Sistem Informasi Absensi Pegawai Berbasis Client Server Diskominfo Bandung

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi di zaman sekarang sangat pesat dan cepat, terutama dalam bidang sistem informasi. Pada era globalisasi kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tentunya akan terus berhubungan dengan komputer, terutama pada teknologi informasi. Saat ini masyarakat dituntut untuk bergerak dengan cepat, begitu pula tuntutan masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi yang akurat. Untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat salah satunya adalah penggunaan komputer. Pada komputer informasi yang ada akan disimpan, diolah, dan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Oleh sebab itu banyak perusahaan yang mencari sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam bidang teknologi. Masyarakat diharapkan untuk mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan cepat, tidak hanya berasal dari sumber daya manusia akan tetapi dapat berasal dari alat teknologi yang mendukung serta komponen-komponennya.

Begitu pula pada instansi pemerintah, komputer sudah menjadi alat yang sangat diperlukan dalam melakukan kegiatan. Terutama bagi Diskominfo yang bertugas untuk menyebarkan informasi secara elektronik. Akan tetapi penggunaan komputer masih sangat kurang optimal. Misalnya dalam pengabsenan karyawan masih dikerjakan secara manual dengan menandatangani daftar hadir yang ada,


(2)

sehingga penggunaan waktu yang boros dalam pengabsenan, penggunaan kertas yang boros pula, dan sering terjadi kesalahan dalam memasukkan data absen karyawan. Waktu yang seharusnya dapat digunakan oleh pegawai dalam mengerjakan tugasnya terhalang oleh antrian absensi. Karena daftar hadir berupa kertas maka dalam penyimpanan data akan terjadi penumpukan dan kemungkinan hilangnya data sangat besar. Persediaan kertas yang seharusnya dapat dipakai dalam waktu sebulan, karena daftar hadir persediaan kertas dapat digunakan hanya 2 minggu. Karenanya pegawai staf umum harus kerja dua kali yaitu memasukkan data absen pegawai dan membuat laporan bagi pimpinan. Selain itu proses pencarian data pegawai maupun absensi akan mengalami kesulitan bila pengerjaan masih dilakukan secara manual. Dengan demikian hasil yang didapat dari setiap pegawai tidak maksimal.

Oleh karenanya diperlukan suatu system informasi yang berupa program untuk membantu pegawai staf umum dalam memeriksa data absensi pegawai, sehingga membantu kelancaran semua kegiatan di pemerintahan. Oleh sebab itu kegiatan absensi pada pegawai harus dilakukan secara cepat, mudah dan akurat. Karena itu program aplikasi pengolahan data absensi sangat penting dipergunakan di instansi pemerintahan. Maka dari itu kami ingin membantu dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut. Absensi merupakan hal yang sangat penting karena menyangkut penghasilan serta jabatan pegawai. Pegawai dapat dinaikkan golongan serta jabatannya dilihat dari absensi selama tiga tahun. Sehubungan dengan hal tersebut, maka menjadi alasan bagi penulis untuk membuat laporan


(3)

kerja praktek dengan judul “SISTEM INFORMASI ABSENSI PEGAWAI BERBASIS CLIENT SERVER DISKOMINFO BANDUNG“.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Masalah yang menjadi sorotan utama dalam kegiatan absensi disebuah instansi pemerintah, yaitu:

a. Kegiatan yang dilakukan masih secara manual mulai dari pencarian nama, penandatanganan daftar hadir. Sehingga menghambat kegiatan yang ada di instansi Diskominfo.

b. Sering terjadi kesalahan dalam memasukkan data absen pegawai, mulai dari salah menandatangani daftar hadir.

c. Tempat penyimpanan data absensi yang membutuhkan tempat yang besar, data absensi digunakan untuk penaikan golongan dan gaji pegawai.

d. Pemborosan kertas yang digunakan dalam pembuatan daftar hadir, karena pegawai yang banyak.

Berdasarkan permasalahan yang sudah diidentifikasi, maka penulis dapat merumuskan masalah-masalah yang ada di Diskominfo sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem absensi yang berjalan di Diskominfo 2. Bagaimana cara menanggulangi penyimpanan data 3. Bagaimana cara mengurangi kesalahan yang terjadi 4. Bagaimana sistem yang diusulkan untuk absensi


(4)

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dilaksanakannya kerja praktek ini adalah memperbaharui system yang berjalan dengan yang baru. Mulai dari merencanakan, meneliti system yang berjalan, sampai dengan membuat system informasi absensi. Sistem ini ditujukan untuk memberi informasi absensi bagi pegawai staf umum dan pimpinan serta membantu dalam pengolahan data pegawai yang ada maupun yang baru.

Sedangkan tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek ini adalah:

1. Untuk membantu pekerjaan pada staf umum dalam mengelola kepegawaian

2. Mengetahui sistem absensi yang berjalan

3. Mengenali proses yang terjadi di dalam sistem absensi dengan bantuan komputerisasi

4. Memudahkan penmbuatan laporan dan pencarian data

5. Mengurangi tempat penyimpanan dan menghindari terjadinya kehilangan data-data

1.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode penelitian adalah suatu metode penelitian yang menggmbarkan suatu rencana yang akan digunakan dalam suatu penelitian.

Dalam penyusunan kerja praktek ini tim penulis melakukan penelitian untuk memperoleh fakta dan mengumpulkan data yang diperlukan. Tahap-tahap dalam mengumpulkan data yang diperlukan yaitu dengan cara :


(5)

1. Observasi

Observasi adalah Penelitian yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap bagian-bagian yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang tepat.

2. Wawancara

Wawancara adalah Pengambilan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung. Dalam penelitian yang menggunakan teknik ini yaitu tim penulis langsung mengadakan wawancara pada pihak yang bersangkutan.

3. Studi pustaka

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, diktat kuliah, literature-literature dan sumber-sumber kepustakaan lain yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas.

Untuk metode pengembangan sistem perangkat lunak yang digunakan ialah Prototype Paradigma. Metode pengembangan sistem secara prototype paradigma yaitu suatu metode dalam pengmbangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat suatu program dengan cepat dan bertahap sehingga dapat di evaluasi oleh pemakai. Tahapan dalam metode prototype sebagai berikut:


(6)

Gambar 1.1 Prototyping Paradigma Sumber :Al Bahra(2006:15)

1. Developer dan customer bertemu dan mendefinisikan obyektif software secara menyeluruh, mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diketahui dari area pekerjaan.

2. Quick design : pembuatan desain global untuk membentuk software. 3. Build prototype : pembuatan software prototype termasuk pengujian

dan penyempurnaan.

1.5 Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan pada:

1. Pembuatan sistem informasi absensi 2. Pengolahan data pegawai secara komputer

3. Pembuatan laporan harian dan bulanan. Hal ini mempermudah dalam pengarsipan.


(7)

1.6 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek

No Aktivitas

Mei – Juni

II III IV I 1 Orientasi

2 Wawancara dan Pengumpulan Data 3 Pemahaman cara kerja sistem yang ada 4 Analisis


(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan beberapa konsep dasar teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas kedalam semua kegiatan yang berhubungan dengan sistem informasi yang akan dibuat.

2.1 Pengertian Sistem

Dalam perancangan suatu sistem informasi diarahkan kepada pemanfaatan teknologi secara maksimal yang terdiri dari beberapa elemen atau komponen yang membentuk jaringan kerja dan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Pendekatan yang menekankan pada prosedur, mendefinisikan sebuah sistem sebagai berikut :

“Sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatukesatuan atau organisasi”.[Amsyah (2000:4)].

Adapun pegertian sistem menurut Jogiyanto :

“Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”. [Jogiyanto (2005:1)].

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu sistem merupakan elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


(9)

2.1.1 Elemen Sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem:

1. Tujuan

Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.

2. Masukan

Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).

3. Proses

Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau limbah.


(10)

Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran

Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. Batas

Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan tujuan.


(11)

7. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

2.1.2 Karakteristik Sistem

Suatu system mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu diantaranya :

1. Komponen-komponen (Components)

Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :

a. Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.

b. Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.


(12)

2. Batas sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (Environtment)

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem .

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media perantara antar subsistem. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.


(13)

5. Masukkan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal inputadalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8. Sasaran atau tujuan informasi (Object)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.


(14)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem Sumber : Jogiyanto (2005:3)

2.1.3 Klasifikasi Sistem

Sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi, oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang, yaitu:

1. Sistem Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik, misalnya: sistemteologia, yaitu sistem yang berupapemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. 2. Sistem Fisik merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem

komputer, sistem akuntansi dan lain sebagainya.

3. Sistem Alamiah (natural sistem) adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, misalnya: perputaran bumi.

Sub Sistem

Sub Sistem

Sub Sistem

Sub Sistem

Input


(15)

4. Sistem Buatan Manusia (human made sistem) adalah sistem yang dirancang manusia. Sistem yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut human-machine sistem/man-machine system, misalnya: sistem informasi.

5. Sistem Tertentu (deterministic sistem) adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi, misal: sistem computer.

6. Sistem Tak Tentu adalah sistem yang kondisinya masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

7. Sistem Tertutup (closed sistem) merupakan sistem yang tidak berhubungan dengan dan tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya.

8. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

2.2 Pengertian Informasi

Informasi ibaratnya darah yang mengalir di dalam tubuh suatu organisasi. Suatu system yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya berakhir. Informasi (information) dapat didefinisikan sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”.[Jogiyanto (2005:8)].


(16)

Adapun pegertian Informasi menurut Susanto:

“Informasi adalah data yang telah diolahyamg mempunyai nilai guna atau manfaat bagi sipemakai dalam proses pengambilan keputusan atau informasi atau output dari proses transformasi dimana data tersebut berfungsi sebagai input”.[Susanto (2004:40)].

Dari pengertian dua diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa informasi merupakan suatu hasil (output) dari suatu dari yang diolah dengan cara tertentuterlebih dahulu.

a. Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi tergantung pada tiga hal pokok yaitu : 1. Akurat (Accurate)

Informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan dan tidak menyesatkan, dalam hal ini informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat Waktu (Time Lines)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat . Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan (Relevance)

Informasi harus mempunyai manfaat untuk pemakainya, dimana relevansi informasi untuk tiap–tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan.


(17)

b. Nilai Informasi

Nilai Informasi (Value Of Information) ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

c. Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah dan belum begitu berguna, sehingga diperlukan proses yang lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Siklus informasi dapat dilihat pada gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Siklus Informasi Sumber : Jogiyanto (2005:3)

Process (Model)

Input

Data

Hasil Tindakan

Output

Penerima

Keputusan Database


(18)

d. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan(building blok)yaitu :

1. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. 2. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat”(tool-box)dalam sistem informasi. 5. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

6. Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi seperti misalnya bencana alam, api, temperature, air, debu, kecurangan-kecurangan,


(19)

kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri , kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, dan sabotase. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal tersebut dapat dicegah dan dapat langsung cepat diatasi.

2.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi dalam sebuah system meliputi pemasukan data (input) kemudian diolah melalui suatu model dalam pemrosesan data, dan hasil informasi akan ditangkap kembali sebagai suatu input dan seterusnyasehunnga membentuk siklus informasi yang dapat diperoleh dari system informasi sebagai system khusus dalam organisasi untuk mengolah informasi tersebut. Sistem informasi didefinisikan sebagai Jogiyanto.

“Suatu system dalam sebuah suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi dan menyediakan pihakluar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. [Jogiyanto (2005:11)].

Adapun kegiatan system informasi adalah sebagai berikut :

1. Input, yaitu menggambarkan suatu kegiatan untuk menyediakan data untuk proses.

2. Proses, yaitu menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk mengsilkan suatu informasi yang bernilai tambah.


(20)

4. Output, yaitu kegiatan untuk mengsilkan laporandari suatu proses informasi.

5. Check, yaitu suatu aktifitasuntuk menjamin bahwa system informasi tersebut berjalan sesuai denagn yang diharapkan.

Sedangkan komponen system informasi terdiri dari :

1. Perangakat keras (hardware) terdiri dari : komputer, printer, jaringan. 2. Perangkat lunak (software).

3. Data : merupakan komponen dasar informasi. 4. Manusia (user).

2.4 Alat Pengembangan Sistem

Untuk dapat melakukan langkah-langkah sesuai dengan yang diberikan oleh metodologi pengembangan sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa suatu gambar, diagram, atau grafik. Selain berbentuk gambar, alat-alat yang digunakan juga ada yang tidak berupa gambar atau grafik, seperti misalnya kamus data (data dictionary),pseudocode, serta formulir-formulir untuk mencatat dan menyajikan data, seperti :


(21)

2.4.1 Bagan Aliran Dokumen (Mapping Chart)

Merupakan bagan alir data yang menunjukkan arus dari dokumen-dokumen yang berupa laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir ini menggunakan symbol – simbol yang sama dengan bagan alir sistem.[Ladajamudin (2005:60)].

2.4.2 Bagan Alir Informasi

Bagian yang menggambarkan arus informasi berupa laporan, formulir, dan dokumen yang keluar atau masuk dari bagian – bagian tertentu dalam sistem.[Ladajamudin (2005:62)].

2.4.3 Konteks Diagram (Diagram Conteks)

Suatu perancangan proses dalam pembuatan sistem informasi meliputi beberapa kegiatan diantaranya pembuatan Diagram Konteks. Diagram Konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini untuk menggambarkan sistem secara garis besar atau secara keseluruhan. Pada diagram konteks ini dapat kita ketahui sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi yang dibuat.[Ladajamudin (2005:64)].

Diagram konteks meliputi beberapa system antara lain : 1. Kelompok pemakai, organisasi atau pihak lain. 2. Data yang diterima oleh sistem dari lingkungan. 3. Data dihasilkan oleh sistem.


(22)

4. Penyimpanan data.

5. Batasan antara sistem yang dirancang denagan lingkungan

2.4.4 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data itu mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pembangunan sistem yang terstruktur. DFD merupakan alat yang cukup popular saat ini, karena dapat menggambarkan arus data didalam system dengan terstruktur dan jelas. DFD juga merupakan dokumentasi sistem yang baik. Simbol yang digunakan DFD :[Pohan (2000:11-21)].

a. Kesatuan Luar

Kesatuan luar (external entity) merupakan kesatuan dilingkungan luar system yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem, disimbolkan dengan suatu kotak.

b. Arus Data

Arus data (data flow) diberi simbol suatu panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (externalentity). Arus data ini menunjukan arus data yang dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.


(23)

c. Proses

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol empat persegi panjang bersudut-sudut tumpul atau sebuah lingkaran.

Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi: 1. Identifikasi proses

Identifikasi ini umumnya berupa suatu angka yang menunjukkann nomor acuan dari proses dan ditulis pada bagian atas simbol.

2. Nama proses

Nama proses menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut.

d. Simpanan Data

Merupakan simpanan dari data. Langkah-langkah penyusunan DFD:

1. Identifikasikan terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di sistem.

2. Identifikasikan semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar.


(24)

4. Gambarkan bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di system terlebih dahulu.

5. Gambarkan sketsa DFD untuk overview diagram (level 0) berdasarkan proses di bagan berjenjang.

6. Gambarkan DFD untuk level-level berikutnya, yaitu level satu dan seterusnya untuk tiap-tiap proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya.

7. Setelah semua level DFD digambar, berikutnya adalah menggambar DFD untuk pelaporan manajemen yang digambar terpisah. Setelah semua level DFD dan DFD untuk pelaporan manajemen digambar, maka semua DFD ini dapat digabungkan dalam satu diagram.

2.4.5 Kamus Data

Kamus data dapat merupakan hasil property dari data. Dengan menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan data yamg mengalir di system dengan lengkap. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, kamus data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem denagn pemakai sistem tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai system. Pada tahap perancangan system kamus data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database.[Jogiyanto (2005:725)].


(25)

2.5 Konsep Dasar Basis Data (Database)

Basis Data (Database) dapat dibayangkan sebagai sebuah lemari arsip yang ditempatkan secara berurutan untuk memudahkan dalam pengambilan kembali data tersebut. Basis Data menunjukkan suatu kumpulan data yang dipakai dalam suatu lingkungan perusahaan atau instansi-instansi. Penerapan basis data dalam sistem informasi disebut sistem basis data (database system). .[Fatansyah (2001:11)].

2.5.1 Pengertian Basis Data (Database)

Basis Data terdiri dari kata Basis dan Data. Basis dapat diartikan gudang atau tempat bersarang dan Data yang berarti representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep dan sebagainya yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.[Fatansyah (2001:11)].

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Basis Data merupakan kumpulan data yang (arsip) yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Atau bisa diartikan sebagai kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis. .


(26)

2.5.2 Database Manajemen Sistem (DBMS)

Pengelolaan basis data secara fisik tidak dilakukan oleh pemakai secara langsung, tetapi ditangani oleh sebuah perangkat lunak atau sistem yang khusus atau spesifik. Sistem ini yang akan menentukan bagaimana data diorganisasi, disimpan, diubah dan diambil kembali. Disamping itu sistem ini juga menerapkan mekanisme pengaman data, pemakaian data secara bersama, pemaksaan keakuratan atau konsistensi data dan sebagainya. Perangkat lunak yang termasuk DBMS misalnya dBase II+, dBase IV, FoxBase, RBase, MS-Access dan Borland-Paradox atau Borland-Interbase, MS-SQL Server, CA-Open Ingres, Oracle, Informix danSybase. .[Fatansyah (2001:11)].

2.6 Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dibutuhkan agar diperoleh suatu sistem yang sesuai dengan apa yang diinginkan, dimana dapat melalui tahapan berikut :

2.6.1 Normalisasi

Normalisasi merupakan tahapan perancangan dalam membangun basis data relasional yang tidak secara langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal.[Pohan (2000:48-56)].


(27)

Adapun langkah-langkah untuk menghasilkan struktur tabel yang normal, diantaranya yaitu :

1. Bentuk Normal Pertama / 1 NF (First Normal Form)

Bentuk Normal pertama terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (Multivalued Atribute) atau lebih dari satu atribut dengan domain nilai yang sama.

2. Bentuk Normal Kedua / 2 NF (Second Normal Form)

Bentuk Normal Kedua terpenuhi jika pada sebuah tabel semua atribut yang tidak termasuk dalam key primer memiliki ketergantungan fungsional padakey primersecara utuh.

3. Bentuk Normal Ketiga / 3 NF (Third Normal Form)

Bentuk Normal Ketiga terpenuhi jika dan hanya jika semua atribut bukan kunci memiliki dependensi transitif terhadap kunci primer.

2.7 Pengertian Sistem Client Server

“Client adalah komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server”.[Fatansyah (2002:134)].

Sistem Client Server atau disebut juga sistem tersentralisasi diterapkan pada sebuah sistem jaringan. Sistem client server ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada sistem sebelumnya.Sistemclient server terdiri dari dua komponen utama yaitu client dan server. Client berisi aplikasi


(28)

basis data dan server berisi DBMS dan basis data. Setiap aktivitas yang dikehendaki para pemakai akan lebih dulu ditangani olehclient.Clientselanjutnya mengupayakan agar semua proses “sebisa mungkin” ditangani sendiri. Bila ada proses yang harus melibatkan data yang tersimpan pada basis data barulahclient mengadakan hubungan denganserver.

Pada sistem client server untuk memenuhi kebutuhan, client akan mengirimkan message (perintah) query pengambilan data. Selanjutnya, server yang menerima messagetersebut akan menjalankan query tersebut dan hasilnya akan dikirimkan kembali ke client. Dengan begitu transfer datanya jauh lebih efisien. Adapun bentuk dari Sistem client server yang sederhan adalah sebagai berikut :

Gambar 2.3 SistemClient ServerSederhana Sumber : Fatansyah (2002:136)


(29)

Disamping bentuk client server sederhana terdapat pula bentuk client serveryang lebih komplek yang digamarkan sebagai berikut :

Gambar 2.4 SistemClient ServerKompleks Sumber : Fatansyah (2002:136)

2.8 Software Pendukung

Software pendukung yang digunakan dalam pembuatan system informasi ini adalah Borland Delphi dan Sql Sever sebagai DBMS.

2.8.1 Borland Delphi

Borland delphi merupakan suatu bahasa pemrograman yang memberikan berbagai fasilitas pembuatan aplikasi visual. Keunggulan bahasa pemrograman ini terletak pada produktivitas, kualitas, pengembangan perangkat lunak, kecepatan kompilasi, pola desain yang menarik serta diperkuat dengan pemrogramannya yang terstruktur. Keunggulan lain dari Delphi adalah dapat digunakan untuk merancang


(30)

program aplikasi yang memiliki tampilan seperti program aplikasi lain yang berbasis windows.

Untuk pemrograman database, Borland Delphi menyediakan dan mendukung beberapa format database, seperti Microsoft Acces, Oracle, MySQL dan lain-lain. Dengan banyaknya format database yang mampu didukung oleh Borland Delphi, serta dengan terintegrasinya komponen-komponen untuk berinteraksi dengan database tersebut, menjadikan bahasa pemrograman ini menjadi salah satu bahasa pemrograman yang banyak diminati di kalanganprogramerdalam membangun

aplikasi yang menggunakandatabase.[Abdul Kadir (2006:68)].

2.8.2 Access

Suatu aplikasi database yang diproduksi oleh Microsoft dimana aplikasi ini biasanya digunakan untuk menyimpan data baik yang akan diproses maupun informasi hasil dari proses data yang di kerjakan oleh program yang terhubung dengan aplikasi access ini. Pada access telah tersedia kolom dan baris yang di tiap kolom kita bisa memberikan nama kolom atau yang disebut dengan filed dan field – field tersebut memiliki tipe data yang disesuaikan denga kebutuhannya. Oleh karena itu dengan kemudahan akses dan kemudaha dalam pengunaan maka tidak sedikit programmer yang menggunakan aplikasi base server ini sebagai data base program yang di rancangnya.[Budi Permana (2007:17)].


(31)

2.9 Absensi

Data kehadiran (absensi) pegawai merupakan salah satu informasi yang sangat penting pada perusahaan/ organisasi, terutama laporan kehadiran yang akan dijadikan pedoman bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan.

Pegawai yang mematuhi peraturan yang dibuat oleh perusahaan sesuai dengan persetujuan yang telah ditetapkan sebelum bekerja. Pelanggaran sering terjadi akibat malasnya pegawai bekerja masalah lainnya yang membuat pegawai tersebut menjadi tidak mau bekerja disebut juga dengan absensi yang merupakan dari kurangnya disiplin kerja, yang dapat merugikan perusahaan juga pegawai itu sendiri.

2.9.1 Pengertian Absensi Pegawai

Suatu perusahaan yang memiliki tingkat absensi yang tinggi adalah peusahaan yang tidak mampu untuk melaksanakan pereturan-per4aturan yang dibuat.

“Absensi merupakan kegagalan, pekerja pegwai untuk melaporkan pekerjaan ketika mereka dijadwalkan bekerja”. [Julius (1991:490)].

“Absensi merupakan ketidak hadiran pegawai ditempat kerjanya pada saat ia harus bekerja”. [Flippo(1998:133)].

Pengukuran untuk menghitung persentase tingkat ketidak hadiran yang biasa di gunakan adalah :


(32)

Tingkat Absensi = Hari Kerja yang Hilang x 100% Jumlah Pegawai x hari Pegawai Kerja

Tingkat ketidak hadiran maksimun diperoleh 3% jika suatu peusahaan memiliki tingkat ketidak hadiran lebih tinggi 3 %, maka perusahaan tersebut dianggap memiliki tingkat absensi yang terlalu tinggi. Selain absensi yang terlalu tinngi juga dapat mengurangi jumlah tenaga kerja yang tersedia didalam suatu perusahaan ada juga yang akan menambah tingkat produktivitas yang disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja yang tersedia di perusahaan.

2.9.2 Pengaruh Absensi Yang Tinggi

“Tingkat absensi akan berpengaruh terhadap efektifitas dan efiesiensi jalannya operasi perusahaan, karena tingkat absensi dapat menyebabkan tertundanya jadwal kerja”.[Marwansyah dan Mukaram (2000:268)].

Untuk mencapai jumlah produksi yang ditargetkan pembuatan jadwal mengenai ketidak hadiran biasanya mengndung unsure yang digolongkan sebagai berikut :

1. Nama Pegawai

2. Nomor Pegawai


(33)

4. Alasan Tidak Hadir

5. Alamat

6. Jenis Kelamin

Dengan adanya pengolongan tersebut manajer atau kepala dinas akan denagna mudah mengetaui siapa-siapa saja yang tidak hadir. Alasan-alasan yang diberikan oleh pegawai yang sering melanggar, akan diberikan sanksi yang sesuai dengan pelanggarannya.

2.9.3 Alasan Ketidak hadiran Pegawai

Berdasarkan alasan yang dapat mengakibatkan terjadinya absensi menurutJulius (1991:102). Mengemukan alasan yang sering digunakan seorang pegawai jika tidak masuk kerja antara lain :

a. Sakit, merupakan alasan yang paling sering digunakan sehingga dapat mencapai jumlah yang paling tinggi dari alasan-alasan yang lain dan jumlahnya mencapai 50%.

b. Terjadinya kecelakaan kerja

c. Jam kerja yang terlalu padat

d. Pengawasan yang kurang baik

e. Kurangnya minat dan tanggung jawab serta adanya perasaan tidak diperlukan atau tidak digunakan.


(34)

f. Transportasi jarak rumah yang terlalu jauh atau cuaca buruk, kunjungan saudara diluar kota.

g. Sikap dan pikiran yang disebabkan oleh factor lingkungan dan sosialisasi.


(35)

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan

Organisasi yang telah terbentukdalam suatu perusahaan memiliki visi dan misi untuk lebih mengembangkan kinerja perusahaan.

Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat adalah kelanjutan dari organisasi sejenis yang semula sudah ada di lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan nama Pusat Pengolahan Data(PUSLAHTA)Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Keberadaan PUSLAHTA di Jawa Barat dimulai pada tahun 1977, yaitu dengan adanya Proyek Pembangunan Komputer Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Proyek tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sarana prasarana dalam rangka memasuki era computer. Dalam perkembangan selanjutnya, pada tanggal 8 April 1978 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78 diresmikan pembentukan/pendirianKantor Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang berkedudukan di jalan Tamansari No. 57 Bandung.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Keputusan Gubernur Nomor : 294/Ok.200-Oka/SK/78, maka pada tanggal 29 Juni 1981 pendirian Kantor PUSLAHTA dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 2 Tahun 1981


(36)

tentang Pembentukan Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Peraturan Daerah Nomor : 3 Tahun 1981 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengolahan Data Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Dengan kedua Peraturan Daerah tersebut keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat semakin berperan, khususnya dalam melaksanakan kebijaksanaan Gubernur Kepala Daerah di bidang komputerisasi. Akan tetapi keberadaan kedua Peraturan Daerah tersebut tidak mendapat pengesahan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Menteri Dalam Negeri, sehingga keberadaan PUSLAHTA di lingkungan Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat kedududkan organisasi menjadi non structural. Akan tetapi dengan keberadaan Puslahta Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat pada masa itu telah banyak dirasakan manfaatnya selain oleh lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga oleh instansi lain dalam bentuk kerja sama penggunaan mesin computer IBM S-370/125 seperti : IPTN, PJKA, ITB, dan pihak Swasta lainnya.

Dalam perjalanan waktu yang cukup panjang, yaitu lebih kurang 14 tahun sejak PUSLAHTA didirikan, pada tanggal 27 Juni 1992 dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 21 Tahun 1992 Organisasi PUSLAHTA Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dibubarkan. Di dalam salah satu pasal Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 dinyatakan bahwa tugas dan wewenang PUSLAHTA dialihkan ke Kantor Bappeda Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.


(37)

Pada tanggal yang sama dengan terbitnya Surat Keputusan Gubernur No. 21 tahun 1992 tentang Pembubaran PUSLAHTA Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat, keluar Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 22 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik(KPDE) Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat sebagai pelaksana dari Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor : 5 tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Pemerintah Daerah di seluruh Indonesia.

Sebagai tindak lanjut dari Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : 5 Tahun 1992 tentang Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik, pada tanggal 30 Juni 1993 keluar persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) dengan Nomor : B-606/I/93 perihal Persetujuan Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik untuk Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan keluarnya Surat Persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) tersebut, maka untuk mengukuhkan Keputusan Gubernur Nomor 22 Tahun 1992 diajukan Rancangan Peraturan Daerahnya, dan akhirnya pada tanggal 21 Juni 1994 berhasil ditetapkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor : 4 tahun 1994 tentang Pengukuhan Dasar Hukum Pembentukan Kantor Pengolahan Data Elektronik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan Nomor 5 tahun 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengolahan Data Elektronik Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Selanjutnya kedua Peraturan Daerah tersebut diajukan ke Menteri Dalam Negeri untuk mendapat pengesahan, dan pada tanggal 10 Juli 1995 keluar


(38)

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 59 Tahun 1995 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Nomor : 4 dan Nomor : 5 Tahun 1994, dengan demikian KPDE Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat secara resmi menjadi salah satu Unit Pelaksana Daerah yang struktural.

Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor : 16 Tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat telah ditetapkanBadan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah disingkat BAPESITELDA sebagai pengembangan dari Kantor Pengolahan Data Elektronik yang dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Nomor : 22 Tahun 1992 dan dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Nomor : 5 Tahun 1994. Sedangkan Kantor Pengolahan Data Elektronik itu sendiri merupakan pengembangan dari Pusat Pengolahan Data (PUSLAHTA) Propinsi Jawa Barat yang berdiri pada tanggal 8 April 1978 melalui Surat Gubernur KDH Tingkat I Jawa Barat No. 294/OK.200-Oka/SK/78, dan keberadaannya dikukuhkan dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1981 tanggal 29 Juni 1981.

Dasar Hukum :

1. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia ;

2. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat No. 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat.


(39)

Nomenklatur :

BAPESITELDAadalah singkatan dari Badan Pengembangan Sistem Informasi dan Telematika Daerah. Telematika singkatan dari Telekomunikasi, Multimedia dan Informatika .

Selanjutnya, berdasarkan Perda Nomor 21 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Barat, maka Bapesitelda Prov. Jabar diganti menjadi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat (DISKOMINFO).

Perubahan ini merupakan kenaikan tingkat dan memiliki ruang lingkup serta cakupan kerja lebih luas. Sasarannya tidak hanya persoalan teknis, tapi juga kebijakan, baik hubungannya kedalam maupun menyentuh kepentingan publik khususnya dibidang teknologi informasi. Dengan platform dinas, maka Diskominfo dapat mengeluarkan regulasi mengenai teknologi informasi dalam kepentingan Provinsi Jawa Barat, terutama pencapaian Jabar Cyber Province Tahun 2012.

3.2 Visi dan Misi Diskominfo 3.2.1 Visi

Visi Diskominfo Propinsi Jawa Barat yaitu : Diskominfo Andal dan Berperan dalam Sistem Informasi dan Telematika Guna


(40)

3.2.2 Misi

Misi Diskominfo Propinsi Jawa Barat yaitu :

1. Meningkatkan prefosionalisme organisasi Diskominfo.

2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Teknologi Informasi.

3. Mewujudkan aparatur dan Masyarakat berbudaya Informasi. 4. Mengembangkan Infrastruktur Sistem Informasi dan

Telematika.

5. Mengembangkan Sistem Informasi dan Telematika yang terpadu dan kesinambungan sehingga menjadi Sistem Informasi Manajemen Daerah Jawa Barat sebagai sumber informasi utama bagi perumusan kebikan Pemerintah Provinsi.

3.3 Tujuan Tujuan :

1. Tersusunnya kebijakan Pemerintah Propinsi yang mendukung pembangunan, pengembangan dan pendayagunaan Sistem Informasi dan Telematika.

2. Terwujudnya fasilitasi dan pengendalian terhadap pembagunan, pengembagan dan pendayagunaan pendayagunaan Sistem Informasi dan Telematika.


(41)

4. Terwujudnya pengelolaan organisasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen.

5. Terwujudnya SDM yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi DISKOMINFO.

6. Terwujudnya SDM yang memiliki keahlian di bidang TI. 7. Terwujudnya peta kebutuhan SDM bidang TI.

8. Terwujudnya kekuatan SDM yang ideal dalam bidang TI.

9. Terwujudnya kebijakan Pemerintah Propinsi di bidang TI sebagai acuan/rujukan bagi aparatur dan masyarakat.

10. Terwujudnya dukungan Pemerintah Propinsi terhadap pendayagunaan Sistem Informasi dan Telematika.

11. Terwujudnya aparatur yang mampu mendayagunakan Sistem Informasi dan Telematika secara oprtimal dalam pelaksanaan tugas. 12. Terwujudnya manfaat pendayagunaan Sistem Informasi dan

Telematika dalam peningkatan kinerja organisasi.

13. Terwujudnya komitmen unit kerja terkait unuk mendayagunakan Sistem Informasi dan Telematika dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

14. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap kualitas pelayanan oleh aparatur.

15. Tersusunnya peta kebutuhan infrastruktur Sistem Informasi dan Telematika.


(42)

16. Terwujudnya kekuatan infrastruktur Sistem Informasi dan Telematika. 17. Terbangunnya pola terpadu pembangunan dan pengembangan

infrastruktur Sistem Informasi dan Telematika.

18. Terwujudnya keterpaduan dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur Sistem Informasi dan Telematika.

19. Terbangunnya pola terpadu pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi dan Telematika.

20. Terwujudnya keterpaduan dalam pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi dan Telematika.

21. Tersusunnya pola strategis pembangunan dan pengembangan Sistem Informasi Manajemen Daerah.

22. Adanya dukungan informasi untuk kepentingan Pimpinan Daerah.

3.4 Struktur Organisasi Diskominfo

Struktur organisasi adalah suatu system pembagian kerja yang didalamnya terdapat hubungan kelompok orang dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi perusahaan sangat penting peranannya didalam menjalankan dan mengendalikan aktifitas perusahaan sehingga seluruh kegiatan perusahaan yang baik dan efektif dapat tercapai. Organisasi merupakan wadah kegiatan administrasi dan manajemen berlangsung.


(43)

STRUKTUR ORGANISASI DISKOMINFO PROVINSI JAWA BARAT

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Diskominfo

KEPALA DISKOMINFO

SEKRETARIS

SUB BAGIAN UMUM & KEPEGAWAIAN

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Kepala Diskominfo, Sekretaris dan Sub Bag Umum & Kepegawaian


(44)

3.5 Deskripsi Pekerjaan

Adapun fungsi-fungsi jabatan dari struktur organisasi DISKOMINFO adalah sebagai berikut :

1. Kepala Diskominfo

A. Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur, membina memotivasi dan mengendalikan tugas pokok Badan.

B. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, Kepala Badan Propinsi Jawa Barat mempunyai fungsi :

a) Merumuskan kebijakan teknis di bidang Sistem Informasi dan Telematika.

b) Menyusun perencanaan pembangunan, pengembangan, pengelolaan, pendayagunaan dan pengendalian bidang Sistem Informasi dan Telematika.

c) Fasilitasi penyelenggaraan bidang Sistem Informasi dan Telematika.


(45)

C. Rincian Tugas Kepala Badan

a) Memimpin perumusan dan penetapan kebijakan teknis bidang Sistem Informasi dan Telematika.

b) Mengatur penyusunan perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan bidang Sistem Informasi dan Telematika.

c) Membina pendayagunaan dan pengendalian bidang Sistem Informasi dan Telematika.

d) Memotivasi dan mengendalikan tugas Badan;

e) Menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

2. Sekretaris

A. Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan umum.

B. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi :

a) Menyelenggarakan administrasi kepegawaian, keuangan dan administrasi rumah tangga dan perlengkapan.


(46)

c) Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana kerja Badan.

C. Rincian Tugas Sekretariat :

a) Menyelenggarakan pengkajian program dinas dan Sekretaris.

b) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian.

c) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan.

d) Menyelenggarakan pengelolaan administrasi rumah tangga dan perlengkapan.

e) Mengkoordinasikan penyusunan program, pelaksanaan, evaluasi danpelaporan tugas badan.

f) Mengkoordinasikan penyusunan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitasi kinerja (LAKIP).

g) Menyelenggarakan penatausahaan, kelembagaan dan ketatalaksanaan.

h) Menyelenggarakan penyiapan bahan rancangan pendokumentasian perundang-undangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat.

i) Menyelenggarakan penyusunan anggaran belanja rutin dan anggaran belanja pembangunan.


(47)

j) Menyelenggarakan pengendalian administrasi belanja rutin dan anggaran pembangunan.

k) Menyelenggarakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan.

l) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengembalian kebijakan.

m) Menyelenggarakan pembinaan jabatan fungsional tertentu.

n) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

o) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum dan kepegawaian

A. Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi rumah tangga dan perlengkapan.

B. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Umum mempunyai fungsi :

a) Menyiapkan rencana kerja Subbagian Umum berdasarkan rencana kerja Sekretariat.

b) Mengelola administrasi Subbagian Umum.


(48)

C. Rincian Tugas Subbagian Umum :

a) Melaksanakan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan.

b) Melaksanakan penyiapan bahan rencana kebutuhan barang unit dan rencana tahunan barang unit.

c) Melaksanakan pengelolaan keprotokolan meliputi rapat dinas, upacara, pengaturan kunjungan tamu dinas dan rumah tangga badan.

d) Melaksanakan pengelolaan administrasi pengadaan, penyimpanan, pendidtribusian inpentarisasi barang dan usulan pengusulan barang inventaris.

e) Melaksanakan pengelolaan barang kantor dan jasa.

f) Melaksanakan pemeliharaan dan pengamanan gedung kantor dan barang inventaris kantor.

g) Melaksanakan penyiapan bahan pengawasan dan pembinaan terhadap tugas bendaharawan barang.

h) Melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat.

i) Melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan strategis dan laporan akuntabilitasi kinerja intansi pemerintah (LAKIP).


(49)

j) Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait.

3.6 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem yang sedang berjalan adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang di harapkan sehingga dapat di usulkan perbaikan-perbaikan.

Analisis sistem yang sedang berjalan di Diskominfo tersebut terdiri dari Flow map, Diagram Konteks, DFD, Kamus Data. Analisis sistem dalam suatu perusahaan sangat penting karena funsi dari analisis fungsi dari analisis itu berjalan dalam agar sistem yang dibuat menghasilkan potput yang diinginkan dan dapat dicapai tujuan yang direncanakan.


(50)

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem adalah sebuah tindakan di mana dilakukan pembelajaran tentang sebuah sistem yang berjaalan seperti yang dilakukan di bawah ini. Analisis yang dilakukan terhadap sistem absensi pegawai di dapatkan seperti data yang ad di bawah ini.

4.1.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen terdiri dari fungsi, sumber, rangkap, distribusi, data periode dan isi. Adapun analisis dokumen yang ada pada absensi pegawai :

A. Form Pegawai

Fungsi : Membuat data

Sumber : Pegawai

Rangkap : 1 (Satu)

Distribusi : Administrasi


(51)

Isi : Nip, Nama, Jabatan, Alamat, Tgl Masuk

B. Form Absensi

Fungsi : Mencatat data absensi pegawai

Sumber : Pegawai

Rangkap : 1 (Satu)

Distribusi : Administrasi

Data Periode : Setiap melakukan absensi

Isi : Nip, Nama, Jabatan, Jam Masuk, Tgl,

Keterangan

C. Form Laporan

Fungsi : Menginformasikan data absensi

Sumber : Administrasi

Rangkap : 3 (tiga)

Distribusi : Kasub, Sekretaris, dan Kepala Dinas

Data Periode : Setiap hari dan setiap bulanan


(52)

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan

Analisis prosedur sistem yang sedang berjalan adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahn-permasalah, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang di harapkan sehingga dapat di usulkan perbaikan-perbaikan.


(53)

4.1.2.1 Flow Map


(54)

4.1.2.2 Diagram Kontek

Gambar 4.2 Diagram Kontek Sistem yang sedang Berjalan

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Pada data flow diagram level dapat diketahui penjabaran dari diagram kontek dimana pada level ini terdapat proses-proses yang terdapat pada sistem.


(55)

4.1.2.3.1 DFD Level 0

Gambar 4.3 DVD Level 0 Sistem yang sedang Berjalan

4.1.2.3.2 DFD Level 1 dari proses 1


(56)

4.1.2.3.3 DFD Level 2 dari proses 2

Gambar 4.5 DVD Level 2 dari proses 2 Sistem yang sedang Berjalan

4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian, tim penyusun dapat mengevaluasi sistem berdasarkan pada sistem yang sedang berjalan pada sistem informasi absensi pegawai yaitu :

Pegawai yang diterima bekerja di diskominfo akan mengisi data pribadi sebagai data pegawai. Setelah terdaftar sebagai pegawai, maka saat akan melakukan absensi nama pegawai tersebut akan muncul dalam daftar absensi karyawan. Setelah absensi ditandatangani maka kertas absensi


(57)

akan diserahkan pada administrasi untuk diperiksa, jika absensi pegawai sudah lengkap maka administrasi akan membuat laporan absensi untuk diserahkan pada Kasub, sekretaris, dan untuk disimpan sebagai arsip. Jika keterangan belum lengkap maka kertas absensi akan diserahkan kembali pada pegawai untuk dilengkapi.

Laporan harian yang didapat oleh sekretaris akan dikumpulkan untuk sebagai bahan lapoaran bulanan absensi yang akan diserahkan pada Kepala Dinas.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Pembuatan sebuah rancangan sistem yang digunakan untuk memperbaiki atau membuat sistem baru sehingga dapat menutupi atau mengurangi permasalahan yang ada pada sistem yang sedang dirancang berdasrkan analisis pada sistem yang sedang berjalan.

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan sistem yang akan digunakan pemakai (user) dan untuk memberikan gambaran yang jelas dan di rancang bangun yang lengkap kepada programmer.

Untuk mempermudah semua proses yang berhubungan dengan absensi pegawai, maka aplikasi yang dirancang adalah program aplikasi


(58)

yang dapat membantu untuk mempermudah dan mempercepat proses pencarian data, penyimpanan data, dan pembuatan laporan.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Dalam pembuatan sistem baru di perlukan adanya suatu sistem. Dimana perancangan sistem ini membahas tentang arus data yang digambarkan melalui flowmap dan gambaran aliran data dari sistem berupa diagram kontek dan data flow digram (DFD).


(59)

4.2.2.1 Flow Map


(60)

4.2.2.2 Diagram kontek

Gambar 4.7 Diagram Kontek Sistem yang Diusulkan

4.2.2.3 Data Flow Diagram

Pada data flow diagram level dapat diketahui penjabaran dari diagram kontek dimana pada level ini terdapat proses-proses yang terdapat pada sistem.

4.2.2.3.1 DFD Level 0


(61)

4.2.2.3.2 DFD Level 1 dari proses 4

Gambar 4.9 DFD Level 1 dari proses 4

4.2.2.4 Kamus Data DFD Level 0 :

1. Nama Arus Data : Data Absensi

Aliran : pegawai proses1, f_ pegawai – proses1, proses1– f_absensi.


(62)

2. Nama Arus Data : Data record absensi

Aliran : f_absensi – proses2, proses2 - pegawai Atribut : Nip, Nama, Jabatan, Jam Masuk

3. Nama Arus Data : Data pegawai

Aliran : f_absensi – proses3, proses3 – pegawai Atribut : Nip, Nama, Jabatan, Alamat,

Tahun_masuk

4. Nama Arus Data : Data absensi sah

Aliran : f_absensi – proses4, proses3 - kasub, proses4 – kepala dinas.

Atribut : Nip, Nama, Jabatan, Jam_masuk, Keterangan

4.2.2.5 Normalisasi DFD Level 0 : a. Normalisasi I

Nip*, Nama, Jabatan, Alamat, Jam_masuk, Tahun_masuk, Keterangan, No_absensi.

b. Normalisasi II

Data pegawai : Nip, Nama, Jabatan, Alamat, Tahun_masuk. Data absensi : No_absensi, Jam_masuk, Keterangan, Nip**.


(63)

4.2.3 Evaluasi terhadap sistem yang diusulkan

Setelah menganalisis sistem yang sedang berjalan, maka tim penyusun mendapat bahan untuk dievaluasi pada sistem informasi absensi pegawai. Evaluasi tim penyusun menitik beratkan dengan mengubah data tertulis menjadi data elektronik. Dengan begitu dapat mempermudah pegawai untuk melakukan absensi dan pembuatan laporan yang dilakukan oleh administrasi.

Pegawai melakukan absensi dengan menggunakan komputer, yaitu menginput NIP. Data pegawai sebelumnya sudah tersimpan dalam database server. Setelah pegawai menginput NIP akan muncul konfirmasi, jika data belum lengkap. Data yang sudah lengkap akan disimpan dalam database server. Administrasi akan membuat laporan harian absensi pegawai yang datanya diambil dari database server. Laporan harian yang berbentuk kertas akan diberikan pada kasub.

Saat system masih manual sekretaris akan menerima lapoaran harian absensi berupa kertas. Untuk system yang diusulkan sekretaris akan mengambil data absensi harian pegawai dari database server tersebut, yang kemudian akan disusun menjadi sebuah laporan bulanan absensi pegawai. Laporan tersebut akan diserahkan kepada Kepala Dinas.


(64)

4.2.4 Perancangan Antar Muka

Rancangan antar muka merupakan tahap yang harus dikerjakan pada proses pembuatan sebuah program atau aplikasi. Antar muka atau inteface adalah suatu bagian yang berhubungan langsung dengan pengguna aplikasi. Rancangan antar muka bertujuan agar program atau aplikasi yang dihasilkan terlihat lebih menarik dan mudah dimengerti pada saat diopersikan.

4.2.4.1 Perancangan Menu Utama


(65)

4.2.4.2 Perancangan Login

Gambar 4.11 Perancangan Login

4.2.4.3 Perancangan Tampilan

G a m b a r


(66)

4.2.4.4 Perancangan Password Admin

Gambar Gambar 4.13 Password Admin

4.2.4.5 Perancangan Tampil Data Pegawai


(67)

4.2.4.6 Perancangan Input Data Pegawai


(68)

4.2.4.7 Perancangan Laporan Perhari


(69)

4.2.4.8 Perancangan Laporan Perbulan


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Absensi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh setiap pegawai untuk menetukan kenaikan penghasilan dan jabatan. Akan tetapi absensi yang dilakukan di Diskominfo masih manual, yaitu menandatangani kertas absensi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai sistem informasi absensi di Diskominfo yang berbasis client-server sebagai berikut :

a) Sistem informasi absensi berbasis client-server dapat mempercepat pegawai dalam melakukan absensi.

b) Sistem informasi absensi berbasis client-server dapat mempermudah pengolahan informasi absensi pegawai bagi bagian kepagawaian. c) Sistem informasi absensi ini dapat dengan mudah digunakan dan

dipelajari oleh pegawai.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diharapkan yaitu dilakukan suatu pembuatan Sistem Informasi absensi pegawai berbasis client-server. Sehingga keberadaannya bisa lebih mempermudah pegawai, data-data pegawai dan absensi lebih aman. Ketepatan dan kelengkapan data


(71)

dapat dijadikan maksud dari program yang dibangun untuk mempercepat proses dalam pembuatan laporan absensi.


(72)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Manajemen Informatika

Disusun oleh :

Emilianti Rahmaniar NIM.10506142 Stephani Primasari NIM.10506186

JURUSAN MANAJEMEN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(73)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Manajemen Informatika

Disusun oleh :

Emilianti Rahmaniar NIM. 10506142 Stephani Primasari NIM. 10506186

Bandung, 9 Oktober 2009

Pembimbing Jurusan

Wartika, S.Kom., MT. NIP.4127.70.26.002

Pembimbing Lapangan

H. Bagus Firmansjach, SH NIP. 1973.0731.2009.01.1.001

Ketua jurusan Manajemen Informatika

Dadang Munandar, S.E..M.Si NIP.4127.70.26.019


(74)

1. Abdul Kadir,”

Dasar Pemograman Berdinamis Berdasarkan PHP”

,Andi,

Yogyakarta:2001.

2. Jogiyanto HM,Akt MBA, “

Analisis dan Desain Sistem Informasi

:

pendekatan

terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis

”, Andi,Yogyakarta:2005.

3. Al Bahra Ladjamudin.B, “

Rekayasa Perangkat Lunak

” Graha Ilmu,Yogyakarta:

2005.

4. Edwin B. Flillpo, “

Manajemen Sumber Daya Manusia

”Terjemahan Marwansyah

dan mukaram, 2000, Penerbit Erlangga.

5. Drs. Zulkifli Amsyah, MLS. “

Manajemen Sistem Informasi

”, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta:2005.

6. Fatansyah, Ir, “

Basis Data

”, Informatika, Bandung:2001.

7. Pohan Husni Iskandar, ”

Pengantar Perancangan Sistem”

,

Erlangga, Jakarta:2000.

8. Budi Permana, S.E., Ak., M.Sc, “

Microsoft Office Access 2007

”, Elex Media

Komputindo, Jakarta:2007.


(75)

i

Alhamdulillah, Puji dan syukur milik Allah SWT yang telah memberikan karunia serta hidayah-Nya tim penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Praktek yang berjudul “SISTEM INFORMASI ABSENSI PEGAWAI BERBASIS CLIENT SERVER DISKOMINFO BANDUNG“ dan dapat selesai tepat pada waktunya.

Setelah melakukan kerja praktek di DISKOMINFO BANDUNG. Laporan ini diajukan oleh tim penulis untuk memenuhi syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Program Strata I Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia.

Pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak terima kasih khususnya kepada Mama dan Papa tercinta yang telah memberikan dukungan, kasih sayang, perhatian serta do’a yang begitu besar sehingga tim penulis dapat menyelesaikan penyusunan kerja praktek ini. Selain itu ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu terutama kepada :

1. Ibu Wartika, S.Kom., MT selaku dosen wali yang telah memberikan panduan, bimbingan dan semangat didalam penyelesaian laporan kerja praktek ini.

2. Bapak H. Bagus Firmansjach, SH selaku pembimbing pada saat melakukan penelitian di Diskominfo.


(76)

ii

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Ukun Sastraprawira, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

5. Teman-teman di kelas MI-4 yang telah membantu dan mensupport. 6. Saudara-saudaraku yang mendukung sepenuh hati.

Tim Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penyusun sebagai mahasiswa. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun dalam menyempurnakan laporan Kerja Praktek ini dengan senang hati tim penyusun menerimanya. Akhir kata Tim Penyusun sampaikan pula harapan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang cukup berarti khususnya bagi Tim Penyusun dan bagi pembaca, khususnya teman-teman mahasiswa Unikom. Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

Bandung, 9 oktober 2009


(77)

iii Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar i

Daftar Isi iii

Daftar Gambar viii

Daftar Simbol x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 3

1.3 Maksud dan tujuan 4

1.4 Metode Pengembangan Sistem 4

1.5 Batasan Masalah 6

1.6 Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek 7

BAB II LANDASAN TEORI 8

2.1 Pengertian Sistem 8

2.1.1 Elemen Sistem 9

2.1.2 Karakteristik Sistem 11

2.1.3 Klasifikasi Sistem 14

2.2 Pengertian Informasi 15

2.3 Pengertian Sistem Informasi 19


(78)

iv

2.4.3 Kontek Diagram (Diagram Conteks) 21 2.4.4 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram) 22

2.4.5 Kamus Data 24

2.5 Konsep Dasar Basis Data 25

2.5.1 Pengertian Basis Data (Database) 25 2.5.2 Database Manajemen Sistem (DBMS) 26

2.6 Perancangan Basis Data 26

2.6.1 Normalisasi 26

2.7 Pengertian Sisetem Client Server 27

2.8 Software Pendukung 29

2.8.1 Borland Delphi 29

2.8.2 SQL Server 30

2.9 Absensi 31

2.9.1 Pengertian Absensi Pegawai 31 2.9.2 Pengaruh Absensi Yang Tinggi 32 2.9.3 Alasan Ketidak hadiran Pegawai 33

BAB III PROFIL PERUSAHAAN 35

3.1 Tinjauan Umum Perusahaan 35

3.2 Visi dan Misi Diskominfo 39

3.2.1 Visi 39


(79)

v

3.5 Deskripsi Pekerjaan 44

3.6 Analisis Sistem yang Berjalan 49

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 51

4.1 Analisis Sistem 51

4.1.1 Analisis Dokument 51

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang Berjalan 53

4.1.2.1 Flow Map 54

4.1.2.2 Diagram Kontek 55

4.1.2.3 Data Flow Diagram 55

4.1.2.3.1 DFD Level 0 56

4.1.2.3.2 DFD Level 1 dari proses 1 56 4.1.2.3.3 DFD Level 2 dari proses 2 57 4.1.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan 57

4.2 Usulan Perancangan Sistem 58

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem 58

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan 59

4.2.2.1 Flow Map 60

4.2.2.2 Diagram Kontek 61

4.2.2.3 Data Flow Diagram 61

4.2.2.3.1 DFD Level 0 61


(80)

vi

4.2.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan 64

4.2.4 Perancagan Antar Muka 65

4.2.4.1 Perancangan Menu Utama 65

4.2.4.2 Perancangan Login 66

4.2.4.3 Perancangan Tampilan 66

4.2.4.4 Perancangan Password Admin 67 4.2.4.5 Perancangan Tampil Data Pegawai 67 4.2.4.6 Perancangan Input Data Pegawai 68 4.2.4.7 Perancangan Laporan Perhari 69 4.2.4.8 Perancangan Laporan Perbulan 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

5.1 Kesimpulan 71

5.2 Saran 72

Daftar Pustaka Lampiran – Lampiran


(81)

vii

1.1 Prototyping Paradigma 6

2.1 Karakteristik Sistem 14

2.2 Siklus Informasi 17

2.3 SistemClient ServerSederhana 28

2.4 SistemClient ServerKompleks 29

3.1 Struktur Organisasi Diskominfo 43

3.2 Stuktur Organisasi Kepala Sekretaris dan Sub Bagian Umum & Kepegawaian 44 4.1 Flowmap Sistem yang sedang Berjalan 54 4.2 Diagram Konteks Sistem yang sedang Berjalan 55 4.3 DFD level 0 Sistem yang sedang Berjalan 56 4.4 DFD level 1 dari Proses 1 Sistem yang sedang Berjalan 56 4.5 DFD level 2 dari Proses 2 Sistem yang sedang Berjalan 57 4.6 Flowmap Sistem yang sedang Berjalan 60 4.7 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan 61 4.8 DFD level 0 Sistem yang Diusulkan 61 4.9 DFD level 1 dari Proses 4 Sistem yang Diusulkan 62

4.10 Perancangan Menu Utama 65

4.11 Perancangan Login 66

4.12 Perancangan Tampilan 66


(82)

viii

4.16 Laporan Perhari 69


(83)

ix 1. Flow Map

Simbol Keterangan

Dokumen

Proses Manual

Proses Komputerisasi

Penyimpanan Dokumen Pengarsipan

Penghubung


(84)

x

Simbol Keterangan

Arah Aliran Data

Menunjukan arah aliran data antara bagian yang terkait pada suatu sistem. Dapat dari sistem ke luar dan dari luar ke sistem.

Bagian Luar Sistem/Terminator

Menunjukan bagian keluar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Proses

Menunjukan pemrosesan data/ informasi yang terjadi di dalam sistem.


(85)

xi

Simbol Keterangan

Arah Aliran Data

Menunjukan arah aliran data antara bagian yang terkait pada suatu sistem. Dapat dari sistem ke luar dan dari luar ke sistem.

Bagian Luar Sistem/Terminator

Menunjukan bagian keluar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Proses

Menunjukan pemrosesan data/ informasi yang terjadi di dalam sistem.

Pengarsipan/Data Store

Menunjukan media penyimpanan data/ informasi sebagai arsip, map file atau file.


(1)

vi

4.2.2.4 Kamus Data 62

4.2.2.5 Normalisasi 63

4.2.3 Evaluasi Sistem yang Berjalan 64 4.2.4 Perancagan Antar Muka 65 4.2.4.1 Perancangan Menu Utama 65 4.2.4.2 Perancangan Login 66 4.2.4.3 Perancangan Tampilan 66 4.2.4.4 Perancangan Password Admin 67 4.2.4.5 Perancangan Tampil Data Pegawai 67 4.2.4.6 Perancangan Input Data Pegawai 68 4.2.4.7 Perancangan Laporan Perhari 69 4.2.4.8 Perancangan Laporan Perbulan 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 71

5.1 Kesimpulan 71

5.2 Saran 72

Daftar Pustaka Lampiran – Lampiran


(2)

vii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Prototyping Paradigma 6 2.1 Karakteristik Sistem 14

2.2 Siklus Informasi 17

2.3 SistemClient ServerSederhana 28 2.4 SistemClient ServerKompleks 29 3.1 Struktur Organisasi Diskominfo 43 3.2 Stuktur Organisasi Kepala Sekretaris dan Sub Bagian Umum &

Kepegawaian 44 4.1 Flowmap Sistem yang sedang Berjalan 54 4.2 Diagram Konteks Sistem yang sedang Berjalan 55 4.3 DFD level 0 Sistem yang sedang Berjalan 56 4.4 DFD level 1 dari Proses 1 Sistem yang sedang Berjalan 56 4.5 DFD level 2 dari Proses 2 Sistem yang sedang Berjalan 57 4.6 Flowmap Sistem yang sedang Berjalan 60 4.7 Diagram Konteks Sistem yang Diusulkan 61 4.8 DFD level 0 Sistem yang Diusulkan 61 4.9 DFD level 1 dari Proses 4 Sistem yang Diusulkan 62 4.10 Perancangan Menu Utama 65 4.11 Perancangan Login 66 4.12 Perancangan Tampilan 66


(3)

viii

4.14 Tampil Data Pegawai 67 4.15 Input Data Pegawai 68

4.16 Laporan Perhari 69


(4)

ix

DAFTAR SIMBOL

1. Flow Map

Simbol Keterangan

Dokumen

Proses Manual

Proses Komputerisasi

Penyimpanan Dokumen Pengarsipan

Penghubung


(5)

x 2. Digram Kontek

Simbol Keterangan

Arah Aliran Data

Menunjukan arah aliran data antara bagian yang terkait pada suatu sistem. Dapat dari sistem ke luar dan dari luar ke sistem.

Bagian Luar Sistem/Terminator

Menunjukan bagian keluar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Proses

Menunjukan pemrosesan data/ informasi yang terjadi di dalam sistem.


(6)

xi 3. Data Flow Diagram (DFD)

Simbol Keterangan

Arah Aliran Data

Menunjukan arah aliran data antara bagian yang terkait pada suatu sistem. Dapat dari sistem ke luar dan dari luar ke sistem.

Bagian Luar Sistem/Terminator

Menunjukan bagian keluar sistem yang mempunyai hubungan langsung dengan sistem.

Proses

Menunjukan pemrosesan data/ informasi yang terjadi di dalam sistem.

Pengarsipan/Data Store

Menunjukan media penyimpanan data/ informasi sebagai arsip, map file atau file.