Larangan Pertentangan UMUM 1. Lingkup

4. Larangan Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme KKN, Penyalah- gunaan wewenang serta Penipuan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut: a. berusaha mempengaruhi anggota Pokja P2BJ dalam bentuk dan cara apapun, untuk memenuhi keinginan peserta yang bertentangan dengan Dokumen Pengadaan, danatau peraturan perundang-undangan; b. melakukan persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur hasil pelelangan sehingga mengurangi menghambat memperkecil meniadakan persaingan yang sehat danatau merugikan pihak lain; danatau Indikasi persekongkolan antar peserta memenuhi sekurang-kurangnya 2 dua indikasi di bawah ini : a. Terdapat kesamaan dalam Dokumen Penawaran, antara lain pada: metode kerja, bahan, alat, analisa pendekatan teknis, koefisien, harga satuan dasar upah, bahan dan alat, harga satuan pekerjaan, dan atau spesifkasi teknisbarang yang ditawarkan merktipejenis dan atau dukungan teknis; b. Seluruh penawaran dari peserta mendekati HPS; c. Adanya keikutsertaan beberapa Penyedia BarangJasa yang berada dalam 1 satu kendali; atau d. Adanya kesamaankesalahan isi dokumen penawaran, antara lain kesamaan kesalahan pengetikan, susunan, dan format penulisan. c. membuat danatau menyampaikan dokumen danatau keterangan lain yang tidak benar untuk memenuhi persyaratan dalam Dokumen Pengadaan ini. 4.2 Peserta yang menurut penilaian Pokja P2BJ terbukti melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada angka 4.1 dikenakan sanksi sebagai berikut: a. sanksi administratif, seperti digugurkan dari proses pemilihan langsung atau pembatalan penetapan pemenang; b. sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; c. gugatan secara perdata; danatau d. pelaporan secara pidana kepada pihak berwenang. 4.3 Pengenaan Sanksi dilaporkan oleh Pokja ULP kepada PAKPA.

5. Larangan Pertentangan

Kepentingan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, dilarang memilikimelakukan peran ganda atau terafiliasi. 5.2 Para pihak dalam melaksanakan tugas, fungsi dan perannya, menghindari dan mencegah pertentangan kepentingan para pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. 5.3 Pertentangan kepentingan sebagaimana dimaksud pada angka 5.2 antara lain meliputi: a. dalam suatu badan usaha, anggota direksi atau dewan komisaris merangkap sebagai anggota direksi atau dewan komisaris pada badan usaha lainnya yang menjadi peserta pada Pelelangan yang sama; b. dalam Pekerjaan Konstruksi, konsultan perencanapengawas bertindak sebagai pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang direncanakannyadiawasinya, kecuali dalam pelaksanaan Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi; c. konsultan manajemen konstruksi berperan sebagai Konsultan Perencana danatau Konsultan Pengawas; d. pengurus koperasi pegawai dalam suatu KLDI atau anak perusahaan pada BUMNBUMD yang mengikuti Pengadaan dan bersaing dengan perusahaan lainnya, merangkap sebagai anggota Pokja P2BJ atau pejabat yang berwenang menetapkan pemenang Pelelangan; e. PA, KPA, PPK, anggota Pokja P2BJ danatau pejabat lain yang berwenang, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau menjalankan perusahaan peserta; Catatan: Yang dimaksud pejabat lain yang berwenang adalah pegawai negeri atau penyelenggara negara, dengan ketentuan sebagai berikut: 1 Yang dimaksud Pegawai Negeri meliputi: a pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Kepegawaian; b pegawai negeri sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana; c orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah; d orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah; atau e orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat. 2 Yang dimaksud Penyelenggara Negara meliputi: a Pejabat Negara pada Lembaga Tertinggi Negara; b Pejabat Negara pada Lembaga Tinggi Negara; c Menteri; d Gubernur; e Hakim; f Pejabat negara yang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; dan g Pejabat lain yang memiliki fungsi strategis dalam kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. f. hubungan antara 2 dua perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung oleh pihak yang sama yaitu lebih dari 50 lima puluh perseratus pemegang saham danatau salah satu pengurusnya sama. 5.4 Pegawai KLDI dilarang menjadi peserta kecuali cuti diluar tanggungan KLDI.

6. Pendayagunaa n Produksi