Tegangan dan Regangan
15.1. Tegangan dan Regangan
Tegangan adalah gaya yang mengenai bahan pada setiap satuan luas. Secara umum, tegangan dijabarkan menjadi tegangan normal (tarik/ tekan) dan tegangan geser.
Gambar 15.1 Tegangan normal dan tegangan geser
Teknik Perbaikan Bodi
Untuk mencari besarnya tegangan digunakan rumus: σ=Fn / A
(untuk tegangan normal) τ= Fp / A
(untuk tegangan geser) Dimana A adalah luas permukaan yang terkena gaya Regangan adalah intensitas deformasi bahan menurut besar gaya
dan arahnya (perbandingan perubahan panjang terhadap panjang semula). Regangan dibagi menjadi 2, yaitu regangan linier dan regangan geser.
Gambar 15.2 Regangan linier dan regangan geser
Untuk mencari besarnya regangan digunakan rumus ∈ =∆L/L
(untuk regangan linier) γ=e/L
(untuk regangan geser)
Diagram Regangan-Tegangan
Diagram yang menggambarkan perubahan bentuk/ deformasi bahan dibawah pengaruh perubahan gaya.
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 15.3 Diagram regangan - tegangan Dari gambar di atas,dapat diinterpretasikan sebagai berikut: Batas proporsional (proportional limit), adalah tegangan terbesar dimana
suatu bahan dapat menahan beban tanpa kehilangan kesebandingan/ proporsionalitas menurut arah lurus diantara tegangan dan regangan (A).
Batas elastisitas (elastic limit), adalah tegangan terbesar bahan dmana bahan tersebut dapat menahan beban tanpa perubahan bentuk permanen (B).
Tegangan Hasil (yield stress), adalah tegangan pada tempat dimana mulai terjadi penambahan regangan tanpa adanya pertambahan tegangan.
Proof stress, adalah jumlah tegangan yang diperlukan untuk menimbulkan perubahan/ deformasi pendahuluan dalam spesimen dihitung menurut prosentase panjang semula.
Tegangan maksimum (ultimatum strength) adalah tegangan bahan dimana bahan tersebut mampu berkembang. Dalam praktiknya, UTS dihitung dengan memakai luas penampang mula-mula spesimen, atau disebut juga sebagai beban yang mematahkan bahan (C)
Deformasi plastis, adalah perubahan bentuk bahan permanen (permanent deformation) bila pengaruh beban ditiadakan.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai beberapa metode perbaikan bodi kendaraan, dimana dasar dari kerusakan ataupun langkah
Teknik Perbaikan Bodi
perbaikannya menggunakan prinsip-prinsip tegangan dan regangan tersebut.
Gambar 15.4 Kerusakan bodi akibat tabrakan Dalam proses pembuatan bodi kendaraan ataupun perbaikan bodi
kendaraan, diperlukan adanya beberapa perlakuan.
Gambar 15.5 Proses menekuk
Untuk memperkuat konstruksi dari bodi kendaraan, diperlukan suatu proses tertentu agar lembaran plat bisa menjadi keras/ kuat. Salah satu cara untuk pengerasan itu dengan cara ditekuk. Ada beberapa bodi kendaraan yang dibuat memiliki garis alur atau nut mengelilingi bodi. Ada cara yang lain dengan cara dipanaskan, atau dipalu secara berulang- ulang.
Teknik Bodi Otomotif
Gambar 15.6 Bagian tekukan memiliki konstruksi lebih kuat
Gambar 15.7 Bagian dilas dan kompresi akan menjadi kuat Demikian halnya bila terjadi tabrakan, bisa jadi plat akan menekuk
dan menyebabkan konstruksi menjadi kuat. Namun ada plat yang masih bisa kembali ke kondisi semula meski baru saja mengalami perubahan. Apabila lembaran plat ditekuk atau dibengkokkan (diberi tekanan) belum melebihi batas elastisitas, maka lembaran plat tadi masih bisa kembali ke bentuk semula setelah tekanan dihilangkan. Namun apabila telah melebihi batas elastisitas, berarti masuk pada tahap plastis sehingga tidak akan kembali ke bentuk semula. Hal ini memerlukan energi yang berlawanan arahnya untuk mengembalikan permukaan tersebut.
Metode yang akan digunakan untuk memperbaiki bodi kendaraan tergantung dari:
a. Kualitas pekerjaan yang diharapkan
b. Peralatan yang dimiliki
Teknik Perbaikan Bodi
c. Jenis kerusakan yang terjadi
d. Nilai/ harga dari kendaraan Untuk membuat pekerjaan perbaikan bodi dapat berhasil dengan
baik dan kerusakan tersebut bisa 100% pulih tentunya memerlukan peralatan yang cukup. Setelah itu, metode pengerjaan yang digunakan untuk perbaikan tersebut tentunya tidak hanya satu metode, melainkan gabungan dari berbagai metode untuk membuat bodi atau rangka kendaraan menjadi pulih. Jika kita hanya memerlukan kualitas pekerjaan tidak terlalu sempurna, kemungkinan satu atau dua meode saja cukup.
Metode yang akan digunakan dalam memperbaiki bodi/ rangka kendaraan sangat tergantung dari peralatan yang dimiliki. Namun demikian tentunya harus bisa mengoptimalkan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu teknisi perlu mengasah ketrampilan dalam mengaplikasikan salah satu metode perbaikan bodi kendaraan.
Semakin tinggi nilai kendaraan, misalnya mobil baru dan atau mahal maka diperlukan metode yang menggunakan peralatan perbaikan yang canggih dan tentunya juga banyak mengeluarkan biaya.Untuk kerusakan yang kecil, kemungkinan bisa diperbaiki dengan menggunakan satu metode saja, sedangkan jika kerusakannya besar, maka dimungkinkan perbaikan memerlukan berbagai metode.
Berikut ini kemudian akan dibahas beberapa teknik perbaikan bodi kendaraan: