Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop Di Museum Geologi
APLIKASI PENCATATAN BEBATUAN
BERBASIS DESKTOP DI MUSEUM GEOLOGI
KERJA PRAKTEK
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
RESTIANA AYUNITA 10107286
SARI ASIH RAHMAWATI 10107291
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan proses kerja praktek serta menyusun laporannya dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa disampaikan kepada Rasulullah SAW serta para pengikutnya hingga akhir jaman.
Laporan ini merupakan hasil dari kerja praktek yang dilakukan di Museum Geologi pada tanggal 5 Juli sampai 7 Agustus 2010. Penyusunan laporan kerja praktek ini dilakukan untuk memenuhui mata kuliah Kerja Praktek Program Studi Strata Satu Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Laporan yang berjudul “Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi” ini dibangun untuk mempermudah pencatatan bebatuan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti lapangan Museum Geologi.
Penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan isi laporan ini. Semoga laporan Kerja Praktek ini dapat bermanfaat bagi pihak Museum Geologi pada khususnya serta bagi para akademisi yang bergelut dalam bidang Teknik Informatika.
Bandung, Januari 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Museum Geologi merupakan sebuah museum yang bergerak dalam bidang pengelolaan hasil penemuan dan penelitian benda-benda geologi dan tambang seperti fosil, batuan, mineral serta peta geologi. Dalam kurun waktu tertentu, para ahli geologi yang bekerja di Museum Geologi melakukan pengambilan contoh bebatuan di lapangan dan melakukan pencatatan langsung terhadap hasil penelitian lapangan tersebut.
Dalam sistem yang sedang berjalan sekarang, proses pencatatan masih dilakukan secara manual dan belum terkomputerisasi. Yang dimaksud secara manual dan belum terkomputerisasi yaitu belum adanya aplikasi khusus yang digunakan untuk melakukan pencatatan data hasil penelitian melainkan pencatatan masih dilakukan pada selembar kertas atau pada dokumen Microsoft Word.
Pencatatan manual seperti itu memiliki efektifitas serta efisiensi yang rendah, terutama jika akan melakukan pencarian data. Dalam sistem pencatatan seperti ini pun proses pengorganisasian data memakan waktu yang cukup lama. Oleh sebab itu, pembuatan aplikasi khusus untuk melakukan pencatatan selama peneliti berada di lapangan untuk mengambil contoh bebatuan merupakan sebuah solusi yang ditawarkan untuk mengatasi persoalan yang muncul dari sistem pencatatan secara manual. Aplikasi yang diperuntukan bagi peneliti lapangan museum geologi ini tidak menggunakan tingkat hak akses pengguna. Jadi, siapapun dapat menggunakan aplikasi ini tanpa harus melakukan registrasi atau melalui proses login terlebih dahulu.
Proses yang dapat dilakukan pada aplikasi ini berupa Proses Tambah Data, Proses Lihat Data, Tambah Wilayah, Proses Pencarian Data, Proses Pembuatan Laporan, Proses Pencetakan Laporan, Proses Tambah Wilayah, Proses Edit Wilayah, Proses Hapus Wilayah
Aplikasi yang akan dibangun ini berbasis desktop. Pembangunan aplikasi ini berbasis desktop sebab aplikasi berbasis desktop dapat langsung digunakan tanpa harus terhubung ke jaringan internet jika akan mengoperasikannya, sehingga aplikasi berbasis desktop cocok diterapkan pada aplikasi yang akan digunakan oleh para peneliti bebatuan di lapangan, yang terkadang daerah tempat penelitian merupakan daerah terpencil yang belum mendapatkan akses internet. Berbekal hal tersebut, maka dibuatlah “Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi“.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana caranya agar proses pencatatan hasil penyelidikan
2. Bagaimana caranya agar data pencatatan hasil penyelidikan bebatuan yang telah disimpan dapat diakses dengan lebih mudah?
3. Bagaimana caranya agar dokumentasi bisa dicetak dengan lebih mudah?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari pembangunan Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi ini adalah sebagai berikut:
1.3.1 Maksud
Maksud dari penelitian kerja praktek ini adalah membangun Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop di Museum Geologi yang di dalamnya memiliki fungsionalitas guna menyelesaikan permasalahan yang dipaparkan dalam latar belakang.
1.3.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian kerja praktek ini adalah
1. Untuk membuat aplikasi pencatatan hasil penelitian bebatuan, agar data yang tersimpan dapat terorganisasi dengan lebih baik.
2. Untuk membuat aplikasi yang dapat mempermudah pengaksesan kembali data yang telah tersimpan.
3. Untuk mempermudah pencetakan dokumentasi data.
1.4 Batasan Masalah
1. Aplikasi ini diperuntukan sebagai alat bantu pencatatan data bebatuan, tanpa melakukan proses pengelolaan data.
2. Pada aplikasi ini tersedia fasilitas pencarian data.
3. Pencetakan data dapat dilakukan secara langsung setelah pembuatan laporan.
4. Aplikasi ini dapat menyimpan gambar dengan format BMP.
5. Aplikasi ini belum dapat menampilkan peta lokasi penemuan bebatuan.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah :
1. Metode Pengumpulan data
I. Wawancara
Untuk mengetahui sistem yang selama ini digunakan dalam proses pencatatan, maka dilakukan wawancara kepada ahli geologi museum geologi yang biasa melakukan penelitian lapangan.
II. Studi Literatur a. Mempelajari sistem pencatatan bebatuan.
b. Mempelajari dasar-dasar pembangunan aplikasi menggunakan Delphi.
2. Metode Pengembangan Perangkat lunak Untuk membangun sistem digunakan metode sekuensial.
Gambar 1 Metode Sekuensial
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, maksud dan tujuan batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan penjelasan singkat tentang profil
tempat kerja praktek dan pengetahuan dasar tentang teori Delphi sebagai software pembangun aplikasi serta Paradox sebagai database.
BAB III : PEMBAHASAN Bab ini merupakan dokumentasi mengenai Kegiatan Kerja Praktek, Deskripsi Global Perangkat Lunak, Deskripsi Rincian Kebutuhan serta Perancangan. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran untuk kepentingan pengembangan sistem selanjutnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Tempat Kerja Praktek
2.1.1 Sejarah Instansi
2.1.1.1 Masa Penjajahan Belanda
Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad ke-17 oleh para ahli dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industri pada pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahan dasar industri.
Pemerintah Belanda sadar akan pentingnya penguasaan bahan galian di wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negeri Belanda dapat ditunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun 1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun 1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumberdaya mineral. Hasil penyelidikan yang berupa contoh-contoh batuan, mineral, fosil, laporan dan peta memerlukan tempat untuk penganalisaan dan penyimpanan, sehingga pada tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang kemudian juga disebut
Gedung Geologisch Laboratorium dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Menalda van Schouwenburg, dan dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Gulden, mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929. Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei 1929.
Gambar 1 Museum Geologi Tahun 1929
2.1.1.2 Masa Penjajahan Jepang
Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial Belanda menyerahkan Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan itu dilakukan di Kalijati, Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch Laboratorium berpindah kepengurusannya dan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan setahun kemudian berganti nama CHISHITSU CHOSACHO. Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa itu tidak banyak yang ditemukan, karena banyak dokumen (termasuk laporan hasil penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di mana-mana pada awal tahun 1945.
2.1.1.3 Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada Tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris yang diboncengi oleh Netherlands Indiës Civil Administration (NICA) tiba di Indonesia (mendarat di Tanjungpriuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia. Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan ke Jl. Braga No. 3 dan PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG . Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4 tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat lain. Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumendokumen hasil penelitian geologi sehingga harus berpindah pindah tempat dari Bandung – Tasikmalaya-Solo – Magelang - Yogyakarta, baru pada Th 1950 kembali ke Bandung.
Dalam usaha menyelamatkan dokumen dokumen tersebut, pada tanggal 7 mei 1949, Kepala PUSAT JAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI, Arie Frederik Lasut, diculik dan dibunuh tentara belanda dan gugur sebagai kusuma bangsa di Desa Pakem Yogyakarta.
Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum Geologi dikunjung oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum Geologi yang tadinya dibawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG) berganti nama
Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957), Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (1978 - 2005) , Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005 sampai sekarang.
Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi. Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan pembukaannya diresmikan pada tanggal 20 Agustus Tahun 2000 oleh Wakil Presiden RI waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Menteri Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbagi menjadi 3 ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia serta Geologi dan Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk dokumentasi koleksi tersedia sarana penyimpan koleksi yang lebih memadai diharapkankan pengelolaan contoh koleksi di Museum Geologi lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup industri.
Untuk menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik Museum Geologi dibentuk 2 seksi dan 1 sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan Seksi Dokumentasi dan Subbag Tatausaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang memasyarakatkan seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey lapangan untuk pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.
2.1.2 Logo Instansi Gambar 2 Logo Museum Geologi
2.1.3 Badan Hukum Instansi
Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725 tahun 2002 statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM. Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama dengan terbentuknya Badan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM).
2.1.4 Struktur Organisasi
2.1.4.1 Organisasi Museum Geologi
Dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (KepMen ESDM) No. 1725 tahun 2002 disebutkan bahwa Museum Geologi terdiri dari Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Peragaan, dan Seksi Dokumentasi serta Kelompok Fungsional dengan struktur organisasi seperti di bawah ini :
Gambar 3 Struktur Organisasi
2.1.4.2 Kelompok Kerja Sub Bagian Tata Usaha
Kelompok Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan, penyiapan bahan penyusunan program dan laporan, urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan serta rumah tangga. Sesuai dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1725 tahun 2002 telah dibentuk 4 (empat) Kelompok Kerja serta Pokja Keuangan dan Rumah Tangga. Untuk kegiatan ketatausahaan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Museum Geologi.
2.1.4.3 Kelompok Kerja Seksi Peragaan
Peragaan Museum Geologi merupakan bagian yang secara langsung dapat diakses oleh masyarakat luas. Oleh Karena itu, Seksi Peragaanm selain harus mampu memelihara peragaan yang telah ada juga sebaiknya dpat melakukan pengembangan peragaan serta harus mampu menyampaikan informasi geologi kepada pengunjung sesuai dengan tingkat pendidikannya. Susunan Kelompok Kerja pada Seksi Peragaan yaitu Pokja Pelayanan Pengunjung serta Pokja Program Pengembangan Peragaan dan Edukasi.
2.1.4.4 Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi
Museum Geologi mempunyai peran yang sangat penting untuk mendokumentasikan koleksi geologi yang terdiri dari batuan, mineral dan fosil, termasuk dokumen lainnya yang sangat berharga bagi sejarah dan perkembangan ilmu geologi di masa yang akan datang. Koleksi batuan, mineral dan fosil ini juga merupakan data yang sangat berharga dan sangat penting, bukan saja sebagai koleksi yang harus selalu dikonversikan sehingga menjadi koleksi yang “abadi” untuk generasi yang akan datang, tetapi juga dapat menunjang kegiatan eksplorasi, baik itu eksplorasi sumber daya mineral, maupun eksplorasi sumber geologi dari seluruh wilayah Indonesia. Pendokumentasian koleksi batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas Seksi Dokumentasi.
Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi koleksi, maka diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan preparat untuk penelitian koleksi tersebut. Setelah informasi tentang koleksi tersebut diperoleh dari hasil penelitian, maka informasi tersebut disimpan di ruang dokumentasi dimana segala informasi mengenai koleksi tersebut disimpan sebagai “database”. Oleh karena itu Seksi Dokumentasi memerlukan Kelompok Kerja yang terdiri dari Pokja Koleksi Batuan dan Mineral serta Pokja Koleksi Fosil.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Aplikasi
Aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media. Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application
suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, yang
menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi. Sering kali, mereka memiliki kemampuan untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna.
Aplikasi dapat digolongkan menjadi beberapa kelas, diantaranya perangkat lunak perusahaan (enterprise), perangkat lunak infrastruktur perusahaan, perangkat lunak informasi kerja, perangkat lunak media dan hiburan, perangkat lunak pendidikan, perangkat lunak pengembangan media, serta perangkat lunak rekayasa produk.
Pada pengertian umumnya, aplikasi adalah alat terapan yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai kemampuan yang dimilikinya.
2.2.2 Basis Data
Basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan- catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan diantara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah Layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel- tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili dengan menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.
Perangkat lunak basis data yang banyak digunakan dalam pemrograman dan merupakan perangkat basis data aras tinggi (high
level), diantaranya Microsoft SQL Server, Oracle, Sybase, Interbase,
XBase, Firebird, MySQL, PostgreSQL, Microsoft Access, dBase III, Paradox, FoxPro, Visual FoxPro, Arago, Force, Recital, dbFast, dbXL, Quicksilver, Clipper, FlagShip, Harbour, Visual dBase dan Lotus Smart Suite Approach.
Selain perangkat lunak di atas, terdapat juga perangkat lunak pemrograman basis data aras rendah (low level), yaitu Btrieve dan Tsunami Record Manager.
2.2.3 Borland Delphi 7
Delphi adalah sebuah bahasa pemrograman visual di lingkungan windows (under windows) yang menggunakan bahasa pascal sebagai Compiler. Keberadaan bahasa pemrograman Delphi tidak bisa dipisahkan dari bahasa Turbo pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 oleh Borland International Incorporation. Turbo pascal memang dirancang untuk dijalankan pada operasi DOS (Disk Operating System) yang merupakan system operasi yang banyak digunakan pada saat ini. Seiring dengan perkembangan zaman, dimana system operasi mulai bergeser ke sistem operasi windows, maka borland International merilis Turbo Pascal for windows yang dijalankan dibawah system operasi windows 3.X.
2.2.3.1 Sejarah Borland Delphi 7.0
Pada tahun 1992 muncul bahasa pemrograman baru bernama Borland Pascal 7 yang merupakan penggabungan dari Turbo Pascal dan Turbo pascal for windows.
Namun ternyata bahasa pemrograman baru tersebut masih sulit digunakan. Trend penggunaan bahasa pemrograman visual untuk membangun sebuah aplikasi telah mendorong Borland membuat bahasa pemrograman baru pada tahun 1995 diperkenalkan ke pengguna computer sebuah bahasa pemrograman visual yang berbasis bahasa pascal. Bahasa pemrograman baru tersebut diberi nama Borland Delphi setahun kemudian versi kedua dari Delphi dilempar ke pasaran.
Penggunaan Delphi dapat mempersingkat waktu pemrograman, karena tidak perlu lagi menuliskan kode program yang rumit dan panjang untuk menggambar, meletakkan dan mengatur komponen. Selain itu dapat menyusun aplikasi yang lebih interaktif. Delphi menyediakan cukup banyak pilihan komponen interface aplikasi, antara lain berupa tombol menu, drop down, ataupun menu pop up, kotak text, radio button, check box, dan sebagainya.
Bahkan ada berbagai macam komponen Skin tampilan yang beragam yang disediakan oleh beberapa vendor lainnya, seperti, SUIPack, Sxskincomponents, dan lain sebagainya. Anda tinggal memilih komponen yang dibutuhkan dengan klik mouse, mengatur tampilannya kemudian menuliskan sedikit kode program, maka aplikasi anda siap dijalankan.
Delphi 7.0, versi terbaru yang dikeluarkan oleh Borland, memiliki support yang sangat tinggi terhadap database yang sudah terkenal seperti MS Access, Paradox, Foxpro, Dbase, Oracle, dan lain sebagainya, serta dilengkapi dengan objek-objek baru sehingga memudahkan pembuatan database maupun program lain seprti game, utility dan lainnya.
2.2.4 Paradox
Paradox untuk Windows adalah produk jelas berbeda dari Paradox untuk DOS, dan diproduksi oleh tim yang berbeda programmer. Meskipun fitur kunci dari produk DOS, QBE dan mesin database, adalah port menjaga kode DOS, ada istirahat utama dalam kompatibilitas dari PAL ke ObjectPAL dan pergeseran ke metafora desain GUI untuk Bentuk dan Laporan. Para ObjectPAL Perubahan tersebut kontroversial namun terpaksa karena PAL didasarkan pada tindakan merekam keystroke yang tidak setara di Windows. Sebuah berbasis bahasa pemrograman berdasarkan ide dari HyperCard digunakan di tempat rekaman keystroke. Para desainer Formulir dan Laporan digunakan skala perangkat independen termasuk kemampuan untuk bekerja dalam mode diperbesar untuk tata letak rinci. Hak-klik mouse digunakan untuk akses ke dan Laporan properti Formulir, terinspirasi oleh Xerox Alto dan Smalltalk , dalam cara yang sekarang hampir universal untuk program Windows. The ObjectPAL adalah (seperti HyperCard) yang berhubungan dengan objek visual - juga diungkapkan oleh klik kanan. Properti inspeksi dan alat-alat tata letak bisa "ditempelkan up" untuk tinggal di layar, sebuah ide yang dipinjam dari NeXT dan sekarang cukup banyak digunakan pada Windows.
Untuk kira-kira tahun pertama pembangunan berorientasi kode obyek ditulis dalam C dibantu oleh macro, sampai Turbo C + + yang tersedia di mana titik bagian sisa dari kode ditulis dalam C + +. Para manajer produk sampai pengiriman versi 1.0 adalah Joe Duncan. Tim pengembangan dan QA mencapai sekitar 30 orang.
Kedua Paradox untuk Windows dan Quattro Pro untuk Windows , sebuah proyek yang terkait erat, mulai pengembangan menggunakan versi beta dari Windows 3.0, pada musim semi 1990. Paradoks / Windows berakhir sampai tertunda sekitar satu tahun di luar rencana semula, pengiriman tahun 1993 awal.Penyebabnya banyak, tapi tidak sepenuhnya mengejutkan bagi seorang mayor menulis ulang , dalam bahasa OO dengan alat-alat baru, beralih ke paradigma GUI, pada apa yang pada dasarnya merupakan versi sistem operasi pertama. Masih itu adalah masalah besar bagi perusahaan dan Microsoft berhasil kapal Mengakses beberapa bulan menjelang Paradox untuk Windows, pemasaran utama menang ke Microsoft.
Pada tahun 1990 Borland juga mulai bekerja pada clone dBASE internal untuk DOS dan Windows, ditulis dalam assembler, yang direncanakan untuk kapal pada tahun 1992. Pada awal tahun 1992 menjadi jelas bahwa Ashton-Tate berada di kesulitan pada pengembangan versi Windows produk mereka dan sehingga Borland diaktifkan rencana, bukan mengakuisisi perusahaan dan urapan proyek internal mereka sebagai penerus resmi. Bagian dari Ashton-Tate akuisisi adalah Interbase database dan diputuskan bahwa Paradox / W harus dapat bekerja dengan Interbase serta mesin Paradoks dan ini menyebabkan penciptaan mesin IDAPI berbasis di Interbase.
Akuisisi ini juga mengalihkan fokus. Paradox secara historis bertanding melawan dBASE di beberapa pasar, dan Paradox / W awalnya dirancang untuk meningkatkan posisi kompetitif di pasar pengembang-oriented. Setelah dBASE diperoleh ini tidak lagi diinginkan dan penekanan bergeser menuju kemudahan-pasar- digunakan. Namun produk tersebut tidak dapat diubah agar sesuai dengan penekanan (ini terjadi di rilis kemudian) pada tahap akhir, membuat produk agak lebih kompleks untuk pasar entry level.
Desktop pertama program database Microsoft, Microsoft Access , melakukan pekerjaan yang baik menangani bahwa pasar sama dan sampai di sana pertama kali ketika debut di COMDEX November 1992. Menanggapi akuisisi Borland tentang Ashton-Tate, Microsoft mengakuisisi FoxPro dan teknologi yang dimilikinya Rushmore dimasukkan ke dalam Akses Jet Engine secara signifikan meningkatkan kinerjanya.
Microsoft Access menawarkan banyak fitur yang mudah bagi pengguna akhir dan pengembang untuk melaksanakan, termasuk bidang daripada teks Paradoks penandaan bidang di QBE, dan Akses Dasar bahasa pemrograman yang lebih mirip ke PAL dari Obyek PAL. Akses dan Paradox secara signifikan berbeda dalam cara mereka mempresentasikan hasil dari query. Akses menunjukkan catatan sebelum query telah selesai dan tanpa overhead menciptakan tabel output. Paradox menunjukkan hasil hanya setelah semua record yang diambil dan meja JAWABAN dibuat. Ini perbedaan kinerja yang signifikan bagi dataset besar dan berdampak negatif Paradox / W.
Mengambil keluar buku harga debut rendah Borland's Quattro Pro spreadsheet melawan Microsoft Excel, Microsoft Access debutnya dengan harga $ 99. Hal ini melemahkan tradisional DBMS harga Paradox DOS, Paradox Windows, dan dBase sekitar $ 799, yang berdampak negatif Borland lebih dari perusahaan lain.
Manajemen Borland tim dengan pangsa pasar 85% nya pasar database desktop sangat meremehkan ancaman dari Microsoft dan Microsoft Access. Namun, Paradox / W dijual baik untuk sementara waktu. Sementara itu, Borland sedang mengalami beberapa masalah serius yang disebabkan oleh akuisisi Ashton-Tate. Banyak lini produk dihentikan, reorganisasi perusahaan dan konsolidasi menyakitkan, dan bahkan lebih buruk lagi, proyek dBASE internal di pusat alasan akuisisi akhirnya dibatalkan karena alasan teknis meninggalkan Borland dengan jatuhnya pendapatan dan kebutuhan serius untuk mengembangkan dBASE hilang untuk Windows terburu-buru. Borland kehilangan kekuatan untuk melawan beberapa pemasaran pertempuran itu diperlukan untuk rangkaian produk. Paradox adalah minimal dipasarkan untuk para pengembang sejak perusahaan memutuskan akan bertahan untuk penggantian dBASE, yang akhirnya keluar pada tahun 1994, terlalu terlambat bagi perusahaan.
Untuk membuat keadaan menjadi lebih buruk, sedangkan dBASE untuk klon DOS (FoxBase dan Clipper) dBASE disalin erat, versi Windows produk ini dikembangkan tanpa dBASE yang ada untuk model Windows. Salah satu kekuatan dBASE untuk DOS adalah multi-vendor dukungan dan hal ini hilang dalam Windows xbase berbagai produk. Borland Visual dBASE untuk Windows tidak dapat menjalankan Foxbase Microsoft untuk program Windows dan sebaliknya. Dihadapkan dengan pasar yang terfragmentasi dan kebutuhan untuk menulis ulang program untuk mengambil keuntungan dari Windows, ada sedikit insentif untuk pengguna xbase untuk tetap setia dengan produk mereka digunakan untuk DOS.
Pada tahun 1995, Microsoft dibundel Akses ke mereka Microsoft Office Professional Suite dengan Word, Excel dan PowerPoint. Ini secara efektif membunuh pasar pengguna akhir database desktop untuk produk standalone.
Meskipun padat tindak pada versi dengan perbaikan untuk kegunaan untuk pengguna entry-level, Paradox memudar dari pasar. Itu termasuk dalam penjualan produk Borland ke WordPerfect, yang pada gilirannya dijual kembali sebagai WordPerfect masuk ke produk-produk keuangan, dan pada waktu saat penulisan Paradox untuk Windows, WordPerfect dan Quattro Pro untuk Windows adalah semua dimiliki oleh Corel dan dijual sebagai bagian suite kantor mereka. dBASE untuk Windows datang terlambat untuk menjadi pemain yang signifikan dalam pasar Windows, sebagian besar programmer dBASE saat itu telah bermigrasi ke Microsoft FoxBASE, alat database yang sangat mirip. Borland sendiri mempertahankan Interbase / server IDAPI dan fokus usaha pada perusahaan Delphi alat yang selama bertahun-tahun memberinya sebuah tapi kecil bagian berpengaruh dari pengembang berorientasi pasar-data.
.
BAB III PEMBAHASAN
1.1 Kegiatan Kerja Praktek
Kerja praktek dimulai pada tanggal 5 Juli sampai 7 Agustus 2010 di Museum Geologi, Bandung bagian Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi. Tugas yang harus diselesaikan yaitu membuat aplikasi pencatatan bebatuan yang akan digunakan oleh peneliti yang melakukan penelitian serta pengambilan contoh bebatuan di lapangan.
Langkah awal dalam menyelesaikan tugas ini yaitu dengan membuat jadwal kerja yang dimulai dari tahap diskusi masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, memodelkan aplikasi, mendesain aplikasi, implementasi aplikasi serta pengujian. Berikut ini adalah jadwal kegiatan kerja prakteknya :
Gambar 1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek
1.2 Deskripsi Global Perangkat Lunak
3.2.1 Perspektif Produk
Produk yang dibangun merupakan aplikasi untuk melakukan pencatatan terhadap data bebatuan hasil temuan para peneliti di lapangan. Aplikasi yang akan dikembangkan tidak menggunakan tingkat hak akses pengguna. Jadi, siapapun dapat menggunakan aplikasi ini tanpa harus melakukan registrasi atau melalui proses login terlebih dahulu.
Pembangunan aplikasi ini berbasis desktop sebab aplikasi berbasis desktop dapat langsung digunakan tanpa harus terhubung ke jaringan internet jika akan mengoperasikannya, sehingga aplikasi berbasis desktop cocok diterapkan pada aplikasi yang akan digunakan oleh para peneliti bebatuan di lapangan, yang terkadang daerah tempat penelitian merupakan daerah terpencil yang belum mendapatkan akses internet.
3.2.2 Fungsi Produk
Produk yang akan dikembangkan ini pada dasarnya berfungsi dalam proses pencatatan data. Oleh sebab itu, dalam produk ini tersedia fungsi-fungsi yang terkait proses pencatatan data yaitu:
1. Melakukan Proses Tambah Data
3. Melakukan Proses Tambah Wilayah
Pendidikan Tingkat
Cara pengisian lembar pendataan bebatuan
Pelatihan pengisian lembar pendataan bebatuan
Minimal lulusan S1 Paham mengenai bebatuan, dapat mengoperasik an komputer
Dapat menambah, mengubah, menghapus dan mencari data yang ada pada aplikasi
User Melakukan pencatatan data hasil penelitian di lapangan
Jenis Pelatihan
Keterampilan Pengalaman
Hak akses Tingkat
3.2.3 Karakteristik Pengguna
Tanggung Jawab
4. Aplikasi ini tidak menggunakan tingkat hak akses pengguna. Pengguna
3. Aplikasi ini berbasis Desktop.
2. Aplikasi ini hanya menyediakan fasilitas pencatatan data tanpa melakukan pengelolaan data.
1. Aplikasi ini hanya ditujukan kepada Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi Museum Geologi.
Untuk mempermudah proses perancangan maka dibuatlah batasan dari permasalahan yang pernah ada, sehingga dapat diketahui ruang lingkup dari sistem yang akan dirancang. Dalam hal ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut :
3.2.4 Batasan-Batasan
Tabel 1 Karakteristik Pengguna
5. Terdapat 5 tabel, yaitu tabel bebatuan, gambar, sample kota serta provinsi.
6. Perangkat lunak pendukung pembangun aplikasi ini adalah :
a. Delphi 7
b. Paradox
7. Tipe pemodelan yang dipakai untuk membangun sistem ini adalah sekuensial.
3.2.5 Asumsi dan Kebergantungan
Aplikasi ini dapat digunakan oleh para peneliti yang akan melakukan pencatatan data bebatuan.
1.3 Deskripsi Rincian Kebutuhan
3.3.1 Kebutuhan Antarmuka Eksternal
3.3.1.1 Antarmuka Pemakai
Pengguna aplikasi ini yaitu para peneliti bebatuan di lapangan yang bertugas di Museum Geologi Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi.
3.3.1.2 Antarmuka Perangkat Keras
Kebutuhan minimum perangkat keras agar aplikasi ini dapat berjalan dengan stabil, yaitu: a. Processor Pentium 3 c. Hard Disk 40 GB
d. Keyboard dan mouse standar
3.3.1.3 Antarmuka Perangkat Lunak
Agar aplikasi ini dapat berfungsi secara optimal maka software yang harus terinstall pada komputer pengguna, yaitu converter image.
Converter image ini berfungsi saat user akan memasukan data gambar tetapi format gambar yang dimiliki user belum dalam format BMP (Bitmap), sebab aplikasi ini baru bisa support dengan gambar berformat BMP (Bitmap).
3.3.2 Kebutuhan Fungsional
3.3.2.1 ERD (Entity Relationship Diagram) Gambar 2 Entity Relationship Diagram
3.3.2.2 Diagram Konteks
Pada kebutuhan sistem fungsional ini terdapat Diagram Konteks serta Data Flow Diagram atau biasa disebut dengan DFD.
Dalam kasus ini, terdapat sebuah proses yang mana dari aliran inilah akan terlihat gambaran umum sistem yang akan dibangun.
Gambar 3 Diagram Konteks
3.3.2.3 DFD Level 1
Dalam aplikasi ini terdapat 4 proses utama, yaitu Proses Tambah Data, Proses Lihat Data, Proses Tambah Wilayah serta Tentang Pembuat Aplikasi.
1 : Proses Tambah Data Pada proses ini user dapat melakukan tambah data. 1 : Proses Lihat Data
Proses ini menyediakan fasilitas pencarian data serta pembuatan laporan.
2 : Proses Data Wilayah
Proses ini memungkinkan user untuk melakukan Tambah Data Wilayah, Edit Data Wilayah, Hapus Data Wilayah.
3 : Tentang
Info Tambah Data Sample Info Tambah Data Sample
Tambah Data Sample Tambah Data SampleInfo Tambah Data Gambar Info Tambah Data Gambar
1.0 Tambah Data Gambar Tambah Data Gambar Tambah Data Tambah Data Tambah Data
Bebatuan Bebatuan Info Tambah Info Tambah Bebatuan Data Bebatuan
Data Bebatuan Info Bebatuan User
Gambar Info Gambar Info Data Sampel
Lihat Data
2.0 Info Sampel Lihat Data Info Kota kota Info
Propinsi Propinsi
3.0 Info Tambah Wilayah Tambah Wilayah Tambah Wilayah Info Tentang
4.0 Tentang Lihat Tentang Gambar 4 DFD Level 1
3.3.2.4 DFD Level 2 Proses Lihat Data
Terdapat dua proses dalam level ini, yaitu pencarian data serta pembuatan laporan.
1 : Proses Pencarian Data Pada proses ini user dapat melakukan pencarian data. 2 : Proses Pembuatan Laporan
Proses ini memungkinkan user untuk melakukan pembuatan laporan.
Gambar 5 DFD Level 2 Proses Lihat Data
3.3.2.5 DFD Level 2 Proses Data Wilayah
Terdapat tiga proses dalam level ini, yaitu tambah wilayah, edit wilayah dan hapus wilayah.
1 : Proses Tambah Provinsi
Pada proses ini user dapat melakukan penambahan provinsi.
2 : Proses Edit Provinsi
Proses ini memungkinkan user untuk melakukan edit data provinsi.
3 : Proses Hapus Provinsi Pada proses ini user dapat menghapus provinsi. 4 : Proses Tambah Kota Pada proses ini user dapat melakukan penambahan kota. 5 : Proses Edit Kota
Proses ini memungkinkan user untuk melakukan edit data kota.
6 : Proses Hapus Kota
Pada proses ini user dapat menghapus data kota yang telah tersimpan di database.
Gambar 6 DFD Level 2 Proses Data Wilayah
3.3.3 Spesifikasi Proses No. Proses Keterangan
1 No. Proses
1.0 Nama Proses Tambah Data Bebatuan Tujuan Menambah data bebatuan Deskripsi User dapat menambah data bebatuan Input Data bebatuan Logika Proses Begin {User menambah data bebatuan baru ke database} data bebatuan baru disimpan di database End
Output Info data bebatuan
2 No. Proses
2.0 Nama Proses Lihat Data Tujuan Menampilkan data bebatuan Deskripsi User dapat melihat data bebatuan yang telah tesimpan di database Input Data bebatuan yang akan dilihat Logika Proses Begin
{User melihat data bebatuan}
lihat data bebatuan
End Output Info data bebatuan yang akan dilihat3 No. Proses
3.0 Nama Proses Tambah Wilayah Tujuan Menambah data wilayah Deskripsi User dapat menambah data wilayah Input Data wilayah Logika Proses Begin {User menambah data wilayah ke database} if data wilayah lengkap then data wilayah baru disimpan di database else data wilayah baru gagal disimpan End
Output Info data wilayah
4 No. Proses
4.0 Nama Proses Tentang Tujuan Tentang pembuat aplikasi Deskripsi Berisi informasi tentang pembuat aplikasi Input Logika Proses Output
5 No. Proses
2.1 Nama Proses Pencarian Data Tujuan Mencari data yang telah tersimpan di database. Input Data yang akan dicari Logika Proses Begin
{User memasukkan kata kunci} if kata kunci benar then data ditampilkan else data tidak ditemukan End Output Info data yang sudah dicari
Output Print Out Laporan
6 No. Proses
3.1 Nama Proses Tambah Provinsi Tujuan Menambah data provinsi Deskripsi Penambahan data provinsi oleh user. Input Data provinsi Logika Proses Begin
{User menambah data provinsi baru ke database} data provinsi baru disimpan End Output Info data provinsi
7 No. Proses
3.2 Nama Proses Edit Provinsi Tujuan Mengubah data provinsi Deskripsi Data yang telah tersimpan di database dapat diubah dengan memilih proses menu ini Input Data provisi yang akan diubah Logika Proses Begin
{User mengedit data provinsi ke database} Data provinsi edit disimpan End Output Info data provisi yang akan diubah
8 No. Proses
3.3 Nama Proses Hapus Provinsi Tujuan Menghapus data provinsi yang telah tersimpan di database. Deskripsi Data provinsi yang telah tersimpan di database dapat dihapus dengan memfungsikan menu proses ini. Input Data yang akan dihapus Logika Proses Begin
{User menghapus data provinsi dari database} If data provinsi dihapus=ya then Hapus else Kembali End Output Info data yang akan dihapus
9 No. Proses
3.4 Deskripsi Penambahan data kota oleh user. Input Data kota Logika Proses Begin
{User menambah data kota baru ke database} data kota baru disimpan End Output Info data kota
10 No. Proses
3.5 Nama Proses Edit Kota Tujuan Mengubah data kota Deskripsi Data kota yang telah tersimpan di database dapat diubah dengan memilih proses menu ini Input Data kota yang akan diubah Logika Proses Begin
{User mengedit data kota ke database} Data kota edit disimpan End Output Info data kota yang akan diubah
11 No. Proses
3.6 Nama Proses Hapus Kota Tujuan Menghapus data kota yang telah tersimpan di database. Deskripsi Data kota yang telah tersimpan di database dapat dihapus dengan memfungsikan menu proses ini. Input Data yang akan dihapus Logika Proses Begin
{User menghapus data kota dari database} If data kota dihapus=ya then Hapus else Kembali End Output Info data yang akan dihapus
Tabel 2 Spesifikasi Proses
1.3.4 Deskripsi Data
Dari gambar DFD level 1 diketahui bahwa aplikasi memilki 5 data strore yaitu, bebatuan, gambar, sample, propinsi dan kota. Semua data store itu digunakan untuk mempermudah proses pencatatan. User akan memasukan data bebatuan beserta data lain yang terkait, lalu data tersebut disimpan ke dalam database sehingga dapat memudahkan user dalam pengaksesan kembali data yang pernah disimpan.
1.3.5 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional
Berikut ini adalah deskripsi kebutuhan non fungsional Aplikasi Pencatatan Bebatuan Berbasis Desktop.
Kriteria Tuntutan
Performansi Perangkat lunak yang dibuat dapat dioperasikan pada komputer berspesifikasi minimal Intel Pentium 3 atau yang setara dengan jumlah RAM minimal 256 MB
Modus Setiap kesalahan/error yang terjadi harus disertai dengan operasi pesan error kepada pengguna Antar muka Tulisan pesan dan menu perintah yang ditampilkan harus cukup jelas terbaca oleh pengguna dalam keadaan terang maupun gelap dengan menggunakan warna tulisan dan latar belakang yang tingkat kontrasnya tinggi dengan jenis huruf Verdana dan Ms. San Serif berukuran minimal 8 pt.
Tabel 3 Deskripsi Kebutuhan Non Fungsional
1.3.6 Batasan Perancangan
Batasan-batasan pada tahap perancangan Aplikasi Pencatatan Bebatuan ini adalah :
1. Aplikasi ini dikembangkan untuk dijalankan di Museum Geologi Kelompok Kerja Seksi Dokumentasi.
2. Perancangan yang dikembangkan meliputi perancangan data, prosedural, arsitektur dan interface.
3. Perancangan dikembangkan dari sistem yang sedang berjalan.
1.4 Perancangan
3.4.1 Skema Relasi Gambar 7 Skema Relasi
3.4.2 Struktur Tabel
1. Tabel Bebatuan Nama Tabel : bebatuan Tempat Penyimpanan : database
No Nama Field Type dan size Keterangan
1 Id_record AutoIncreament Primary Key
2 Sheet AlphaNumerik (50)
3 Sheet_no Integer
4 Location_no Integer
5 Scale Integer
6 Date Date
7 Lat AlphaNumerik (20)
8 Long AlphaNumerik (20)
9 Area AlphaNumerik (200)
10 Airphoto AlphaNumerik (50)
11 Outcrop AlphaNumerik (200)
12 Structure AlphaNumerik (50)
13 Other AlphaNumerik (50)
15 Strat AlphaNumerik (50)
1 Id_sample Memo (200) Primary Key
1 Id_kota AutoIncrement (200) Primary Key