Kadar Sisa NOx dalam Gas Buang

`

4.2.4 Kadar Sisa Oksigen O

2 dalam Gas Buang Proses pembakaran pada motor bensin berlangsung pada campuran udara- bahan bakar yang kaya atau adanya udara oksigen lebihan yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan proses pembakaran, sehingga dalam gas buang hasil pembakaran masih mengandung O 2 . Pengaruh kenaikan putaran poros pada beban konstan cenderung mengurangi jumlah sisa O 2 gas buang, hal ini disebabkan pada kondisi tersebut jumlah massa bahan bakar yang terbakar relatif lebih banyak, sehingga dengan jumlah udara yang sama memerlukan lebih banyak oksigen untuk proses pembakaran. Kadar O 2 terendah terdapat pada data emisi gas beban 800 Watt dan kadar O 2 tertinggi terdapat pada data emisi gas tanpa beban.

4.2.5 Kadar Sisa NOx dalam Gas Buang

N dan O dalam NOx berasal dari udara. N 2 dan O 2 masing-masing bersifat inert di udara , namun bereaksi antara satu dengan lainnya dan menghasilkan NOx pada kondisi suhu tinggi ketika pembakaran bensin. Karena itu, semakin tinggi suhunya, semakin banyak NOx dihasilkan. • Adalah gas buang yang ditimbulkan oleh nitrogen yang teroksidasi karena tekanan dan panas kompresi • Berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena gas ini adalah racun. Kadar NOx terendah terdapat pada data emisi gas beban 400 Watt dan kadar NOx tertinggi terdapat pada data emisi gas tanpa beban. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA `

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Tegangan yang dihasilkan pada saat menggunakan bahan bakar LPG dengan beban 400 Watt, 800 Watt dan tanpa beban mengalami penurunan, hal ini diakibatkan terjadinya penurunan putaran mesin pada saat menggunakan bahan bakar LPG, namun secara perlahan putaran mulai naik namun tidak terlalu tinggi. 2. Terjadinya penurunan nilai torsi diakibatkan oleh terjadinya kenaikan putaran mesin, sehingga nilai torsi berbanding terbalik dengan kenaikan putaran mesin pada saat daya beban tetap. 3. Pada pembebanan 400 Watt, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar LPG pada putaran 2555,8 rpm yaitu sebesar 268,8gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada putaran 2543,6 rpm yaitu sebesar 271,99 gkWh.Pada pembebanan 800 Watt, Sfc terendah terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar LPG pada putaran 2052,6 rpm yaitu sebesar 150,998gkWh. Sedangkan Sfc tertinggi terjadi pada putaran 2089 rpm yaitu sebesar 151,667gkWh. 4. Pada pembebanan 400 Watt, efisiensi termal brake terendah terjadi pada pada putaran 2543,6 rpm yaitu sebesar 28,088 . Sedangkan efisiensi thermal brake tertinggi terjadi pada putaran 2555,8 rpm yaitu sebesar 28,422 .Pada pembebanan 800 Watt, efisiensi termal brake terendah terjadi pada putaran 2089 rpm yaitu sebesar 50,373 . Sedangkan efisiensi termal brake tertinggi terjadi dari putaran 2052,6yaitu sebesar 50,596 . 5. Kadar emisi CO 2 terendah terjadi pada pengujian tanpa beban sebesar 5,277 dan kadar CO 2 tertinggi terjadi pada pengujian dengan beban 800 Watt sebesar 5,677 . Sedangkan kadar emisi O 2 berbanding terbalik dengan kadar emisi CO 2 . Kadar emisi O 2 tertinggi terjadi pada pengujian dengan tanpa beban sebesar 2,585 dan kadar O 2 terendah terjadi pada pengujian dengan beban 800 Watt, sebesar 2,386 . 6. Proses modifikasi karburator pada mesin Otto masih belummemberikan fungsi yang optimal, yaitu mesin cenderung memiliki putarantinggi pada kondisi idle, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA