285
Jurnal Studi Pemerintahan Vol.2 No.2 Agustus 2011
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○
bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, 4 Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang
dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, 5 Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya
Vandevoort, Beardsley, Berliner, 2004 Berdasarkan PP No. 742008 tentang guru, diantaranya memuat
tentang persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru. Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru profesional, diantaranya adalah
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 merupakan kemampuan guru dalam menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, danatau seni dan budaya yang
diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi penguasaan: a materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program
satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok mata pelajaran yang akan diampu. b konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi,
atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran, danatau kelompok
mata pelajaran yang akan diampu.
2. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan adalah fase yang sangat menentukan di dalam proses kebijakan, bisa jadi fase ini menjadi tahap yang sangat krusial
karena menyangkut dinamika, masalah atau problematika yang dihadapi sehingga akan berimbas pada dampak dan tujuan dari kebijakan publik.
Oleh karena itu dibutuhkan proses implementasi yang efektif, tanpa adanya implementasi yang efektif keputusan-keputusan yang dibuat oleh
pengambil keputusan tidak akan berhasil dan sukses Edward III, 1980; 10
Dengan demikian, untuk memahami apa yang telah terjadi setelah sebuah program ditetapkan adalah bagian dari implementasi kebijakan.
Implementasi kebijakan adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi setelah penerbitan perintah dari otoritas pemangku kebijakan publik termasuk
usaha-usaha baik dari aspek pelaksana dan dampak substantifnya terhadap rakyat Sabatier and Mazmanian, 1983; 4,
Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalitas Guru Di Kota Yogyakarta BACHTIAR DWI KURNIAWAN http:dx.doi.org10.18196jgp.2011.0015
286
Jurnal Studi Pemerintahan Vol.2 No.2 Agustus 2011
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○ ○
○
Implementasi kebijakan dipandang dalam pengertian yang luas, merupakan tahap dari kebijakan segera setelah penetapan undang-undang.
Ini mempunyai makna bahwa implementasi adalah pelaksanaan undang- undang dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur dan teknik bekerja
bersama untuk menjalankan kebijakan dalam upaya untuk meraih tujuan- tujuan kebijakan atau program-program. Implementasi di sisi yang lain
merupakan fenomena yang kompleks yang mungkin dapat dipahami sebagai suatu proses, suatu keluaran output maupun sebagai suatu
dampak Lester dan Stewart, 2000; 104-105. Ripley dan Franklin berpendapat bahwa Implementasi adalah apa yang
terjadi setelah undang-undang ditetapkan yang memberikan otoritas pro- gram, kebijakan, keuntungan, atau suatu jenis keluaran yang nyata tan-
gible output . Istilah implementasi menunjuk pada sejumlah kegiatan yang
mengikuti pernyataan maksud tentang tujuan-tujuan program dan hasil yang diinginkan oleh para pejabat pemerintah Ripley dan Franklin, 1982;
4. Dengan demikian maka implementasi adalah sebuah proses interaksi
antara penentuan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Ini pada dasarnya adalah kemampuan untuk membangun hubungan dalam mata
rantai sebab akibat agar kebijakan bisa berdampak Parsons, 2005;466.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kebijakan