Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik di Sekolah Dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas

KINERJA GURU BERSERTIFIKASI PENDIDIK
DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN SOMAGEDE
KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh
Ressyan Tri Atmami
1402407066

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011

i

PERSETUJUAN

Skripsi ini dinyatakan telah siap untuk mengikuti ujian skripsi di depan

siding panitia ujian akhir Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
pada:
Di

: Tegal

Tanggal

: 19 Juli 2011

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dra. Umi Setijowati,M.Pd

Drs. Teguh Supriyanto,M.Pd

NIP.195701151984032001


NIP.196110181988031002

Mengetahui
Ketua Jurusan PGSD

Drs. Zaenal Abidin, M.Pd
NIP.19560512 198203 1 003

ii

PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Hari

: Rabu

Tanggal

: 27 Juli 2011

Panitia Ujian

Ketua

Sekretaris

Drs. Hardjono, M.Pd

Drs. A. Zaenal Abidin, M.Pd

NIP 19510801 197903 1 007

NIP 19560512 198203 1 003

Penguji Utama

Drs. Daroni, M.Pd
NIP 19530101 198103 1 005

Penguji/ Pembimbing I


Penguji/Pembimbing II

Dra. Umi Setijowati, M.Pd

Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd

NIP 19570115 198403 2 001

NIP 19611018 198803 1 002
iii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Tegal, 20 Juli 2011


Ressyan Tri Atmami
NIM.1402407066

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

1. “….Hanyalah orang sabar yang akan menerima pahalanya tanpa batas!”
QS Az Zumar:39
2. Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya bukan menerima sebanyak
banyaknya.
Pak Harfan_Laskar Pelangi
3. Kita tidak selalu bisa membangun masa depan bagi generasi muda, tapi kita
bisa membangun generasi muda untuk masa depan.
Franklin D Rooselvet

PERSEMBAHAN:
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku tercinta.

2. Kakak dan adik-adikku tersayang
3. Teman-teman S1 Fresh angkatan 2007.
4. Almamaterku

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga tersusunlah skripsi ini
dengan judul “Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik di Sekolah Dasar Kecamatan
Somagede Kabupaten Banyumas”.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Hardjono, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Yuli Witanto, koordinator PGSD UPP Tegal Universitas Negeri

Semarang.
4. Dra. Umi Setijowati, M.Pd dan Drs. Teguh Supriyanto, M.Pd sebagai dosen
pembimbing yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan hingga
terlaksananya penyusunan skripsi ini.
5. Kepala UPK Somagede yang telah memberikan ijin dan tempat untuk
mengadakan penelitian.
6. Kepala UPK Banyumas yang telah memberikan ijin dan tempat untuk
mengadakan uji coba instrumen penelitian.
7. Kepala Sekolah dan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Somagede yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
vi

8. Kepala sekolah dan guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Banyumas yang
bersedia menjadi responden dalam uji coba instrumen penelitian.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Semoga ALLAH SWT berkenan membalas kebaikan dari semua pihak
yang telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap, skripsi ini dapat
memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembaca budiman.


Tegal, Juli 2011
Penulis

vii

ABSTRAK
Atmami, Ressyan Tri. 2011. Kinerja Guru Bersertifikasi Pendidik di Sekolah
Dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Skripsi, Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I: Dra. Umi Setijowati, M.Pd, Pembimbing II: Drs. Teguh
Supriyanto, M.Pd.
Kata Kunci: Kinerja Guru, Sertifikasi
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia yaitu
rendahnya mutu pendidikan. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya motivasi
kerja dan kinerja guru. Diharapkan dengan adanya program sertifikasi sebagai
upaya peningkatan mutu pendidikan yang disertai dengan peningkatan
kesejahteraan guru, maka motivasi kerja guru akan meningkat dan kinerja guru
menjadi optimal. Tetapi sementara ini sertifikasi tidak menjamin bahwa kinerja
guru dapat menjadi lebih optimal. Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian
ini, yaitu “Bagaimanakah kinerja guru yang bersertifikasi pendidik di Sekolah

Dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas”.
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru sekolah dasar yang
bersertifikasi pendidik di Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas yang
berjumlah 61. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random
sampling. Diambil 31 guru sekolah dasar sebagai sampel. Variabel pada penelitian
ini yaitu kinerja guru sekolah dasar yang bersertifikasi pendidik. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik angket dan studi dokumen.
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
kuantitatif. Pada analisis tahap awal dilakukan uji validitas dan reliabilitas angket
dengan jumlah responden 31, dan taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai r tabel =
0,355. Dari uji validitas dan reliabilitas, diperoleh 91 butir yang valid dan reliabel.
Analisis berikutnya yaitu uji normalitas dan uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji
normalitas, diperoleh taraf signifikansi 0,200, sehingga data berdistribusi normal.
Pada uji hipotesis menggunakan uji t satu sampel pihak kiri, diperoleh
=
= 1,697. Karena
68,318 dan
, maka Ho diterima yang
berarti nilai kinerja guru yang bersertifikasi pendidik paling rendah 76. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru yang bersertifikasi pendidik di Kecamatan

Somagede Kabupaten Banyumas dikategorikan baik. Oleh karena itu, disarankan
agar program sertifikasi dapat terus dijalankan.

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................

iii

PERNYATAAN KEASLIAN .................................................................


iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................

v

KATA PENGANTAR ............................................................................

vi

ABSTRAK ..............................................................................................

viii

DAFTAR ISI ...........................................................................................

ix

DAFTAR TABEL ...................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................

xii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................

1

B. Pembatasan Masalah ..........................................................

7

C. Perumusan Masalah ...........................................................

8

D. Tujuan Penelitian ...............................................................

8

E. Manfaat Penelitian .............................................................

9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................

10

A. Penelitian Terdahulu ..........................................................

10

B. Landasan Teori...................................................................

10

C. Kerangka Berpikir ..............................................................

34

D. Hipotesis ............................................................................

35

ix

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................

36

A. Metode Penelitian .............................................................

36

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................

36

C. Variabel Penelitian ...........................................................

36

D. Populasi Penelitian ...........................................................

36

E. Sampel ..............................................................................

37

F. Teknik Pengumpulan Data ................................................

37

G. Instrumen Penelitian .........................................................

38

H. Teknik Analisis Data ........................................................

42

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................

45

A. Deskripsi Data ...................................................................

45

B. Pengujian Persyaratan Analisis .........................................

45

C. Pengujian Hipotesis ..........................................................

46

D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................

48

E. Keterbatasan Penelitian .....................................................

52

BAB V PENUTUP ................................................................................

53

A. Simpulan ............................................................................

54

B. Saran ..................................................................................

55

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

56

LAMPIRAN ............................................................................................

58

x

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

4.1 Hasil Uji Normalitas .......................................................................

47

4.2 Hasil Uji Hipotesis ..........................................................................

48

4.3 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................

50

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Kisi-Kisi dan Angket Penelitian .........................................................

58

2. Kisi-Kisi dan Angket Uji Coba ...........................................................

70

3. Lembar Validasi Ahli ..........................................................................

86

4. Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................

102

5. Hasil Uji Validitas ...............................................................................

105

6. Hasil Uji Reliabilitas ...........................................................................

107

7. Tabulasi Penelitian ..............................................................................

110

8. Sampel APKG, RPP, dan Karya Ilmiah ..............................................

111

9. Data Sampel Guru Bersertifikasi ........................................................

115

10. Surat Ijin Penelitian ...........................................................................

117

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat dalam berbagai aspek kehidupan, telah membawa dampak
terhadap pola pikir masyarakat akan pentingnya kualitas sumber daya
manusia (SDM). Sumber daya manusia yang bermutu akan menentukan
kemajuan suatu bangsa sebagai sumber-sumber daya pembangunan lainnya.
Pendidikan sebagai salah satu aspek yang dapat memberikan kontribusi besar
dalam menghasilkan manusia yang berkualitas dan memiliki peranan penting
dalam mengembangkan sumber daya manusia yang diperlukan bagi
pembangunan di semua bidang.
Mengingat demikian pentingnya pendidikan dalam menciptakan
sumber daya manusia yang berkualitas, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pendidikan, antara lain yaitu: guru, siswa, sarana
dan prasarana, lingkungan pendidikan, dan kurikulum. Dari beberapa faktor
tersebut, faktor guru menempati kedudukan yang sangat penting, guru sebagai
subjek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri.
Guru merupakan ujung tombak dalam pembanguan pendidikan nasional.
Utamanya dalam membangun \dan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia melalui pendidikan formal (www.alfysta.wordpress.com).
1

2

Peran guru dalam bidang pendidikan sangat strategis, bahkan sumber
daya pendidikan lain yang memadai seringkali kurang berarti apabila tidak
disertai dengan kualitas guru yang memadai. Sebaliknya, apabila guru yang
berkualitas kurang ditunjang oleh sumber daya pendukung lain yang
memadai, juga dapat mengakibatkan kurang optimal kinerjanya. Dengan kata
lain, guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan layanan dan hasil
pendidikan.
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan
dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah
(Depdiknas dalam Harsini 2006: 4). Rendahnya mutu pendidikan disebabkan
oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah rendahnya motivasi kerja guru,
kedisiplinan, kemampuan dan kinerja guru. Baik tidaknya mutu hasil
pendidikan bergantung pada motivasi dan kemampuan kerja guru. Oleh
karena itu, jika motivasi kerja guru rendah, maka akan berdampak pada
rendahnya kinerja guru dan mengakibatkan rendahnya

mutu hasil

pendidikan.
Berkaitan dengan penyebab rendahnya motivasi kerja guru antara lain
karena masih banyak guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan
minimal, belum terciptanya budaya membaca bagi kalangan guru dan masih
rendahnya kesejahteraan guru, sehingga menyebabkan rendahnya kinerja
guru.
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja guru antara
lain disebabkan oleh motivasi kerja, tidak punya etos kerja yang tinggi dan

3

tidak produktif,

sebagaimana dikemukakan

Wiyonoroto (2006: 3)

oleh Sudarminta dalam

antara lain tampak dari gejala-gejala berikut: (1)

lemahnya penguasaan bahan yang diajarkan; (2) ketidaksesuain antara bidang
studi yang dipelajarai guru dan yang dalam kenyataan yang diajarkan (3)
kurang efektifnya cara pembelajaran; (4) kurangnya wibawa guru di hadapan
siswa; (5) lemahnya motivasi dan dedikasi untuk menjadi pendidik; (6)
kurangnya kematangan emosional, kemandirian berpikir, dan keteguhan sikap
dalam diri guru sebagai pendidik.
Diharapkan dengan adanya motivasi kerja yang tinggi dari guru dapat
menyebabkan timbulnya semangat serta disiplin kerja dalam diri guru,
sehingga kinerja guru dapat optimal, karena kinerja guru merupakan sarana
penentu dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan dalam menjalankan
peranannya akan bertumpu pada kinerja guru dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Tentunya pencapaian tujuan tersebut dicapai melalui kinerja
guru yang baik dari setiap guru, dengan kinerja guru yang baik ini akan
mampu dilihat sejauh mana keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkannya
Salah satu alternatif yang paling strategis dalam memecahkan
masalah pendidikan adalah membangun landasan pendidikan yang kokoh dan
terkontrol, yaitu pembangunan profesionalisme pendidik. Pembangunan
profesionalisme pendidik telah menjadi perhatian pemerintah. Di antaranya
dengan diterbitkannya UU RI N0.20/2003 tentang sistem pendidikan
nasional, UU RI N0.14/2005 tentang Guru dan Dosen, serta PP RI

4

N0.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyatakan bahwa
guru adalah pendidik profesional.
Guru profesional adalah guru yang mampu menerapkan hubungan
yang berbentuk multidimensional. Dikatakan multidimensional karena peran
itu bukan satu tapi beraneka ragam, yaitu guru sebagai pendidik atau orang
tua, pemimpin atau manajer, produsen atau pelayan, pembimbing atau
fasilitator, motivator dan narasumber. Guru yang demikian adalah guru yang
secara internal memenuhi kriteria administratif, akademis dan kepribadian.
Guru yang profesional akan melahirkan anak bangsa yang cerdas, kritis,
inovatif, demokratis, dan berakhlak, serta akan memberikan teladan bagi
terbentuknya kualitas sumber daya manusia yang kuat.
Salah satu syarat guru sebagai pendidik profesional adalah memiliki
kualifikasi akademik dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Persyaratan kualifikasi
akademik guru adalah S1/ D IV yang dibuktikan dengan ijazah sesuai dengan
jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.
Persyaratan kompetensi guru mencakup penguasaan kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial yang dibuktikan dengan sertifikat
pendidik yang diperoleh melalui sertifikasi.
Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada setiap
jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
berfungsi untuk meningkatkan kinerja dan peran guru sebagai agen
pembelajaran yang berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

5

Oleh karena itu, untuk menciptakan guru yang profesional harus ditunjang
dengan sistem penghargaan, sehingga guru mampu memfokuskan diri pada
peningkatan kualitas layanan yang diberikan. Hal ini, sejalan dengan kriteria
pekerjaan profesional yang menyebutkan bahwa guru berhak mendapat
imbalan yang layak. Imbalan yang layak bukan hanya dalam bentuk materi,
tetapi juga dalam bentuk penghargaan, rasa segan, dan hormat terhadap guru.
Jika penghargaan ini masih terabaikan, maka tidak akan tercipta guru yang
profesional. Salah satu upaya pengakuan guru sebagai tenaga profesional
dibuktikan dengan sertifikasi guru yang merupakan upaya peningkatan mutu
guru disertai dengan peningkatan kesejahteraan guru.
Dalam UU RI NO.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan
bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru
dan dosen (Pasal 1 butir 11). Tujuan dari sertifikasi adalah untuk
meningkatkan mutu dan menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi yang
ditetapkan oleh pemerintah dan dilaksanakan secara transparan, objektif, dan
akuntabel. Ini berarti bahwa sertifikasi tidak boleh dikeluarkan oleh badanbadan atau lembaga-lembaga lain, ketentuan ini bertujuan untuk menjaga
mutu kualifikasi guru.
Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang
disertai

dengan

peningkatan

kesejahteraan

guru,

sehingga

dapat

meningkatkan kualitas guru yang kemudian diharapkan dapat menjalankan

6

tugasnya lebih profesional dan kualitas pendidikan di Indonesia dapat
meningkat secara berkelanjutan.
Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas adalah salah satu
kecamatan yang sudah memiliki

cukup banyak guru yang bersertifikasi.

Jumlah keseluruhan guru sekolah dasar di kecamatan ini ada 156, jumlah
guru sekolah dasar yang sudah lulus sertifikasi dari tahun 2007-2010
sebanyak 61.
Menurut pendapat salah satu guru Sekolah Dasar (Purwaji, S.Pd) di
Kecamatan Somagede yang telah bersertifikasi pendidik belum seluruhnya
memiliki motivasi kerja yang tinggi. Tentu hal ini akan mempengaruhi
kinerja guru yang

berdampak pada mutu pendidikan. Salah satu faktor

penyebab masih rendahnya motivasi kerja guru, yaitu tingkat kesejahteraan
guru yang belum cukup memadai, dan diharapkan dengan adanya sertifikasi
sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan yang disertai dengan
peningkatan kesejahteraan guru, maka motivasi kerja guru akan meningkat
dan kinerja guru menjadi tinggi. Dengan tingginya kinerja guru, maka mutu
pendidikan dapat meningkat. Tetapi sementara ini, sertifikasi tidak menjamin
bahwa kinerja guru dapat menjadi lebih optimal.
Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kinerja guru di Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas dalam
hubungannya dengan program sertifikasi.

7

B. Pembatasan Masalah
Pada umumnya seorang guru dapat dinilai mempunyai kinerja yang
baik apabila memiliki motivasi kerja yang tinggi. Namun pada kenyataannya
belum semua guru memiliki motivasi kerja yang tinggi, sehingga akan
berdampak pada rendahnya kinerja guru. Faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya kinerja guru antara lain disebabkan oleh motivasi kerja, tidak
mempunyai etos kerja yang tinggi dan tidak produktif. Berdasarkan latar
belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti mengidentifikaskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Rendahnya mutu pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya motivasi
kerja guru.
2. Rendahnya mutu pendidikan yang disebabkan oleh rendahnya kinerja
guru.
3. Rendahnya kinerja guru terindikasi disebabkan oleh masih rendahnya
motivasi kerja guru.
4. Rendahnya motivasi kerja guru terindikasi disebabkan oleh masih
rendahnya kesejahteraan guru.
5. Belum semua guru memiliki kinerja yang tinggi.
6. Belum semua guru memiliki motivasi kerja yang tinggi.
7. Sertifikasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru.

8

C. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimanakah kinerja
guru yang bersertifikasi pendidik di sekolah dasar Kecamatan Somagede
Kabupaten Banyumas?”

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi
apakah dengan adanya sertifikasi guru dapat meningkatkan kinerja guru.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja
guru yang bersertifikasi pendidik di Sekolah Dasar Kecamatan Somagede
Kabupaten Banyumas.

E. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
Kinerja guru yang baik akan berdampak pada meningkatnya proses
dan hasil belajar siswa secara optimal.
2. Bagi guru
Sebagai informasi tentang konsep kinerja guru bersertifikasi
pendidik agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

9

3. Bagi sekolah
Sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan kinerja guru yang
bersertifikasi pendidik. Apabila kinerja guru yang bersertifikasi pendidik
meningkat, maka akan meningkat pula kualitas pendidikan di sekolah
dasar Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian Setiawan, Setyorini, dan Yushita (2009: 93) yang berjudul
”Audit Kinerja Guru Akuntansi Bersertifikat di SMK Negeri 2 Kutoarjo
Purworejo” mengemukakan bahwa tujuan utama dari pemberian sertifikat
pendidik kepada guru-guru, pada hakikatnya adalah untuk meningkatkan
kinerja

guru

agar

mampu

melaksanakan

tugas

mengajar

sesuai

kompetensinya, sehingga mutu pendidikan di Indonesia semakin meningkat.
Dalam pembahasan penelitiannya, dikemukakan bahwa dengan
adanya sertifikasi pendidik dapat meningkatkan kinerja guru dalam
menjalankan tugas profesinya sebagai guru. Dengan demikian disimpulkan
bahwa kinerja guru akuntansi bersertifikat di SMK Negeri 2 Kutoarjo ditinjau
dari pelaksanaan kompetensi guru menunjukkan dalam kategori cukup/sedang
yaitu sebesar 64,7% dan yang menunjukkan kategori baik sebesar 32,3%.

B. Landasan Teori
Mengkaji masalah kinerja guru yang bersertifikasi pendidik di sekolah
dasar, pada dasarnya bukan merupakan suatu persoalan yang sederhana.
Untuk itu paling tidak dibutuhkan penelaahan yang cukup mendalam
10

11

mengenai sertifikasi guru, profesionalisme guru, kompetensi guru, kinerja
guru serta keterkaitannya satu sama lain. Semua itu dipaparkan dalam
landasan teori sebagai berikut:
1. Sertifikasi Guru
a. Pengertian Sertifikasi Guru
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru
dan dosen. Sertifikasi pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional (UU
RI No. 14 Tahun 2005).
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat untuk guru.
Sertifikasi bagi guru dilakukan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah.
Pelaksanaan sertifikasi bagi guru dalam jabatan ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007, yakni
dilakukan dalam bentuk portopolio (Muslich 2007: 21).
Sertifikasi guru merupakan kebijakan yang sangat strategis,
karena merupakan langkah peningkatan mutu guru yang disertai dengan
peningkatan

kesejahteraan

guru,

sehingga

diharapkan

dapat

meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan (www.Masbied. Wordpress.com).
Menurut Suyatno (2008: 2), sertifikasi guru adalah proses
pemberian sertifikat kepada guru. Sertifikat pendidik diberikan kepada
guru yang telah memenuhi standar profesi guru.

12

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Muslich (2007: 2)
tentang pengertian sertifikasi guru.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat
pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan
tertentu, yaitu memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang
dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan yang layak.

Dalam

pengertian

yang

sederhana,

Khoiri

(2010:

16)

mengemukakan bahwa “sertifikasi merupakan sarana atau instrumen
untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru”. Parlindungan (www.
Infodiknas.com) mengemukakan bahwa sertifikasi guru merupakan
sebuah terobosan dalam dunia pendidikan untuk meningkatkan kualitas
dan profesionalitas guru, sehingga untuk kedepannya semua guru harus
memiliki sertifikat sebagai ijin mengajar.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
sertifikasi guru merupakan proses pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah memenuhi standar profesi guru serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang disertai
dengan

peningkatan

kesejahteraan

yang

layak,

sehingga

dapat

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan profesionalitas guru.
Program sertifikasi guru adalah program yang dilakukan oleh
pemerintah di bawah kuasa Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia
dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, yang

13

dilaksanakan melalui LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan pemerintah
dengan pemberian sertifikat kepada guru yang telah berhasil mengikuti
program tersebut.
b. Prinsip Sertifikasi Guru
Menurut Khoiri ( 2010: 17), ada beberapa prinsip sertifikasi
guru, yaitu:
1) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel
Objektif yaitu mengacu kepada proses perolehan sertifikat
yang tidak diskriminatif dan memenuhi standar pendidikan nasional.
Transparan

yaitu

mengacu

kepada

proses

sertifikasi

yang

memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan
untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil
sertifikasi.

Akuntabel

merupakan

proses

sertifikasi

yang

dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan
secara administratif, finansial, dan akademik.
2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui
peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru
Sertifikasi

guru

merupakan

upaya

pemerintah

dalam

meningkatkan mutu guru yang disertai dengan peningkatan
kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji sertifikasi guru akan
diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk
upaya

pemerintah

dalam

meningkatkan

kesejahteraan

guru.

Tunjangan tersebut berlaku bagi guru yang berstatus PNS serta guru

14

yang berstatus non PNS/swasta. Dengan peningkatan mutu dan
kesejahteraan

guru,

pembelajaran

dan

diharapkan
mutu

dapat

pendidikan

meningkatkan
di

Indonesia

mutu
secara

berkelanjutan.
3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Program sertifikasi pendidik dilaksanakan dalam rangka
memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat berjalan dengan
efektif dan efisien, harus direncanakan secara matang dan sistematis.
Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi
guru. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu
dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portopolio.
5) Jumlah peserta sertifikasi ditetapkan oleh pemerintah.
Untuk alasan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi
guru serta penjaminan kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta
pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya ditetapkan
oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah
tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk
masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan

15

penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru
per Kabupaten/Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
c. Dasar Hukum
Menurut Samani (2010: 2), sertifikasi guru diselenggarakan
berdasarkan landasan hukum sebagai berikut:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen.
3) Peraturan Pemerintah Republk Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru.
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005
tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007
tentang sertifikasi guru dalam jabatan.
d. Tujuan Sertifikasi Guru
Menurut Suyatno (2008: 2-3), sertifikasi guru memiliki
beberapa tujuan di antaranya yaitu:
1) Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan.

16

3) Meningkatkan martabat guru.
4) Meningkatkan profesionalitas guru.
e. Manfaat Sertifikasi Guru
Menurut Suyatno ( 2008: 3) manfaat sertifikasi guru, yaitu:
1) Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten,
yang dapat merusak citra profesi guru.
2) Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
berkualitas dan tidak profesional.
3) Meningkatkan kesejahteraan guru.
f. Kriteria Calon Peserta Sertifikasi
Kriteria calon peserta sertifikasi menggunakan sistem ranking
bukan berdasarkan seleksi atau tes. Penyusunan ranking calon peserta
sertifikasi secara berurutan yaitu: masa kerja sebagai guru, usia,
pangkat/golongan (bagi PNS), beban mengajar, jabatan/tugas tambahan,
dan prestasi kerja. Urutan prioritas kriteria peserta sertifikasi dijelaskan
sebagai berikut (Khoiri 2010: 73-75):
1) Masa kerja
Masa kerja dihitung sejak yang bersangkutan bekerja sebagai
guru baik sebagai PNS maupun bukan PNS.
2) Usia
Usia dihitung berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun kelahiran
yang tercantum dalam akta kelahiran atau bukti lain yang sah.

17

3) Pangkat/Golongan (bagi PNS)
Pangkat/golongan adalah pangkat/golongan terakhir yang
dimiliki guru saat dicalonkan sebagai peserta sertifikasi. Kriteria ini
khusus untuk guru PNS.
4) Beban mengajar
Beban mengajar adalah jumlah jam mengajar per minggu yang
diemban oleh guru saat didaftarkan sebagai peserta sertifikasi.
5) Tugas tambahan
Tugas tambahan adalah jabatan atau tugas yang diemban oleh
guru pada saat guru yang bersangkutan diusulkan sebagai calon
peserta sertifikasi. Tugas tambahan yang dimaksud, misalnya kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program/jurusan, kepala
laboratorium, kepala bengkel, atau kepala perpustakaan sekolah.
6) Prestasi kerja
Prestasi kerja yang dimaksudkan adalah prestasi akademik dan
atau non akademik yang pernah diraih guru atau pembimbingan yang
dilakukan guru dan mendapatkan penghargaan baik tingkat
kecamatan,

kabupaten/kota,

provinsi,

nasional,

maupun

internasional. Di samping itu, prestasi kerja termasuk kinerja guru
dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
g. Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio
Sertifikasi guru melalui penilaian portofolio adalah proses
pemberian sertifikat pendidik bagi guru melalui penilaian dokumen
prestasi yang telah dimiliki guru selama mengajar. Penilaian portofolio

18

tersebut diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh
pemerintah (Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007).
Penilaian portopolio merupakan pengakuan atas pengalaman
profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen
yang mencerminkan pencapaian prestasi guru dalam menjalankan
tugasnya

sebagai

agen

pembelajaran

dan

dasar

pertimbangan

pengakuan tingkat profesionalitas guru yang bersangkutan (Suyatno
2008: 12). Berdasarkan Permendiknas No. 18 Tahun 2007, kumpulan
dokumen tersebut dideskripsikan ke dalam 10 jenis komponen, yaitu:
1) Kualifikasi akademik
Kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang
dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan mengikuti sertifikasi,
baik pendidikan gelar (S1, S2, atau S3) maupun non-gelar, baik di
dalam maupun di luar negeri.
2) Pendidikan dan latihan
Pendidikan dan pelatihan adalah kegiatan pendidikan dan
pelatihan yang pernah diikuti oleh guru dalam rangka pengembangan
dan atau peningkatan kompetensi selama melaksanakan tugas
sebagai pendidik, baik pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, maupun internasional.
3) Pengalaman mengajar
Penglaman mengajar adalah masa kerja sebagai guru pada
jenjang, jenis, dan satuan pendidikan formal tertentu.

19

4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah persiapan pembelajaran
yang akan dilaksanakan untuk satu topik atau kompetensi tertentu.
Perencanaan pembelajaran sekurang-kurangnya memuat perumusan
tujuan/kompetensi,

pemilihan

dan

pengorganisasian

materi,

pemilihan sumber/media pembelajaran, skenario pembelajaran, serta
penilaian proses dan hasil belajar.
5) Penilaian dari atasan dan pengawas
Penilaian dari atasan dan pengawas adalah penilaian atasan
terhadap kompetensi kepribadian dan sosial.
6) Prestasi akademik
Prestasi akademik adalah prestasi yang dicapai guru dalam
pelaksanaan tugasnya sebagai agen pembelajaran yang mendapat
pengakuan dari lembaga/panitia penyelenggara, baik tingkat
kecamatan,

kabupaten/kota,

provinsi,

nasional,

maupun

internasional. Komponen ini meliputi lomba dan karya akademik,
sertifikat keahlian/keterampilan tertentu, dan lain-lain.
7) Karya pengembangan profesi
Karya pengembangan profesi adalah hasil karya guru yang
menunjukkan adanya upaya pengembangan profesi, misalnya guru
ikut serta dalam pembuatan soal Ujian Nasional (UN).
8) Keikutsertaan dalam forum ilmiah
Keikutsertaan dalam forum ilmiah adalah partisipasi guru
dalam forum ilmiah pada tingkat kecamatan, kabupaten/kota,

20

provinsi, nasional, maupun internasional, baik sebagai nara
sumber/pemakalah maupun sebagai peserta.
9) Pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial
Pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial
yaitu keikutsertaan guru menjadi pengurus organisasi kependidikan
atau organisasi sosial pada tingkat desa/kelurahan, kabupaten/kota,
provinsi, nasional, atau internasional, dan atau mendapat tugas
tambahan.
10) Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan yaitu
penghargaan

yang

diperoleh

guru

atas

dedikasinya

dalam

pelaksanaan tugas sebagai agen pembelajaran dan memenuhi kriteria
kuantitatif (lama waktu, hasil, lokasi/geografis), dan kualitatif
(komitmen, etos kerja), baik pada tingkat kabupaten/kota, provinsi,
nasional, maupun internasional.
h. Alur Sertifikasi Guru Melalui Penilaian Portofolio
Alur sertifikasi guru melalui penilaian portofolio, yaitu:
1) Guru peserta sertifikasi menyusun dokumen portofolio dengan
mengacu pedoman penyusunan portofolio.
2) Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada
Dinas Pendidikan kabupaten/kota untuk diteruskan kepada Rayon
LPTK penyelenggara sertifikasi untuk dinilai.

21

3) Penilaian portofolio dilakukan oleh dua asesor yang relevan dan
memiliki Nomor Induk Asesor (NIA).
4) Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai
angka minimal kelulusan yaitu 850, maka dinyatakan lulus dan
memperoleh sertifikat pendidik.
5) Apabila skor hasil penilaian portofolio telah mencapai angka
minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, namun
secara administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus
melengkapi kekurangan tersebut (melengkapi administrasi).
6) Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi belum mencapai
angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkan alternatif
sebagai berikut.
a) Melakukan kegiatan untuk melengkapi kekurangan dokumen
portofolio.
b) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) yang
diakhiri dengan ujian.
c) Materi PLPG mencakup empat kompetensi yaitu kompetensi
pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.
7) Pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan
memperhatikan skor hasil penilaian portofolio dan rambu-rambu
yang ditetapkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).
a) Peserta PLPG yang lulus uji kompetensi, akan memperoleh
sertifikat pendidik.

22

b) Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujian ulang
sebanyak dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya
dua minggu. Apabila tidak lulus, peserta sertifikasi diserahkan
kembali ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota (Samani 2010: 6-7
dan Muslich 2007: 23).

2. Profesionalisme Guru
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar,

membimbing,

mengarahkan,

melatih,

menilai,

dan

mengevaluasi siswa pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Profesional adalah pekerjaan
yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan
yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi
(UU RI No. 14 Tahun 2005).
Schein dalam Dewi dan Yuda ( 2009: 4) mengemukakan ciri-ciri
profesional yaitu:
1) Bekerja sepenuhnya dalam jam-jam kerja
2) Pilihan pekerjaan didasarkan pada motivasi yang kuat.
3) Memiliki seperangkat pengetahuan, ilmu, dan keterampilan khusus
yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan dalam waktu lama.
4) Membuat keputusan sendiri dalam menyelesaikan pekerjaan.
5) Pekerjaan beorientasi kepada pelayanan bukan kepentingan pribadi.
6) Pelayanan itu didasarkan kepada kebutuhan objektif.

23

7) Memiliki otonomi untuk bertindak dalam menyelesaikan masalah.
8) Menjadi anggota organisasi profesi, sesudah memenuhi persyaratan
atau kriteria tertentu.
9) Memiliki kekuatan dan status yang tinggi dalam spesialisasinya.
10) Keahlian itu tidak boleh dimanfaatkan untuk mencari keuntungan.
Untuk meyakinkan bahwa guru sebagai pekerjaan profesional, maka
syarat pokok pekerjaan profesional harus dipenuhi. Menurut Sanjaya dalam
Muslich (2007: 12), syarat pokok pekerjaan profesional antara lain yaitu:
1) Pekerjaan profesional ditunjang oleh suatu ilmu tertentu secara
mendalam yang hanya mungkin didapatkan dari lembaga-lembaga
pendidikan yang sesuai, sehingga kinerjanya didasarkan pada keilmuan
yang dimilikinya yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
2) Suatu profesi menekankan kepada suatu keahlian dalam bidang tertentu
yang spesifik sesuai dengan jenis profesinya, sehingga antara profesi
yang satu dengan yang lainnya dapat dipisahkan secara tegas.
3) Tingkat kemampuan dan keahlian suatu profesi didasarkan pada latar
belakang pendidikan yang dialaminya yang diakui oleh masyarakat,
sehingga makin tinggi latar belakang pendidikan akademik sesuai
dengan profesinya, semakin tinggi pula tingkat keahliannya, dengan
demikian semakin tinggi pula tingkat penghargaan yang diterimanya.
4) Suatu profesi selain dibutuhkan oleh masyarakat juga memiliki dampak
terhadap sosial kemasyarakatan, sehingga masyarakat memiliki
kepekaan yang sangat tinggi terhadap setiap efek yang ditimbulkan dari
pekerjaan profesinya itu.

24

Setiap profesi harus mempunyai kode etik profesi. Jabatan guru
merupakan bidang pekerjaan profesi yang mempunyai kode etik. Kode etik
guru adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh guru dalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam kehidupan di masyarakat. Fungsi
kode etik guru adalah sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku
setiap guru dalam menunaikan tugas pengabdiannya sebagai guru, baik di
dalam maupun di luar sekolah, serta dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat. Dengan demikian, kode etik guru merupakan alat yang penting
untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi keguruan.
Sertifikasi guru merupakan upaya meningkatkan profesionalisme
guru dan meningkatkan kualitas layanan dan hasil pendidikan di Indonesia.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 1 ditetapkan bahwa guru
adalah

pekerja

profesional. Dengan

itu, diharapkan guru dapat

mengabdikan secara total pada profesinya dan dapat hidup layak dari profesi
tersebut. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 8 dan 9 ditentukan
bahwa:
1)

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik
sebagai agen pembelajaran.

2)

Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program
sarjana atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan
tugasnya sebagai guru.

3) Kompetensi

profesi

pendidik

meliputi

kepribadian, profesional, dan sosial.

kompetensi

pedagogik,

25

Dalam rangka memperoleh profesionalisme guru, hal yang diujikan
dalam sertifikasi adalah kompetensi guru.
Menurut Oemar Hamalik dalam Asmani ( 2010: 176-178), peran
guru sebagai guru profesional yaitu sebagai berikut:
1) Guru sebagai model, guru dapat dijadikan sebagai contoh dan teladan.
Karena itu, guru harus memiliki kelebihan, baik pengetahuan,
keterampilan, dan kepribadian.
2) Guru sebagai perencana, guru berkewajiban mengembangkan tujuantujuan pendidikan menjadi rencana-rencana yang operasional.
3) Guru mampu mendiagnosis kemajuan belajar siswa. Peranan tersebut erat
kaitannya dengan tugas mengevaluasi kemajuan belajar siswa.
4) Guru sebagai pemimpin, guru harus mampu berdiri sebagai pemimpin.
5) Guru sebagai petunjuk jalan kepada sumber-sumber pengetahuan, guru
berkewajiban menyediakan berbagai sumber yang memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman yang kaya.

3. Kompetensi Guru
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,pengertian kompetensi adalah
kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.
Syah

dalam

Rastodio

(www.rasto.wordpress.com)

mengemukakan

pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Usman
mengemukakan kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan
kualifikasi

atau

kemampuan

seseorang

(www.rasto.wordpress.com).

26

Sementara menurut Khoiri (2010: 35) kompetensi adalah seperangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas
sesuai dengan pekerjaan tertentu.
Kemendiknas

dalam

Rastodio

(www.rasto.wordpress.com)

merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan
nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Menurut

Ridlowi

(www.aridlowi.blogspot.com)

kompetensi

guru

merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajibankewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Sementara dalam UndangUndang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 10, kompetensi adalah seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompetensi guru adalah suatu gambaran yang utuh tentang potensi,
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang terkait dengan profesi
tertentu berkenaan dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan dan
diwujudkan melalui tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi
sebagai guru.
Kompetensi yang harus dimiliki guru, berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.16 Tahun 2007 yaitu:
1) Kompetensi pedagogik
2) Kompetensi kepribadian

27

3) Kompetensi profesional
4) Kompetensi sosial
(Kemendiknas 2010: 6)
4. Kinerja Guru
a. Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja berasal dari kata job performance (prestasi kerja
atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Jadi menurut
bahasa, kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang nampak sebagai
bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang.
Menurut Mangkunegara (2005: 9) kinerja (prestasi kerja) adalah
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Menurut Sulistiyani (www.wikipedia.com) ”kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang
dapat dinilai dari hasil kerjanya”. Menurut Riduwan (2009: 113) ”kinerja
guru adalah prestasi yang dapat dicapai seseorang atau organisasi
berdasarkan kriteria dan alat ukur tertentu”. Sementara menurut
Sedarmayanti (2001: 53) kinerja dapat dinilai dari apa yang dilakukan
oleh seorang guru dalam kerjanya.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja atau prestasi kerja yang
dicapai guru berdasarkan standar dan ukuran penilaian yang telah

28

ditetapkan. Standar dan alat ukur tersebut merupakan indikator untuk
menentukan apakah seorang guru berkinerja tinggi atau rendah.
b. Kriteria Kinerja Guru
Keberhasilan seorang guru bisa dilihat apabila kriteria-kriteria yang
ada telah tercapai secara keseluruhan. Jika kriteria telah tercapai, berarti
pekerjaan seseorang telah dianggap memiliki kualitas kerja yang baik.
Wujud dari kinerja guru direalisasikan dalam bentuk kompetensi
yaitu:
a) Kompetensi Pedagogik
Menurut UU No. 14 Tahun 2005, kompetensi pedagogik
adalah kemampuan mengelola pembelajaran siswa, pembelajaran
adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Guru memainkan multiperan dalam
proses pembelajaran yaitu guru berperan sebagai manajer, pemandu,
organisator, koordinator, fasilitator, komunikator, dan motivator
proses

pembelajaran.

Kemampuan

guru

dalam

mengelola

pembelajaran siswa meliputi:
(1) Menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual.
(2) Menguasai

teori

dan

prinsip-prinsip

pembelajaran

yang

mendidik.
(3) Mengembangkan kurikulum terkait dengan mata pelajaran yang
diampu/bidang pengembangan yang diampu.
(4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

29

(5) Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk kepentingan
pembelajaran.
(6) Memfasilitasi

pengembangan

potensi

siswa

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
(7) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
siswa.
(8) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar.
(9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
(10) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.
b) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini merupakan kemampuan tentang kepribadian
guru yang dapat menjadi teladan bagi siswa yang meliputi:
(1) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional Indonesia.
(2) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi siswa dan masyarakat.
(3) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
(4) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
(5) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

30

c) Kompetensi Profesional
Kompetensi ini merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing siswa, yang meliputi:
(1) Menguasai materi struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
(2) Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
(3) Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
(4) Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif.
(5) Memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.
d) Kompetensi Sosial
Kompetensi

Sosial

adalah

kemampuan

guru

untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan
siswa, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial guru merupakan
modal dasar guru yang bersangkutan dalam menjalankan tugas
keguruan. Kemampuan guru dalam kompetensi ini meliputi:
(1) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik,
latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

31

(2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
(3) Beradaptasi

di

tempat

bertugas

di

seluruh

wilayah

RepublikIndonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
(4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Kinerja merupakan gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan/program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi. Oleh karena itu, bila ingin tercapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi kinerja tersebut.
Menurut konsep perubahan perilaku dari Cascio (Riduwan 2009:
92) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah abilitas dan
motivasi. Abilitas ditentukan oleh skill dan pengetahuan, sedangkan skill
dipengaruhi oleh kecakapan, kepribadian, dan pengetahuan yang
terbentuk oleh pendidikan, pengalaman, latihan, dan minat. Davis
(Mangkunegara

2005:

13)

mengemukakan

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kinerja antara lain, yaitu:
1) Faktor Kemampuan (ability)
Secara psikologi, kemamp