Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.)

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP
PERTUMBUHAN GANYONG MERAH (Canna edulis Ker.)
DI BAWAH TEGAKAN SENGON (Falcataria moluccana Miq.)

ARRY RESTI RAHAYU

DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Dosis Pupuk
NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di
bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.) adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Arry Resti Rahayu
NIM E44090082

ABSTRAK
ARRY RESTI RAHAYU. Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap
Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon
(Falcataria moluccana Miq.) Dibimbing oleh NURHENI WIJAYANTO.
Kekayaan alam di Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal dan
benar oleh manusia sehingga timbul beberapa masalah seperti krisis pangan dan
terbatasnya konversi lahan hutan menjadi lahan pertanian. Adanya sistem
agroforestri yang telah berkembang saat ini dapat menjadi salah satu solusi dalam
mengatasi masalah penyempitan lahan hutan yang telah dialih-fungsikan.
Agroforestri tanaman ganyong merah dengan pohon sengon menjadi salah satu
solusinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh dosis pupuk
NPK dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman ganyong di bawah tegakan
sengon. Dosis pupuk NPK yang digunakan, yaitu 0 g, 1.5 g, 3 g dan 6 g,

sedangkan dosis pupuk kompos yang digunakan adalah 0 g, 50 g, 100 g dan 200
g. Desain percobaan menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian
menunjukan bahwa dosis pupuk NPK hanya berpengaruh terhadap parameter
tinggi tanaman, sedangkan dosis pupuk kompos tidak berpengaruh terhadap
parameter apapun.
Kata kunci: agroforestri, Canna edulis, Falcataria moluccana, NPK, kompos

ABSTRACT
ARRY RESTI RAHAYU. Influence of NPK and Compost Fertilizer Dose
Toward the Growth of Red Canna (Canna edulis Ker.) Under Sengon (Falcataria
moluccana Miq.) Stand. Supervised by NURHENI WIJAYANTO.
In Indonesia, natural resources have not been maximally utilized yet, so it
brought some problems such as food crisis and restricting the conversion of
forest-land into agricultural-land. The presence of agroforestry that developing
right now could be one of the solution in order to fix the restricting of forest-land
conversion problem. Agroforestry of red canna and sengon could be one of the
solution. The aim of this study is to determines the influence of NPK and compost
fertilizer dose on the growth of canna under sengon stand. NPK fertilizer dose
used in this study are 0 g, 1.5 g, 3 g, and 6 g, while the compost fertilizer dose
used are 0 g, 50 g, 100 g, 200 g. Experimental design used in this study are

complete random sampling (RAL). The result of this study shows that NPK
fertilizer dose affected toward the parameter of height, while the dose of compost
did not affected the parameters.
Keywords: agroforestry, Canna edulis, Falcataria moluccana, NPK, compost

4

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN KOMPOS TERHADAP
PERTUMBUHAN GANYONG MERAH (Canna edulis Ker.)
DI BAWAH TEGAKAN SENGON (Falcataria moluccana Miq.)

ARRY RESTI RAHAYU

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Silvikultur

DEPARTEMEN SILVIKULTUR

FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan
Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon
(Falcataria moluccana Miq.)
Nama
: Arry Resti Rahayu
NIM
: E44090082

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Pembimbing

Diketahui oleh


Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Judul Skripsi : Pengaruh Oosis Pupu· NPK dan Kompos terhadap Pertumbuhan
Ganyong Merah C mna edulis Ker.) di bawah Tegakan Sengon
(Falcataria moluccana i\1iq.)
: Arry Resti Rahayu
Nama
: E44090082
NIM

Oisetujui oleh

Prof Or Ir Nurheni Wijayanto. MS
Pembimbing

Tanggal Lulus:


セャエX@

JAN 2Ul4t

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juli 2013 ini
ialah agroforestri, dengan judul Pengaruh Dosis Pupuk NPK dan Kompos
terhadap Pertumbuhan Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di bawah Tegakan
Sengon (Falcataria moluccana Miq.).
Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof Dr Ir Nurheni Wijayanto, MS
selaku pembimbing atas arahan dan bimbingannya. Selain itu, ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada Mama, Papa, Irma, Risma, Syifa, Izdihar, Alesha,
Asad, Furqon serta seluruh keluarga atas doa dan kasih sayangnya. Ucapan
terimakasih juga penulis sampaikan kepada Prasetya Dwi Cahaya, Ade Ayu
Dewayani, Tristiana Dwi Nurdhita Sari, Fildah Amalina, Mada Felisita Tiasany,
Devhiawati Kusmalinda, Adisti Permatasari, Suyogia Nur Azis, Teguh Artha,
Lody Junio dan teman-teman SVK 46.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah

ini, sehingga diharapkan adanya masukan dan saran untuk penyempurnaan dari
semua pihak. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2014
Arry Resti Rahayu

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

PENDAHULUAN


1

Latar Belakang

1

Tujuan

1

Manfaat

2

METODE PENELITIAN

2

Lokasi dan Waktu


2

Alat dan Bahan

2

Metode Kerja

2

Analisis Data

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

4

SIMPULAN DAN SARAN


9

Simpulan

9

Saran

9

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

9
11

DAFTAR TABEL
1 Dosis perlakuan dengan pupuk NPK dan kompos
2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan tanaman ganyong

3 Uji Duncan pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman ganyong

3
4
5

DAFTAR GAMBAR
1 Pertumbuhan tinggi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk
NPK dan kompos selama 16 minggu
2 Pertumbuhan panjang tangkai tanaman ganyong dengan
perlakuan pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu
3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman ganyong dengan perlakuan
pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu
4 Pertumbuhan jumlah anakan tanaman ganyong dengan perlakuan
pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu
5 Pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong dengan perlakuan
pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu

5
6
7
7
8

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tangkai
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah anakan
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap berat umbi
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap panjang tangkai
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah daun
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah anakan
Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap berat umbi
Hasil uji Duncan tinggi tanaman dengan perlakuan pupuk NPK
Riwayat hidup

11
11
11
11
11
11
11
12
12
12
12
13

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah ketahanan pangan di Indonesia saat ini telah menjadi isu global
yang diperbincangkan banyak pihak. Masalah tersebut dapat terjadi karena
semakin tingginya laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi oleh
ketersediaan bahan pangan. Terbatasnya konversi lahan hutan menjadi areal
pertanian dalam rangka pemenuhan sumberdaya pangan mengakibatkan
kelangkaan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Agroforestri
merupakan salah satu sistem penggunaan lahan yang dapat ditawarkan untuk
mengatasi masalah pangan. Adanya sistem agroforestri yang telah berkembang
saat ini dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi masalah penyempitan
lahan hutan yang telah dialih-fungsikan. Hairiah et al. (2003) menyatakan bahwa
manfaat dari agroforestri ialah mengombinasikan keuntungan dari tanaman
pertanian (terjaminnya hasil tanaman pangan) dan keuntungan kehutanan
(mengurangi erosi dan menjaga kesuburan tanah) dalam ruang dan waktu yang
sama.
Beberapa lahan hutan yang masih tersisa dapat dimanfaatkan untuk
mengatasi masalah ketahanan pangan tersebut, salah satunya dengan
memanfaatkan lahan hutan rakyat melalui penanaman ganyong merah yang
mempunyai beberapa manfaat berguna. Ganyong merah adalah tanaman yang
cukup potensial sebagai sumber karbohidrat. Selain digunakan untuk
penganekaragaman menu rakyat, ganyong juga mempunyai aspek yang penting
sebagai bahan dasar industri. Umbi ganyong mengandung 12–33% pati (Suhartini
dan Hadiatmi 2010), kadar pati yang tinggi pada umbi ganyong dapat dijadikan
bahan baku industri seperti sirup glukosa dan alkohol (Putri dan Sukandar 2008).
Umbi ganyong dipercaya sebagai obat tradisional yang berkhasiat dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti antipiretik, diuretik, hipertensi, maag
dan panas dalam (Prohati 2010 dalam Santi 2010).
Ganyong merupakan tanaman umbi-umbian yang termasuk famili
Cannaceae. Umbi disini adalah rhizoma yang merupakan batang yang tinggal di
dalam tanah. Ganyong dikenal dengan banyak nama daerah antara lain buah
tasbih, ganyal, ganyol atau sinetra, sedangkan nama asingnya adalah queensland
arrowroot atau edible canna (Matoa 2011).

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk
NPK dan kompos terhadap pertumbuhan tanaman ganyong di bawah tegakan
sengon.

2

Manfaat
Informasi mengenai penggunaan pupuk kompos dan NPK terhadap
penanaman ganyong yang ditanam di bawah tegakan sengon diharapkan dapat
membantu masyarakat luas dalam mengembangkan budidaya ganyong di bawah
tegakan sengon. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan sebagai
referensi bagi pihak-pihak yang membutuhkan infomasi tambahan mengenai
tanaman ganyong.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu
Penelitian dilakukan di bawah tegakan sengon yang berada di Jalan Lingkar
Perwira, Dramaga, Bogor. Waktu penelitian dimulai pada bulan Februari sampai
dengan Juli 2013.

Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, sabit,
timbangan, meteran, ember, alat tulis dan kamera. Bahan yang digunakan adalah
umbi ganyong merah yang bertunas, pupuk kompos, pupuk NPK dan lahan
tegakan sengon.

Metode Kerja
Kegiatan penelitian dimulai dengan menentukan lokasi yaitu di bawah
tegakan sengon yang berusia ± 1 tahun dengan jarak tanam 1 m x 1 m. Umbi
ganyong merah yang digunakan adalah umbi yang telah mencapai ukuran normal
dan mengandung 1–2 mata tunas sehat. Penanaman dilakukan pada satu lokasi
dengan dua perlakuan media yang berbeda. Perlakuan pertama adalah tanaman
ganyong yang diberi pupuk NPK dengan empat dosis pupuk berbeda, yaitu dosis
pupuk 0 g (kontrol), 1.5 g, 3 g dan 6 g, sedangkan perlakuan kedua adalah
tanaman ganyong yang diberi pupuk kompos dengan empat dosis pupuk berbeda,
yaitu dosis pupuk 0 g (kontrol), 50 g, 100 g dan 200 g.
Tahapan kerja yang dilakukan adalah (1) persiapan lahan dan pembuatan
lubang tanam, yaitu dimulai dengan membersihkan tanaman liar dan gulma,
kemudian tanah digemburkan dan digali dengan kedalaman ± 15 cm dengan jarak
tanam 50 cm x 50 cm. (2) Penanaman yaitu tahap berikutnya setelah lubang tanam
telah siap dan telah diberi pupuk, kemudian ditanam satu bibit umbi ganyong
yang telah bertunas setelah itu lubang tanam ditutup dengan tanah. (3) Kegiatan
pemeliharaan adalah kegiatan yang terdiri dari penyiraman, pendangiran dan
pemupukan. Kegiatan penyiraman selama penelitian tidak dilakukan karena

3

penelitian dilakukan saat musim hujan. Pendangiran dilakukan dua minggu sekali
dan kegiatan pemupukan dilakukan pada awal penanaman dengan dosis yang
ditentukan dan diberi pupuk kembali pada bulan ke-3 setelah penanaman dengan
dosis yang sama seperti awal pemupukan.
Kegiatan selanjutnya adalah (4) pengamatan yang terdiri dari pengukuran
dan pengambilan data selama 4 bulan (16 minggu). Pengamatan yang dilakukan
berupa pengamatan vegetatif satu minggu sekali dan pengamatan destruktif/panen.
Pengamatan vegetatif meliputi: (a) pengukuran tinggi tanaman yang diukur dari
pangkal batang hingga ujung percabangan daun, (b) selanjutnya pengukuran
panjang tangkai daun yang dilakukan dengan mengukur tangkai daun terpanjang
dari pangkal sampai ujung tangkai daun tanaman induk, (c) kemudian pengamatan
jumlah daun yang diamati dengan menghitung jumlah daun yang sudah terbuka
atau tidak dalam keadaan kuncup dan berasal dari tanaman induk serta pada
anakan ganyong, dan (d) pengamatan jumlah anakan dengan menghitung jumlah
anakan yang tumbuh di sekitar tanaman induk. Pada akhir waktu panen dilakukan
pengamatan destruktif/panen berupa data berat basah umbi yang diukur
menggunakan timbangan dengan ketelitian 0.01 g.

Analisis Data
Analisis Pengaruh Dosis Pupuk terhadap Pertumbuhan Ganyong
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan masing-masing perlakuan
mempunyai 4 dosis yang berbeda, masing-masing dosis diulang sebanyak 5 kali.
Perlakuan yang digunakan adalah pemberian pupuk NPK dan pupuk Kompos.
Tabel 1 Dosis perlakuan dengan pupuk NPK dan kompos
Pupuk Kompos (g)
Pupuk NPK (g)
0.0
0
1.5
50
3.0
100
6.0
200
Model persamaan umum rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Yij = µ + τi + ɛij
Yij
= Nilai pengamatan pada perlakuan pupuk ke-i dan ulangan ke-j
µ
= Nilai rata-rata umum
τi
= Pengaruh perlakuan pupuk pada dosis ke-i
ɛij
= Pengaruh acak pada perlakuan pupuk dengan dosis ke-i dan ulangan ke-j
Bentuk hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0
= Perlakuan tidak berpengaruh terhadap parameter yang diamati
H1
= Perlakuan berpengaruh terhadap parameter yang diamati
Jika nilai p ≤ α, tolak H0 pada tingkat nyata α
Jika nilai p > α, terima H0 pada tingkat nyata α
Untuk mengetahui pengaruh faktor tunggal terhadap pertumbuhan ganyong
merah maka dilakukan uji F. Apabila sidik ragam memberikan hasil nyata,
selanjutnya dilakukan uji Duncan untuk mengetahui beda antar perlakuan.

4

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 17.0 (Statistical Package
for the Social Sciences version 17.0).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanaman ganyong merah termasuk famili Cannaceae, genus Canna dari
kelompok ubi-ubian. Tumbuhan ini berbentuk herba berumpun dan bersifat
perennial (Segeren dan Maas 1971). Tanaman ini dapat tumbuh di segala jenis
tanah dan suhu udara serta tahan terhadap naungan, meskipun demikian ganyong
tidak tahan tumbuh di tempat yang terbuka dengan angin yang kuat karena
mempunyai batang yang rapuh dan tidak tahan terhadap hembusan angin (Lingga
1986). Naungan dapat mengurangi intensitas cahaya sekitar 30–40%, mengurangi
kecepatan angin, mengurangi laju evapotranspirasi pada kanopi di bawahnya dan
dapat meningkatkan ketersediaan air tanah bagi tanaman (Taiz dan Zeiger 1991).
Keberadaan naungan mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk pada lahan
bawah tegakan pohon yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap iklim
mikro.
Indonesia mengenal dua varietas ganyong, yaitu ganyong merah dan
ganyong putih. Ganyong merah ditandai dengan warna batang, daun, dan
pelepahnya yang berwarna merah atau ungu, sedangkan ganyong putih ditandai
dengan warna batang, daun, dan pelepah berwarna hijau dan sisik umbinya yang
kecokelatan. Kedua varietas tersebut memiliki beberapa perbedaan, yaitu:
ganyong merah memiliki batang lebih besar, tahan terhadap sinar matahari, tahan
terhadap kekeringan, sulit menghasilkan biji, hasil umbi basah lebih besar tetapi
kadar patinya rendah dan umbi lazim dimakan segar atau direbus. Sedangkan
ganyong putih mempunyai ukuran lebih kecil dan lebih pendek, tidak tahan
terhadap sinar matahari tetapi tahan terhadap kekeringan, lebih banyak
menghasilkan biji dan bisa diperbanyak menjadi anakan tanaman, selain itu hasil
umbi basah lebih kecil tetapi kadar patinya tinggi dan hanya lazim untuk diambil
patinya (Rodiahwati dan Purwadaria 2011). Ganyong dapat dimanfaatkan sebagai
sayur atau digunakan untuk diambil patinya. Pucuk daun dan tangkai daunnya
dapat pula digunakan sebagai pakan ternak (Ronoprawiro 1993).
Tabel 2 Rekapitulasi hasil sidik ragam pertumbuhan tanaman ganyong
Jenis Pupuk
Parameter
F-hitung
Tinggi tanaman
0.014*
Panjang tangkai
0.384tn
NPK
Jumlah daun
0.761tn
Jumlah anakan
0.291tn
Berat umbi
0.224tn
Tinggi tanaman
0.112tn
Panjang tangkai
0.482tn
Kompos
Jumlah daun
0.394tn
Jumlah anakan
0.495tn
Berat umbi
0.285tn
tn= tidak berpengaruh nyata; *= berpengaruh nyata; (p < 0,05).

5

Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 1 dan 6), perlakuan
tunggal dosis pupuk NPK berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman,
sedangkan pada tanaman ganyong yang diberi perlakuan pupuk kompos
menunjukkan bahwa, perlakuan tunggal dosis pupuk tidak berpengaruh nyata
terhadap parameter pertumbuhan. Berikut hasil dari masing-masing parameter,
yaitu:
Tinggi Tanaman
Parameter tinggi tanaman yang diberi perlakuan pupuk NPK menunjukkan
hasil sidik ragam yang berpengaruh nyata pada selang kepercayaan 95%,
sedangkan tinggi tanaman yang diberi perlakuan pupuk kompos menunjukkan
pengaruh yang tidak berbeda nyata. Berdasarkan uji lanjut Duncan, ganyong yang
diberi pupuk NPK dengan dosis 6 g merupakan dosis pupuk terbaik untuk
pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan ketiga dosis lainnya (Tabel 3,
Lampiran 11).
Tabel 3 Uji Duncan pengaruh dosis pupuk NPK terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman ganyong
Jenis pupuk
NPK

Dosis (g)
0.0
1.5
3.0
6.0

Tinggi tanaman (cm)
121.8 b
111.5 b
95.0 b
141.7 a

a

Angka-angka pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5% (uji selang berganda Duncan).

Gambar 1 memperlihatkan bahwa ganyong yang diberi perlakuan pupuk
NPK dan kompos sama-sama menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat
tiap minggunya, tetapi pertumbuhan ganyong dengan perlakuan pupuk NPK
menunjukkan rata-rata yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk
kompos yang rataannya tidak terlalu jauh berbeda. Selain itu, pada Gambar 1
dapat dilihat di minggu ke-6 mengalami penurunan tinggi tanaman, baik ganyong

Gambar 1 Pertumbuhan tinggi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk NPK
dan kompos selama 16 minggu
yang diberi perlakuan NPK maupun kompos. Hal tersebut disebabkan pada waktu
pengamatan, di minggu ke-5 lahan yang menjadi tempat penelitian terkena banjir
sehingga lumpur yang terbawa oleh air menggenangi tanah yang ditanami
tanaman ganyong dan menyebabkan naiknya permukaan tanah. Naiknya
permukaan tanah tersebut mengakibatkan turunnya tinggi tanaman pada saat

6

pengukuran di minggu ke-6, kemudian pada minggu berikutnya pertumbuhan
ganyong kembali normal seperti semula.
Perlakuan dosis pupuk NPK 6 g memiliki rataan paling tinggi untuk
pertumbuhan tinggi tanaman dibandingkan dengan dosis pupuk lainnya. Pupuk
NPK merupakan pupuk majemuk yang tidak hanya mengandung dua unsur saja
tapi tiga unsur sekaligus yang merupakan gabungan dari pupuk tunggal N, P dan
K (Lingga 1998). Peran utama nitrogen bagi tanaman ialah untuk merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan khususnya batang, cabang, dan daun.
Selain itu nitrogen juga berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang
berguna dalam proses fotosintesis (Lingga 1998), karena adanya unsur nitrogen
tersebut tanaman yang diberi dosis pupuk NPK paling besar memiliki
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya.
Panjang Tangkai
Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 2 dan 7), perlakuan dosis
pupuk NPK maupun kompos tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan

Gambar 2 Pertumbuhan panjang tangkai tanaman ganyong dengan perlakuan
pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu
panjang tangkai tanaman ganyong pada selang kepercayaan 95%, sehingga tidak
bisa diuji lanjut menggunakan uji Duncan. Gambar 2 menunjukkan di tiap
minggunya tanaman ganyong memiliki perubahan panjang tangkai yang tidak
jauh berbeda di antara perlakuan pupuk NPK maupun kompos. Rataan panjang
tangkai yang dimiliki tanaman ganyong dengan masing-masing perlakuan
mempunyai rataan yang hampir sama. Hal tersebut menunjukkan bahwa dosis
pupuk tidak mempengaruhi pertumbuhan panjang tangkai tanaman ganyong.
Jumlah daun
Pada waktu pengamatan, banyak daun mengalami penurunan jumlah yang
disebabkan oleh hama berupa belalang yang memakan sisi daun sehingga
beberapa daun yang diamati mengalami kematian dan proses fotosintesis pada
daun tersebut terganggu. Perlakuan pupuk NPK dan kompos tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan jumlah daun. Pada Gambar 3
dapat dilihat tanaman ganyong yang diberi perlakuan pupuk kompos memiliki
rataan jumlah daun yang lebih kecil pada minggu awal setelah tanam
dibandingkan dengan ganyong yang diberi perlakuan pupuk NPK, meskipun
seperti itu rata-rata yang dihasilkan dari pengamatan jumlah daun pada akhir
pengamatan memiliki jumlah daun yang kurang lebih sama.

7

Gambar 3 Pertumbuhan jumlah daun tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk
NPK dan kompos selama 16 minggu
Jumlah anakan
Hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 4 dan 9) menyatakan bahwa dosis
pupuk NPK dan kompos tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan jumlah
anakan tanaman ganyong. Pada Gambar 4 dapat dilihat pertumbuhan jumlah

Gambar 4 Pertumbuhan jumlah anakan tanaman ganyong dengan perlakuan
pupuk NPK dan kompos selama 16 minggu
anakan tanaman ganyong selama 16 minggu. Jumlah anakan yang dihasilkan oleh
tanaman ganyong hanya berkisar 1–2 anakan hingga akhir pengamatan. Hal
tersebut dapat disebabkan waktu penanaman hingga pengamatan berakhir
dilakukan pada musim hujan.
Menurut IKAPI (1991) pada saat musim hujan tanaman terlihat kerdil dan
berbuah sedikit atau bahkan tidak berbuah sama sekali. Hal tersebut disebabkan
akar tanaman tidak dapat menyerap zat hara dalam tanah karena larut oleh air
hujan, sehingga pada tanaman ganyong juga menyebabkan sedikitnya jumlah
anakan yang dihasilkan dikarenakan pengamatan dilakukan pada musim hujan.
Berat Umbi
Berdasarkan hasil sidik ragam (Tabel 2, Lampiran 5 dan 10), perlakuan
dosis pupuk tidak memberikan pengaruh nyata pada selang kepercayaan 95%
terhadap berat umbi ganyong yang ditanam di bawah tegakan sengon. Hal tersebut
sesuai dengan yang dinyatakan Wijayanto dan Azis (2013) bahwa pengaruh
naungan sengon tidak berpengaruh nyata terhadap hasil berat umbi basah ganyong
putih. Diagram rata-rata pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong (Gambar 5)

8

menunjukkan hasil bobot umbi dari masing-masing perlakuan dengan dosis yang
berbeda.
Rata-rata yang dihasilkan tanaman ganyong selama 4 bulan penanaman
menunjukkan hasil bobot umbi yang kecil, hal tersebut dapat disebabkan umbi
ganyong yang biasa dipanen pada umur 6–8 bulan. Di Queensland, umbi ganyong
dipanen pada umur 6–10 bulan, sedangkan pemanenan di Hawaii dilakukan pada
umbi berumur 8 bulan (Kay 1973).
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2008) menyatakan bahwa apabila
pemupukan dilakukan secara bertahap sebaiknya diberikan sebanyak 2 kali
pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan bersamaan dengan penanaman bibit
sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman berbunga atau pada
saat tanaman berumur kurang lebih 3 atau 4 bulan, karena pada saat itu tanaman
mulai membentuk umbi sehingga sangat membutuhkan banyak zat makanan.

Gambar 5 Pertumbuhan berat umbi tanaman ganyong dengan perlakuan pupuk
NPK dan kompos selama 16 minggu
Tanaman ganyong toleran di tanah yang lembab serta dapat tumbuh di
dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 2500 m dpl (Sastrapradja et
al. 1977). Ganyong juga tumbuh baik pada daerah dengan distribusi curah hujan
1000–1200 mm/tahun. Tanaman ini juga toleran terhadap kelebihan kadar air
(tetapi tidak tahan jenuh air) dan naungan (Sukarsa 2010).
Tanaman ganyong dalam penelitian dikombinasikan dengan pohon
sengon, karena pohon sengon memiliki karakteristik tajuk yang ringan sehingga
lahan di bawah tegakan sengon mempunyai potensi untuk pengembangan tanaman
pangan (Wijayanto dan Pratiwi 2011), jenis tanaman ganyong merah bisa menjadi
salah satu jenis tanaman yang dapat dikembangkan di bawah tegakan hutan dalam
bentuk agroforestri. Kemenristek (2002) menjelaskan bahwa sistem perakaran
sengon banyak mengandung nodul akar sebagai hasil simbiosis dengan bakteri
rhizobium. Keberadaan nodul akar dapat membantu porositas tanah dan
penyediaan unsur nitrogen dalam tanah, dengan demikian pohon sengon dapat
membuat tanah di sekitarnya menjadi lebih subur. Kondisi tanah seperti itu dapat
ditanami dengan tanaman pangan sehingga mampu meningkatkan pendapatan
petani penggarap.

9

SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Dosis pupuk NPK 6 g berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman ganyong merah di bawah tegakan sengon, sedangkan dosis pupuk NPK
dan kompos lainnya tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman
ganyong merah di bawah tegakan sengon.

SARAN
Perlu diadakan penelitian pertumbuhan tanaman ganyong dengan dosis
pupuk yang lebih besar hingga waktu panen (6–10 bulan). Selain itu, area yang
digunakan sebagai lokasi penelitian sebaiknya diberi batas pengamanan yang jelas
untuk mengurangi gangguan dari lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2008. Budidaya Garut [Internet]. [Waktu
pembaharuan 17 Mar 2013]. [diunduh 2013 Sep 17]. Tersedia pada:
http://ditjentan.deptan.go.id
Hairiah K, Sardjono MA, Sabarnurdin S. 2003. Pengantar Agroforestri. Bogor
(ID): World Agroforestry Centre Pr.
[IKAPI] Ikatan Penerbit Indonesia. 1991. Dasar-dasar Bercocok Tanam.
Yogyakarta (ID): Kanisius.
Kay DE. 1973. Root Crops. London (GB): The Tropical Products Institute, The
Foreign and Common Wealth Office.
[Kemenristek] Kementerian Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
2002. Teknologi Perkayuan Mengantisipasi Lenyapnya Hutan [Internet].
[Waktu pembaharuan 22 Feb 2010]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada:
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/477/print
Lingga P. 1986. Bertanam Ubi-ubian. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.
Matoa. 2011. Ganyong: Alternatif Pangan Lokal dan Obat Tradisional [Internet].
[Waktu pembaharuan 20 Jan 2010]. [diunduh 2013 Sep 10]. Tersedia pada:
http://matoa.org/?p=230
Putri LSE, Sukandar D. 2008. Konvers ganyong pati (Canna edulis Ker) menjadi
ethanol melalui hidrolisis asam dan fermentasi. Biodiversitas 9(2):112-116.
Rodiahwati W dan Purwadaria HK. 2011. Mutu tepung dan bubur instan ganyong
(Canna edulis Ker.) hasil pengeringan drum [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.

10

Ronoprawiro S. 1993. Produksi Sayur-sayuran di Daerah Tropik. Yogyakarta
(ID): Gadjah Mada University Pr.
Santi SA. 2010. Studi keragaman ganyong (Canna edulis Ker.) di wilayah eks
Karesidenan Surakarta berdasarkan ciri morfologi dan pola pita isozim
[skripsi]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.
Sastrapradja S, Niniek WS, Sarkat D, Rukmini S. 1977. Ubi-ubian. Jakarta (ID):
Balai Pustaka.
Segeren W, Maas PJM. 1971. The genus Canna in Northern South Amerika. Acta
Bot. 20(6):663-680.
Suhartini T, Hadiatmi. 2010. Keragaman Karakter Morfologi Tanaman Ganyong.
Bogor (ID): Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan
Sumberdaya Genetik Pertanian.
Sukarsa E. 2010. Tanaman Ganyong [Internet]. [Waktu pembaharuan 16 Apr
2012]. [diunduh 2013 Sep 09]. Tersedia pada: http://www.bbp2_lembang.info
Taiz L, Zeiger E. 1991. Plant Physiology. California (US): The Benjamin
Cummings.
Wijayanto N, Pratiwi E. 2011. Pengaruh naungan dari tegakan sengon
(Paraserianthes falcataria L.) terhadap pertumbuhan tanaman porang
(Amorphophallus onchophyllus). Jurnal Silvikultur Tropika 2(1):46-51.
Wijayanto N, Azis SN. 2013. Pengaruh naungan sengon (Falcataria moluccana
L.) dan pemupukan terhadap pertumbuhan ganyong putih (Canna edulis Ker.).
Jurnal Silvikultur Tropika 4(2):62-6

11

Lampiran 1 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap tinggi tanaman
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
5731.900
1910.633
4.802
0.014*
Galat
16
6366.600
397.913
Total
19
12098.500
* = berpengaruh nyata pada taraf 95%.

Lampiran 2 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap panjang tangkai
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
22.100
7.367
1.084
0.384tn
Galat
16
108.700
6.794
Total
19
130.800
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 3 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah daun
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
20.950
6.983
0.391
0.761tn
Galat
16
286.000
17.875
Total
19
306.950
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 4 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap jumlah anakan
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
2.550
0.850
1.360
0.291tn
Galat
16
10.000
0.625
Total
19
12.550
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 5 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk NPK terhadap berat umbi
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
73000.000
24333.333
1.622
0.224tn
Galat
16
240000.000
15000.000
Total
19
313000.000
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 6 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap tinggi tanaman
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
3740.838
1246.946
2.337
0.112tn
Galat
16
8537.300
533.581
Total
19
12278.138
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 7 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap panjang tangkai
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
24.700
8.233
0.860
0.482tn
Galat
16
153.100
9.569
Total
19
177.800
tn = tidak berpengaruh nyata.

12

Lampiran 8 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah daun
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
55.750
18.583
1.059
0.394tn
Galat
16
280.800
17.550
Total
19
336.550
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 9 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap jumlah anakan
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
1.750
0.583
0.833
0.495tn
Galat
16
11.200
0.700
Total
19
12.950
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 10 Sidik ragam pengaruh dosis pupuk kompos terhadap berat umbi
Sumber
Db
JK
KT
F-Hit
Pr > F
Perlakuan
3
37000.000 12333.333
1.380
0.285tn
Galat
16
143000.000 8937.500
Total
19
180000.000
tn = tidak berpengaruh nyata.

Lampiran 11 Hasil uji Duncan tinggi tanaman dengan perlakuan pupuk NPK
Rata-rata dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata
Pengelompokan Duncan
Rata-rata
N
Dosis pupuk (g)
A
141.7
5
6.0
B
121.8
5
0.0
B
111.5
5
1.5
B
95.0
5
3.0

13

Lampiran 12 Riwayat hidup

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 Januari 1992 sebagai anak
ketiga dari tiga bersaudara, pasangan Ajat Sudrajat dan Rina Mardiana. Pada
tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 106 Jakarta Timur, pada tahun yang
sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Ujian
Talenta Mandiri IPB (UTMI). Setelah melewati setahun menduduki bangku
perkuliahan di Tingkat Persiapan Bersama (TPB), penulis kemudian terdaftar
sebagai mahasiswi Mayor Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan. Tahun
2012, penulis mengambil minat studi di bidang agroforestri.
Penulis aktif di organisasi kemahasiswaan, yaitu anggota divisi Informasi
dan Komunikasi pada Himpunan Profesi Tree Grower Communtity (TGC)
Silvikultur. Penulis juga pernah menjadi anggota Publikasi Dekorasi dan
Dokumentasi (PDD) pada kepanitiaan Masa Perkenalan Departemen (MPD)
Silvikultur pada tahun 2011.
Selama berkuliah di Institut Pertanian Bogor, penulis telah mengikuti
Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) jalur Sancang Timur-Papandayan
pada tahun 2011, Praktek Pengelolaan Hutan (PPH) pada tahun 2012 di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW) dan Praktek Kerja Profesi (PKP) di
Persemaian Permanen Cimanggis, BPTH Jawa-Madura pada tahun 2013.
Untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan IPB, penulis menyelesaikan
penelitian sebagai tugas akhir dan skripsi dengan judul Pengaruh Dosis Pupuk
NPK dan Kompos Terhadap Tanaman Ganyong Merah (Canna edulis Ker.) di
Bawah Tegakan Sengon (Falcataria moluccana Miq.) dibimbing oleh Prof Dr Ir
Nurheni Wijayanto, MS.

Dokumen yang terkait

PENGARUH DOSIS LIMBAH SARI KERING INDUSTRI DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI SENGON (Paraserianthes falcataria (L) Nielson)

0 5 1

Pengaruh Komposisi Media dan Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

1 15 72

Produksi dan Karakterisasi Sohun dari Pati Ganyong (Canna Edulis Ker)

5 50 103

Pengaruh Naungan Sengon (Falcataria moluccana L.) dan Pemupukan terhadap Pertumbuhan Ganyong Putih (Canna edulis Ker.)

2 5 29

PENGARUH SUBTITUSI PATI GANYONG (Canna edulis ker) TERHADAP TEKSTUR, KOMPOSISI PROKSIMAT DAN Pengaruh Substitusi Pati Ganyong (Canna edulis ker) terhadap Tekstur, Komposisi Proksimat dan Daya Terima pada Pembuatan Dodol.

0 2 16

PENGARUH SUBTITUSI PATI GANYONG (Canna edulis ker) TERHADAP TEKSTUR, KOMPOSISI PROKSIMAT DAN Pengaruh Substitusi Pati Ganyong (Canna edulis ker) terhadap Tekstur, Komposisi Proksimat dan Daya Terima pada Pembuatan Dodol.

0 2 18

KAJIAN POPULASI TANAMAN DAN PENGGUNAAN PUPUK KANDANG PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL GANYONG (Canna edulis Ker )

0 8 40

PENDAHULUAN PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN DOSIS RAGI TERHADAP KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI SARI UMBI GANYONG (Canna edulis. Ker).

0 0 5

TINJAUAN PUSTAKA PENGARUH WAKTU FERMENTASI DAN DOSIS RAGI TERHADAP KADAR ALKOHOL HASIL FERMENTASI SARI UMBI GANYONG (Canna edulis. Ker).

1 0 21

Respon Pertumbuhan Tanaman Ganyong Merah (Canna edulis Ker) terhadap Pemberian Pupuk Nitrogen dan Kalium Growth Response of Ganyong (Canna edulis Ker) Against the Granting of Nitrogen and Kalium

0 0 6