3 selama 6 bulan karena suat virus yang membuat dirinya tidak bisa lagi bekerja
hingga kini.
1.2.2 Pengeluaran Keluarga
1. Kebutuhan sehari-hari
Untuk keperluan sehari-hari, Bapak I Made Reta hanya mengeluarkan biaya kurang lebih Rp 5.000 untuk siang hari. Biaya tersebut dihabiskan untuk membeli
sebungkus nasi di warung nasi milik sepupunya. Untuk makan pagi dan makan malam Bapak I Made Reta memperolehnya secara cuma-cuma dari sanak saudara
yang lainnya. Keperluan mandi dan keperluan cuci ditanggung oleh sepupunya yang tinggal diseberang rumahnya. Begitupun juga dengan keperluan lain seperti
listrik dan air. Jika ada keperluan mendadak yang tidak bisa diberikan oleh sanak saudara, Bapak I Made Reta biasanya meminjam uang di Koperasi atau di LPD,
untuk mengembalikan uang yang telah dipinjam, biasanya ditanggung oleh saudara ataupun meminjam kembali di tempat lain. Pengeluaran Bapak I Made
Reta tidak menentu tiap harinya dan kebanyakan ditanggung oleh saudara sepupu yang tinggal diseberang rumahnya.
2. Kesehatan
Sebagai lansia, Bapak I Made Reta memiliki kesehatan yang baik. Namun Bapak I Made Reta pernah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh suatu
virus. Kelumpuhan itu hanya dialami 6 bulan dan akhirnya dapat disembuhkan. Sekarang Bapak I Made Reta dapat berjalan seperti biasa walaupun agak tertatih
dikarenakan usia. Biaya untuk penyembuhan kelumpuhan tersebut ditanggung oleh kartu kesehatan JKBM. Biaya lainnya yang tidak bisa ditanggung oleh
JKBM ditanggung oleh saudara sepupunya. bukan Ibu Bek memiliki kesehatan yang kurang baik dibandingkan anggota keluarga lainnya.
Untuk kesehatan mata, sebagai lansia Bapak I Made Reta mengalami mata rabun namun tidak begitu parah. Pada tanggal 18 Agustus 2016 kami mahasiswa
KKN PPM UNUD berkerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan Indonesia dan Karang Taruna Kabupaten Gianyar mengadakan pemeriksaan mata gratis, berupa
pemberian kacamata gratis, obat mata gratis, dan operasi mata katarak gratis di
4 Balai Banjar Lebah. Bapak I Made Reta kemudian memeriksakan matanya
sehingga Bapak I Made Reta mengetahui jika kondisi matanya tidak begitu baik. Bapak I Made Reta kemudia mendapatkan kacamata dan obat mata gratis.
3. Kerohanian
Bapak I Made Reta beragama Hindu yang mengharuskan Bapak I Made Reta melakukan persembahan canang setiap hari dan juga untuk hari-hari tertentu
seperti hari kajeng kliwon, tilem, purnama dan upacara agama lainnya. Untuk persembahan canang tersebut seluruhnya ditanggung oleh saudara sepupu Bapak I
Made Reta yang kebetulan berjualan canang.
4. Sosial
Sebagai warga yang berbanjar di Dusun Gua, seluruh kepala keluarga diwajibkan untuk membayar biaya sosial ketika ada upacara di Pura. Tiap kepala
keluarga di Dusun Gua diwajibkan membayar iuran sebesar Rp. 50.000, biaya itu belum termasuk pengeluaran sesajen wajib yang harus dibuat untuk keperluan
upacara pura, namun lain halnya jika ada upacara besar di pura, dimana Bapak I Made Reta bisa sampai menghabiskan biaya Rp. 1.500.000 untuk membayar iuran
dan keperluan membeli sesajen.
5. Lain-lain
Sebagai warga asli Bali yang beragama hindu, tentu banyak kegiatan agama yang wajib diikuti dalam kehidupan bermasyarakat, seperti ketika ada
upacara di pura atau ada upacara agama dirumah saudara dan warga lainnya, I Made Reta wajib ikut serta membantu dan berpartisipasi dalam kegiatan agama
dan sosial tersebut. Karena tidak bekerja dan tidak memilki pendapatan yang tetap, untuk membayar seluruh biaya yang harus ditanggung Bapak I Made Reta
berupa iuran sosial dan iuran untuk upacara-upacara besar, Bapak I Made Reta harus berhutang di Koperasi atau LPD. Untuk membayar hutang tersebut Bapak I
Made Reta harus meminjam pada tempat yang lain sehingga beban hutang terus menumpuk, akan tetapi saat ini hutang Bapak I Made Reta dapat dilunasi
5 dikarenakan sebagian hutangnya dibayar oleh saudara sepupu Bapak I Made Reta
dan sebagian lagi dibayarkan dari hasil uang yang didapatkan oleh yayasan kemanusiaan.
1
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH