Data yang diperoleh dari beberapa studi mengenai beberapa penggolongan klinis terhadap pasien gagal jantung yang dirawat di rumah sakit dengan perburukan
gagal jantung, studi ini menunjukan bahwa mayoritas pasien yang dirawat dengan gagal jantung memiliki bukti hipertensi sistemik pada saat masuk rumah sakit dan
umumnya mengalami Left Ventricular Ejection Fraction LVEF.
3
Selama 20 tahun terakhir, jumlah dikeluarkan dari rumah sakit yang terkait dengan gagal jantung telah meningkat 155, yang terutama disebabkan oleh
meningkatnya populasi geriatri dan perawatan yang meningkat karena adanya infark miokard akut.
4
Kejadian gagal jantung akan semakin meningkat di masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan hidup dan berkembangnya terapi
penanganan infark miokard mengakibatkan perbaikan harapan hidup penderita dengan penurunan fungsi jantung.
5
Gagal jantung susah dikenali secara klinis, karena beragamnya keadaan klinis serta tidak spesifik serta hanya sedikit tanda – tanda klinis pada tahap awal
penyakit. Perkembangan terkini memungkinkan untuk mengenali gagal jantung secara dini serta perkembangan pengobatan yang memeperbaiki gejala klinis,
kualitas hidup, penurunan angka perawatan, memperlambat progresifitas penyakit dan meningkatkan kelangsungan hidup.
5
2.2 DEFINISI SERTA KLASIFIKASI
Gagal jantung didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung tidak lagi mampu memompakan darah ke jaringan untuk memenuhi metabolism tubuh
walaupun darah balik masih normal. Keadaan ini dapat timbul dengan atau tanpa penyakit jantung. Gangguan fungsi jantung dapat berupa gangguan fungsi
diastolik atau sistolik, gangguan irama jantung, atau ketidak sesuaian preload dan afterload. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian pada pasien.
6
2
Beberapa sistem klasifikasi telah dibuat untuk mempermudah dalam pengenalan dan penanganan gagal jantung. Sistem klasifikasi tersebut antara
lain pembagian berdasarkan Killip yang digunakan pada Infark Miokard Akut, klasifikasi berdasarkan tampilan klinis yaitu klasifikasi Forrester, Stevenson dan
NYHA.
7
A. Klasifikasi fungsional NYHA New York Heart Assoaciation Klasifikasi fungsional gagal jantung berdasakan kelugah sesak nafas
menurut New York Heart Association dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. Kelas I
Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktifitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan,
palpitasi, atau sesak Kelas II
Terdapat batas aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan
kelelahan, palpitasi, atau sesak nafas Kelas III
Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat tetapi aktifitas fisik ringan menyebabkan
kelelahan, paplpitasi atau sesak. Kelas IV
Tidak terdapat batasan aktifitas fisik tanpa keluhan, terdapat gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan
aktivitas Tabel 1. Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association
B. Klasifikasi ACC AHA American College of Cardiology American College Heart Association
Stadium A Memiliki resiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal
jantung. Tidak terdapat gangguan fungsional jantung, tidak terdapat tanda atau gejala
Stadium B Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan
dengan perkembangan gagal jantung, tidak terdapat tanda atau gejala
3
Stadium C Gagal jantung yang symtomatis berhubungan dengan
penyakit struktural jantung yang mendasari Stadium D
Penyakit struktural jantung yang lanjut serta gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat walaupun sudah
mendapat terapi medis maksimal Tabel 2. Klasifikasi gagal jantung menurut American College of
Cardiology American College Heart Association
C. Klasifikasi KILLIP Derajat I
Tanpa gagal jantung Derajat II
Gagal jantung dengan ronki basah halus di basal paru, S3 gallop dan peningkatan tekanan vena pulmonalis
Derajat III Gagal jantung berat dengan edema paru seluruh lapangan
paru. Derajat IV
Syok kardiogenik dengan hipotensi tekanan darah sistolik 90 mmHg dan vasokonstriksi perifer oliguria, sianosis
dan diaforesis Tabel 3. Klasifikasi gagal jantung menurut KILLIP
D. Klasifikasi CSS Canadian Cardiovaskular Society Klasifikasi menurut CCS Canadian Cardiovascular Society,
mengklasifikasikan pasien dengan gejala angina dalam beberapa kelompok berdasarkan keparahan dari gejalanya dapat dilihat pada Tabel 4.
Temuan klinis
Tanda Grade
Tidak ada keterbatasan
aktivitas Aktivitas fisik biasa seperti berjalan atau naik tangga
tidak menyebabkan angina. Angina dapat terjadi dengan pekerjaan berat yang cepat atau lama atau rekreasi.
I
4
biasa
sedikit keterbatasan
aktivitas biasa
Angina pektoris dapat terjadi dengan: • berjalan atau naik tangga dengan cepat;
• mendaki berjalan menanjak, berjalan atau tangga setelah makan atau di angin dingin atau di bawah stres
emosional; • berjalan dua blok dari tingkat di kecepatan normal dan
dalam kondisi normal menaiki tangga lebih dari biasanya dengan kecepatan
normal dan dalam kondisi normal II
keterbatasan aktivitas
fisik biasa Angina dapat terjadi setelah berjalan pada tingkat 1-2
blok atau menaiki tangga 1 dalam kondisi normal pada kecepatan normal
III
tidak mampu melakukan
aktivitas fisik
angina dapat hadir pada saat istirahat IV
Tabel. 4 Klasifikasi CSS Canadian Cardiovaskular Society
6
E.Klasifikasi Stevenson Klasifikasi Stevenson menggunakan tampilan klinis dengan melihat tanda
kongesti dan kecukupan perfusi. Kongesti didasarkan adanya ortopnea, distensi vena juguler, ronki basah, refluks hepato jugular, edema perifer, suara jantung
pulmonal yang berdeviasi ke kiri, atau square wave blood pressure pada manuver valsava. Status perfusi ditetapkan berdasarkan adanya tekanan nadi yang
5
sempit, pulsus alternans, hipotensi simtomatik, ekstremitas dingin dan penurunan kesadaran. Pasien yang mengalami kongesti disebut basah wet yang
tidak disebut kering dry. Pasien dengan gangguan perfusi disebut dingin cold dan yang tidak disebut panas warm. Berdasarkan hal tersebut penderita dibagi
menjadi empat kelas, yaitu: Kelas I A
kering dan hangat dry – warm Kelas II B
basah dan hangat wet – warm Kelas III C
kering dan dingin dry – cold Kelas IV D
basah dan dingin wet – cold Tabel 5. Klasifikasi Gagal Jantung Kongestif menurut Stevenson
2.3 ETIOLOGI