ISSN : 2407-4322 sistem informasi akademik antara lain formulir registrasi ulang, formulir rencana studi, kartu
62 ISSN : 2407-4322 sistem informasi akademik antara lain formulir registrasi ulang, formulir rencana studi, kartu
studi mahasiswa, formulir pendaftaran tugas akhir/skripsi, transkrip nilai dan ijazah.
3.2 Hasil Pengukuran Kematangan Domain DS Hasil pengukuran Maturity Level didapatkan dari jawaban kuesioner dari responden
yang merupakan pemangku kepentingan. Nilai indeks kematangan (index maturity/IM) untuk masing-masing objek hasil penelitian dihitung dengan persamaan IM:
Dengan range indeks penilaian tingkat kematangan 0 - 0.50 = Non-Existent, 0.51 – 1.50 = Initial, 1.51 – 2.50 = Repeatable, 2.51 – 3.50 = Define, 3.51 – 4.50 = Managed and Measurable, 4.51 – 5.00 = optimised.
Melalui hasil pengukuran tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi ini selain akan diketahui penilaian tentang kondisi saat ini juga dapat mengetahui kondisi tata kelola teknologi informasi yang diharapkan seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Pengukuran tingkat maturity
Maturity Level No
Domain Control Proces Current
Expected
Mendefinisikan dan mengelola tingkat
Mengelola layanan pihak ketiga
3 DS3
Mengelola kinerja dan kapasitas
4 DS4
Memastikan layanan yang berkelanjutan
5 DS5
Memastikan keamanan sistem
Mengidentifikasi dan mengalokasikan
Mendidik dan melatih pengguna
8 DS8
Mengelola service desk dan insiden
9 DS9
Mengelola konfigurasi
10 DS10
Mengelola permasalahan
11 DS11 Mengelola data 2,56 4,12
12 DS12
Mengelola lingkungan fisik
13 DS13
Mengelola operasi
3.3 Rekomendasi Tata Kelola TI Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner didapatkan kondisi saat ini pengelolaan
TI pada Domain DS di STIE MDP rata – rata 2,73 dan berada pada tingkat 3-Define sedangkan kondisi kematangan yang diharapkan oleh pemangku kepentingan STIE berada pada rata – rata level 3,9 yaitu Managed and Measurable. Perbedaan (gap) antara kondisi tingkat kematangan proses-proses TI yang berjalan pada saat ini dan kondisi target tingkat kematangan proses TI yang diharapkan memerlukan sebuah proses penyetaraan untuk menutup gap yang terjadi dari tingkat kematangan proses saat ini (current maturity level) dengan kondisi ideal tingkat kematangan proses yang diinginkan (target maturity level). Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang diberikan khususnya kepada domain yang memiliki level kematangan terkecil yaitu DS5 dan DS11.
JCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page –end_page
Jatisi, Vol. 2 No. 1 September 2015 63
3.3.1 Rekomendasi DS 5 Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang diberikan untuk mencapai level
kematangan yang diharapkan antara lain :
a. Harus melakukan pengelolaan keamanan teknologi informasi di tingkat organisasi yang sesuai agar tindakan pengelolaan keamanan selaras dengan kebutuhan bisnis.
b. Membuat kebijakan dan pelaksanaan keamanan dilengkapi dengan dasar keamanan spesifik rencana keamanan teknologi informasi.
c. Melakukan analisis dampak dan resiko keamanan TI dilakukan secara konsisten.
d. Melakukan koordinasi dan komunikasi ke seluruh organisasi mengenai kebutuhan bagi keamanan sistem secara utuh.
e. Membuat pelaporan keamanan TI dihubungkan dengan tujuan bisnis.
3.3.2 Rekomendasi DS 11 Berikut ini adalah beberapa rekomendasi yang diberikan untuk DS11 mencapai level
kematangan yang diharapkan antara lain :
a. Melakukan sosialisasi kebutuhan bagi manajemen data secara utuh dan tindakan yang diperlukan di organisasi.
b. Mengadakan forum internal perusahaan untuk dapat mencari solusi bersama atas permasalahan yang timbul dalam pengelolaan data secara berkala.
c. Membuat prosedur-prosedur secara lengkap pada proses pengelolaan data yang mengacu pada standar, yang menerapkan internal best-practice, diformalkan dan disosialisasikan secara luas serta dilakukan sharing knowledge.
d. Melakukan pelatihan formal terhadap staf terkait manajemen data dilakukan sesuai dengan rencana dan sharing pengetahuan dilakukan serta membuat tanggungjawab dan kepemilikan pada manajemen data didefinisikan secara jelas, ditetapkan dan dikomunikasikan dalam organisasi.
e. Menerapkan budaya untuk memberikan penghargaan sebagai upaya memotivasi peran ini.