The effect of extract of Curcuma xanthorrhiza Roxb on Oxidative Stress and Physical Fitness of Athletes

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) TERHADAP STRES OKSIDATIF DAN
KESEGARAN JASMANI ATLET

ALI ROSIDI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

1

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Pengaruh Pemberian Ekstrak
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) terhadap Stres Oksidatif dan
Kesegaran Jasmani Atlet adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014

Ali Rosidi
NIM I162090041

RINGKASAN
ALI ROSIDI. Pengaruh Pemberian Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza
Roxb) terhadap Stres Oksidatif dan Kesegaran Jasmani Atlet. Dibimbing oleh
ALI KHOMSAN, BUDI SETIAWAN, HADI RIYADI, dan DODIK BRIAWAN
Dampak negatif latihan fisik berat dapat meningkatkan pembentukan
radikal bebas. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas yang terbentuk di
dalam tubuh lebih banyak dibandingkan dengan kapasitas kemampuan antioksidan
alami tubuh dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif pada latihan
olahraga dapat mempengaruhi kesegaran jasmani atlet. Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza Roxb) dikenal di masyarakat luas sebagai obat tradisional.
Temulawak mempunyai potensi sebagai antioksidan. Beberapa penelitian
menyimpulkan kandungan kurkumin pada temulawak mempunyai efek

melindungi kerusakan akibat stres oksidasif dan meningkatkan kesegaran jasmani.
Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh ekstrak pemberian
temulawak terhadap pencegahan stres oksidatif dan kesegaran jasmani pada atlet.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah double blind randomized
controlled trial. Subjek berjumlah 35 atlet sepakbola PPLP (Pusat Pendidikan dan
Latihan Pelajar) Salatiga Jawa Tengah. Penelitian dikelompokkan menjadi 5
perlakuan yaitu kelompok I plasebo, kelompok II pemberian kapsul ekstrak
temulawak kandungan kurkumin (ETKK) 250 mg/hari, kelompok III ETKK 500
mg/hari, kelompok IV ETKK750 mg/hari, kelompok V diberi kapsul multivitamin
dan mineral (MVM) per hari (beta karotene 5000 UI, Vitamin E 200 UI, Vitamin
C 500 mg, Zn 15 mg, selenium 50 mcg). Kapsul diberikan selama 21 hari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam ekstrak temulawak
ditemukan kadar kurkumin sebesar 27,19% dengan rendemen sebesar 1,02%.
Ekstrak temulawak memiliki aktivitas antioksidan sebesar 87,01 ppm tergolong
aktif sehingga berpotensi sebagai antioksidan alami yang baik.
Sebelum intervensi, rerata kadar MDA sebesar 953,65±355,76 ppm.
Setelah intervensi rerata kadar MDA semua kelompok mengalami penurunan,
kecuali perlakuan plasebo. Peningkatan kadar MDA pada plasebo sebesar
104,36±207,07 ppm. Penurunan tertinggi kadar MDA ditemukan pada ETKK 750
mg sebesar 243,49±170,18 ppm. Setelah diuji dengan paired t test, ada perbedaan

kadar MDA sebelum dan sesudah pada ETKK 750 mg (p0,05). Hasil uji ancova didapatkan hasil
bahwa penurunan kadar MDA (adjusted) sesudah intervensi dipengaruhi kadar
MDA sebelum intervensi, SOD dan variasi perlakuan (p0,05). Uji post-hoc LSD menunjukkan bahwa
rerata penurunan kadar MDA (adjusted) setelah intervensi secara signifikan
(p0,05).
Rerata kadar asam laktat sebelum intervensi sebesar 3,44±0,73 mmol/L.
Setelah intervensi rerata kadar asam laktat mengalami kenaikan berdasarkan
urutan adalah plasebo dan ETKK 250 mg masing-masing sebesar 0,30±0,69
mmol/L dan 0,24±0,30 mmol/L, sedangkan kelompok yang mengalami penurunan

berdasarkan urutan adalah ETKK 750 mg, MVM dan ETKK 500 mg masingmasing sebesar 0,80±0,73 mmol/ L, 0,40±1,34 mmol/L, dan 0,04±0,55 mmol/L.
Pada uji paired t test ada perbedaan kadar asam laktat sebelum dan setelah
intervensi pada ETKK 750 mg (p0,05). Uji ancova didapatkan hasil bahwa penurunan kadar asam
laktat setelah intervensi (adjusted) dipengaruhi oleh kadar asam laktat awal dan
variasi perlakuan (p