PRESENTASI PPM,09

SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMANFAATAN BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA
SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF RAMAH LINGKUNGAN
DI KAMPUNG PARABON DESA WARNASARI KECAMATAN PENGALENGAN
KABUPATEN BANDUNG

Drs. Mamat Ruhimat, M.Pd.
Drs. Dede Sugandi, M.Si.
Drs. Wahyu Eridiana, M.Si.
Ir. Yakub Malik
Nanin Trianawati Sugito, ST., MT.

Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
UPI - 2009

Latar Belakang
• Arinal Hamni (2008), riset “RANCANG
BANGUN & ANALISA TEKNO EKONOMI
ALAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK
SKALA RUMAH TANGGA”, saran :
“AGAR BIOGAS DAPAT DIJADIKAN

ENERGI
ALTERNATIF,
MAKA
DIBUTUHKAN
SOSIALISASI
DAN
TRANSFER
TEKNOLOGI
KPD
MASYARAKAT”

Mengapa Kampung Parabon ?
 Tingkat kesejahteraan masyarakat digolongkan ke dalam strata Keluarga

Sejahtera I (KS I)
 Aspek peternakan & pertanian menopang roda perekonomian
masyarakat, fisiografi perbukitan, ketinggian di atas 700 m sd 1400 m
dpl, suhu 4 sd derajat C, bahan bakar kayu
 Seringkali terjadi kelangkaan bahan bakar minyak dan gas,
 Hutan terancam, pdhal pangalengan terutama Situ Cileunca NYAWA

bagi masyarakat Kota Bandung

Program Sosialisasi dan Pelatihan
Pemanfaatan biogas

Meningkatkan swadaya masyarakat demi
kesejahteraan ekonomi

Tujuan Kegiatan
Diterapkannya teknologi penyediaan dan penggunaan
biogas untuk keperluan rumah tangga khususnya di
perdesaan.

Berkembangnya usaha agrobisnis yang terpadu
dengan penyediaan biogas.
Berkembangnya usaha agroindustri masyarakat yang
ditunjang oleh penyediaan dan penggunaan biogas
secara swadaya oleh masyarakat di perdesaan.

Manfaat Kegiatan

Tersedianya energi untuk rumah tangga secara
swadaya masyarakat di perdesaan.

Berkurangnya ketergantungan masyarakat terhadap
bahan energi konvensional (kayu, minyak tanah,gas)
Peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kelestarian sumber daya alam, terutama hutan

Kondisi Lingkungan Fisik (1)

Kondisi Lingkungan Fisik (2)

Kondisi Lingkungan Sosial

Pelaksanaan Kegiatan (1)
1. Sosialisasi/ Penyampaian Materi

Pelaksanaan Kegiatan (2)
2. Demonstrasi Pembuatan Biogas

Mesin las listrik

a. Alat

Mesin gerinda

Thermometer

Gergaji besi

Meteran

Palu

b. Bahan

Anemometer

Drum 200 liter


Stop kran 0,5

Pipa 0.5 in

Selang karet

Pipa 2 in

Plat besi 3 mm

Kompor gas

Panci 6 liter

Pelaksanaan Kegiatan (3)
c. Perencanaan Instalasi Reaktor Biogas Skala Rumah Tangga

Pelaksanaan Kegiatan (4)
d. Pembuatan Lubang Reaktor


Pelaksanaan Kegiatan (5)

e. Reaktor Biogas telah Terinstal

Pelaksanaan Kegiatan (6)
f. Proses Pencampuran Kotoran Ternak dan Air

g. Memeriksa Klep Pengaman Gas Sebelum
Masuk ke Tabung Penampung Gas

Pelaksanaan Kegiatan (7)
h. Penampung Biogas sudah Terlihat Mengembung dan Mengeras

Pelaksanaan Kegiatan (8)
i. Pengoperasian Kompor Biogas

Hasil dan Analisis (1)
1. Pengujian Alat
a. 30 kg kotoran sapi = 1m³ biogas = 0,62 liter minyak tanah = 3,5 kg kayu bakar kering
= 0,46 kg Elpiji

b. Api berwarna biru, tidak bau, dan tidak menghasilkan jelaga

2. Keunggulan Reaktor Biogas
a. Konstruksi sederhana

d. Mudah dalam perawatan dan penggunaan

b. Harga terjangkau

e. Menghasilkan kompos (pupuk organik)

c. Awet

3. Prospek dan Manfaat Teknologi
Disamping untuk bahan bakar memasak, alat ini juga dapat dikembangkan menjadi
alat penerangan.

Hasil dan Analisis (2)
4. Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Pengabdian


a. gempa bumi Tasik 7,2 SR, 2 “ept’ 09

Hasil dan Analisis (3)
b. Budaya masyarakat yang cenderung malas untuk mengumpulkan kotoran ternak

Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Alat/bahan dapat diadakan sendiri, dan atau memesan yang sudah jadi
b. Gas methan yang dihasilkan selama satu hari 0.10285 Kg dan dapat digunakan
untuk memanaskan kompor selama 3 jam.
c. Secara ekonomi alat biogas layak diterapkan.

2. Saran
a. Keberhasilan dalam pembuatan alat biogas sangat ditentukan oleh perbandingan
antara kotoran ternak dengan air sebelum dimasukan ke dalam reaktor, dan dalam
pembuatannya jangan sampai mengalami kebocoran.
b. Agar alat biogas dapat dijadikan sebagai pemanfaatan energi alternatif, maka
dibutuhkan sosialisasi dan transfer teknologi kepada masyarakat yang lebih intensif,
karena biaya pembuatannya cukup mahal.
c. Perlu dibangun kultur secara sengaja dan monev