BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel  yang  digunakan  dalam  peneliian  ini  dibagi  menjadi  tiga  jenis yaitu variabel dependen, variabel  independen dan variabel  kontrol. Penelitian ini
menggunakan  dua  model  analisis  untuk  menguji  hipotesis.  Pada  model  I  CSR menjadi  variabel  dependen  dan  manajemen  laba  menjadi  variabel  independen.
Sebaliknya, pada model II CSR menjadi variabel independen dan manajemen laba menjadi variabel dependen. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini
adalah  auditor  yang  digunakan  oleh  perusahaan  AUD,  pergantian  auditor AUDC,  leverage  perusahaan  LEV,  pertumbuhan  perusahaan  MB,
profitabilitas  perusahaan  ROA,  ukuran  perusahaan  SIZE  dan  ukuran  dewan komisaris BOC.
3.1.1 Manajemen Laba
Manajemen  laba  dalam  penelitian  sebelumnya  Grougiou,  2014  diukur menggunakan LLPs Loan Loss Provitions dan RSGLs Realized Securiting Gain
and  Loses  karena  pada  penelitian  tersebut  sampel  yang  digunakan  adalah perusahaan  jasa  keuangan  yaitu  bank.  Sehingga,  menurut  Cornett  et  al  2009
dalam Grougiou 2014 LLPs adalah  alat utama yang digunakan oleh bank untuk mengelola pendapatan mereka.
Pada  penelitian  ini,  sampel  penelitian  yang  digunakan  adalah  perusahaan manufaktur,  sehingga  manajemen  laba  akan  dideteksi  dengan  discretionary
accrual    menggunakan  The  Modified  Jones  Model  1991.  Beberapa  penelitian sebelumnya    menggunakan  model    ini  karena  dianggap  paling  baik  dalam
mendeteksi    manajemen  laba  Dechow  et  al.,  1995;  Sutrisno,  2002  dalam Kusuma, 2014.
Terdapat empat langkah untuk mencari nilai discretionary accrual : 1.
Menghitung nilai total akrual :
TACit = NIit – CFOit
3.1 TACit
= Total akrual perusahaan i pada tahun ke t. NIit
= Laba bersih setelah pajak perusahaan i pada tahun ke t. CFOit
= Arus kas operasi perusahaan i pada tahun ke t. 2.
Menghitung nilai koefisien dari regresi total akrual dengan menggunakan persamaan :
TACitTAit- 1 = β1 1  TAit-1 + β2 ΔREVit - ΔRECit   TAit-1 +
β3 PPEit  TAit1 + εit
3.2 TACit
= Total akrual perusahaan pada tahun t TAit-1
= Total aset perusahaan pada akhir tahun t-1 ΔREVit
= Perubahan total pendapatan pada tahun t ΔRECit
= Perubahan total piutang bersih pada tahun t PPEit
= Property, Plant, and Equipment perusahaan pada tahun t εit
= Error item Persamaan  3.2  digunakan  untuk  me
nghitung  nilai  koefisien  β1, β2  dan  β3  dengan  menggunakan  teknik  regresi.  Hal  ini  dilakukan  untuk
mendeteksi nilai discretionary accruals dan nondicretionary accruals pada langkah selanjutnya.
3. Menghitung Nondiscretionary Accruals
Hasil koefisien β1, β2 dan β3 pada regresi persamaan 3.2 kemudian dimasukan
kedalam persamaan
3.3 untuk
menenemukan nilai
Nondiscretionary Accruals NDAC.
NDACit  =  β1  1    TAit-1  +  β2  ΔREVit  -  ΔRECit      TAit-1  +  β3 PPEit  TAit-
1 + εit
3.3 NDACit
= Nondiscretionary acrruals perusahaan i pada tahun t TAit-1
= Total aset perusahaan pada akhir tahun t-1 ΔREVit
= Perubahan total pendapatan pada tahun t ΔRECit
= Perubahan total piutang bersih pada tahun t PPEit
= Property, Plant, and Equipment perusahaan pada tahun t εit
= Error item 4.
Menentukan Discretionary Accruals Setelah mendapatkan nilai nondiscretionary accruals NDAC dari
persamaan  3.3,  selanjutnya  nilai  NDAC  digunakan  menghitung discretionary accruals dengan menggunakan persamaan berikut :
DAC = TACTAit-1 – NDAC
3.4
DAC = Discretionary Accruals
Nilai DACC yang diperoleh akan menunjukan pola manajemen laba yang dilakukan  perusahaan.  Jika  nilai  DACC  positif.  Maka  perusahaan  memiliki
kecenderungan untuk melakukan income increasing. Sebaliknya, jika perusahaan diketahui memiliki nilai negatif maka cenderung melakukan income decreasing.
3.1.2 Pengungkapan CSR Corporate Social Responsibility