Analisis Modal Kerja Bersih Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. Ultrajaya Milk Industry And Trading Company TBK.

(1)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus berputar setiap periodenya di dalam perusahaan (Riyanto, 2001)

Weston dan Brigham (1994), mengemukakan bahwa modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha dan persediaan. Sedangkan menurut Riyanto (2001), modal kerja adalah nilai aktiva atau harta yang dapat segera dijadikan uang kas dan digunakan perusahaan untuk keperluan sehari-hari, misalnya untuk membayar gaji pegawai, pembelian bahan mentah, membayar ongkos angkutan, membayar hutang dan sebagainya.


(2)

Modal kerja dalam perusahaan perlu ditelaah karena modal kerja penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan beberapa alasan (Weston dan Brigham, 1994):

1. Tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan opersional sehari-hari.

2. Sebagian besar waktu dari manajer dicurahkan untuk mengelola modal kerja perusahaan.

3. Aktiva lancar dari perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dari total aktiva perusahaan.

Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Modal kerja yang berlebihan menimbulkan inefisiensi atau pemborosan dalam operasi perusahaan terutama dalam bentuk uang tunai dan surat berharga dapat merugikan perusahaan karena menyebabkan berkumpulnya dana yang besar tanpa penggunaan secara produktif. Apabila hal ini terjadi maka akan mengurangi atau memperkecil kesempatan perusahaan tersebut untuk memperoleh laba yang maksimal. Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba yang maksimal untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan

(going concern). Semakin tinggi laba yang diharapkan maka perusahaan akan mampu bertahan hidup, tumbuh dan berkembang dalam menghadapi persaingan (Munawir, 2001).


(3)

Pengertian Net Working Capital atau modal kerja bersih menurut J. Weston Fred (2003:215), bahwa: “modal kerja bersih merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan dikurangi kewajiban lancar yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar”.

Menurut J. Keown Arthur (2003:3), berpendapat bahwa: “modal kerja bersih adalah selisih antar aktiva lancar dan hutang lancar”.

Adapun pengertian modal kerja menurut Munawir (2004:114), yang

mengemukakan bahwa: “modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva

lancar dikurangi hutang lancar”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Modal kerja bersih menunjukan jumlah aktiva lancar yang tersedia dan dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan operasi perusahaan setelah melunasi semua hutang-hutangnya.

Menurut (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti 2002) pengertian profitabilitas adalah :

Profitabilitas adalah menunjukkan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Profit suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya dengan demikian profit suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.


(4)

Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing di pasar (survive), dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha (developt).

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dari penggunaan modalnya. Menurut Martono dan Harjito (2001:18) menambahkan bahwa, “profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”.

PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Tbk merupakan perusahaan multi nasional yang memproduksi minuman kemasan yang bertempat di Jl. Raya Cimareme 131 Padalarang Kabupaten. Bandung. Perusahaan ini awalnya adalah industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemuadian memjadi suatu intensitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioneer di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia. PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading merupakan salah satu perusahaan besar yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi


(5)

ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan.

Dalam segmen susu cair UHT dengan pangsa pasar 47%. Menawarkan berbagai produk dengan berbagai rasa dan target konsumen merek Ultra Milk untuk dewasa dan anak merek Low Fat Hi Cal untuk para konsumen yang peduli kesehatan merek Ultra Mimi untuk anak-anak. Susu kental manis menggunakan merek Cap Sapi milik kami sendiri. Selama 9 bulan hinga 30 September 2013, segmen Produk Susu mencapai penjualan sejumlah IDR1.576M – 62,3% dari total penjualan bersih.

Dalam segmen teh RTD dalam kemasan karton dengan pangsa pasar melebihi 61%. Menawarkan enam rasa minuman teh RTD dalam berbagai pilihan kemasan Merek Teh Kotak sebagai minuman teh utama yang dijual dalam kotak. Merek Teh Kotak Rasa untuk minuman teh UHT dengan rasa. Merek Teh Bunga untuk minuman teh UHT krisan. Menawarkan variasi minuman kesehatan UHT misalnya kacang hijau, asam jawa dan minuman pandan. Selama 9 bulan hingga 30 September 2013, segmen Teh dan Minuman Kesehatan mencapai penjualan sejumlah IDR693M – 27,4% dari total penjualan bersih.

Berikut adalah modal kerja bersih dan profitabilitas yang PT. Ultra Jaya Milk Industry & Trading Tbk pada tahun 2011hingga 9 bulan tahun 2013.


(6)

Tabel 1.1

Modal Kerja Bersih PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk.

Sumber : PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk.

Berdasarkan pemaparan Modal Kerja Bersih, Profitabilitas, serta statistik data perusahaan diatas bahwa PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk mengalami penurunan modal kerja pada tahun 2011 yang diikuti pula dengan penurunan profitabilitas yang diperoleh oleh perusahaan. Menurunnya Aktiva Lancar perusahaan sebesar 3,3% dan meningkatnya Hutang Lancar sebesar 27,2% yang menyebabkan menurunnya jumlah Modal Kerja Bersih perusahaan dan penurunan angka perolehan tingkat pengembalian modal (ROE) sendiri dikarenakan menurunnya tingkat laba yang diperoleh sebesar 0,9% serta meningkatnya jumlah equitas sebesar 7,8%.

PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk mengalami kenaikan modal kerja bersih namun berbanding terbalik dengan tingkat

Tahun

Jumlah Modal Kerja Bersih (Net Working Capital)

(dalam jutaan rupiah)

Jumlah Profitabilitas (ROE)

(Dalam Percent (%))

2009 Rp. 429.048 5,13

2010 Rp. 477.884 8,26

2011 Rp. 316.485 7,22

2012 Rp. 603.604 21,08

2013 Rp. 929.716 16,13


(7)

pengembalian modal yang diperoleh. Pada tahun 2013 Aktiva lancar perusahaan mengalami kenaikan sebesar 30,8% dan kenaikan hutang lancar sebesar 6,9%. Namun dari sisi tingkat pengembalian modal Laba perusahaan megalami penurunan sebesar 3,2% dan total ekuitas mengalami kenaikan sebesar 20,2%. Dilihat dari pemaparan data yang diperoleh diatas modal kerja bersih perusahaan dapat mempengaruhi laba yang akan dihasilkan ataupun bisa saja tidak mempengaruhi laba yang dihasilkan suatu perusahaan tidak terkecuali PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Tbk. Maka dari itu penulis tertarik untuk membahas tentang pentingnya modal kerja bersih dan pengaruhnya dalam memnghasilkan laba dalam sebuah perusahaan dalam judul “Analisis Modal Kerja Bersih dalam meningkatkan Profitabilitas pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan beberapa identifikasi masalah yang timbul diantaranya :

1. Modal Kerja suatu perusahaan sangatlah penting dalam kelangsungan produksi perusahaan.

2. Jumlah modal kerja bersih perusahaan dapat berpengaruh pada tingkat pengembalian modal yang diperoleh perusahaan.


(8)

3. Jumlah modal kerja bersih perusahaan berdampak pada tingkat pengembalian modal yang diperoleh perusahaan.

1.2.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Perkembangan Modal Kerja Bersih PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

2. Bagaimana Perkembangan tingkat Profitabilitas Pt Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

3. Bagaimana Analisis Modal Kerja PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dalam Meningkatkan Profitabilitas.

1.3Tujuan dan Maksud Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data-data, informasi serta gambaran umum mengenai modal kerja dan profitabilitas pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk. Kemudian melakukan Analisis dan menarik kesimpulan diperuntukan mememenuhi salah satu syarat dalam menempuh jenjang diploma tiga (D3) program studi keuangan dan perbankan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Modal Kerja PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.


(9)

2. Untuk memgetahui tingkat Profitabilitas Pt Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

3. Untuk mengetahui Analisis Modal Kerja PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk dalam Menentukan Profitabilitas.

1.4Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

a. Bagi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk.

Dari laporan ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi dalam pengoperasian perusahaan.

2. Kegunaan Akademis a. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang modal kerja, profitabilitas serta tentang keuangan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk selain itu menambah pengetahuan dalam menganalisa dan melakukan penelitian.

b. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan perbandingan yang bermanfaat sebagai sumber informasi untuk pembuatan tugas akhir yang akan dilakukan selanjutnya.


(10)

1.5Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jl. Veteran No. 10 Bandung, perusahaan yang diteliti oleh penulis adalah PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk yang beralamat Jl. Cimareme 131 Padalarang Kab. Bandung.

Penulis melakukan penelitian dimulai dari Februari 2015 hingga Juli 2015. NO

Kegiatan Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul 1 Survey awal dan

penentuan lokasi penelitiaan 2

Penyusunan Proposal 3

Seminar Proposal 4

Pelaksanaan Penelitian 5 Pengolahan data,

Analisis dan

penyusunan Laporan 6


(11)

11 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Modal

2.1.1.1. Pengertian Modal

Modal merupakan salah satu elemen yang penting yang harus mendapat perhatian oleh pihak manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Karena modal sangat menunjang sekali dalam kelancaran kegiatan perusahaan, sebagai contoh bagian produksi membutuhkan bahan baku, maka mereka harus membeli dulu bahan tersebut atau bagian pemasaran akan melakukan kegiatan promosi guna mengenalkan barang atau jasa yang mereka tawarkan pada konsumen atau bagian personalia membutuhkan pegawai baru untuk itu dilakukan kegiatan perekrutan karyawan baru. Ketiga kegiatan perusahaan tersebut kesemuanya memerlukan modal atau dana, seandainya modal tersebut tidak tersedia maka kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat berjalan, apalagi jika tujuannya memperoleh laba maka tentu tidak akan tercapai.

Uraian diatas jelas bahwa modal perlu bagi kelangsungan kegiatan perusahaan. Namun kadang kala kita belum memahami betul akan hakikat pengertian modal. Agar lebih mengerti maka akan dikemukakan pendapat para ahli mengenai pengertian modal yaitu sebagai berikut:


(12)

“Pengertian modal secara klasik adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut”.

2.1.1.2. Pengertian Modal Kerja

Terdapat beberapa pendapat mengenai modalkerja, antara lain:

a. Menurut Djarwanto (2001), modal kerja atau working capital berhubungan dengan keseluruhan dana yang digunakan selama periode akuntansi tertentu yang dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan untuk periode akuntansi yang bersangkutan (current income).

b. Menurut Weston dan Brigham (1994), modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, seperti kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, piutang usaha, dan persediaan.

c. Menurut Harahap (2001), modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Modal kerja juga bisa dianggap sebagai dana yang tersedia untuk diinvestasikan dalam aktiva tidak lancar atau untuk membayar utang tidak lancar. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka yang dimaksud dengan modal kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar yang dipergunakan untuk membiayai atau menutupi kewajiban-kewajiban yang harus segera dipenuhi oleh perusahaan.

Modal yang cukup akan memungkinkan suatu perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin, akan tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan


(13)

kerugian bagi perusahaan, dan adanya ketidakcukupan modal merupakan indikator utama kegagalan suatu perusahaan.

Gambaran yang lebih jelas mengenai modal kerja ada beberapa pendapat menurut para ahli mengenai pengertian modal kerja diantaranya :

1. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001:266) yang menyatakan bahwa: “ Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar”.

2. Menurut Agnes Sawir (2005:129) yang menyatakan bahwa modal kerja adalah:

“ Keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari”.

3. Menurut Sutrisno (2007:39) menyatakan bahwa :

“Modal kerja adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang dan pembayaran lainnya”.

4. Menurut Bambang Riyanto (2001:57) mengemukakan tiga konsep pengertian modal kerja, yaitu:

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva dengan dana yang


(14)

tertanam didalam yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Konsep ini sering disebut Gross Working Capital.

2. Konsep Kualitatif

Konsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa menggangu likuditasnya. Konsep ini sering disebut Net Working Capital.

3. Konsep Fungsional

Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan, dengan kalkulasi sebagian dana digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode tersebut (current income) dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada periode-periode berikutnya (future income).

Menurut definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, pengertiaan modal tidaklah sama, hal tersebut dikarenakan perbedaan cara pandang para ahli tersebut tentang modal itu sendiri.

2.1.1.3. Jenis-Jenis Modal Kerja

Menurut Bambang Riyanto (2001:61) menyatakan jenis-jenis modal kerja adalah sebagai berikut :


(15)

1. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) merupakan modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya. Dengan kata lain modal kerja yang terus menerus diperlukan bagi kelancaran usaha. Model kerja permanen dapat dibedakan menjadi :

a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital)

Modal kerja primer merupakan jumlah modal kerja minimum yang harus tersedia pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha atau operasinya.

b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital)

Modal kerja normal merupakan jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.

2. Modal Kerja Variabel (Variabel Working Capital) merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal kerja variabel dapat dibedakan menjadi :

a. Modal Kerja Musiman (Seasonal working Capital)

Modal kerja musiman merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.

b.Modal Kerja Siklus (Cyclical Working Capital)

Modal kerja siklus merupakan modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah yang disebabkan fluktuasi konyungtur.


(16)

Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya.

2.1.1.4. Faktor-Faktor Modal Kerja

Menurut Munawir (2001:117) modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantanya adalah:

1. Sifat atau tipe perusahaan

Modal kerja suatu perusahaan dagang relative lebih rendah bila dibandingkan dengan modal kerja perusahaan industri, karena tidak memerlukan investasi yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan kebutuhan uang tunai pada perusahaan dagang. Untuk membelanjai operasi dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan saat itu juga.

2. Usaha yang dubutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual serta harga per satuan barang tersebut.

Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan baku yang akan diproduksi sampai barang itu dijual. Semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Disamping itu pula harga pokok per satuan barang itu juga mempengaruhi besar kecilnya modal kerja yang dibutuhkan. Semakin besar harga pokok per satuan barang yang akan dijual semakin besar pula kebutuhan modal kerja.


(17)

3. Syarat pembelian bahan baku

Syarat pembelian bahan baku yang akan digunakan untuk memproduksi barang atau barang dagang sangat mempengaruhi jumlah modal kerja yang dibutuhkan untuk perusahan yang bersangkutan. Jika syarat yang diterima pada waktu pembelian menguntungkan, makin sedikit dana yang diinvestasikan dalam persedian bahan baku atau barang dagangan, sebaliknya bila pembayaran atas bahan atau barang yang akan dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu pendek maka uang kas diperlukan untuk membiayai semakin besar pula.

4. Syarat penjualan

Semakin lunak kredit yang diberikan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besarnya jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan dalam sektor piutang. Untuk memperendah jumlah modal kerja yang harus diinvestasikan yang harus di sektorkan dalam bentuk piutang dan untuk memperkecil resiko adanya piutang yang akan tartagih sebaiknya perusahaan memberikan potongan tunai kepada para pembeli, karena dengan demikian pembeli akan tertarik untuk segera membayar utangnya dalam periode diskon tersebut.

5. Tingkat pertukaran persedian (inventory turnover)

Menunjukan berapa kali persediaan tersebut diganti, semakin tinggi tingkat pertukaran persediaan maka jumlah modal kerja yang diinvestasikan dalam persediaan semakin rendah. Untuk dapat mencari tingkat perputaran persediaan yang tinggi maka harus diadakan perencanaan dan pengendalian


(18)

persediaan secara teratur dan efisien. Semakin cepat atau semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan memperkecil resiko terhadap kerugian yang disebabkan penurunan mutu atau karena perubahan selera konsumen, disamping menghemat ongkos menyimpan dan pemeliharaan terhadap persediaan barang tersebut.

2.1.1.5. Manfaat Modal Kerja

Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Adapun manfaat dari tersedianya modal kerja yang cukup menurut Jumingan (2001:67) adalah sebagai berikut :

1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.

2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya.

3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.

4. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.

5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya.


(19)

6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan.

7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.

8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

2.1.1.6. Kebijakan Modal Kerja

Menurut Sofyan Safri Harahap (2001:138) Pada dasarnya terdapat 3 pilihan kebijakan bagi manajemen untuk menentukan besarnya proporsi aktiva lancar yang dibiayai oleh sumber jangka pendek dan yang dibiayai dari jangka panjang, yaitu :

1. Kebijakan modal kerja konservatif

Kebijakan konservatif adalah perusahaan memodali sebagai aktiva lancarnya yang berfluktuasi dengan modal permanent. Pada musim sedang sepi ketika piutang dan persediaan sedang rendah, perusahaan memperbesar saldo surat-surat berharganya. Dengan bergeraknya waktu menuju puncak musim ramainya penjualan, perusahaan mulai menjual persediaan surat-surat berharga untuk permodalan persediaan dan piutang dan bila masih kurang, mencari pinjaman jangka pendek. Sedangkan aktiva lancar permanen dan aktiva tetap dimodali dengan permodalan permanen.


(20)

2. Kebijakan modal kerja moderat

Perusahaan dapat pula mengambil kebijakan yang moderat dimana perusahaan mencoba menyelaraskan struktur maturitas aktiva dan utang-utangnya, yaitu kebutuhan akan aktiva lancar yang bersifat sementara dimodali dari sumber jangka pendek dan total aktiva lancar permanen dan aktiva tetap dimodali dari sumber jangka panjang.

3. Kebijakan agresif

Kebijakan yang agresif adalah bila semua aktiva lancar dimodali dengan modal jangka pendek, tetapi sebagian dari aktiva lancar permanennya dimodali dengan kredit jangka pendek.

2.1.1.7. Pentingnya Modal Kerja

Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000 ; 74), mengemukakan terdapat beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja yaitu :

1. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan jumlah aktiva secara keseluruhan.

2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama bagi pendanaan eksternal. Perusahaan ini tidak memliki akses pada pasar modal untuk pendanaan jangka panjangnya.


(21)

3. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal kerja.

4. keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap risiko, laba, dan harga saham perusahaan.

5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana yang mendanai aktiva lancar.

2.1.1.8. Menentukan Kebutuhan Modal Kerja

Menurut Sutrisno (2001:50) untuk menentukan besarnya modal kerja digunakan beberapa metode yaitu:

a. Metode Keterikatan Dana

Untuk menentukan besarnya modal kerja dengan metode ini, maka perlu diketahui dua faktor yang mempengaruhi yakni periode terikatnya modal kerja dan proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari. Periode terikatnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan kedalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode terikatnya modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, begitupun sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil kebutuhan modal kerja juga akan semakin kecil.


(22)

Besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran unsur-unsur pembentukan modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan pengelolaan modal kerja adalah sebagai berikut:

1. Menghitung perputaran elemen modal kerja

a) Perputaran Kas

b) Perputaran Piutang

c) Perputaran Persediaan

2. Menghitung periode terikat dari setiap elemen modal kerja

a) Kas

b) Piutang


(23)

c) Persediaan

3. Menjumlahkan dari setiap periode terikatnya elemen modal kerja.

4. Setelah dihitung total periode terikat, kemudian lamanya hari dalam setahun atau 360 hari dibandingkan dengan total periode terikat.

5. Menentukan target penjualan untuk tahun yang akan datang.

6. Langkah terakhir yaitu dengan membandingkan target penjualan yang akan datang dengan hasil perhitungan dari nomor 4.

2.1.2. Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) 2.1.2.1Pengertian Modal Kerja Bersih

Sebelum membahas mengenai Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) terlebih dahulu dibahas mengenai pengertian modal kerja menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1991:372), modal kerja adalah: “Aktiva lancar dikurangi dengan kewajiban lancar”.

Sedangkan pengertian Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) menurut Sutrisno (2000:50), “modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau hutang lancarnya”.

Mohamad Muslich (1997:142), menerangkan bahwa “modal kerja bersih mencerminkan perbedaan antara aktiva lancar dan pasiva lancar perusahaan”.


(24)

Berdasarkan uraian di atas Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) adalah perbedaan antara aset jangka pendek perusahaan dengan kewajiban lancar atau hutang jangka pendek. Pada prinsipnya aktiva jangka pendek itu terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang dan persediaan. Sedangkan hutang jangka pendek biasanya terdiri dari kredit jangka pendek, kredit yang segera harus dibayar, hutang dagang, hutang wesel, biaya yang belum dibayar dan hutang pajak.

Pengertian Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) menurut modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar yang segera harus dibayar. Dengan demikian maka pembagian dari aktiva lancar perusahaan harus disediakan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dibayar, di mana bagian aktiva lancar ini tidak boleh digunakan dalam membiayai operasi perusahaan untuk menjaga likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, modal kerja bersih adalah modal kerja yang benar-benar digunakan untuk membiayai operasional perusahaan tanpa menjaga likuiditasnya yaitu merupakan kelebihan aktiva lancar di atas hutang lancar.

2.1.3. Profitabilitas

2.1.3.1. Pengertian Profitabilitas

Profit dalam kegiatan operasional perusahaan merupakan elemen penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan pada masa yang akan datang. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan menciptakan laba yang berasal dari pembiayaan yang dilakukan, kemampuan perusahaan untuk


(25)

dapat bersaing di pasar (survive), dan kemampuan perusahaan untuk dapat melakukan ekspansi usaha (developt).

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam mencari keuntungan dari penggunaan modalnya. Menurut Martono dan Harjito (2001:18) menambahkan bahwa, “profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut”. Dari pendapat tersebut disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Kinerja manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Adanya kemampuan memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan dapat tercapai. Penggunaan semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk memperoleh laba yang tinggi. Laba merupakan hasil dari pendapatan oleh penjualan yang dikurangi dengan beban.

2.1.2.2. Rasio Profitabilitas

Brigham dan Houston (2006:107) menyatakan bahwa “rasio profitabilitas akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen.


(26)

Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Harahap (2004:149) menyatakan bahwa “rasio profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”. Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan laba dengan menggunakan modal yang cukup tersedia. Rasio profitabilitas yang dipakai, adalah:

Return On Equity (ROE)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimumkan tingkat hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekankan pada hasil pendapatan dengan jumlah hasil yang diinvestasikan. ROE menjadi salah satu unsur yang penting dalam pengambilan keputusan investasi. Rasio ini digunakan sebagai indikator ataupun sumber informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dilihat dari

return yang diterima oleh investor dan tentang bagaimana perusahaan mengelola aktivanya. Return On Equity (ROE) sering disebut sebagai rentabilitas modal sendiri (Return on Common Equity).


(27)

Besarnya ROE sangat dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh perusahaan, semakin tinggi laba yang diperoleh maka akan semakin meningkatkan ROE. Sedangkan ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas) yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006:90), Return on Equity dapat dirumuskan sebagai berikut :

Walsh (2004:56) menyatakan bahwa suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru.

Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar. Semua hal tersebut pada akhirnya akan menciptakan nilai yang tinggi dan pertumbuhan yang berkelanjutan atas kekayaan pemiliknya.

Peningkatan harga saham perusahaan akan memberikan keuntungan (return) yang tinggi bagi para investor. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik investor terhadap perusahaan. Peningkatan daya tarik ini menjadikan perusahaan tersebut makin diminati oleh investor, karena tingkat kembalian akan semakin besar. Dengan kata lain ROE akan berpengaruh terhadap return yang akan diterima oleh investor. Walsh (2004:58) menyatakan bahwa Pada tingkat perusahaan individu, ROE yang baik akan mempertahankan kerangka kerja


(28)

keuangan pada tempatnya untuk perusahaan yang sedang tumbuh dan berkembang. Untuk ekonomi secara keseluruhan, ROE dapat menggerakkan investasi di bidang industri, pertumbuhan produk nasional bruto (gross national product), lowongan atau kesempatan kerja, penerimaan pajak pemerintah dan sebagainya.

“Secara teoritis, semakin besar penggunaan hutang maka semakin meningkat ROE suatu perusahaan”, Sartono (2001:124). Penggunaan hutang yang semakin besar dalam perusahaan oleh pemilik modal dipandang sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya, apabila perusahaan meningkatkan hutang maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu, tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat resiko perusahaan. Resiko finansial adalah resiko tambahan pada perusahaan akibat keputusan menggunakan hutang atau resiko yang ditimbulkan dari penggunaan hutang (financial leverage). Satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan hutang adalah penggunaan hutang akan meningkatkan ROE hanya jika tingkat keuntungan pada aktiva (diukur dengan EBIT/TA) lebih besar dari biaya modal (biaya hutang).

2.1.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Modal kerja terhadap profitabilitas. Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:


(29)

1. Yoyon supriadi dan Ratih Puspitasari (2012) menyimpulkan bahwa: Pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan pada tingkat signifikan 5% terdapat pengaruh yang signifikan pada modal kerja bersih terhadap profitabilitas perusahaan. Tingkat signifikan yang diperoleh 0,005 atau 0,5%.

2. Dahrani dan Nur Maslinda (2012) dalam penelitian ini dijelaskan bahwa Berdasarkan analisis data dan pembahasan dalam penelitian maka diperoleh jawaban dari rumusan masalah yaitu modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Gross Profit Margin (GMP), Net Profit Margin (NPM), Return On Aseet (ROA), Return On Investement (ROI) dan Earning Per Share (EPS), namun modal kerja berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity (ROE) dalam meningkatkan laba perusahaan yang telah dibuktikan menggaunakan pengujian korelasi Sparman

3. Elis Wartika (2012) dalam penelitian tersebut, secara keseluruhan tingkat modal kerja dalam meningkatkan profitabilitas pada Koperasi Simpan Pinjam Sumber Bahagia Bandung tidak terlalu berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas, hal ini terbukti dari tingkat modal kerja yang setiap tahunnya mengalami peningkatan tetapi tingkat profitabilitas (ROA) yang didapat oleh Koperasi Simpan Pinjam Sumber Bahagia Bandung dari tahun 2012 mengalami kenaikan dan penurunan. Dari tahun 2007-2009 dikatakan cukup baik karena jumlah Profitabilitas (ROA) mengalami kenaikan, tetapi pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan dan pada tahun 2012 mengalami kenaikan tetapi hanya sedikit. Hal ini disebabkan


(30)

karena pengelolaan modal kerja yang kurang efektif sehingga laba/profitabilitas yang didapat menjadi kurang maksimal.

4. Aulia Rahma (2011) menyatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap ROI. Hasil pengujian terhadap variabel perputaran modal kerja menunjukkan bahwa variabel LNWCT berpengaruh negatif signifikan terhadap LNROI. Hal ini terbukti dengan ditunjukkannya pengaruh yang negatif.

5. Olivia Mada Rolos, Sri Murni, dan Ivonne S. Saerang (2014) dalam penelitian ini Pengujian hipotesis menghasilkan temuan bahwa Hasil analisis menjawab hipotesis yang ke satu (H1) Perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan, dan perputaran modal kerja berpengaruh signifikan terhadap NPM (net profit margin). Berdasarkan hasil uji F (F

test) diperoleh Fhitung adalah 171.594 dengan tingkat signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0.05, sedangkan Ftabel sebesar 2.557 dengan tingkat signifikansi 0.05. berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran modal kerja berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap NPM (net profit margin) karena Fhitung >Ftabel ( 171.594 > 2.557) dan signifikansi penelitian < 0.05 (0.000<0.05).

6. Nurhafni (2009) menurut hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung MK sebesar 5.648 sedangkan t tabel df162 dengan α 5% adalah 1.645. sedangkan t hitung PMK sebesar 2.038 sedangkan t tabel df162 dengan α 5% adalah 1.645 dengan demikian t hitung lebih besar dari t tabel sama


(31)

dengan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap retun on equity (ROE).

Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu No Nama

peneliti

Judul peneliti Persamaan Perbedaan 1 Yoyon

supriadi dan Ratih

Puspitasari (2012)

Pengaruh modal kerja terhadap penjualan dan profitabilitas

Menganalisi s tentang pengaruh dana pihak ketiga.

Variabel X pada penelitian tersebut adalah Modal Kerja dan variable X peneliti adalah Modal Kerja Bersih (NWC).

2 Dahrani dan Nur Malinda (2012)

Analisis Pengaruh Modal Kerja dalam

meningkatkan Profitabilitas Pada

perusahaan Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Menganalisi s tentang pengaruh Modal Kerja terhadap GPM, NPM, ROA, ROI, ROE dan EPS

Pada penelitian ini yang di bahas variable Y ada enam variabel sedangkan penulis hanya menggunakan satu variabel Profitabilitas adalah ROE

3 Elis Wartika (2012)

Analisis peran modal kerja dalam

meningkatkan profitabilitas pada koperasi simpan pinjam sumber bahagia bandung Menganali sis pengaruh modal kerja terhadap ROA.

Variabel Y pada penelitian ini adalah ROA, sedangkan Variable Y pada penelitian Penulis adalah ROE.

4 Aulia Rahma (2011)

Analisis pengaruh manajemen modal kerja

Menganalis a pengaruh perputaran modal kerja

Pada penelitian ini yang di bahas variabel X adalah WCT, CT, dan IT .penelitian penulis


(32)

terhadap profitabilitas perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur

PMA dan

PMDN Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008)

terhadap roi. variabel X adalah Modal kerja bersih (NWC)

5 Olivia Mada Rolos, Sri Murni, dan Ivonne S. Saerang (2014)

Modal kerja pengaruhnya terhadap net profit margin pada

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan perputaran modal pengaruhny a terhadap NPM.

Pada penelitian ini yang di bahas variabel Y adalah NPM. Sedangkan penelitian penulis ROE

6 Nurhafni (2009)

Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE)

perusahaan consumer goods industry di Bursa Efek Indonesia.

Modal kerja dan

perputaran modal kerja pengaruhny a terhadap ROE

Pada penelitian ini variable X memiliki dua variable yaitu Modal kerja dan perputaran modal kerja sedangkan peneliti hanya menggunakan modal kerja pada variable X.

2.2 Kerangka Pemikiran

Modal kerja dalam suatu perusahaan harus dikelola dengan baik. Modal kerja tersebut harus cukup jumlahnya dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Dengan adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan karena disamping


(33)

memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup lebih baik dari pada modal kerja yang berlebihan, karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bawa perusahaan tidak bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak produktif. Hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat pengembalian modal perusahaan atau profitabilitas. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang dari cukup akan dapat menjadi penyebab kemunduran atau bahkan kegagalan suatu perusahaan dan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.

Modal merupakan faktor yang mempunyai peranan sangat penting untuk dapat melaksanakan kegiatan usaha. Modal juga dapat dikatakan sebagai kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk dapat menghasilkan keuntungan pada waktu yang akan datang dan dinyatakan dalam nilai uang. Modal kerja dalam jumlah yang cukup memungkinkan perusahaan dapat beroperasi seekonomis mungkin sekaligus dapat menunjukan tingkat keamanan bagi kreditor karena memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban–kewajiban tepat pada waktunya. Sedangkan jika perusahaan mengalami kekurangan modal kerja maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan usahanya.

Menurut Agnes Sawir (2005;129) menyatakan bahwa:

“Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari -hari.”


(34)

Profit merupakan elemen terpenting dalam kegiatan oprasional perusahaan agar kelanjutan dariperusahaan terjamin setiap usaha selalu mengutamakan keuntungan dalam pendirian perusahaan, baru setelah itu tujuan perusahaan yang lain seperti: kempuan perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan saingan, kemampuan perusahaan untuk tumbuh ditengah persaingan dan yang terakhir kemampuan perusahaan untuk tumbuh dan mengandakan ekspansi usaha yang disebut dengan develop. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

Menurut Agus Sartono (2008;114) Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dalam hubunganya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

2.3.1 Pengaruh Modal Kerja Bersih (NWC) terhadap profitabilitas (ROE)

Modal kerja bersih merupakan selisih dari jumlah aktiva lancar setelah dikurangi oleh hutang lancar yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Menurut J. Keown Arthur (2003:3) berpendapat bahwa : “ Modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dan hutang lancar. ”

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba, profitabilitas merupakan elemen penting berlangsungnya suatu perusahaan. Return on Equity (ROE) merupakan salah satu elemen rasio profitabiltas yang menunjukan keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Walsh (2004:56) menyatakan bahwa “suatu angka ROE yang bagus akan membawa keberhasilan


(35)

bagi perusahaan-perusahaan yang mengakibatkan tingginya harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana baru. Hal ini juga akan memungkinkan perusahaan untuk berkembang, menciptakan kondisi pasar yang sesuai, dan pada gilirannya akan memberikan laba yang lebih besar.”

Pengaruh Modal kerja didukung oleh penelitian Nurfahni (2009) yang mengatakan bahwa Adanya pengaruh secara simultan dari modal kerja terhadap profitabilitas.

Untuk memahami kerangka pemikiran dalam penelitian ini, maka dapat digambarkan melalui paradigma yang memperhatikan hubungan antara variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Pradigma Penelitian

Ni Nyoman Nurhafni (2009)

Gambar: 2.2 Pradigma Penelitian

Modal Kerja Bersih (NWC) (X)

- Aktiva Lancar

- Hutang Lancar

J. Keown Arthur (2003:3)

Profitabilitas (ROE) (Y)

- Net Income

- Total Equity


(36)

36 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Definisi objek penelitian menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29) adalah “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Berdasarkan definisi objek penelitian di atas, maka yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah modal kerja dan profitabilitas pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati,dkk (2010:29) metodologi penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29) mengemukakan bahwa “Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.


(37)

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui gambaran mengenai modal kerja dalam menentukan profitabilitas pada PT.Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, dkk (2010:30) bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati adalah :

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian yaitu fluktuasi pada persentase modal kerja serta nilai rasio-rasio keuangan selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Analisis modal kerja dalam menentukan profitabilitas PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi yaitu fluktuasi pada persentase modal kerja serta nilai rasio-rasio keuangan selanjutnya menetapkan judul penelitian yaitu Analisis modal kerja dalam menentukan profitabilitas PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.


(38)

3. Menetapkan rumusan masalah yaitu tentang modal kerja perusahaan dalam menentukan profitabilitas.

4. Menetapkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui modal kerja perusahaan pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk dalam menentukan profitabilitasnya.

5. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian yang digunakan.

6. Menetapkan sumber data dan teknik pengumpulan data. 7. Melakukan analisis data.

8. Melakukan pelaporan hasil penelitian.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel menurut Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati, dkk (2010:31) adalah “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik”.

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian.


(39)

Tabel 3.2.2.1 Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Ukuran

Modal Kerja Bersih (X)

Modal Kerja Bersih (Net Working Capital) menurut Sutrisno (2000:50), “modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar atau hutang

lancarnya”.

Modal Kerja Bersih :

- Aktiva Lancar

- Hutang Lancar

Rupiah (Rp)

Profitabilitas (ROE) (Y)

ROE merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total modal sendiri (ekuitas)

yang berasal dari setoran pemilik, laba tidak dibagi dan

cadangan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut

Brigham dan Houston (2006:90), Return on Equity

dapat dirumuskan sebagai berikut : ROE = Net Income Total Equity

Profitabilitas

Return On Equity (ROE) :

- Net Income - Total Equity

Percent (%)

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data

3.2.3.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data sekunder menurut Sugiyono dalam Umi Narimawati, dkk (2010:37) adalah :


(40)

Data sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa laporan keuangan tahunan dan informasi mengenai data-data terkait dengan modal kerja PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati, dkk (2010:37) populasi adalah objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh peneliti sebagai unit analisis penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk.

2. Sampel

Menurut Umi Narimawati dalam Umi Narimawati, dkk (2010:38) sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih untuk menjadi unit pengamatan dalam penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah neraca, laporan laba rugi, dan rasio-rasio keuangan selama lima tahun periode tahun 2009-2013.


(41)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah penelitian lapangan dilakukan dengan cara mengadakan analisis kuantitatif yaitu dengan mencari Return On Equity (ROE) yang didapat dari data perusahaan. Data ini didapatkan melalui teknik-teknik sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

Yaitu mengadakan penelitian dengan cara mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian.

2. Dokumentasi

Pengumpulan data yang telah tersedia di BEI (Bursa Efek Indonesia).

3.2.5 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.


(42)

3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif

Penulis dalam menyusun tugas akhir ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu data yang diperoleh dan dianalisa dengan dasar teori yang ada sehingga memberikan suatu gambaran dan perhitungan yang cukup jelas.

Adapun analisis data yang yang dilakukan penulis adalah:

Menjelaskan perkembangan jumlah modal kerja serta melihat Return On Equity (ROE) profitabilitas keuangan pada PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. dengan cara menghitung:

Modal Kerja (Net Working Capital) = Aktiva Lancar – Hutang Lancar

Rumus Perkembangan :

Rumus Perkembangan Modal Kerja :

Rumus Perkembangan Profitabilitas :


(43)

62 5.1 Kesimpulan

Penulis melakukan pembahasan pokok permasalahan berdasarkan bedasarkan data dari PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk. Dari hasil analisis dan pembahasan tentang modal kerja bersih dalam meningkatkan profitabilitas dapat ditarik kesimpulan.

1. Perkembangan Modal Kerja Bersih rata-rata mengalami kenaikan, kecuali pada tahun 2011 mengalami penurunan karena menurunnya total aktiva lancar yaitu ketersediaan kas, piutang dan lain-lain.

2. Perkembangan tingkat pengembalian modal (ROE) yang diperoleh mengalami fluktuasi, dimana dalam 6 tahun pengamatan mengalami 2 kali kenaikan dan 3 kali penurunan pada tahun 2011, 2013 dan 2014. 3. Dari analisis grafik yang telah dilakukan penulis dapat diambil suatu

kesimpulan bahwa Modal Kerja bersih berdampak pada angka perolehan tingkat pengembalian modal (ROE) pada PT.Ultrajaya Milk Industry And Trading Company Tbk.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut :


(44)

1. Untuk pengelolaan Modal Kerja Bersih seharusnya perusahaan harus lebih cermat dalam mengelola aktiva lancar agar tidak terjadi perolehan angka modal kerja bersih yang (-) negatif apabila aktiva lancar nilainya lebih kecil dibanding dengan hutang lancar.

2. Dalam upaya peningkatan Tingkat Pengembalian Modal perusahaan harus lebih memperhatikan lagi tingkat penjualan mereka karena ini berpengaruh pada perolehan laba bersih yang nantinya berpengaruh pada ptingkat pengembalian modal serta di perhatian pula dari sisi ekuitasnya.

3. Melihat hubungan antara Modal Kerja Bersih dalam meningkatkan tingkat pengembalian modal (ROE) yang berbanding lurus, maka diharapkan untuk kedepannya perusahaan untuk lebih memperhatikan kembali Jumlah modal kerja bersih yang dimiliki dimana apabila modal kerja bersih yang dimiliki besar maka dipastikan prospek menguntungkan bagi perusahaan dan lebih cermat dalam pengelolaan aktivanya, sehingga dengan demikian bisa lebih meningkatkan Tingkat Pengembalian Modal (ROE).


(45)

Analysis of Net Working Capital Improving In Profitability

At PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk.

Tugas Akhir

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang D3 Program Studi Keuangan dan Perbankan

Oleh :

NAMA

: Tania Witri Yanti

NIM

: 21512018

PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(46)

i DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRACT ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1LatarBelakangPenelitian ... 1

1.2Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan dan MaksudPenelitian ... 8

1.4LokasidanWaktuPenelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 11

2.1Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Modal... 11

2.1.2 Modal Kerja Bersih ... 23

2.1.3 Profitabilitas ... 24

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 28

2.2Kerangka Pemikiran ... 32

2.3Pengaruh Modal Kerja Bersih terhadap Profitabilitas ... 34

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 36

3.1Objek Penelitian ... 36

3.2Metode Penelitian ... 36

3.2.1 Desain Penelitian ... 37

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 38

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 39

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... ..41


(47)

ii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

4.1Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 43

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 50

4.2 Pembahasan Penelitian ... 51

4.2.1 Perkembangan Modal Kerja Bersih ... 51

4.2.2 Perkembangan Profitabilitas (ROE) ... 54

4.2.3 Analisis Modal Kerja Bersih dalam menentukan Profitabilitas (ROE) ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61


(48)

(ROE) Studi Kasus Pada PD.BPR Artha Galunggung

Agnes Sawir. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan perencanaan Keuangan perusahaan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

AgusSartono R. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE.

---.2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Empat. Yogyakarta : BPFE.

Arthur J. Kweon. 2003. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Salemba Empat.

Aulia Rahma (2011). Analisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan PMDN Yang Terdaftar di BEI periode 2004-2008).

Bambang Riyanto, 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisis Keempat, Cetakan Ketujuh, Yogyakarta BPFE.

Citra perwati Silalahi, Parengkuan Tommy, dan Sri Murni(2014). Efisiensi penggunaan modal kerja pada perusahaan kosmetik yang terdaftar pada bursa efek indonesia periode 2008-2012.

Dahrani dan Nur Maslinda (2012). Analisis Pengaruh Modal Kerja dalam meningkatkan Profitabilitas Pada perusahaan Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia . Djarwanto, 2001. Pokok- pokok Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : BPFE

Elis Wartika (2013). Analisis Peran Modal Kerja Dalam Meningkatkan

Profitabilitas Pada Koperasi Simpan Pinjam Sumber Bahagia Bandung.

F syarif (2011). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas.


(49)

Houston dan Brigham. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :SalembaEmpat.Jumingan. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Lukman Syamsudin. 2002. ManajemenKeuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Martono, Agus Harjitno. 2001. Manajemen Perkreditan. Jakarta : Bumi Aksara Munawir, 2001, Analisis laporan Keuangan, Liberty : Yogyakarta

MohamadMuslich. 1997. ManajemenKeuangan Modern Analis, Perencanaan, danKebijaksanaan. Jakarta :BumiAksara.

Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, dkk (2010:30). Desain penelitian dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Nurhafni (2009).Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan consumer goods industry di Bursa Efek Indonesia.

Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati, dkk (2010:31).Operasionalisasi variabel dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Olivia Mada Rolos, Sri Murni, dan Ivonne S. Saerang (2014). Modal kerja pengaruhnya terhadap net profit margin pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rani Rahman dan Agung Maulana (2009). Pengaruh modal kerja terhadap kredit yang disalurkan serta dampaknya terhadap rentabilitas perusahaan.

S. Munawir, 2004, Analisis laporan Keuangan edisis Revisi, Yogyakarta : Liberty. Suad Husnan. Enny Pudjiastuti. 2002 dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP


(50)

---.(2010:37). Sumber data sekunder

dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

---.2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

---.2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

Sofyan syafri Harahap. 2001. Analisa Kritis Atas laporan Keuangan Edisi Revisi. Jakarta : Raja Gafindo Persada.

---.2004. Analisa Kritis Atas laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada.

Yuni Sartika Sitorus, Irsutami (2011). Analisis Pengaruh Manajemen Modal KerjaTerhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Public di BEI Tahun 2006 – 2011) .

Yoyon Supriadi dan Ratih Puspitasari (2012). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Dan Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

UmiNarimawati. 2010. PenulisanKaryaIlmiah. Jakarta : Genesis. Walsh, Ciaran. 2004. Key Manajemen Ratios. Jakarta :Erlangga.

Weston, J. Fred and Thomas E.Copeland, 1991, Manajemen

KeuanganAlihBahasaYohanesLamartodan Mariana Adinata, Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

---.1994, Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Erlangga.

Weston, J. Fred and Thomas E.Compeland, 2003, Manajemen Keuangan, Jilid 1 Edisi Kedelapan terjemahan JakaWasana dan Kibranoka Jakarta: Erlangga.


(51)

Nama : Tania Witri Yanti

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 20 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend Amir Machmud Rt.01 Rw.02 No.09 Cisangkan Girang Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 40526

No Telepon : 087822710240

Riwayat Pendidikan : 2000 - 2006 SDN Margabhakti Cimahi

2006 – 2008 SMP Tutwuri Handayani Cimahi

2008 – 2011 SMA Negeri 1 Cimahi


(52)

Nama : Tania Witri Yanti

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 20 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend Amir Machmud Rt.01 Rw.02 No.09 Cisangkan Girang Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 40526

No Telepon : 087822710240

Riwayat Pendidikan : 2000 - 2006 SDN Margabhakti Cimahi

2006 – 2008 SMP Tutwuri Handayani Cimahi

2008 – 2011 SMA Negeri 1 Cimahi


(53)

(54)

(1)

Husein Umar dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29) Definisi objek penelitian dipetik 18 Desember Jam 20.28 2014 dari Google.

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Houston dan Brigham. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta :SalembaEmpat.Jumingan. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Lukman Syamsudin. 2002. ManajemenKeuangan Perusahaan. Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.

Martono, Agus Harjitno. 2001. Manajemen Perkreditan. Jakarta : Bumi Aksara Munawir, 2001, Analisis laporan Keuangan, Liberty : Yogyakarta

MohamadMuslich. 1997. ManajemenKeuangan Modern Analis, Perencanaan, danKebijaksanaan. Jakarta :BumiAksara.

Moh. Nazir dalam Umi Narimawati, dkk (2010:30). Desain penelitian dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Nurhafni (2009).Pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap return on equity (ROE) perusahaan consumer goods industry di Bursa Efek Indonesia.

Nur Indriantoro dalam Umi Narimawati, dkk (2010:31).Operasionalisasi variabel dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Olivia Mada Rolos, Sri Murni, dan Ivonne S. Saerang (2014). Modal kerja pengaruhnya terhadap net profit margin pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Rani Rahman dan Agung Maulana (2009). Pengaruh modal kerja terhadap kredit yang disalurkan serta dampaknya terhadap rentabilitas perusahaan.

S. Munawir, 2004, Analisis laporan Keuangan edisis Revisi, Yogyakarta : Liberty. Suad Husnan. Enny Pudjiastuti. 2002 dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP


(2)

Sugiyono dalam Umi Narimawati, dkk (2010:29). Metode Penelitian Deskriptif dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

---.(2010:37). Sumber data sekunder

dipetik 8 Desember Jam 22.28 2014 dari Google. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=190226/jbptunikompp-gdl-indrisepfr-29998.pdf

Sutrisno. 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

---.2001. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

---.2000. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONESIA.

Sofyan syafri Harahap. 2001. Analisa Kritis Atas laporan Keuangan Edisi Revisi. Jakarta : Raja Gafindo Persada.

---.2004. Analisa Kritis Atas laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Gafindo Persada.

Yuni Sartika Sitorus, Irsutami (2011). Analisis Pengaruh Manajemen Modal KerjaTerhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Go Public di BEI Tahun 2006 – 2011) .

Yoyon Supriadi dan Ratih Puspitasari (2012). Pengaruh Modal Kerja Terhadap Penjualan Dan Profitabilitas Perusahaan Pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

UmiNarimawati. 2010. PenulisanKaryaIlmiah. Jakarta : Genesis. Walsh, Ciaran. 2004. Key Manajemen Ratios. Jakarta :Erlangga.

Weston, J. Fred and Thomas E.Copeland, 1991, Manajemen KeuanganAlihBahasaYohanesLamartodan Mariana Adinata, Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

---.1994, Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta: Erlangga.

Weston, J. Fred and Thomas E.Compeland, 2003, Manajemen Keuangan, Jilid 1 Edisi Kedelapan terjemahan JakaWasana dan Kibranoka Jakarta: Erlangga.


(3)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tania Witri Yanti

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 20 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend Amir Machmud Rt.01 Rw.02 No.09 Cisangkan Girang Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 40526

No Telepon : 087822710240

Riwayat Pendidikan : 2000 - 2006 SDN Margabhakti Cimahi

2006 – 2008 SMP Tutwuri Handayani Cimahi

2008 – 2011 SMA Negeri 1 Cimahi


(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Tania Witri Yanti

Tempat Tanggal Lahir : Cimahi, 20 Februari 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jend Amir Machmud Rt.01 Rw.02 No.09 Cisangkan Girang Kelurahan Padasuka Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi 40526

No Telepon : 087822710240

Riwayat Pendidikan : 2000 - 2006 SDN Margabhakti Cimahi

2006 – 2008 SMP Tutwuri Handayani Cimahi

2008 – 2011 SMA Negeri 1 Cimahi


(5)

(6)