TINJAUAN BOTANI TANAMAN MAKALAH ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT Daun Kunyit 2D1 Kel 3

BAB I TINJAUAN PUSTAKA

1.1. TINJAUAN BOTANI TANAMAN

1.1.1 Morfologi Tanaman kunyit merupakan terna menahun yang mempunyai cirikhas tumbuh berkelompok membentuk rumpun. Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Morfologi kunyit selengkapnya sebagai berikut : A. Batang Batang kunyit memiliki batang semu yang tersusun darikelopak atau pelapah daun yang berpalutan atau saling menutupi, dan batang kuyit bersifat basah karena mampu menyimpan air dengan baik, berbentuk bulat dan berwarna hijau keunguan. Tinggi batang kunyit mencapai 0,75-1 m. B. Daun Daun kunyit tersusun dari pelepah daun, gagang daun, dan helai daun. Daunnya memiliki panjang 31-84 cm, lebar daun antara 10-18 cm. Daun kunyit berbentuk bulat telur memanjang dengan permukaan agak kasar. Pertulangan daun rata dan ujung meruncing atau melengkung menyerupai ekor. Permukaan daun berwarna hijau muda. Satu tanaman mempunyai 6-10 daun. C. Bunga Bunga kunyit berbentuk kerucut berwarna putih atau kuning muda dengan pangkal berwarna putih. Setian bunga mempunyai 3 lembar kelopak bungan, 3 lembar tajuk bunga, dan 4 helai benang sari. Salah satu dari keempat benang sari itu berfungsi sebagai alat pembiakan. Sementara itu, ketiga benangsari lainnya berubah bentuk menjadi helai mahkota bunga. Bunga muncul dari ujung batang semu dan biasanya mekar bersamaan. Bunga ini memiliki daun pelindung bunga yang berwarna putih. Di ujung bagian atas daun pelindung terdapat garis-garis berwarna hijau atau merah jambu. Sementara itu, bagian bawah daun pelindung berwarna hijau muda. Perbungaan bersifat majemuk. Tangkai bunga berambut dan bersisik dengan panjang tangkai mencapai 16-40 cm. D. Rimpang Rimpang kunyit bercabang-cabang membentuk rumpun. Rimpang berbentuk bulat panjang dan membentuk cabang rimpang berupa batang yang berada di dalam tanah. Rimpang kunyit terdiri dari rimpang induk atau umbi kunyit dan tunas atau cabang rimpang. Rimpang utama ini biasanya ditumbuhi tunasyang tumbuh ke arah samping, mendatar, atau melengkung. Tunas berbuku-buku pendek. Lurus. Atau melengkung. Jumlah tunas umumnya banyak. Tinggi anakan mencapai 10,85 cm. Rimpang kunyit tumbuh dari umbi utama yang berbentuk bulat panjang, pendek, tebal, lurus, dan melengkung. Warna kulit rimpang jingga kecokelatan atau berwarna terang agak kuning sampai kuning kehitaman. Warna daging rimpangnya jingga kekuningan dilengkapi dengan bau khas yang rasanya agak pahit dan pedas. Rimpang cabang tanaman kunyit akan berkembang secara terus-menerus membentuk cabang-cabang baru dan batang semu, sehingga berbentuk sebuah rumpun. Lebar rumpun mencapai 24,10 cm. Panjang rimpang bisa mencapai 22,5 cm. Tebal rimpang yang tua 4,06 cm dan rimpang muda 1,61 cm. Rimpang kunyit yang sudah besar dan tua merupakan bagian yang dominan sebagai obat. Winarto, W.P. 2008 1.1.2 Klasifikasi Tanaman Kingdom : PlantaeDivisi : Spermatophyta Anak Devisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Bangsa : Zingiberales Suku : Zingiberaceae Marga : Curcuma Spesies : Curcuma domestica Val.Winarto, W.P. 2008 1.1.3 Ekologi dan Penyebaran Tanaman kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang baik tata pengairannya, curah hujan yang cukup banyak 2000-4000 tiap tahun dan di tempat yang sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dan baik ditanam di tempat yang terbuka. Tanah ringan seperti tanah lempung berpasir, baik untuk pertumbuhan rimpang. Depkes RI. 19971.1.5 1.1.4 Khasiat dan Kegunaan di Masyarakat Kunyit memiliki banyak khasiat dan kegunaan terutama pada rimpangnya. Rimpang kunyit merupakan obat. Dalam pengobatan herbal, sudah banyak jenis peny- akit yang dapat disembuhkan dengan rimpang kunyit seperti demam, pilek dengan hidung tersumbat, rematik, diare, disentri, gatal-gatal pada kulit, bengkak, bau badan, malaria, panas dalam atau sariawan usus atau sariawan mulut. Di samping itu, kunyit juga dapat menurunkan kadar lemak tinggi hyperlipidemia, menyembuhkan nyeri dada, asma, rasa tidak enak di perut dispepsia, rasa baal di bahu, terlambat haid karena darah tidak lancar, haid tidak teratur, sakit perut sehabis melahirkan, radang hidung, radang telinga, radang gusi, radang rahim, keputihan, radang usus buntu, radang amandel tonsilitis, penyakit kuning jaudice, hepatitis, batu empedu cholelithiasis, dan tekanan darah tinggi. Winarto, W.P. 20081.1.6 Selain itu pada Daun Kunyit dianggap memiliki senyawa antioksidan, yang mampu menangkal radikal bebas yang mengakibatkan berbagai penyakit. Radikal Bebas Radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya, sehingga menyebabkan elektron yang tidak berpasangan berusaha mendapatkan pasangannya dengan cara menyerang dan mengikat elektron yang berada disekitarnya. Radikal bebas tersebut dapat mengoksidasi asam nukleat, protein, lemak, bahkan DNA sel. Bila radikal bebas berikatan dengan elektron dari senyawa kovalen yang umumnya adalah molekul besar seperti lipid, protein, dan DNA, maka dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah. Dampak yang terjadi akibat kerja radikal bebas untuk mencari pasangannya adalah terbentuknya radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnya diambil. Dapat juga berasal dari atom atau molekul yang telah diberikan elektron oleh radikal bebas. Radikal bebas bisa stabil bila berikatan dengan radikal bebas lainnya. Berbagai kerusakan dapat terjadi akibat aktivitas radikal bebas, seperti gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel yang memicu terjadi berbagai penyakit. Secara reaksi dijelaskan sebagai berikut: Inisiasi : ZH Z + H HO OH HO O Propagasi : Z + R-C = C- R  ZH + R-C = C – R’ HO O O O Terminasi : Z + R-C = C – R  ZH + R-C – C - R KET : ZH = non radikal; Z = radikal bebas Antioksidan Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menangkal efek negatif radikal bebas yang terbentuk sebagai metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh dengan memberikan satu elektronnya kepada senyawa radikal bebas. Radikal bebas dapat dihambat dengan cara mencegah dan menghambat terbentuknya radikal bebas baru, menangkap radikal bebas, pemutusan rantaian dengan memotong propagasi, dan memperbaiki kerusakan yang disebabkan radikal bebas. Secara umum antioksidan digolongkan menjadi 2 yaitu :  Antioksidan enzimatis: enzim superoksida dismutase SOD, katalase dan glutation peroksidase GSH.Prx.  Antioksidan non-enzimatis -Larut lemak: tokoferol, karatenoid, flavonoid, dan quinon. -Larut air: asam askorbat Vitamin C, asam urat, protein pengikat logam, dan aprotein pengikat hem Senyawaan antioksidan dalam daun kunyit pada percobaan ini dapat dapat diambildiekstrak dengan metode maserasi. Beberapa contoh metode lain yang dapat dipakai yaitu metode ekstraksi menggunakan pelarut, dapat dilakukan dengan cara dingin dan panas, yaitu : Cara dingin a Maserasi Maserasi adalah suatu proses perendaman simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada suhu kamar. Ada 2 macam maserasi yaitu maserasi kinetik dan remaserasi. Maserasi kinetik adalah maserasi yang dilakukan pengadukan secara terus-menerus sedangkan remaserasi adalah menambahkan pelarut setelah maserat pertama disaring dan seterusnya. b Perkolasi Perkolasi merupakan suatu proses penyaringan simplisia dengan memakai pelarut yang selalu baru pada suhu kamar. Proses perkolasi terdiri dari beberapa tahapan yaitu: tahap pelembaman bahan, tahap perendaman antara, perkolasi sebenarnya penetesan atau penampungan ekstrak yang berakhir bila perkolat sudah mencapai 1- 5 kali bahan. Cara Panas a. Refluks Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu, dan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. b. Digesti Digesti merupakan maserasi kinetik pengadukan terus-menerus pada temperatur yang lebih tinggi dari suhu kamar. c. Infus Infus merupakan ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air selama waktu tertentu 15-20 menit. d. Destilasi Uap Destilasi uap merupakan ekstraksi senyawa dengan kandungan yang mudah menguap dari bahan dengan uap air. Untuk mengetahui kandungan antioksidan dalam daun kunyit dapat digunakan metode DPPH yang mempunyai Prinsip yaitu pada metode DPPH melihat perubahan warna DPPH dalam larutan dari ungu pekat menjadi kuning pucat karena aktivitas sampel yang mengandung antioksidan yang mampu menangkap dan meredam aktivitas radikal bebas. Semakin banyak DPPH yang diredam, warna larutan semakin berubah menjadi pucat. Perubahan warna selain dapat dilihat secara kualitatif juga bisa menggunakan spektrofotometer dan dinilai absorbansinya. Pada spektrofotometer akan dilihat perubahan serapan warna nilai absorbansi. Absorbansi yang baik untuk larutan DPPH adalah kurang dari 1. Tinggi rendahnya aktivitas antioksidan pada sampel dilihat dari nilai efficient concentration EC50 atau Inhibition Contentration IC50 yaitu konsentrasi suatu zat antioksidan yang dapat menyebabkan 50 DPPH kehilangan sifat radikal bebasnya. Semakin kecil nilai IC50 semakin tinggi aktivitas antioksidan pada sampel.Pengerjaan menggunakan DPPH harus cepat dan hati-hati karena molekul DPPH mudah terdegradasi oleh cahaya dan oksigen. Namun, metode DPPH lebih sederhana, akurat, cepat, dan bisa dilakukan dengan sedikit sampel 1.1.5 Aktivitas Farmakologi Menghilangkan sumbatan peluruh haid emmenogue, antiradang antiinflamasi, mempermudah persalinan, peluruh kentut carminative, antibakteri, memperlancar pengeluaran empedukolagogum, dan pelembab astringent. Winarto, W.P. 2008

1.2. TINJAUAN KIMIA