BEBAN LAINNYA

28 BEBAN LAINNYA

31 Maret 2013

31 Maret 2012

Rp Beban administrasi bank

29 BEBAN EKSPLORASI DITANGGUHKAN Saldo beban eksplorasi ditangguhkan per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 terdiri dari :

31 Maret 2013

31 Desember 2012

Rp Area A (seluas 47,680 ha)

Rp

7.828.260.416 7.828.260.416 Area B (seluas 494,8 ha)

31.387.069.104 31.387.069.104 Jumlah

39.215.329.520 39.215.329.520 Penyisihan penurunan nilai

(30.014.449.408) (30.014.449.408) 9.200.880.112 9.200.880.112 Tambahan berjalan

5.266.000.000 - Pemulihan penyisihan penurunan nilai per 31 Maret 2013

30.014.449.408 - Jumlah

29 BEBAN EKSPLORASI DITANGGUHKAN (LANJUTAN) Biaya ditangguhkan merupakan kapitalisasi atas beban eksplorasi dan pengembangan usaha yang akan diamortisasi

setelah Perusahaan berjalan secara komersial. Sesuai dengan keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 3070 K/ 30 MEM /

2011 tentang pengakhiran “Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara” (PKP2B) antara Pemerintah Republik Indonesia dengan PT Intitirta Primasakti di daerah Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.

Menetapkan Pengakhiran PKP2B antara pemerintah Republik Indonesia dengan PT Intitirta Primasakti, yang mengakibatkan seluruh Wilayah Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PT Intitirta Primasakti yang terletak di daerah Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi dan Kabupaten Musi Banyuasin , Provinsi Sumatera Selatan, seluas 48.174,8 ha dikembalikan kepada Pemerintah Republik Indonesia, selain wajib melaksanakan semua kewajibannya berdasarkan ketentuan PKP2B yang belum diselesaikan pada saat PKP2B tersebut berakhir, Perusahaan diwajibkan melaksanakan likuidasi Perusahaan sesuai peraturan yang berlaku, keputusan Menteri itu mulai berlaku pada tanggal 1 Desember 2011.

Atas dasar surat keputusan dari Menteri ESDM, pada tanggal 31 Desember 2011 pihak manajemen memutuskan menyisihkan biaya ditangguhkan dengan dasar atas beban eksplorasi dan pengembangan side A dan B yang sudah tidak dapat dimanfaatkan untuk menjalankan usaha.

Menyikapi masalah pengakhiran kerjasama ini oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, Anak Perusahaan (PT Intitirta Primasakti) melakukan gugatan perkara hukum dan telah terdaftar pada Pengadilan Tata usaha Negara Jakarta, perkara rol No. 42/G/2012/PTUN.JKT tanggal 13 Maret 2012 dan proses hukum sampai diterbitkannya laporan keuangan konsolidasian ini telah diterima surat dari Pengadilan Tingggi Tata Usaha Negara bahwa Permohonan kasasi oleh pihak ESDM tidak diteruskan ke Mahkamah Agung RI karena mereka tidak menyampaikan memori kasasi dalam tenggang waktu yang dipersyaratkan dalam Undang-Undang. Atas dasar bahwa PT. Intitirta Primasaksi telah memenangkan perkara hukum ini, maka manajemen kembali memutuskan untuk memulihkan beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas beban eksplorasi yang ditangguhkan.

30 BEBAN PENDANAAN Saldo beban pendanaan per 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012 masing-masing sebesar nihil dan Rp 19.527.053

merupakan beban bunga atas pinjaman uang dari Bank of Tokyo Mitsubishi.

31 LABA (RUGI) PER SAHAM Saham yang diterbitkan oleh Perusahaan hanya 1 (satu) jenis saham biasa dengan nilai nominal yang sama sebesar

Rp 250 per lembar. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode bersangkutan.

31 Maret 2012 Laba yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk

31 Maret 2013

17.297.069.678 4.749.134.321 Jumlah rata-rata tertimbang yang saham beredar

Laba bersih per saham dasar

32 INFORMASI SEGMEN USAHA Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Perusahaan dan Entitas anak dibagi dalam dua divisi operasi - industri

lem dan pertambangan. Divisi-divisi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan dan anak perusahaan.

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:

Industri Lem

Usaha

31 MARET 2013

Eliminasi Konsolidasi

Pertambangan

Rp Pendapatan bersih

- 29.280.648.393,0 Beban Pokok pendapatan

Laba Kotor

- 6.079.875.201 Pendapatan lainnya

922.178.995 42.724.440 - 964.903.435,0 Beban usaha

(4.442.119.754) (521.030.677) - (4.963.150.431,0) Beban lainnya

(10.358.713) (777.168) - (11.135.881,0) Pemulihan Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas beban eksplorasi & pengembangan

30.014.449.408 - 30.014.449.408

Laba (rugi) usaha

2.549.575.729 29.535.366.003 - 32.084.941.732 Beban Pendanaan

- - Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi

(14.415.120.591) 807.422.668 Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan

17.772.118.988 29.535.366.003 (14.415.120.591) 32.892.364.400 Penghasilan (beban) pajak penghasilan

(475.049.310) (5.510.165.018) - (5.985.214.328) Laba (rugi) bersih tahun berjalan

17.297.069.678 24.025.200.985 (14.415.120.591) 26.907.150.072 Pendapatan komprehensif lain

Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program manfaat pasti

- 487.021.246 Pajak penghasilan terkait

- (121.755.312) Pendapatan komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak

- 365.265.934 Total laba rugi komprehensif tahun berjalan

17.662.335.612 24.025.200.985 27.272.416.006 Laba rugi tahun berjalan yang dapat

diatribusikan kepada : - Pemilik induk

17.297.069.678 24.025.200.985 - 17.297.069.678 - Kepentingan nonpengendali

26.907.150.072 Total laba rugi komprehensif tahun berjalan

yang dapat diatribusikan kepada: - Pemilik induk

17.662.335.612 24.025.200.985 - 17.662.335.612 - Kepentingan nonpengendali