini sesuai isi makalah KH. Ali Yafie yang disampaikan
pada seminar sehari tanggal 12 Juli 1992 di Jakarta yang diselenggarakan oleh
Pondok Pesantren Al-Awwabin yaitu:
Salah satu kebutuhan yang diakui keabsahannya yang terasa mendesak
dewasa ini ialah pondok pesantren untuk mempersiapkan calon-calon fuqoha
angkatan penerus dari pada ulama yang secara alamiah berangsur-angsur udzur atau
meninggal.

Angkatan

penerus

ini

memerlukan wawasan

ilmu fiqih

yang

memungkinkan mereka menangkap makna kontekstual dari rumus-rumus tekstual
yang sudah baku dari ilmu fiqih.
Dalam pertumbuhan pondok pesantren ini khususnya setelah dibuka cabang
Depok pada tanggal 5 Juni 1982, Al-Awwabin mulai membuka pendidikan formal
untuk tingkat Mts dan MA Al-Awwabin. Dan pada tahun 1989, mulai membuka
tingkat Madrasah Ibtidaiyah.
Seiring dengan berjalannya waktu, pada tahun 1990, KH.Abdurrahman Nawi
membeli

tanah seluas 2 hektar di dareah Perigi Bedahan Sawangan, dan mulai

mendirikan pesantren khusus putri. Hingga sekarang jumlah alaumni yang sudah
dikeluarkan oleh Pesantren Al-Awwabin mencapai ribuan alumnus.

30

2. Profil Sekolah dan Riwayat Singkat

Nama Sekolah

: Mts Al-Awwabin

Alamat

: JI. Raya Sawangan no. 21
Pancoran Mas, Bogor Depok 16432

Jenjang Akreditasi

: Disamakan (B+)

Tahun Berdiri

: 1982

Status Tanah

: Hak Milik

Luas Tanah

: +I Hektar

Status Bangunan

: Milik Sendiri

Luas Bangunan

: + 500 M

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Al-Awwabin mulai
dibangun pada tahun 1982 dan mulai dimanfaatkan dalam pendidikan pada tahun
1984 sampai sekarang. Madrsah ini mengalami perubahan dan perkembangan dari
tahun ke than terns meningkat, semula hanya memiliki 3 lokal serta perlengkapan
kegiatan belajar yang masih sederhana.
Pada akhimya local bertambah menjadi enam local ruang untuk belajar, 1
ruang kepala sekolah, I ruang perpustakaan, 1 ruang guru dan TU, 2 buah kantin, 2
buah kamar kecil, I buah ruang multimedia, 1 buah lapangan, 1 buah masjid, serta

31

perlengkapan alat-alat kegiatan belajar, diantaranya alat-alat olahraga, buku
perpustakaan dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas keadaan sarana dan prasarana Madrasah
Tsanawiyah Al-Awwabin Depok, untuk lebihjelasnya lihat dalam table berikut ini.

Tabel 4.1
K ea d aan sarana d an prasarana M ts AIA wwa b'm D epo k
Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah
Keadaan
Luas Tanah
1 Hektar
Baik
RuangKelas
6 Lokal
Baik
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
Ruang Guru Dan TU
1 Lokal
Baik
Ruang Perpustakaan
1 Lokal
Baik
Kan tin
2 Lokal
Baik
Ruang Multimedia
1 Lokal
Baik
Masjid
1 Lokal
Baik
Lapangan
1 Lokal
Baik
KamarKecil
2 Lokal
Baik

-

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

4. Keadan Murid
Keadaan murid Madrasah Tsanawiyah Depok terdiri dari kelas I, II, III, pada
tahun 2006/2007 denganjumlah

Ke las
IMts
II Mts
III Mts
Jumlah

Tabel 4.2
D
'
th
a ta ·mm lahs1swa
a un peIa.1aran 2006/2007
Laki-laki
Peremouan
Jumlah
25
31
56
30
37
67
16
24
40
71
92
163

5. Keadaan guru dan Karyawan

I
i
'

I

i

I

!

I

32

Keadaan guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Al-Awwabin Depok pada
tahun ajaran 2006/2007 sesuai dengan arsip berikut :

No
l
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Tabel 4.3
Data guru Mts Al-Awwabin Depok
T a h un a1aran
.
2006/2207
Na ma
Jabatan
Kepsek
Drs. H.A.Mukhtar
Guru
Ust. Nahrowi
Siti Badriyah
Guru
Guru
Drs. Edi Marvanto
Mukhtar Svarih
Guru
Dodi Hermanto
Guru
Guru
Lukman Hakim
Guru
Abdul Svukur
Guru
Hi. Tati Marvati, LC
Maulana Yusuf
Guru
Juriyati, S.Ag
Guru
Guru
Hafiz Kami!
Hj. Siti Hasanah
Guru
Ilyas Nurudin,S.Si
Guru
Drs. Erlina
Guru
Widi Astuti,S.Ag
Quru
Komariyah
Guru
Emi Syahrial, S.Ag
Guru
Latifah Salis,S.kom
Guru
Sofa,S.Pd
Guru

Lulusan
Sl
Pesantren
Sl
SI
SJ
D3
Pesantren
Sl
SI
SI
Sl
Sl
Sl
SI
Sl
SI
D3
SI
SI
Sl

B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara, observasi
dan penyebaran angket. Wawancara yang penulis lakukan adalah dalam rangka
mengetahui

tentang

bagaimana

Profesionalisme

Kepala

Sekolah

Dalam

Meningkatkan Motivasi Menagajar Guru di Mts Al-Awwabin Depok dan untuk
mengetahui keadaan di sekolah baik guru, siswa, sarana dan prasarana serta data-data

yang diperlukan lainnya, penulis melakukan observasi langsung ke lapangan untuk
mendapatkan data-data yang akurat.
Adapun yang penulis buat sebanyak 20 item pertanyaan disebarkan kepada
kepada 19 guru Mts Al-Awwabin Depok. Adapun angket tersebut berbentuk pilihan
ganda yang hams dijawab oleh guru

dengan memberikan salah satu alternative

jawaban.
Dari seluruh jawaban yang telah disebarkan kemudian ditabulasikan dengan
bentuk prosentase dan diolah kemudian dapat diperoleh kesimpulan.
C. Analisa Data

1. Indikator kepala sekolah mampu mengaur lingkungan fisik sekolah

No
1

Tabel 4.4
Keoala sekolah men!!adakan alat bantu oen!!aiaran
Prosentase
Frekuensi
Alternatif iawaban
10
53%
a. selalu
senng
4
21%
b.
5
26%
c. kadang-kadang
d. ti dak pernah
19
100%
Jumlah

Dari tabel di atas terungkap bahwa kepala sekolah selalu mengadakan alat
bantu pengajaran. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang meajawab yang
menjawab selalu (53%%), yang menjawab sering (21%), yang menjawab kadangkadang (26% ), dan tidak ada yang menjawab tidak pernah (0% ).

34

Tabel 4.5
Kepala sekolah membina guru dalam menciptakan suasana yang aman, nyaman
cIan menyenanl! ka n d"I k e Ias
Prosentase
Alternatif iawaban
Frekuensi
No
selalu
2
a.
4
21%
b. senng
10
53%
c. kadang-kadang
5
26%
d. tidak pemah
'
Jum\ah
19
100%

Dari tabel

di

atas

terungkap bahwa kepala sekolah kadang-kadang

menciptakan suasana yang aman dan nyaman. Hal ini dapat terlihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang (53%), yang menjawab tidak pemah
(26%), dan yang menjawab sering (21 %) dan tidak ada yang menjawab selalu.
Data di atas menunjukkan kepala sekolah masih belum maksimal dalam
menciptakan suasana aman dan nyaman bagi guru.

2. Indikator kepala sekolah mampu menciptakan suasana kerja yang kondusif
Tabel 4.6
Kepala sekolah membantu memecahkan masalah yang dihadapi para guru dan
staff
,
No
Alternatif iawaban
Frekuensi
Prosentase
.)
a . selalu
2
11%
b senng
c. kadang-kadang
15
78%
d. tidak pemah
2
11%
100 •;.,
Jumlah
19
セ@

I

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar guru menyatakan kepa!a
sekolah kadang-kadang memecahkan masalah yang dihadapi guru. Hal ini dapat

36

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah guru menyatakan
kepala sekolah kadang-kadang menegur guru atau menasehati guru apabila
melakukan kesalahan. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab
sering (37%), kadang-kadang (53%), tidak penah (10%), daan tidak ada yang
menjawab selalu.
Hal ini menunjukkan bahwa kepa!a sekolah masih kurang memberikan
perhatian terhadap guru yang melakukan kesalahan.
Tabel 4.9
Ke pa Ia se k oa
I h mem ben"kan peng1hargaan ter ha dap uru yang berpresta si
Alternatifjawaban
Frekuensi
No
Prosentase
6
a. Selalu
b. sering
c. kadang-kadang
7
37%
d. tidak oernah
12
63%
Jumlah
19
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa hampir sebagian guru menyatakan
kepala sekolah hanya kadang-kadang memberikan penghargaan terhadap guru yang
berprestasi melakukan kesalahan. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang
menjawab kadang-kadang (37%), tidak pernah (63%), tidak ada yang menjawab
selalu (0%), dan sering (0%)
Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah masih kurang memberikan
perhatian terhadap guru yang memiliki prestasi.

37

4. Indikator kepala sekolah mampu memberikan bimbingan dan pengawasan
Tabel
Kepala sekolah memberikan saran dan
menga .ar
Alternatif iawaban
No
7
a. selalu
b. sermg
c. kadang-kadang
d. tidak pernah
Jumlah

4.10
tanggapan terhadap kegiatan belajar
d"I k eIas
Prosentase
Frekuensi

-

-

2
15
2
19

10,5%
79%
10,5%
100%

Dari tabel di atas terungkap bahwa kepala sekolah kadang-kadang
memberikan saran dan tanggapan terhadap kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini
dapat terlihat dari jawaban responden yang memilih kadang-kadang (79% ), yang
memilih sering (I 0,5% ), yang memilih tidak pemah (I 0,5%) dan tidak ada yang
menjawab selalu.
Tabel 4.11
Kepala sekolah melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar setiap
akhir semester
No
Alternatif iawaban
Frekuensi
Prosentase
a. selalu
8
b. sering
5
26%
c. kadang-kadang
14
74%
d. tidak pemah
Jumlah
100%
19

Dari tabel di atas terungkap bahwa kepala sekolab kadang-kadang melakukan
evaluasi terhadap proses belajar mengajar setiap akhir semester. Hal ini terlihat dari
jawaban repsonden yang menjawab sering (26%), yang menjawab kadang-kadang
(74%), dan tidak ada yang menjawab selalu (0%) dan tidak pemah (0%).

38

5. Indikator kepala sekolah mampu memmberdayakan potensi guru
Tabel 4.12
1 ang s t u d'1
Kenala seko ah menga d a k an d'IS k us1. I{e Iompo k 1 uru b'd
Prosentase
Frekuensi
Alternatif iawaban
No
9
a. selalu
b. senng
I 1%
2
c. kadang-kadang
89%
17
d. tidak oernah
100 %
19
Jumlah
Tabel di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak pernah menagadakan
diskusi kelompok guru bidang studi. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden
yang menjawab tidak pernah (89%), yang menjawab selalu (0%), yang menjawab
sering (0%), dan yang menjawab kadang-kadang (I 1%).
Tabet 4.13
Kepala sekolah mengadakan pelatihan dan seminar serta bimbingan guna
. ka tkan kompet ens1. guru
memng
No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Prosentase
10
a. selalu
b. senng
53%
c. kadang-kadang
10
47%
d. tidak pernah
9
Jumlah
19
100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah hanya kadang-kadang
mengadakan pelatihan dan seminar serta bimbingan guna meningkatkan kompetensi
guru. Hal ini terlihat darijawaban responden yang menjawab kadang-kadang (53%),
yang menjawab tidak pernah (47%), yang menjawab selalu (0%), dan tidak ada yang
menjawab sering (0%).

39

6. Indikator kepala sekotah memberikan kesempatan guru meningkatkan
potensinya
Tabet 4.14
Kepata sekotah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti
enataran an berhubun an den an erbaikan en a·aran
No
Alternatif ·awaban
Frekuensi
Prosentase
11
a. selalu
4
21%
b. senng
10
53%
c. kadang-kadang
5
26%
d. tidak ernah
Jumtah
19
100 %
Tabet di atas rnenunjukkan bahwa kepala sekolah sering rnemberikan
kesempatan kepada guru untuk mengikuti penataran yang berhubungan dengan
perbaikan pengajaran. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang menjawab selalu
(21%), yang menjawab sering (53%), yang menjawab kadang-kadang (26%), dan
tidak ada yang menjawab tidak pernah (0% ).
Tabet 4.15
Kepata sekolah memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti studi
ban d.mg kese k o ta h Iam
. d a tam rang ka penmg
. katan mu t use ko ta h
Atternatif iawaban
Frekuensi
Prosentase
No
4
21%
12
e. selalu
10
53%
f senng
5
26%
g. kadang-kadang
h. tidak pernah
Jumlah
19
100 %



Tabel di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah sermg memberikan
kesempatan kepada guru untuk mengikuti studi banding ke sekolah lain. Hal ini dapat
terlihat dari jawaban responden yang menjawab sering (53%), yang menjawab selalu
(21%), yang menjawab kadang-kadang (26%), dan yang menjawab tidak pemah
(0%).

40

Tabel 4.16
Kepala sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melanjutkan
studi
Alternatif iawaban
Frekuensi
No
Prosentase
,)
13
16%
a. selalu
b. senng
15
79%
c. kadang-kadang
1
5%
d. tidak oernah
Jumlah
19
100-%
セ@

Dari tabel di atas menunjukkan sebagian guru menyatakan kepala sekolah
sering memberikan kesempatan kepada guru untuk melanjutkan studi. Hal ini dapat
terlihat dari jawaban responden yang menjawab sering (79% ), yang menjawab selalu
(16%), yang menjawab kadang-kadang (5%), dan yang menjawab tidak pemah (0%).

7. lndikator kepala sekolah melibatkan guru dalam kegiatan yang menunjang
program sekolah
Tabel 4.17
Kepala sekolah mengajak guru ikut serta dalam menetapkan program kerja
sekolah
No
Alternatif iawaban
Frekuensi
Prosentase
14
a. selalu
b. senng
2
11%
c. kadang-kadang
15
78%
d. tidak oernah
2
11%
Jumlah
19
100 %
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah kadangkadang mengajak guru ikut serta dalam menetapkan program kerja sekolah. Hal ini
dapat terlihat dari jawaban responden yang menjawab kadang-kadang (78%), yang

41

menjawab tidak pemah (I I%), yang menjawab sering (11 %), dan yang menjawab
selalu (0%).

Tabel 4.18
Kepala sekolah melakukan koordinasi bersama guru dan pegawai dalam
. se ko Ia h van!! t e Ia I1 d"1susun
me Ia ksana Irnn program k er.ia
Frekuensi
Prosentase
Alternatif .iawaban
No
15
a. selalu
b. sering
2
11%
78%
c. kadang-kadang
15
d. tidak oemah
2
11%
19
100%
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kepala sekolah kadangkadang melakukan koordinasi bersama guru dan pegawai dalam melaksanakan
program kerja yang telah disusun. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang
menjawab kadang-kadang (78% ), yang menjawab tidak pemah

(11 % ), yang

menjawab sering (11 %), dan yang menjawab, selalu (0%).

8. Indikator kepala sekolah mampu mengelola kurikulum dan administrasi
pendidikan
Tabel 4.19
Kepala sekolah membantu guru dalam menerapkan metode mengajar yang
bervariasi
No
Alternatif iawaban
Frekuensi
Prosentase
16
a. selalu
b. senng
I
5%
c. kadang-kadang
15
79%
d. tidak pemah
3
16%
Jumlah
19
100%

42

Dari tabel di atas terungkap bahwa kepala sekolah kadang-kadang membantu
guru dalam menerapkan metode mengajar yang bervariasi. Hal ini dapat terlihat dari
jawaban responden yang menjawab kadang-kadang (79%), sering (5%), yang
menjawab tidak pernah (16%), dan tidak ada yang menjawab selalu (0%).
Tabel 4.20
Kepala sekolah memeriksa satuan pelajaran sebelum melaksanakan proses
be Ia.1ar
. menga.1ar
Alternatif jawaban
Frelrnensi
No
Prosentase
a. selalu
17
5
b. senng
26%
I
c. kadang-kadang
53%
IO
4
21%
d. tidak oernah
19
100 %
Jumlah
I

I

I

Dari tabel di atas kepala sekolah kadang-kadang memeriksa satuan pelajaran
sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Hal ini dapat terlihat dari jawaban
responden yang menjawab kadang-kadang (53%), yang menjawab sering (26%),
yang menjawab tidak pernah (21 % ) dan tidak ada yang menjawab selalu.
Data di atas menunjukkan bahwa kepala sekolah dalam memeriksa satuan
pelajaran sebelum melaksanakan proses belajar mengajar masih belum maksimal.

Tabel 4.21
.
n
Ke pa Ia se k oa
I h mem ben"kan pen.1a
"baran po kkbh
o a asan satuan peIa 1ara
No
Alternatif jawaban
Frekuensi
Prosentase
18
a. selalu
6
b. senng
31,6%
I
c. kadan

Dokumen yang terkait

Peranan kepala sekolah dalam meningkatkan profesionalisme guru di SDI al-Ihsan bambu apus Pamulang

0 13 75

Hubungan persepsi guru tentang komunikasi interpersonal kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MTs al-Awwabin Sawangan -Depok tahun 2010-2011

4 53 115

PERSEPSI GURU TENTANG POLA MANAGERIAL KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH Persepsi Guru Tentang Pola Managerial Kepala Sekolah Dan Motivasi Guru Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama Negeri Di Kecamatan Kebakkramat Tah

0 4 17

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 2 12

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di SMA Sragen Kota.

0 3 17

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI BERPRESTASI DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP KINERJA GURU SMA SWASTA DI KOTA SALATIGA.

0 0 30

KINERJA GURU DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KINERJA GURU DITINJAU DARI PENGALAMAN MENGAJAR, MOTIVASI GURU DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH SE KECAMATAN MARGOYOSO PATI TAHUN 201

0 0 18

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI SUB RAYON 02 MUNTILA

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROFESIONALISME MENGAJAR DENGAN KINERJA GURU Hubungan Antara Persepsi Terhadap Profesionalisme Mengajar Dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar Di Kecamatan Nawangan.

0 2 16

PERAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PROFESIONALISME GURU SD NEGERI Peran Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Berprestasi Terhadap Profesionalisme Guru SD Negeri Se-Kecamata

0 1 11