Laporan Praktek Kerja Lapangan Di Taman Mini " Indonesia Indah" Jakarta

(1)

1

Pendahuluan

1.1 Sekilas Tentang Taman Mini “Indonesia Indah”

1.1.1 Lahirnya suatu gagasan

Taman Mini “Indonesia Indah” lahir dari ide cemerlang seorang tokoh wanita Indonesia, Siti Hartinah Soeharto yang akrab dipanggil Ibu Tien Soeharto. Sebagai seorang Ibu Negara yang menyertai tugas Presiden Soeharto selaku kepala negara RI, Ibu Tien senantiasa memperhatikan isi pidato Presiden yang menganjurkan keseimbangan pembangunan antara bidang fisik-ekonomi dan bidang mental-spiritual, seperti yang tampak dalam salah satu amanatnya yang disampaikan di depan Sidang Umum DPRGR tahun 1971, sebagai berikut :

“ Pembangunan hakekatnya adalah pembangunan manusia untuk kepentingan manusia. Sebab itu disamping pembangunan ekonomi, kitapun terus membangun segi lain dari kehidupan kita yaitu : Politik, Sosial, Budaya,Pendidikan,Mental, dan sebagainya…… ”

(Arsip Bidang Informasi TMII : 2010)

Ibu Tien Soeharto melihat bahwa dalam pelaksanaan Pelita Pertama yang dimulai pada April 1969, aspek pembangunan yang bercorak mental-spiritual belum begitu mendapat perhatian sebagaimana yang diamanatkan Bapak Presiden tersebut diatas. Oleh karena itu, Ibu Tien Soeharto, selaku Ketua Yayasan Harapan Kita yang berdiri pada tanggal 28 Agustus 1968, melalui yayasan yang dipimpinnya, ingin


(2)

memprakarsai pelaksanaan pembangunan bercorak mental-spiritual tersebut guna mengisi apa yang dinilainya kurang dalam pelaksanaan Pelita Pertama.

Kemudian, dalam mendampingi Presiden Soeharto mengunjungi daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia, Beliau sering melihat langsung serta mendengarkan uraian suaminya tentang kebesaran, keanekaragaman dan kekayaan budaya Indonesia yang patut dipelihara dan dilestarikan sebagai aset nasional untuk menumbuhkan kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia. Dari sini timbul gagasan dalam pikiran Beliau untuk membuat proyek yang dapat menggambarkan “Indonesia

yang besar itu kedalam bentuk yang kecil”.

Gagasan Ibu Tien ini makin mantap setelah beliau menyertai perjalanan kerja presiden Soeharto ke berbagai negara. Beliau mendapat kesempatan mengunjungi obyek-obyek wisata di luar negeri, diantaranya Disneyland di Amerika Serikat dan Timland di Muangthai. Kunjungan Ibu Tien Soeharto ke obyek-obyek wisata tersebut mendorong untuk mewujudkan ide ke dalam yang nyata. Oleh karena itu lahirlah satu proyek budaya yang dinamakan Miniatur Indonesia Indah “Indonesia Indah“.

Proyek Miniatur Indonesia Indah “Indonesia Indah“ adalah sebuah proyek yang mempunyai tujuan untuk lebih meningkatkan pendidikan dan pengetahuan, memupuk rasa kebangsaaan Nasional kepada rakyat Indonesia sendiri serta memberikan pengetahuan dan pengertian yang


(3)

lebih baik kepada bangsa-bangsa lain tentang apa, siapa dan bagaimana sesungguhnya negeri dan bangsa Indonesia itu. Proyek Miniatur Indonesia

“Indonesia Indah“ merupakan juga proyek serba guna yang besar manfaatnya, selain tempat rekreasi, juga mengandung pula unsur-unsur pembinaan kepribadian dan pengembangan bangsa.

Gagasan Ibu Tien Soeharto untuk memprakarsai pembangunan Taman Mini “Indonesia Indah” yang dilengkapi dengan penggambaran yang mewakili berbagai potensi dan kondisi alamiah, berbagai tokoh sejarah serta corak kehidupan bangsanya sebagai usaha dalam rangka pembinaan mental-spiritual, serta untuk memperkenalkannya kepada bangsa lain di dunia.

Untuk merealisasikan gagasan tersebut, maka direncanakan pembangunan proyek yang meliputi pembangunan sebuah kolam besar dengan pulau-pulau di dalamnya, yang menggambarkan lautan serta wilayah negara RI dari Sabang sampai merauke, berikut segenap flora dan faunanya, segenap penduduk dengan berbagai suku bangsa, adat istiadat, agama dan kebudayaan daerahnya, dilengkapi dengan tempat-tempat rekreasi yang mewujudkan keindahan dan kekayaan alam Indonesia.

1.1.2 Aspek dan Prospek

Pendirian Taman Mini “Indonesia Indah” tidak terlepas dari amanat-amanat yang disampaikan Presiden Soeharto untuk menciptakan keseimbangan pembangunan fisik-ekonomi dengan pembangunan


(4)

mental-spiritual. Amanat-amanat inilah yang kemudian dirangkum menjadi 5 (lima) aspek dan prospek itu adalah : Spiritual, Pendidikan dan Kebudayaan, Teknologi, Ekonomi dan Kesejahteraan.

1.1.2.1 Aspek dan Prospek Spiritual

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Soeharto menyampaikan ungkapan atas pembangunan ekonomi, yaitu :

“Setiap usaha pembangunan ekonomi tidak mungkin dilakukan

tanpa pembangunan mental, spiritual, rohaniah dan sosial; peningkatan bidang spiritual rohaniah ini sekaligus merupakan prasarana sosial politik guna menjamin pertumbuhan iklim yang menggairahkan pembangunan…”(Arsip Bidang Informasi TMII : 2010)

Ungkapan di atas menunjukan bahwa selain pembangunan yang bersifat non ekonomi. Apabila tidak ada keseimbangan diantara keduannya, maka kebutuhan manusia dengan pendukungnya tidak akan sampai tujuan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bangunan-bangunan yang lebih bersifat ideal seperti Monumen Api Pancasila, bangunan-bangunan Tempat Ibadah dan lain-lain yang mengandung nilai-nilai spiritual yang amat berharga bagi bangsa Indonesia, rasa bangga dan kecintaan kepada tanah air, dan bahwa bentuknya kebudayaan Nasional akan menimbulkan kegairahan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

Selain itu, adanya alat peragaan dengan fasilitas-fasilitas yang modern akan menumbuhkan kebanggaan masyarakat, yang pada


(5)

akhirnya akan memberi dorongan tumbuhnya sikap mental bangsa yang cocok untuk pembangunan, yaitu sikap mental yang menghargai serta mengarah kepada teknologi yang lebih maju tanpa meninggalkan nilai-nilai dan kepribadian nasional.

1.1.2.2Aspek dan Prospek Pendidikan dan Kebudayaan

Ungkapan yang disampaikan oleh Presiden Soeharto tentang Aspek dan prospek pendidikan dan kebudayaan, yaitu :

“Karenanya, putra-putri semua harus menyiapkan diri sejak sekarang, melatih diri dan mengasah otak belajar berorganisasi dan mulai membaktikan diri kepada masyarakat, mencintai alam dan bangsanya sendiri, bangga kepada kebudayaannya sendiri dan mau belajar hal-hal yang baik dari luar tanpa kehilangan kepribadian Nasionalnya sendiri. Berusaha sendiri dan selalu ingin mengetahui hal-hal baru agar dapat maju, mencintai kerja dan berusaha mencapai prestasi yang tinggi.” (Arsip Bidang Informasi TMII : 2010).

Ungkapan diatas mengandung pengertian bahwa adanya alat-alat yang memadai untuk sarana pendidikan dapat dimanfaatkan untuk meraih kejayaan di masa sekarang dan masa mendatang.

Dengan adanya alat-alat pendidikan yang tersedia dengan baik dan bermutu, masyarakat akan tergugah untuk menghayati dengan lebih mudah. Sehingga menimbulkan daya kreasi yang cukup berharga, dan menimbulkan inspirasi bagi penemuan-penemuan baru.


(6)

1.1.2.3Aspek dan Prospek Teknologi

Menurut Neil Amstrong tentang aspek dan prospek teknologi, yaitu:

“A little step of a man a giant step of mankind”

(Arsip Bidang Informasi TMII : 2010) Pengertian ungkapan diatas dapat diartikan bahwa langkah seorang manusia dapat menjadi lompatan besar bagi (peradaban) umat manusia. Pada aspek pembanguan dapat dilihat, bahwa dengan adanya fasilitas

modern di dalam Taman Mini “Indonesia Indah”, disamping fasilitas yang

bersifat tradisional, akan membantu masyarakat dalam pengenalan dan pemanfaatan tehnologi, sehingga pada akhirnya diharapkan akan dapat mendorong pertumbuhan kemajuan tehnologi di Tanah Air.

Dengan adanya tehnologi tersebut, maka prospeknya akan menggugah masyarakat Indonesia untuk lebih menekuni kegunaan tehnologi. Pada akhirnya, dengan pasti masyarakat Indonesia dapat menerima apa-apa yang baru dan maju, setelah diuji menurut ukuran-ukuran dan kriteria yang sesuai dengan kemajuan dan kepribadian bangsa.


(7)

1.1.2.4Aspek dan Prospek Ekonomi

Pernyataan Presiden Soeharto tentang pembangunan ekonomi, yaitu :

“…Pembangunan ekonomi berarti pengelolaan kekuatan ekonomi potensial, menjadi kekuatan ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan tehnologi, penambahan kemampuan berorganisasi dan management ”. (Arsip Bidang Informasi TMII : 2010)

Ungkapan diatas dapat dilihat pada aspek dan prospek yang menyebutkan adanya potensi yang dapat ditumbuhkan dan di kembangkan akan membawa keuntungan ekonomis dalam arti pengelolahan potensi kekuatan kearah kekuatan ekonomi nyata. Prospeknya adalah dapat membangkitkan semangat bangsa Indonesia untuk membangun ekonominya.

Aspek-apek ekonomi yang terkandung dalam pembangunan TMII rinciannya adalah sebagai berikut :

a. Segi Kepariwisataan, dengan melihat Taman Mini “Indonesia

Indah”, para wisatawan luar negeri dan dalam negeri akan lenih mengenal Indonesia, sehingga akan terdorong untuk melihat daerah-daerah aslinya setelah menyaksikan peragaan di TMII. b. Pusat Desain dan Pengembangan Industri Aneka (Shopping

Center), diharapkan dapat memperluas dan meningkatkan pemasaran hasil-hasil kerajinan rakyat, khususnya sebagai cenderamata.


(8)

c. Unit-unit ekonomis, selain unit-unit non-ekonomis sebagai bangunan yang akan memberikan keuntungan bagi perekonomian, khususnya usaha untuk masyarakat sekitar TMII, antara lain kios-kios makanan.

d. Bertambahnya Pendapatan Pemerintah Daerah, yang berasal dari pajak tontonan, pajak penjualan, cukai dan pungutan lainnya. Dari sini jelaslah bahwa pembangunan TMII mempunyai aspek ekonomi yang dapat diperhitungkan serta mempunyai prospek yang amat penting demi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia.

1.1.2.5Aspek dan Prospek Kesejahteraan

Ungkapan yang disampaikan Presiden Soeharto mengenai cita-cita bangsa Indonesia, yaitu :

“ … Cita-cita kita adalah suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila, kita ingin kehidupan kita lebih baik, makin maju, bertambah sejahtera dan adil. “(Arsip Bidang Informasi TMII : 2010)

Ungkapan diatas menunjukkan bahwa dengan aspek dan prospek kesejahteraan, maka dengan lebih meluasnya prasarana dan fasilitas-fasilitas yang tersedia akan mempunyai kegunaan yang lebih tinggi sehingga intensitas kesejahteraanpun akan turun naik sampai kepada apa yang menjadi cita-cita bangsa Indonesia. Pembagian proyek ini adalah pembangunan proyek yang serbaguna dengan berbagai seginya, maka tingkat kesejahteraanpun akan meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan dan disuguhkan oleh pembangunan proyek ini.


(9)

1.1.3 Landasan dan Misi

Ideal : Pancasila

Konstitusional : UUD 1945

GBHN

TAP-TAP MPR

UU Pariwisata No. 9 / 1990

Operasional : SK BPS II

Pola Dasar Pembinaan dan pengembangan TMII

Program Induk, Program Kerja Tahunan dll.

Misi : Sebagai Wahana Pelestarian, Pengembangan,

Pengenalan, Pelayanan, dan Informasi Budaya Bangsa.

1.1.4 Maksud dan Tujuan

1. Membangun, mempertebal rasa cinta tanah air.

2. Memupuk, membina rasa kesatuan dan persatuan bangsa, meskipun tiap daerah yang terdiri dari berbagai suku (BHINNEKA TUNGGAL IKA) mempunyai cara hidup yang berbeda-beda.


(10)

3. Menghargai, menjunjung tinggi kebudayaan kita dengan jalan menggali dan menghidupkan kembali kebudayaan yang diwariskan oleh nenek moyang kita kepada kita.

4. Memperkenalkan kebudayaan, kekayaan alam dan lain sebagainya kepada sesama bangsa kita, diantara daerah-daerah.

5. Memanfaatkan untuk menarik wisatawan, dengan demikian meningkatkan kegiatan pariwisata; sebagai wahana promosi penjualan (sales promotion) bagi tiap-tiap daerah seluruh tanah air dan menghidupkan kerajinan rakyat di seluruh daerah dan di seluruh tanah air serta menampung dan mengatur pemasaran.

6. Ikut aktif membantu pemerintah dalam pelaksanaan Pelita, dengan mempersembahkan suatu tempat rekreasi yang bersifat pendidikan kepada masyarakat Indonesia, khususnya warga Ibu kota.

1.1.5 Sifat dan Sasaran

1.1.5.1 Sifat

Dengan ditetapkan Pancasila sebagai landasan Idiil, Taman Mini

“Indonesia Indah” menunjukkan ciri yang khas, yakni tempat ini akan

bersih dari penyuguhan acara-acara yang bersifat bertentangan dengan nilai-nilai norma yang akan melemahkan dan mengurangi martabat tata-susila manusia pada umumnya, dan bangsa Indonesia pada khususnya.

1.1.5.2Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pendirian TMII adalah memberikan pengertian kepada bangsa-bangsa lain bahwa Indonesia


(11)

mampu meningkatkan kemampuan bagi bangsanya sendiri mengenai tanah air, sehingga timbul rasa cinta tanah airnya. Oleh karena itu, sasaran pembangunan TMII tidaklah semata-mata melaksanakan usaha-usaha komersial, melainkan ditunjuk lebih pada sasaran ideal guna mencapai maksud dan tujuan diatas. Walaupun demikian tetap dipungut tarif-tarif sekedar untuk menutup biaya pengusahaan dan menjamin kelangsungan kerja serta mendidik masyarakat agar dapat merasa ikut memiliki dan turut bertanggungjawab, terkecuali pada obyek-obyek yang akan diusahakan secara komersial seperti hotel dan penginapan, restoran, gedung pusat desain dan pengembangan Industri Aneka.

1.1.6 Tahap-tahap Pembangunan

Pada rapat pengurusan Yayasan Harapan Kita tanggal 13 Maret 1970 di Jl. Cendana No.8 Jakarta, telah diambil keputusan untuk memprakarsai pembangunan proyek Miniatur Indonesia, yang dicetuskan oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Ketuanya.

Tanggal 30 Januari 1971, pada penutupan Rapat Kerja Gubernur-Gubernur yang dihadiri juga oleh Bupati dan Walikota seluruh Indonesia di Istana Negara, Ibu Tien Soeharto mengambil kesempatan untuk menjelaskan maksud dan tujuan pembangunan Miniatur Indonesia

“Indonesia Indah” serta apa saja yang akan ditampilkan dalam proyek tersebut. Kemudian ibu Tien Soeharto mengharapkan partisipasi dan


(12)

tanggapan dari segenap hadirin, demi suksesnya rencana pembangunan proyek Miniatur Indonesia itu.

Sesudah itu muncul berbagai saran, tanggapan dan pemikiran dari berbagai kelompok masyarakat yang sebagian besar bertujuan untuk mendukung pembangunan proyek tersebut. Saran dan sumbangan pikiran dari tokoh-tokoh masyarakat itu, merupakan bahan masukan yang penting dalam penyusunan pra-rencana pembangunannya.

Guna kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan Miniatur

“Indonesia Indah”, agar sesuai dengan rencana pemrakarsanya, maka diperlukan adanya suatu organisasi yang handal. Untuk itu Yayasan Harapan Kita merasa perlu mendapat restu dari Bapak Presiden RI.

Presiden Soeharto dengan suratnya No. B.104/Pres/8/1971 tanggal 20 Agustus 1971 menyatakan dapat merestui rencana Yayasan Harapan Kita untuk membangun Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” dan bersedia pula diangkat sebagai Pelindung dalam organisasi dalam pelaksanaan pembangunan proyek tersebut.

Atas dasar restu dari Presiden serta kesediaan beliau untuk menduduki jabatan Pelindung itu disusunlah Organisasi Pelaksanaan Pembangunan Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”, sebagai berikut :


(13)

Pelindung : Jenderal TNI Soeharto

Pengawas : a. Sri Sultan Hamengku Buwono IX

b. Letjen. TNI Alamsyah Ratu

Prawiranegara

c. Letjen TNI Ali Moertopo

Penasehat Ekonomi : Letjen TNI dr. Ibnu Soetowo

Penasehat Hukum : Mayjen TNI Drs. Muhono SH

Ketua : Ibu Siti Hartinah Soeharto

Wakil Ketua : Ny. Zaleha Ibnu Soetowo

Bendahara I : Ny. Siti Maemunah Alamsyah

Bendahara II : Ny. Wastoeti Ali Moertopo.

Sekretaris I : Ny. Noeke Sri Dewanti Muhono

Sekretaris II : Ny. Kartini Widya Latief

Urusan Khusus : Ny. Soemtamtitah Soedjono

Hoemardani

Pada tanggal 23 Agustus 1971, Pengurus Yayasan Harapan Kita telah mengeluarkan Surat Keputusan No. 1/Kpts/YHK/VIII/1971 tentang pembentukan Badan Pelaksana Pembangunan dan Persiapan Pengusahaan


(14)

Proyek Miniatur Indonesia (BP5) yang merupakan pelaksana dari Yayasan Harapan Kita untuk membangun Miniatur Indonesia “Indonesia Indah”.

Pada tanggal 28 Agustus 1971 Pengurus Yayasan Harapan Kita menetapkan Ibu Tien Soeharto sebagai ketua Pelaksana dan Persiapan Pembangunan Proyek Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” (BP5 “II”) yang didasarkan pada pertimbangan bahwa Ibu Tien Soeharto adalah pencetus ide dan pemrakarsa utama dari proyek pembangunan tersebut. SK Pengurus Yayasan Harapan Kita No.1-2/Kpts/YHK-VIII/1971, tanggal 23 Agustus 1971.

Pada tanggal 23 Agustus 1971, Ibu Tien Soeharto sebagai Ketua

BP5 “II” menyusun struktur organisasi dan menetapkan susunan personalia organisasi badan tersebut dengan pelindung Presiden Soeharto.

Adapun susunan personalia BP5 “II” selengkapnya berdasarkan Surat Keputusan No.2/KPTS/BP5 II/VIII/72 itu adalah sebagai berikut :

1. Badan Pembimbing dan Penasehat terdiri dari : a) Menteri Dalam negeri

b) Menteri Perhubungan c) Menteri PUTL d) Menteri Penerangan e) Menteri Pertanian

f) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan g) Menteri Agama


(15)

2. Badan Pengawas, terdiri dari unsur-unsur : a) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

b) Tokoh-tokoh Pendidikan, Kebudayaan dan tokoh Masyarakat c) Pengurus Yayasan Harapan Kita

d) Ibu Nelly Adam Malik

3. Pembantu-Pembantu BP5 “II” terdiri dari :

a) Asbid Umum : Ny. W. Ali Moertopo b) Asbid Persiapan : Ny. ER. Harjasudirja c) Asbid Khusus : Ali Moertopo

Soedjono Hoemardan Tjokropranolo

Soekamdani S. Gitosardjono 4. Asbid Pengarahan : Soerjo Wirjohadipoetro

Dana dan Tenaga : Sofjar

Herman Sarens Soediro

Probosoetdjo

5. Sekretaris : Ny. J. Soekamdani S. Gitosardjono

Pada tanggal 25 September 1972 dan 2 Januari 1973 personalia Asisten Bidang pengarahan Dana dan tenaga ditambah dengan 2 (dua) orang, yaitu Marwidji Soempono Bajuadji dan Bustanil Arifin. Pada tanggal 4 Juni 1973 Asisten Bidang Umum juga ditambah dengan 2 orang anggota, yaitu Ny. Amir Mahmud dan Ny. Ali Sadikin.


(16)

Pada tanggal 4 Juni 1975, BP5 “II” menambah formasi Asisten Bidang, yaitu Asisten Bidang Lapangan yang anggotanya terdiri dari Ibnu Hartomo dan Probosoetedjo. Ini dilakukan sejalan dengan perkembangan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan Proyek Miniatur Indonesia itu.

Besarnya biaya yang diperlukan untuk Pembangunan Proyek

Miniatur Indonesia “Indonesia Indah” ini menyebabkan sukarnya

penyediaan dana yang cukup sekaligus. Oleh karena itu pelaksanaan pembangunan proyek ini dilakukan secara bertahap, sehingga biaya yang tersedia dapat dipancarkan dalam waktu yang agak lama, sesuai dengan laporan kelayakan (feasibility report). Dengan demikian ada kesempatan yang lebih luas, untuk pengadaan atau pengumpulan dana bagi pembangunan tahap berikutnya.

Selain itu masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang terus berkembang menuntut sifat TMII yang dapat terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan Bangsa Indonesia di masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, sejak awal pembangunan TMII telah direncanakan sebagai sebuah “Proyek

Tumbuh”.

Berkat adanya kegotong-royongan semua potensi nasional, masyarakat di sekitar lokasi Taman Mini, Pemerintah, Swasta, Unsur Daerah dan berbagai potensi masyarakat lainnya dalam waktu kurang dari 3 (tiga) tahun, pembangunan Miniatur Indonesia tahap pertama sudah


(17)

dapat dinyatakan selesai. Pada tanggal 20 April 1975 Taman Mini

“Indonesia Indah” dibuka secara resmi oleh Bapak Presiden Soeharto.

Tanggal 20 April dipilih sebagai tanggal peresmian karena dihubungkan dengan Hari Kartini, yang jatuh pada tanggal 21 April. Makna yang terkandung didalamnya adalah, TMII sebagai mega proyek bidang kebudayaan merupakan persembahan bagi nusa dan bangsa yang gagasannya berasal dari seorang wanita, Ibu Tien Soeharto. Hal ini membuktikan bahwa kaum wanita pun memiliki cita-cita dan kemampuan yang sama dengan kaum pria.

1.1.7 Lokasi danLingkungan Geografis TMII

1.1.7.1 Lokasi

Taman Mini “Indonesia Indah” terletak di Jakarta, Ibu Kota

Negara RI. Kawasan yang dipergunakan sebagai lokasi TMII berada di bawah daerah Administrasi 4 Kelurahan dan 3 Kecamatan, yaitu Kelurahan Bambu Apus dan Ceger di Kecamatan Cipayung, Kelurahan Kampung Dukuh. Di Kecamatan Kramat Jati dan Kelurahan Pinang Ranti di Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur.

Letaknya dari Tugu Monas pusat kota Jakarta, kurang lebih 25 km. Berjarak 5 km dari Lapangan terbang Halim Perdana Kusumah dan 200 meter dari gerbang tol Jagorawi. Letaknya yang cukup strategis ini memudahkan masyarakat menempuh untuk perjalanan menuju TMII dalam waktu relatif singkat dan cepat.


(18)

1.1.7.2 Luas

Luas TMII pada awal diresmikan (20 April 1975) adalah  100 HA, sesuai dengan SK Gubernur KDKI No.528/A/BKD/1972 tanggal 7 Maret 1972 mengenai izin Pembangunan Miniatur Indonesia oleh Yayasan Harapan Kita, yang terletak di kelurahan Bambu Apus, kelurahan Ceger, kelurahan Dukuh dan kelurahan Lubang Buaya, kecamatan Pasar rebo, wilayah Jakarta Timur.

TMII adalah “ Proyek Tumbuh “, yang setiap tahunnya akan

tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu bangunan fisik dan fasilitas didalam TMII di upayakan terus bertambah lengkap. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi perluasan lahan. Oleh karena itu melalui keputusan Gubernur DKI Jakarta No : 3498, tanggal 9 Oktober 1984 tentang Perluasan Penguasaan Peruntukan Bidang Tanah Proyek Nasional TMII ( Kawasan di perluas menjadi 394,535 HA dari luas 414,3 HA – 19,865 HA ).

Dari luas lahan tersebut diatas, saat ini yang telah dimanfaatkan untuk pembangunan kawasan TMII adalah ± 165 HA. TMII yang berada di wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa keuntungan bias dilihat dari segi letak geografis, daya tampung dan daya dukung maupun kondisi prasarana daerah.


(19)

1.1.7.3Kedudukan Geografis

TMII yang berada di wilayah DKI Jakarta memiliki beberapa keuntungan bila dilihat dari segi letak geografisnya, daya tampung dan daya dukung maupun kondisi prasarana daerah. Keuntungan itu antara lain :

1. Secara demografis komposisi penduduk wilayah ibukota sudah berkembang menjadi susunan cosmopolitan, yang terdiri dari penduduk asli dan asal dari daerah-daerah hampir seluruh Indonesia dan generasi yang lahir di tempat ini.

2. Hubungan komunikasi timbal balik antara pusat (Ibukota Negara) dengan daerah-daerah tingkat I yang merupakan aktifitas nasional sudah berjalan lancar.

3. Keadaan iklim di Jakarta tidak menunjukkan cirri ekstrim, artinya tidak terlalu basah seperti di Sumatera dan Kalimantan, tetapi juga tidak terlalu kering seperti di Nusa Tenggara. Sementara itu gempa bumi, pusaran angin maupun letusan gunung berapi tidak pernah tercatat sebagai ancaman yang berarti untuk daerah ini.

4. Dilihat dari segi regional (ASEAN), kedudukan Jakarta sebagai Ibukota Negara RI mempunyai arti yang sangat penting. Pendangkalan Selat Malaka serta pelayaran yang terbatas keadaan Navigationa Safety-nya di Selat tersebut memungkinkan Jakarta, Ibukota negara RI lebih nampak peranannya untuk hubungan antara


(20)

benua Asia dan benua Australia serta antara Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik.

1.1.7.4Kedudukan Daya Tampung dan Daya Dukung

Selain keuntungan-keuntungan seperti yang telah diuraikan

dimuka, lokasi Taman Mini “Indonesia Indah” di DKI Jakarta yang

memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi dengan rata-rata pendapatan per-kapitannya di atas rata-rata pendapatan di daerah-daerah Indonesia lainnya, merupakan daya dukung yang sangat penting bagi kelangsungan hidup proyek ini.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah pengunjung TMII setiap tahunnya, dan juga beberapa pusat rekreasi lainnya di Jakarta. Selain itu, iklim untuk berusaha di daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ternyata labih baik dibanding dengan daerah-daerah Indonesia lainnya.

Kepesatan perkembangan ekonomi di daerah ini memberikan jaminan bagi kelangsungan hidp penyelenggara Taman Mini, karena meskipun proyek ini bercorak kebudayaan, namun daya tampung dan daya dukung daerah adalah penting, agar proyek dapad membiayai sendiri usaha-usahanya.

Sejalan dengan pesatnya perubahan Kota Jakarta menjadi sebuah Kota Megapolitan, TMII ikut memberikan andil yang besar dalam menciptakan keseimbangan lingkungan. Berdasarkan pada konsep

penataan “ taman “, maka areal-areal hijau di TMII, masih terus


(21)

menjaga kejenuhan lingkungan secara berkala di adakan penataan ulang hingga memberikan kesan menarik, selain juga ditunjukkan upaya peremajaan.

1.1.8 Arti TMII

1.1.8.1Arti Taman Mini “Indonesia Indah”

Suatu “Proyek Tumbuh” yang memberikan gambaran lengkap dengan segala isinya dalam bentuk mini. Jelasnya, berupa satu lukisan kecil dalam bentuk mini dari Tanah Air kita Indonesia dengan segala aspeknya, baik itu bersifat materil maupun moril spiritual.

1.1.8.2Bangunan inti

Sebuah kolam/danau buatan yang luas dengan pulau-pulau yang mewujudkan wilayah Indonesia. Kepulauan atau arsipel buatan ini merupakan bagian terpenting dari proyek ini yang disebut Miniatur Arsipel Indonesia yang meliputi tanah seluas 8,4 HA. Pulau ini dibangun secara geografis di hutannya, keadaan gunung-gunungnya, tumbuh-tumbuhan, lalu-lintas dari darat, laut dan udara dapat terlihat persis seperti perwujudan sesungguhnya.

Dengan tambahan bangunan lain maka secara keseluruhannya dinamakan kepada kita tempat dengan fasilitas rekreasi yang mewujudkan keindahan dan kekayaan Indonesia secara keseluruhan.

Dengan demikian Taman mini “Indonesia Indah” (TMII) atau miniatur Indonesia “Indonesia Indah” adalah taman yang menggambarkan


(22)

1.1.9 Logo dan Maskot 1.1.9.1Logo TMII

Logo TMII divisualkan dalam bentuk huruf “II”, yang merupakan

kependekan dari “Indonesia Indah” dilingkari oleh padi dan kapas. Di

atasnya terdapat perisai dari lambing Pancasila, dimaksudkan bahwa TMII berlandaskan kepada Pancasila.

Lingkaran Emas, yang menyatakan kemegahan atau sesuatu yang bernilai tinggi. Tergambar dari Perisai Pancasila yang menyatakan TMII didirikan berdasarkan Pancasila sebagai landasan Idiil yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.

2 Huruf 1 Besar, yang berarti Indonesia Indah, mengandung maksud bahwa Taman Mini dapat mewakili kebudayaan, kekayaan alam, maupun segala potensi yang dimiliki bangsa Indonesia.

Padi dan Kapas melambangkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Dalam perkembangannya dan dalam rangka meningkatkan citra positip dan menambah daya tarik masyarakat, pada tanggal 26 September


(23)

Gambar 1.1

Logo Taman Mini “Indonesia Indah”

Sumber : Arsip Museum Indonesia TMII 2010

Logo menggunakan empat warna dasar , yaitu merah, biru, kuning, dan hijau, dengan pencitraan grafis huruf dan warna.

Merah melambangkan semangat.

Biru mencitrakan geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.

Kuning lambang kekayaan dan keaneka ragaman budaya.

Hijau mengacu pada kekayaan alam.

Motif logo menggunakan huruf lengkung untuk menggambarkan kedinamisan, keragaman budaya, dan kekayaan alam Indonesia.

Pewarnaandari merah “t” menuju ke kuning “I” mengandung filosofi

pergerakan terbit sampai terbenamnnya matahari.


(24)

Warna hijau adalah pencapaian dari sebuah kemakmuran.

Grafis bulatan yang berputar tiada henti di atas kedua huruf “i”

melambangkan kesatuan makna dari kata “Indonesia” dan kata

“Indah”, serta melambangkan TMII sebagai tujuan terbaik untuk

melihat lebih dekat keindahan dan kekayaan budaya dan alam Indonesia.

1.1.9.2Maskot

Gambar 1. 2

Maskot Taman Mini “Indonesia Indah”

N I T R A


(25)

Sebagai suatu obyek wisata, TMII juga mempunyai Tokoh Karakter atau Maskot, sebagai sarana pengenal yang mempunyai makna informatif, bertujuan agar mudah diingat dan lekat di hati. Maskot Taman

Mini “Indonesia Indah” dipilih dari salah satu tokoh dalam legenda

Ramayana yaitu Sang Hanoman. Hanoman adalah anak dewa yang mempunyai panggilan lain yaitu Bayusiwi, Handayapati, Kapiwara, Ramadayapati, Senggana dan Anjaniputra. Nama Anjaniputra inilah yang dipilih dan dipopulerkan dengan sebutan NITRA.

Penggunaan maskot NITRA diresmikan oleh Ibu Tien Soeharto bertepatan dengan Ulang Tahun ke 16 TMII pada 20 April 1991.

Pemilihan NITRA didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

NITRA berwujud kera putih yang perkasa, mempunyai kepribadian menonjol, seperti berjuang membela dan menegakkan kebenaran tanpa pamrih, mahir berdiplomasi sehingga dipercaya sebagai duta

NITRA memiliki berbagai kesaktian, sehingga mampu membasmi angkara murka dan membela kebenaran.

NITRA merupakan kesayangan Dewa yang dikaruniai usia sangat panjang sebagai Pembina generasi selanjutnya,

NITRA mempunyai watak yang dapat diteladani dan dapat menjadi sumber inspirasi yang menyatu dengan misi TMII sebagai wahana pelestarian, pengenalan, pengembangan budaya, duta seni, serta mewariskan segalan sesuatunya untuk generasi yang akan datang.


(26)

NITRA mencerminkan budi luhur, diharapkan menjadi suri tauladan bagi generasi muda dan menjdi pilihan idola yang bersumber dari nilai budayanya sendiri.

Visualisasi NITRA mengarah pada bentuk pisik yang disesuaikan agar menarik dan disenangi anak-anak remaja, dewasa; ramah dan lucu serta mempesona.

Sebagai maskot, NITRA dapat berbentuk dua dimensi dan tiga dimensi, antara lain berwujud boneka, logo, atau produk cetak dan cenderamata sesuai kebutuhan.

1.1.10 Sarana dan Prasarana

Ditinjau dari prospek teknis, logistik, maupun skill, DKI Jakarta akan mampu mewujudkan pembangunan yang membutuhkan prasarana dan

sarana yang diperlukan oleh Taman Mini “Indonesia Indah”, karena : 1. Kebutuhan Telekomunikasi : untuk tujuan promosi nasional maupun

internasional melalui acara Televisi maupun Satelit Relay Sistem dapat dilakukan didaerah ini dengan tidak usah membangun jaringan telekomunikasi yang baru, melainkan hanya membuat atau menambah komponen pada jaringan komunikasi yang sudah ada.

2. Pengangkutan Wisatawan : dalam maupun luar negeri melalui udara tidak mengalami kesulitan, karena letak Lapangan Udara Nasional Halim Perdana Kusuma hanya ± 5 Km dari lokasi Taman Mini. Penggunaan Lapangan Udara Internasional Cengkareng ( Soekarno-Hatta ) tidak banyak mempengaruhi kelancaran pengangkutan lewat


(27)

udara, karena pengoperasian Lapangan Udara tersebut bersamaan waktunya dengan penggunaan Sistem Jakarta Ring Road yang antara lain melewati daerah sebelah Selatan lokasi Taman Mini.

3. Pengangkutan melalui darat : sangat lancar, karena lokasi Taman Mini ± 200 meter dari Jalan Tol Jagorawi. Lagi pula Pemerintah DKI Jakarta telah cukup menyediakan angkutan umum seperti bis, metromini, mikrolet, KWK dan lain-lain dari beberapa Terminal di Jakarta. Di samping itu indahnya Terminal Cililitan ke Terminal Kampung Rambutan semakin mendekat pada lokasi Taman Mini, terlebih lagi di Jalan Raya Podok Gede telah di bangun Terminal Angkot dan Bus antar Kota.

1.1.11Fasilitas dan Atraksi

Berdasarkan bentuknya, fasilitas dan atraksi yang terdapat, serta

diselenggarakan di Taman Mini “Indonesia Indah”, dapat digolongkan

menjadi 3 ( tiga ) kalompok besar yakni : a. Bangunan (Arsitektur)

b. Lingkungan (taman-taman) c. Acara-acara budaya

1.1.11.1 Bangunan

Bangunan-bangunan yang berada di lingkungan TMII merupakan bentuk rancangan bangunan yang sengaja dihadirkan dengan menonjolkan corak dan ciri khas tertentu. Kekhasan tersebut dimaksudkan untuk memudahkan penggambaran (visualisasi) makna dan fungsi dari bangunan


(28)

tersebut bila dilihat secara fisik. Mengingat salah satu aspek dari pendirian suatu bangunan di TMII tidak terlepas dari filosofi makna simbolis, sebagai pencerminan dari maksud dan tujuan pendiriannya, maka tak mengherankan bila di TMII dapat disaksikan bentuk-bentuk bangunan yang unik sarat makna. Terutama dalam keterpaduan arsitektur tradisional sampai modern.

Berdasarkan arti dan fungsinya masing-masing, maka bangunan yang ada di TMII digolongkan menjadi :

1.1.11.1.1 Bangunan Pokok

Bangunan-bangunan pokok adalah bangunan yang dibangun sebagai bangunan utama, yang mengandung nilai simbolis maupun kristalisasi dari filosofi kehidupan bangsa Indonesia, yang menjiwai seluruh tatanan kehidupan dan diletakkan sebagai dasar dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Bangunan-bangunan tersebut antara lain :

1. Tugu Api Pancasila 2. Sasono Utomo

3. Sasono L:angen Budoyo 4. Sasono Manganti

5. Sasono Adi Guno

6. Gedung Pusat Pengelolaan


(29)

Kebudayaan dan masyarakat Indonesia terkenal majemuk (pluralisme), yang terdiri dari beraneka ragam adat dan kebiasaan. Untuk menggambarkan kemajemukkan tersebut dibangunlah Anjungan Daerah yang berfungsi sebagai jendela promosi (show window) daerah dari 33 provinsi dari daerah tingkat 1 diseluruh Indonesia.

Setiap provinsi menghadirkan sedikitnya 2 bentuk bangunan adat. Umumnya terdiri dari rumah tinggal dan balai pertemuan. Mengingat keragaman dari masing-masing daerah tidak sama, dapat dipahami bila jumlah bangunan yang terdapat disetiap anjungan daerah bervariasi. Dalam perkembangan selanjutnya, untuk melengkapi sarana pertunjukkan yang menjadi salah satu kegiatan dari anjungan daerah, dihadirkan bangunan-banguan baru yang dimanfaatkan sebagai panggung terbuka.

Sesuai dengan fungsinya sebagai jendela promosi daerah, maka pemanfaatan anjungan daerah lebih ditekankan sebagai tempat pameran dan sarana pengenalan potensi daerah, khususnya potensi budaya dan wisata. Tidak mengherankan bila materi pameran yang dapat disaksikan sebagian besar berupa aspek kebudayaan fisik, seperti : pakaian adat, senjata tradisional, alat musik tradisional, dan sebagainya. Meskipun demikian pada waktu-waktu tertentu juga dipergelarkan acara-acara tradisional yang hidup dan berkembang dalam masyarakatnya, seperti : upacara daur hidup, upacara yang berkaitan dengan alam maupun pergelaran tarian-tarian tradisional.


(30)

1. Pusat Informasi Budaya dan Wisata (PIBW) 2. Istana Anak-Anak Indonesia (IAAI)

3. Sanggar Krida Wanita Jaya Raya

4. Pusat Desain dan Pengembangan Industri Aneka ( Sasana Kriya) 5. Miniatur Candi Borobudur

6. Jam Bunga 7. Gerbang Utama 8. Bangunan Soko Tujuh 9. Poliklinik TMII

1.1.11.1.4 Museum dan Pusat Peragaan

2. Museum Indonesia 3. Museum Telekomunikasi 4. Museum Olah Raga 5. Museum Asmat

6. Museum Serangga dan Taman Kupu 7. Museum Pusaka

8. Museum Keprajuritan 9. Museum Transportasi

10.Museum Fauna Indonesia Komodo 11.Museum Prangko

12.Museum Listrik dan Energi Baru

13. Museum Minyak dan Gas Bumi “Graha Widya Patra” 14.Museum Penerangan


(31)

15.Museum Istiqlal dan Bayt Al-Qur’an

16.Pusat Penerangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( PP IPTEK )

1.1.11.2Hak Asasi, Agama dan Rumah Ibadah

Hak asasi manusia adalah satu harkat, martabat dan kodrat manusia, sebab itu disebut hak dasar. Hak itu ada para setiap diri manusia dan merupakan sifat kemanusiaan, jadi segala hal yang berakar dari harkat, martabat serta kodrat manusia adalah hal yang lahir bersama manusia itu. Hak asasi ini bersifat universal, berlaku dimana saja, kapan saja dan untuk siapa saja.

Hak ini tidak tergantung pada pengakuan manusia lain. Golongan bahkan Negara sekalipun. Hak asasi ini dapat diperoleh manusia dari sang penciptanya dan merupakan hak yang wajib diperhatikan, dilaksanakan oleh penyelenggara Negara.

Karena Indonesia menjadi anggota PBB maka terikat pada piagam

Universal Declaration of Human Rights“ yang ditetapkan pada tahun 1948.

1.1.11.3Kemerdekaan Untuk Memeluk Agama

Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyatakan : Negara berdasarkan atas ke Tuhanan Yang Maha Esa.


(32)

Pasal 29 ayat 2 UUD 1945 menyatakan : Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Kebebasan memeluk agama merupakan salah satu hak yang paling asasi diantara hak-hak asasi manusia, karena kebebasan beragama itu langsung pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Hak kebebasan beragama bukan pemberian Negara, golongan atau masyarakat. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu berdasarkan keyakinan hingga tidak dapat di paksa, karena itu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Esa itu sendiri tidak memaksa setiap manusia untuk memeluk dan menganutnya, manusia bebas memeluk agama dan keyakinan sesuai yang menjadi keyakinannya sendiri, tanpa campur tangan dari manapun juga termasuk negara. Golongan atau kelompok masyarakat.

Negara juga tidak berhak menetapkan suatu agama, menjadi agama negara karena bangsa Indonesia menghayati Demokrasi Pancasila, di mana negara mengakui dan menghormati agama-agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Esa, yang tumbuh, hidup dan berkembang di bumi Indonesia yang tercinta ini.

Karena TMII adalah Indonesia yang besar seutuhnya dalam bentuk yang mini dan di bumi tercinta ini kenyataanya tumbuh, hidup dan


(33)

berkembang sebagai agama dan kepercayaan, maka di bangunlah rumah-rumah ibadah dan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Esa, yang saling berdampingan dan selalu di manfaatkan oleh pemeluk-pemeluknya, sebagai gambaran terwujudnya kerukunan hidup antara pemeluk berbagai agama dan kepercayaan di Indonesia.

1.1.11.4 Rumah Ibadah

Bangunan rumah ibadah dan penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai berikut :

1. Mesjid “Pangeran Diponegoro” 2. Gereja Katolik “Santa Catharina” 3. Gereja Protestan “Haleluyah”

4. Pura Hindu Dharma “Penataran Agung Kertabhumi” 5. Wihara Budha “Arya Dwipa Arama”

6. Sasana Adirasa “Pangeran Samber Nyawa”

1.1.11.5 Taman

1. Taman Bunga Keong emas

2. Taman Anggrek menjadi Plaza Arsipel Sarana (Panggung hiburan ) 3. Taman Melati

4. Taman Apotik Hidup

5. Taman Monumen Persahabatan Negara-Negara Non-Blok 6. Taman Kaktus


(34)

8. Taman Burung

9. Taman Aquarium Air Tawar (TAAT) 10.Taman Budaya Tionghoa

11. Taman Renang “Water Park” 12.Taman Ria Atmaja

13.Taman Prasasti APEC

1.1.11.6 Sarana Khusus

1. Teater Imax keong Emas 2. Bioskop Tiga Dimensi

3. Radio Pelangi Nusantara (AM-340) M-882 KHz 4. Pusat Informasi Wisatawan

5. Tempat Pemancingan Ikan (Telaga Mina)

1.1.11.7Sarana Akomodasi dan Makanan

1. Desa Wisata

2. Graha Wisata remaja (Youth Hostel) 3. Restoran Caping Gunung

4. Pasar Tiban

5. Kios-kios Makanan dan Minuman 6. Wajasera (Warung Jajan Serba Ada) 7. Gedung-gedung Pertemuan


(35)

1.1.11.8 Sarana Transportasi

1. Kereta Gantung (Sky Lift)

2. Kereta Layang “Titihan Samirono” (SHS-23 Aeromovel) 3. Kereta Api Mini

4. Kereta Api kelinci ( di lingkungan IAAI) 5. Mobil Keliling Gratis

6. Mobil Sewaan ( Carter ) 7. Sepeda

8. Sepeda Air

9. Perahu Angsa (Arsipel) 10.Perahu (Arsipel)

1.1.11.9Sarana Olahraga

1. Lapangan Tenis 2. Pusat Kebugaran 3. Lapangan Volly 4. Lapangan Badminton

5. Kolam Renang (Snow Bay dan Sendang Sejodo IAAI) 6. Pencak Silat

7. Bola Bilyard

8. Jalan Lingkungan TMII ( lari, gerak jalan, sepeda santai, sepatu roda, roller blade, dll )


(36)

1.1.11.10 Lain-lain

1. Jati Taminah

2. Peragaan Kayu Gede

1.1.11.11 Lingkungan

Disamping bangunan dan sarana tersebut diatas, areal TMII masih memiliki arena-arena terbuka yang di kelola dan dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk bersantai. Arena-arena ini antara lain meliputi jalan-jalan lingkungan serta tempat-tempat terbuka hijau yang tersebar di beberapa lokasi. Secara berkala penataan lingkungan TMII ini senantiasa diubah, untuk memberikan kesan lain pada pengunjung sehingga pengunjung selalu mendapatkan hal baru setiap kali kunjungannya.

1.1.11.12 Acara

TMII sebagai tempat rekreasi tidak terlepas dari pembuatan acara-acara yang selain sebagai pelaksanaan misi juga sebagai daya tarik kepada pengunjung. Dilihat dari pelaksanaan acara-acara di TMII dapat dibedakan menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

1.1.11.12.1Acara Tahunan

Program kegiatan disusun dalam jangka 1 ( satu ) tahun. Termasuk dalam golongan ini adalah :

1. Paket Acara Khusus

Suatu acara yang diselenggarakan oleh Anjungan Daerah secara bergilir. Setiap Anjungan Daerah di wajibkan melaksanakan sekali dalam setahun, yang diharapkan meterinya di datangkan


(37)

langsung dari daerah. Hal tersebut dimaksudkan sebagai sarana saling mengenal kebudayaan daerah dan rasa saling menghormati serta mempercepat proses pembauran.

Materi-materi acara pergelaran dapat berupa acara adat, kesenian, serta bentuk lainnya. Kemudian didukung dengan adanya pameran serta kegiatannya yang menunjang lainnya. Untuk mengetahui jadwal pelaksanaan Paket Acara Khusus telah disusun buku panduan lengkap dengan sinopsisnya.

2. Pekan-Pekan

Demi menciptakan suasana meriah yang berkaitan dengan peristiwa bersejarah, budaya maupun liburan, pada waktu tertentu diselenggarakan kegiatan pekan-pekan.

Sebagai materi pengisian kegiatan ini adalah : pergelaran, lomba atau festival, pameran, bazaar, dan sarasehan atau forum ilmiah. Sejauh ini TMII sudah memiliki 8 ( Delapan ) jenis pekan yang tema berlainan, yaitu :

a. Pekan Desember menjelang Natal dan Tahun Baru b. Pekan Hari Ulang Tahun TMII setiap bulan April c. Pekan Liburan Sekolah setiap bulan Juni – Juli d. Pekan Agustus

e. Pekan Wira Budaya setiap bulan Oktober f. Pekan Lebaran


(38)

g. Pekan Haji, dan h. Pekan Suro

1.1.11.12.2Acara Bulanan

Program kegiatan yang disusun dalam jangka waktu 1 ( satu ) bulan, yang dipromosikan melalui Kalender Acara Bulanan. Kalender ini diterbitkan setiap bulan dan dapat diperoleh secara cuma-cuma berisikan informasi acara yang diselenggarakan setiap hari Minggu atau Libur.

Berdasarkan tempat pelaksanaan acara dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Kesenian keliling TMII

Biasanya di tampilkan jenis kesenian yang memiliki pendukung atau pemain yang banyak serta sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat, seperti Reog Ponorogo, Sisingaan, Kuda Lumping atau Kuda Kepang, Gerobak Dorong, Genjring, Kawasaran dll.

2. Pergelaran di Anjungan Daerah dan Museum

Untuk memberikan hiburan kepada pengunjung pada hari Minggu/Libur setiap unit TMII mendapatkan kesempatan untuk mengadakan kegiatan yang sifatnya hiburan. Khusus pada Anjungan Daerah lebih di utamakan pergelaran kesenian daerahnya.

3. Acara Khusus

Program kegiatan yang disusun dengan mempertimbangkan kebutuhannya. Biasanya dihubungkan dengan kegiatan-kegiatan resmi negara, seperti Tamu Negara, Tamu Departemen lainnya, perayaan


(39)

puncak Hari Anak Nasional dan perayaan Hari Besar lainnya yang berkaitan dengan usur kebudayaan atau aspek kehidupan masyarakat.

1.1.12 Pelayanan

Taman Mini “Indonesia Indah” adalah kawasan wisata terpadu

bernuansa budaya. Sebagai kawasan wisata yang memperagakan keragaman budaya dengan kekayaan alamnya, TMII selain tempat rekreasi juga berperan sebagai pusat informasi, pendidikan dan kepariwisataan dan kini menjadi Labolaturium dan Konservasi Kebudayaan terbesar.

Sebagai taman rekreasi TMII menjalankan misinya sebagai wahana pelestarian, pengembangan, pengenalan, pelayanan informasi budaya bangsa. Melalui fasilitas 26 Anjungan Daerah di tambah 7 Anjungan Daerah Terpadu ( Provinsi Baru ), 16 Museum, Taman-taman dan fasilitas lainnya yang ada saat ini menggambarkan pesona kebudayaan Indonesia dengan latar belakang sejarahnya.

Kesemua fasilitas diatas merupakan kekayaan yang tak ternilai khususnya bagi TMII dan bangsa Indonesia. Apalagi kekayaan tak ternilai tersebut bila dikaitkan dengan kepentingan pendidikan, penelitian, dan konservasi. Dengan beradanya di satu kawasan 33 Anjungan Daerah, Museum-museum, Taman-taman dan Sarana rekreasi lainnya memudahkan siapa saja yang berkunjung ke TMII untuk menikmati koleksi benda-benda budaya maupun atraksinya yang unik dan menarik.

Dengan penataan lingkungan terbuka yang artistik dan penyajian yang baik merupakan atraksi yang menarik bagi setiap pengunjung,


(40)

sehingga dapat mengenal lebih dekat kekayaan alam dan budaya bangsa Indonesia. Bagi pengunjung sekedar rileks untuk menghilangkan kepenatan, nonton, makan, belanja, jalan-jalan maupun yang serius seperti menikmati atraksi seni budaya, kunjungan studi, sarasehan, seminar, penelitian, observasi dan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ), TMII memang tidak salah bila dipilih sebagai pilihan.

1.1.13 Jam Buka

Untuk memberikan layanan semua atraksi diatas, Pengelola TMII membuka pelayanan tiap hari jam 08.00 – 17.00 WIB diluar jam pelayanan tersebut TMII juga membuka sampai malam hari bahkan 24 jam bila ada pertunjukan Khusus, Pergelaran Wayang semalam suntuk.


(41)

1.2 Struktur TAMAN MINI “INDONESIA INDAH” Gambar 1.3

Struktur Organisasi Taman Mini “Indonesia Indah”


(42)

1.3 Struktur Bidang Informasi

Tabel 1.4

Struktur Bidang Informasi Taman Mini “Indonesia Indah”

2 3 4 5 6 7 8

Sumber : Arsip Bidang Informasi TMII 2010 BIDANG INFORMASI Bagian Humas Bagian Pelayanan Masyarakat Sub Bagian Litbang/PKL Sub Bagian Protokol Sub Bagian Pemanduan Sub Bagian Dokumentasi & Audio

Visual Sub Bagian Publikasi Sub Bagian Penerbitan/Produksi Sub Bagian Perpustakaan Sub Bagian Desaign & Creative

Sub Bagian Promosi Bagian Komunikasi Sub Bagian Pelayanan Masyarakat


(43)

1.4 Job Descriptions

1.4.1 Bidang Informasi

Pasal 91

(1) Bidang Informasi dipimpin oleh Manajer Informasi bertugas membantu Direktur Operasi dalam menyelenggarakan pengelolaan dan pengembangan informasi, promosi, hubungan masyarakat, keprotokolan serta pelayanan dalam rangka mendukung kegiatan TMII.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Bidang Informasi melaksanakan fungsi :

a. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan sistem pelayanan informasi dan komunikasi di lingkungan TMII, termasuk melalui media penerangan wisatawan, pemanduan, perpustakaan, penerbitan, situs internet (website), sarana audio visual maupun media promosi lainnya.

b. Merencanakan dan melaksanakan keseluruhan program komunikasi, promosi, publikasi, hubungan masyarakat, keprotokolan, informasi dan pemanduan dalam rangka peningkatan pelayanan dan pengunjung.

c. Pembinaan dan pengembangan kehumasan dalam rangka membangun, menjaga dan meningkatkan citra positif TMII.


(44)

d. Merencanakan dan mengelola sistem pendokumentasian bahan-bahan informasi dalam bentuk cetak, cd atau dvd, audio dan visual. e. Merencanakan dan mengelola kegiatan penulisan dan penerbitan

bahan-bahan publikasi dan informasi (calendar of event, marketing list).

f. Mengelola perpustakaan serta berbagai jenis bahan-bahan pustaka sebagai sumber informasi di lingkungan TMII.

(3) Bidang Informasi, terdiri dari : a. Bagian Komunikasi.

b. Bagian Hubungan Masyarakat. c. Bagian Informasi.

1.4.2 Bagian Komunikasi Pasal 92

(1) Bagian Komunikasi dipimpin oleh Asisten Manajer Komunikasi bertugas membantu Manajer Informasi dalam penyelenggaraan kegiatan dokumentasi, publikasi, dan promosi untuk meningkatkan dan memperluas pangsa pasar pengunjung TMII.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut pada ayat (1) Asisten Manajer Komunikasi melaksanakan fungsi :

a. Menyusun strategi promosi tahunan secara efektif atas dasar analisa pasar yang tepat.

b. Melakukan kegiatan promosi yang gencar dan agresif untuk meningkatkan dan memperluas pangsa pasar.


(45)

c. Menentukan jenis, jumlah dan materi promosi yang tepat berdasarkan estimasi budget promosi.

d. Mengusulkan estimasi kebutuhan anggaran promosi. e. Memproduksi dan atau mensupervisi materi promosi.

f. Membuat konsep creative atau promosi (konsep lay out, atau FA) g. Mendokumentasikan seluruh pelaksanaan kegiatan promosi.

h. Melakukan koordinasi dengan bagian Public Relations, serta bagian lain di bidang lain.

(3) Bagian Komunikasi terdiri dari : a. Sub Bagian Promosi

b. Sub Bagian Design & Creative

c. Sub Bagian Dokumentasi & Audio Visual.

1.4.2.1 Sub Bagian Promosi Pasal 93

(1) Sub Bagian Promosi dipimpin oleh Supervisor Promosi bertugas membantu Asisten Manajer Komunikasi dalam penyelenggaraan kegiatan promosi untuk mempengaruhi masyarakat mengunjungi TMII.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut pada ayat (1) Supervisor Promosi melaksanakan fungsi :

a. Menyusun sistem, model dan mekanisme promosi secara efektif. b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan promosi terhadap


(46)

c. Penggunaan dan kerjasama dengan media masa untuk advertensi. d. Menentukan jenis, jumlah dan materi promosi yang tepat

berdasarkan estimasi kebutuhan anggaran promosi.

e. Mengelola dan menganalisa data untuk penyusunan program kegiatan promosi dalam rangka peningkatkan pengunjung.

1.4.2.2 Sub Bagian Design dan Creative Pasal 94

(1) Sub Bagian Design dan Creative dipimpin oleh Supervisor Design dan Creative bertugas membantu Asisten Manajer Komunikasi dalam merancang dan membuat desain kreatif yang komunikatif.

(2) Dalam melaksanakan tugas tersebut pada ayat (1) Supervisor Design dan Creative melaksanakan fungsi :

a. Merencanakan design komunikasi yang efektif dalam mempromosikan segala kegiatan dan jasa atau fasilitas TMII. b. Menjalin kerjasama dengan lembaga pemerintah dan swasta dalam

melaksanakan tugas komunikasi pemasaran TMII.

c. Merencanakan dan melaksanakan pengadaan media komunikasi pemasaran atau promosi TMII (Leaflet, brosur, spanduk, umbul-umbul, baliho, sticker, iklan, cenderamata dan lain-lain).

1.4.2.3 Sub Bagian Dokumentasi dan Audio Visual Pasal 95

(1) Sub Bagian Dokumentasi dan Audio Visual dipimpin oleh Supervisor Dokumentasi dan Audio Visual bertugas membantu Asisten Manajer


(47)

Komunikasi dalam menyelenggarakan dan mengelola kegiatan dokumentasi di TMII.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Audio Visual melaksanakan fungsi :

a. Penyusunan program pembuatan dokumentasi atas semua kegiatan di lingkungan TMII dan pelaksanaannya, baik dalam bentuk audio, visual dan audio visual.

b. Merencanakan dan melaksanakan pendokumentasian kegiatan-kegiatan seni dan budaya di lingkungan TMII dan atau yang menyangkut TMII.

c. Memantau semua informasi/berita mengenai TMII dan menganalisa berita.

d. Merencanakan, mengelola dan memproduksi data informasi dalam bentuk audio visual, baik yang menyangkut atraksi budaya maupun dokumentasi.

e. Melakukan usaha-usaha pengembangan pelayanan informasi melalui media audio visual, khususnya melalui teater mini Bidang Informasi.

f. Melakukan pengelolaan dan pelayanan terhadap kebutuhan akan dokumentasi dan informasi yang menggunakan sarana dan prasarana audio visual.


(48)

1.4.3 Bagian Hubungan Masyarakat Pasal 96

(1) Bagian Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Asisten Manajer Hubungan Masyarakat bertugas membantu Manajer Informasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terencana dan terarah dalam rangka membangun, menjaga dan meningkatkan citra positif serta untuk mempengaruhi opini masyarakat dalam mengapresiasi masyarakat TMII.

(2) Dalam menjalankan fungsi tersebut ayat (1), Bagian Hubungan Masyarakat melaksanakan fungsi :

a. Merumuskan, mengkoordinasikan dan mengevaluasi strategi program dan aktivitas komunikasi eksternal.

b. Mengembangkan prosedur standar atas sikap (standar operasional prosedur Public Relations), perilaku yang menjadi ciri khas keramahan TMII.

c. Mendistribusikan informasi, aturan dan berbagai kebijakan TMII, serta mengkomunikasikannya baik ke dalam maupun ke pihak luar TMII.

d. Melakukan antisipasi dan mengklarifikasi isu negatif yang terjadi yang dapat merugikan TMII.

e. Membina hubungan baik dengan seluruh pihak pemangku kepentingan (pemerintah, media massa, serta pihak-pihak lain) dalam tujuan meningkatkan citra dan kredibilitas TMII.


(49)

f. Membuat program kerja PR tahunan dan mendokumentasikan seluruh pelaksanaan kegiatan kehumasan.

g. Menyiapkan staf khusus bagian protokol sesuai kebutuhan jenis/tuntutan acara.

h. Membuat dan mengisi konten berbagai alat publikasi seperti : press release, annual report, artikel company, bulletin, majalah TMII, website dan lain-lain.

(3) Bagian Hubungan Masyarakat terdiri dari : a. Sub Bagian Protokol dan Pemanduan b. Sub Bagian Publikasi

c. Sub Bagian Pelayanan Masyarakat

1.4.3.1 Sub Bagian Protokol dan Pemanduan Pasal 97

(1) Sub Bagian Protokol dan Pemanduan dipimpin oleh Supervisor Protokol dan Pemanduan bertugas membantu Asisten Manajer Hubungan Masyarakat dalam menyelenggarakan pengaturan kegiatan keprotokolan dan pemanduan.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Protokol dan Pemanduan melaksanakan fungsi :

a. Perencanaan dan pelaksanaan pengaturan kegiatan protokol dalam penyelenggaraan acara di TMII.

b. Koordinasi dan kerjasama dengan semua pihak atau unit dalam perencanaan dan penyelenggaraan kegiatan atau acara di TMII.


(50)

c. Perencanaan tata upacara, tata tempat, tata penghormatan dalam acara atau kegiatan yang akan diselenggarakan di TMII.

d. Menyusun, melaksanakan dan mengembangkan sistem pengelolaan pelayanan pemanduan di lingkungan TMII.

e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemanduan di lingkungan TMII.

f. Merencanakan, menyiapkan dan mengembangkan bahan-bahan panduan bagi pengunjung TMII.

g. Mengembangkan kerjasama dengan sekolah-sekolah Pariwisata, instansi yang terkait dan asosiasi panduan wisata (guide).

1.4.3.2 Sub Bagian Publikasi Pasal 98

(1) Sub Bagian Publikasi dipimpin oleh Supervisor Publikasi bertugas

membantu Asisten Manajer Hubungan Masyarakat dalam

menyelenggarakan publikasi dalam arti luas.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Publikasi melaksanakan fungsi :

a. Menyusun dan menyiapkan bahan publikasi serta melaksanakan penyebarluasannya melalui berbagai media publikasi.

b. Menyiapkan naskah seperti artikel dan resensi atas kegiatan/acara di TMII terutama di bidang kebudayaan.


(51)

c. Membuat bahan berita atau informasi mengenai TMII dan membuat bahan release untuk disebarluaskan ke berbagai media massa.

d. Membuat dan mengisi konten berbagai alat publikasi seperti annual report, artikel company profile, bulletin/majalah TMII, website dan lain-lain.

e. Membuat evaluasi/analisa terhadap berita TMII.

1.4.3.3 Sub Bagian Pelayanan Masyarakat Pasal 99

(1) Sub Bagian Pelayanan Masyarakat dipimpin oleh Supervisor Pelayanan Masyarakat bertugas membantu Asisten Hubungan Masyarakat untuk melaksanakan pelayanan masyarakat pengunjung yang membutuhkan informasi TMII melalui media penerangan wisatawan. (2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Pelayanan Masyarakat melaksanakan fungsi :

a. Menyusun, melaksanakan dan mengembangkan sistem pelayanan informasi di Gerai Informasi (Tourist Information Center) di lingkungan TMII.

b. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh pengunjung di lingkungan TMII.

c. Merencanakan, menyiapkan dan mengembangkan bahan-bahan informasi bagi pengunjung TMII.


(52)

d. Melakukan koordinasi dengan semua pihak dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

1.4.4Bagian Informasi Pasal 100

(1) Bagian Informasi dipimpin oleh Asisten Manajer Informasi bertugas membantu Manajer Informasi dalam mengelola, mengurus dan mengembangkan informasi melalui perpustakaan, penerbitan, praktek kerja lapangan, penelitian dan pengembangan.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Asisten Manajer Informasi melaksanakan fungsi :

a. Mengembangkan konsep informasi yang efektif dan terpadu dalam seluruh aspek, mulai pos pelayanan informasi, petunjuk lokasi atau area atau arah serta alat-alat informasi lainnya yang sangat dibutuhkan demi kenyamanan dan kemudahan para pengunjung.

b. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan berbagai bentuk kegiatan pelayanan informasi kepada masyarakat luas.

c. Menyusun sistem pelayanan informasi di bidang penelitian, praktek kerja lapangan dan kunjungan studi atau dinas.

d. Merencanakan, melaksanakan dan mengembangkan informasi dalam bentuk bahan penerbitan, khususnya buku aspek kebudayaan.

(3) Bagian Panduan Wisata terdiri dari : a. Supervisor Perpustakaan


(53)

b. Supervisor Penerbitan atau Produksi c. Supervisor Litbang dan PKL.

1.4.4.1 Sub Bagian Perpustakaan Pasal 101

(1) Sub Bagian Perpustakaan dipimpin oleh Supervisor Perpustakaan bertugas membantu Asisten Manajer Informasi dalam menyelenggarakan, mengelola dan mengembangkan perpustakaan di lingkungan TMII.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Perpustakaan melaksanakan fungsi :

a. Mengelola, merawat dan mengembangkan koleksi perpustakaan TMII.

b. Mengkoordinasi seluruh kegiatan pengelolaan dan pengembangan perpustakaan di lingkungan TMII.

c. Memberikan pelayanan dengan standar operasional prosedur. d. Membina hubungan baik dengan perpustakaan pemerintah/swasta. e. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengelolaan dan

pengembangan perpustakaan di lingkungan TMII.

1.4.4.2 Sub Bagian Penerbitan atau Produksi Pasal 102

(1) Sub Bagian Penerbian atau Produksi dipimpin oleh Supervisor Penerbitan bertugas membantu Asisten Manajer Informasi dalam


(54)

menyelenggarakan kegiatan produksi penerbitan bahan informasi berupa buku-buku yang berkualitas maupun website.

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Penerbitan melaksanakan fungsi :

a. Merencanakan dan melaksanakan penerbitan bahan-bahan informasi di lingkungan TMII secara berkala dan berkesinambungan.

b. Menyiapkan bahan informasi maupun materi penulisan yang sesuai dengan kebuuhan penerbutan TMII yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung dan masyarakat luas.

c. Mengkoordinasikan kegiatan penerbitan dalam arti luas seperti buku, annual report, majalah dan lain-lain di lingkungan TMII.

1.4.4.3 Sub Bagian LITBANG atau PKL Pasal 103

(1) Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan atau PKL dipimpin oleh Supervisor Litbang atau PKL bertugas membantu Asisten Manajer Informasi dalam menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengurusan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan informasi TMII dalam bentuk pelayanan terhadap kegiatan praktek kerja lapangan (PKL).

(2) Dalam menjalankan tugas tersebut ayat (1), Supervisor Litbang atau PKL melaksanakan fungsi :


(55)

a. Merencanakan dan melaksanakan penerbitan penelitian tentang berbagai aspek di lingkungan TMII dalam rangka evaluasi pelaksanaan kegiatan maupun pengembangan TMII.

b. Menyusun sistem pelayanan masyarakat di bidang penelitian, praktek kerja lapangan, dan kunjungan studi atau dinas yang berdaya guna dan berhasil guna.

c. Melaksanakan dan melakukan pengawasan program pelayanan masyarakat di bidang penelitian, praktek kerja lapangan dan kunjungan studi atau dinas.

d. Memberikan bimbingan kepada peserta penelitian atau praktek kerja lapangan, khususnya dalam penyusunan laporan ilmiah atau penulisan karya tulis.

e. Mengkoordinasikan seluruh bentuk kegiatan pelayanan masyarakat, khususnya di bidang penelitian, PKL dan penyusunan laporan ilmiah atau penulisan karya tulis di lingkungan TMII.

1.5 Sarana dan Prasarana

Tabel 1.1

Sarana Dan Prasarana Bidang Informasi

No. Inventaris Jumlah

1. Ruang Teater 1 Ruangan

2. Sound System 1 set

3. Laptop 1 set


(56)

5. Printer 3

6. Televisi 2

7. Air Conditioner (AC) 11 Unit

8. Kamera Digital 4

9. Kamera Manual 3

10. Video PAS 4

11. Proyektor 1

12. Telepon 2

13. Mesin Fax 1

14. Mesin Scanner 1

15. Handy Talkie (HT) 2

16. Kursi ± 136

17. Meja ± 45

18. Layar 1

19. Standing Banner ± 10

20. Papan Baliho 3

21. Lemari Display 9

22. Kursi Tamu 2 set

23. Dispenser 2

24. Meja Komputer 4

25. Tripod 1

26. White Board 3

27. Pantry 1


(57)

1.6 Lokasi dan Waktu PKL

1.6.1 Lokasi Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Praktek Kerja Lapangan dilakukan di Taman Mini “Indonesia Indah”

(TMII), Jakarta.

Alamat : Jl. Raya Taman Mini Pondok Gede Jakarta 13560

Telepon : 021 - 8409214, 8409210, 8409270, 8409236, 8409239

Faximile : 021 – 8400709

Email : info@tamanmini.com

Website : www.tamanmini.com

1.6.2 Waktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan dilakukan selama 1,5 bulan, terhitung dari tanggal 05 Juli 2010 s/d 21 Agustus 2010 dengan waktu kerja hari Senin s/d hari Minggu pukul 08.30-16.00 WIB.


(58)

58 1.1 Aktivitas Kerja

Penulis selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di tempatkan di Museum Indonesia sebagai bentuk tinjauan tentang komunikasi secara umum dan Pusat Informasi Wisata & Budaya (PIBW) sebagai tinjauan tentang kehumasan secara khusus. Selama melakukan Praktek Kerja Lapangan penulis mendapatkan banyak pengalaman dari berbagai aktivitas yang dilaksanakan, dan dari berbagai aktivitas yang beragam tersebut terdapatnya jenis yang bersifat rutin yang dilakukan oleh penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan dan ada pula yang bersifat Insidentil.

Adapun daftar kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Taman Mini “Indonesia Indah” adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Aktivitas Kerja Penulis

No Hari/Tanggal Aktivitas PKL

Keterangan Rutin Insidental

1. Senin

5 Juli 2010

 Pengarahan dari Pembimbing

 Melayani pengunjung Museum Indonesia TMII


(59)

 Mengantar Turis Asing (Korea) berkeliling.

2. Selasa

6 Juli 2010

 Mendata pengunjung

 Melayani Informasi kepada Wisatawan Asing & Lokal

3. Rabu

7 Juli 2010

 Melayani Informasi kepada Wisatawan Asing & Lokal

 Mengurus ID Card PKL

4. Kamis

8 Juli 2010

 Melayani Informasi pengunjung

 Memandu Wisatawan Lokal (Medan)

 Mendokumentasikan Arsip-arsip dan sisi Museum Indonesia TMII

5. Jum’at

9 Juli 2010

 Mendata arsip-arsip benda koleksi Museum Indonesia

6. Sabtu

10 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII


(60)

 Melayani informasi pengunjung √

7. Minggu

11 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

 Melayani informasi pengunjung

8. Senin

12 Juli 2010 LIBUR - -

9. Selasa

13 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

 Menerima dan melayani telepon

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

√ √

10. Rabu

14 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

 Mencari materi di setiap Anjungan Daerah

 Memandu wisatawan lokal (Makassar)


(61)

11. Kamis

15 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

12. Jum’at

16 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia.

13. Sabtu

17 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

 Mendokumentasikan acara resepsi di Museum Indonesia

14. Minggu

18 Juli 2010

 Mendokumentasikan kunjungan dari Kementrian Penerangan Vietnam

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

15. Senin

19 Juli 2010

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal


(62)

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia

16. Selasa

20 Juli 2010 LIBUR - -

17. Rabu

21 Juli 2010 IZIN - -

18. Kamis

22 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

19. Jum’at

23 Juli 2010

 Mendokumentasikan Hari Anak Nasional 2010 bersama Presiden SBY dan Menteri-menteri.

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

20. Sabtu

24 Juli 2010

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

 Menerima dan mendokumentasikan


(63)

kunjungan tamu resmi

Anjungan Daerah DKI Jakarta dari Timur Tengah

 Mempersiapkan dan mendokumentasikan acara resepsi di Museum Indonesia TMII

21. Minggu

25 Juli 2010

 Mempersiapkan dan mendokumentasikan acara resepsi di Museum Indonesia TMII

22. Senin

26 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

23. Selasa

27 Juli 2010 LIBUR - -

24. Rabu


(64)

25. Kamis

29 Juli 2010

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

26. Jum’at

30 Juli 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

 Membuat data pengunjung wisatawan asing dan lokal

 Menerima dan mendokumentasikan

kunjungan Asosiasi Mahasiswa kedokteran se-Asia

27. Sabtu

31 Juli 2010

 Mempersiapkan dan mendokumentasikan acara resepsi di Museum Indonesia

28. Minggu

1 Agustus 2010

 Mengisi kalender acara di website Museum Indonesia TMII


(65)

 Mempersiapkan dan mendokumentasikan acara resepsi di Museum Indonesia TMII

29. Senin

2 Agustus 2010

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

 Mengantar surat ke Gedung Pengelolaan

30. Selasa

3 Agustus 2010

 Mendata inventaris benda koleksi ke Gedung Pengelolaan

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

31. Rabu

4 Agustus 2010

 Mencari materi release di setiap Anjungan Daerah

 Merekaputalasi pengeluaran

 Mendata inventaris benda koleksi Museum Indonesia TMII

 Menerima dan melayani


(66)

telepon

32. Kamis

5 Agustus 2010

 Menyambut dan

mendokumentasikan kunjungan Kementrian Luar Negeri

Bangladesh dan Korea

 Guider SD Global Internasional School

 Mempersiapkan keperluan acara Badan Narkotika Nasional

 Mencatat kalender acara di setiap Anjungan Daerah

33. Jum’at

6 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar

 Mengetik hasil evaluasi dan surat keterangan

34. Sabtu

7 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar

 Mengetik hasil evaluasi dan surat keterangan


(67)

 Mencari materi release di

setiap Anjungan Daerah

 Menghadiri dan

mendokumentasikan Parade Tari Nusantara 2010

35. Minggu

8 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

 Mendokumentasikan Parade Mobil Hias dari Anjungan Daerah Riau

 Merapihkan arsip-arsip Bidang Informasi

36. Senin

9 Agustus 2010


(68)

37. Selasa

10 Agustus 2010

 Diskusi bersama Asisten Manajer Humas TMII tentang seputar Humas

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar

38. Rabu

11 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

39. Kamis

12 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Menerima dan melayani telepon

 Melayani informasi wisatawan


(69)

40. Jum’at

13 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar utntuk kliping

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

41. Sabtu

14 Agustus 2010

 Mengurus surat shooting FTV

“99% benci cokelat” dan

mendokumentasikannya

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan.

42. Minggu

15 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan


(70)

43. Senin

16 Agustus 2010

LIBUR - -

44. Selasa

17 Agustus 2010

 Melayani informasi wisatawan asing dan lokal

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

45. Rabu

18 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mengetik surat keterangan dan hasil evaluasi

 Mencari materi release untuk acara Pekan Lebaran di IAAI, TAAT, Taman Burung,

Museum Komodo, Teater Imax

“Keong Emas”


(71)

 Mengetik release pekan lebaran √

46. Kamis

19 Agustus 2010

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mendata inventaris benda koleksi bidang informasi

 Mengetik data inventaris benda koleksi bidang informasi

47. Jum’at

20 Agustus 2010

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

 Mengirim surat ke POS

 Membaca dan mencari berita TMII di surat kabar untuk kliping

 Mendata inventaris benda koleksi bidang informasi

48. Sabtu

21 Agustus 2010

 Mengantar surat-surat ke Gedung Pengelolaan

 Membaca dan mencari berita

√ √


(72)

TMII di surat kabar

 Menghadiri dan

mendokumentasikan acara Paduan Suara Anak 2010

 Perpisahan dengan Staff-staff

Sumber : Catatan Penulis 2010

1.1.1 Analisa Aktivitas Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Selama pelaksanaan praktek kerja lapangan penulis pada kesempatan tersebut, melakukan berbagai kegiatan yang dibagi menjadi kegiatan rutin dan insidental, diantaranya :

1.1.2 Aktivitas Rutin

1.1.2.1 Melayani Informasi Wisatawan Asing dan Lokal

Pelayanan informasi merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh penulis selama melaksanakan praktek kerja lapangan. Adapun untuk pengertian dari informasi, sebagai berikut :

Informasi adalah Keterangan, penerangan. Data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan, dan terasa bagi keputusan saat itu atau keputusan mendatang.1

1


(73)

Informasi yang disampaikan harus memiliki nilai-nilai yang berkualitas, positif dan bermanfaat. Dengan itu perlunya diperhatikan kriteria-kriterianya, sebagai berikut :

Informasi harus akurat dan jelas, Yaitu informasi yang tidak mengandung keraguan-keraguan, sama maksudnya yang disampaikan dengan yang menerima, bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan, harus menjelaskan dan mencerminkan maksudnya atau dengan kata lain tidak menimbulkan pertanyaan bagi penerima informasi tersebut.

Up to date (Tepat waktu), Yaitu informasi tersebut datang ke penerima tidak terlambat karena informasi yang tidak tepat waktu sudah tidak mempinyai nilai.

Informasi harus relevan, Yaitu informasi itu diterima bagi orang yang membutuhkan atau bermanfaat bagi yang menerimanya.2

Pelayanan informasi sebagai bentuk jasa yang diberikan kepada para wisatawan yang membutuhkan informasi lebih jelas, akurat dan tepat lagi.

1.1.2.2 Mendata Inventaris

Selama praktek kerja lapangan berlangsung penulis pun dilibatkan dalam mendata inventaris benda-benda atau barang-barang yang ada pada Museum Indonesia maupun Bidang Informasi. Proses inventaris ini penting adanya, untuk mengetahui jumlah tetap setiap tahunnya.

Inventaris merupakan suatu kegiatan yang memiliki tahap-tahap, antara lain :

1. Penomoran

2


(74)

2. Klasifikasi 3. Katalogisasi

Pendataan ini merupakan bagian dari kegiatan administrasi yang perlu dilakukan oleh Humas untuk mengetahui jumlah inventaris yang ada.

1.1.2.3 Mengetik Surat-surat dan Mengantar Surat ke Gedung Pengelolaan

Penulis mendapatkan tugas mengetik surat-surat yang dibutuhkan dan dikeluarkan oleh Bidang Informasi, surat-surat merupakan hal penting dalam suatu organisasi. Dalam hal ini pun penulis membantu para staff dalam mengetik surat-surat serta mengurus proses surat tersebut agar sampai pada apa yang dituju.

Selain itu, penulis pun turut mengantar surat-surat tersebut ke Gedung Pengelolaan sebagai pusat perkantoran di TMII. Dari sinilah proses tersebut akan sampai dan dikelola sehinggan maksud surat tersebut dapat tersampaikan.

1.1.2.4 Kliping Berita TMII dari Surat Kabar

Bentuk kliping merupakan kegiatan Humas dalam arti sempit diartikan sebagai suatu kegiatan memilih, menggunting, menyimpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau karangan (artikel) serta photo berita (photo release) pada kegiatan atau peristiwa tertentu yang telah dimuat di berbagai macam media.


(75)

Fungsi kliping adalah mengemas ulang bacaan, sedangkan yang dikliping bisa berupa artikel, berita atau foto. Agar terkliping dengan baik maka sumber harus jelas (nama koran, majalah atau yang lain, tanggal terbit, halaman), tenaga yang telaten, teliti dan kreatif, profesional (bisa memilih tema yang dikliping misal sesuai pengguna atau misi lembaga).

Teknis membuat kliping ada dua yaitu sistem ordnere (satu bendel berisi satu tema tanpa memperhatikan judul surat kabar maupun urutan waktu, misal tentang adat istiadat daerah tertentu, olah raga). Kedua sistem evixe (menitikberatkan pada satu surat kabar atau majalah yang terbit dalam jangka waktu tertentu secara kronologis, misal mengkliping koran dengan batasan waktu satu atau dua bulan). Teknis kedua ini resikonya ada bermacam-macam tema. Fungsinya dapat untuk melacak suatu peristiwa pada waktu-waktu tertentu dengan lebih mudah.

Kliping sebaiknya diberi indeks (bisa indeks judul, nama penulis atau topik tulisan), direproduksi (misal dalam bentuk fotokopi, micro film, cd), yang tidak kalah pentingnya adalah dipromosikan (terutama pada para intelektual: guru, peneliti, ulama dan lain-lain).3

Penulis pun selama melaksanakan kerja praktek lapangan turut ikut serta dalam proses kliping, yang di awali dengan membaca serta mencari di tiap halaman pada surat kabar. Menelusuri pemberitaan mengenai

3


(76)

perusahaan, setelah diperoleh kemudian mengguntingnya serta mengklasifikasikan sesuai dengan kriterianya masing-masing.4

1.1.3 Aktivitas Insidental

1.1.3.1 Memandu Wisatawan Asing dan Lokal

Pada saat praktek kerja lapangan, penulis diberi kesempatan untuk mengantar serta memandu para wisatawan yang meminta jasa pemandu wisata. Mendampingi serta mengenalkan Indonesia secara umum melalui peragaan di Museum Indonesia. Sebagaimana pengertian akan pemandu wisata, yaitu : Pemandu wisata adalah orang yang pekerjaannya mendampingi wisatawan dengan mengatur perjalanan dan memberi penjelasan tentang tempat yang dikunjungi; orang yang bertugas memandu wisatawan; pramuwisata.5

Dalam hal ini terkadang penulis mendampingi wisatawan asing sehingga proses ini pun dijadikan sebagai memperlancar bahasa asing dalam hal ini Bahasa Inggris. Selain bahasa, penulis pun dituntut untuk mengetahui pengetahuan umum tentang Indonesia baik sejarah, kekayaan, keanekaragamaan, dan lain sebagiannya.

1.1.3.2 Mencari Materi Release

Tugas Humas salah satunya adalah membuat suatu release tentang kegiatan atau tentang apa yang terjadi pada suatu perusahaannya.

4

Untuk mengetahui lebih lanjut dari contoh-contoh kliping, bisa di lihat pada lampiran.

5

http://bahtera.org/kateglo/?mod=dictionary&action=view&phrase=pemandu%20wisata/05 Oktober 2010/10.43 wib


(77)

Dan di TMII yang memiliki anjungan-anjungan setiap daerahnya serta wahana dan museum yang memiliki kegiatan masing-masing, dengan itu pihak humas mencari materi-materi yang akan dijadikan release. Penulis pun selama praktek kerja lapangan dilibatkan untuk mencari materi yang akan dijadikan release Bagian Humas.

1.1.3.3 Mendokumentasikan Acara-acara

Dokumentasi merupakan salah satu kegiatan Humas yang berkaitan dengan menelaah, menganalisis dan kemudian mengevaluasi. Seiring dengan perkembangan zaman makan dokumentasi merupakan hal yang dijadikan sebagai program komersial maupun non komersial.

Dokumentasi dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu obyek. Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alir, daftar-daftar, cetakan hasil komputer, contoh-contoh obyek dari sistem informasi.6

Kegiatan dokumentasi sebagai bentuk informasi yang cukup penting mengenai suatu perusahaan akan suatu kegiatan atau peristiwa yang kemudian di analisis, di evaluasi dan hingga di simpan sebagai bahan pokok pembahasan. Dan penulis pun ikut serta dalam mendokumentasikan acara-acara yang berlangsung selama penulis melaksanakan aktivitas praktek kerja lapangan di TMII.

1.1.3.4 Menerima dan Melayani Kunjungan Tamu Penting

Pengunjung TMII bukan hanya dari kalangan masyarakat pada umumnya, namun tamu-tamu kenegaraan atau tamu penting pun turut

6


(78)

mengunjungi atau menghadiri kegiatan-kegiatan yang berlangsung di TMII. Penerimaan dan pelayanan kepada Tamu penting pun turut dirasakan oleh penulis selama pelaksanaan praktek kerja lapangan, karena dalam hal ini membutuhkan sejumlah staff yang menerima kunjungan tamu penting tersebut.

Penerimaan dan pelayanan ini berbentuk pendampingan serta penjelasan kepada para tamu tentan informasi-informasi yang perlu disampaikan.

1.1.3.5 Menerima Telepon

Memberikan informasi bukan hanya dilakukan dengan cara memberikan informasi secara lisan dan tatap muka, namun dengan menerima telepon kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi baik yang dilakukan oleh pihak intern maupun ektern. Penulis dalam hal ini, harus memperkaya pengetahuan serta informasi-informasi yang ada, sehingga penerimaan telepon sebagai bentuk jasa dapat memberikan kepuasaan bagi penelepon.

Telepon adalah salah satu alat untuk berkomunikasi di kantor. Oleh sebab itu, perlu diperhatikan etika dalam berbicara melalui telepon. Ada beberapa cara yang harus dilakukan pada saat menerima atau menelepon orang lain.

Menerima telepon:

1. Pada saat telepon berbunyi, sebaiknya mengangkat gagang telepon sesegera mungkin, jangan biarkan penelepon menunggu lama.


(1)

Gambar L.12.9

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Gambar L.12.10

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Parade keliling dari Anjungan Kalimantan Timur dalam acara Paket Khusus TMII

Zahra ICIL menghibur anak-anak yang turut serta dalam perayaan Hari Anak Nasional 2010 di Istana Anak-anak TMII


(2)

Gambar L.12.11

Gelar Seni Budaya Melayu dan Mobil Hias Anjungan Daerah Riau TMII

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010 Gambar L.12.12

Anak-anak sedang berlatih sebelum penyambutan kedatangan Presiden RI Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono beserta beberapa Kementerian


(3)

Gambar L.12.13

Proses Shooting FTV “% 99 Benci Cokelat” yang berlangsung di area TMII

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010 Gambar L.12.14

Proses Resepsi Pernikahan adat Solo yang berlangsung di Museum Indonesia TMII


(4)

Aktivitas Penulis

Gambar L.12.15 Gambar L.12.16

Proses Pendataan Inventaris Pelayanan informasi kepada pegunjung

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Gambar L.12.17 Gambar L.12.18

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Proses pencarian berita TMII di surat kabar

Pembelajaran menjadi Tour Guide


(5)

Gambar L.12.19 Gambar L.12.20

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Gambar L.12.21 Gambar L.12.22

Sumber : Dokumentasi Penulis, 2010

Penulis menjadi Guider anak-anak SD Internasional Global

Penulis berinteraksi dengan Tamu dari Timur Tengah

Foto bersama Manajer Museum Indonesia TMII

Foto bersama Manajer Informasi TMII


(6)