KINERJA GURU SEKOLAH DASAR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU DI KECAMATAN MANTRIJERON YOGYAKARTA.

(1)

i

KINERJA GURU SEKOLAH DASAR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU

DI KECAMATAN MANTRIJERON YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Novita Arumsari NIM 10101241024

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani

(Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan)

-Ki Hajar Dewantara- Guru biasa memberitahukan,

Guru baik menjelaskan Guru ulung memeragakan,

Guru hebat mengilhami. -Willian Arthur Ward-


(6)

vi PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan bagi penulis dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Karya ini saya persembahkan untuk:

 bapak, ibu, dan adik tercinta,  kakek tersayang,


(7)

vii

KINERJA GURU SEKOLAH DASAR BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU

DI KECAMATAN MANTRIJERON YOGYAKARTA

Oleh Novita Arumsari NIM 10101241024

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi: (1) guru sebagai pengajar; (2) guru sebagai pembimbing, dan (3) guru sebagai evaluator.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah guru sekolah dasar bersertifikat pendidik di Kecamatan Mantrijeron. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket tertutup dengan jenis instrument skala. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif yang disajikan dalam teknik deskriptif kuantitatif dengan persentase. Sekolah dasar yang diteliti berjumlah sembilan (9) sekolah dengan 63 guru bersertifikat pendidik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru sekolah dasar bersertifikat pendidik di Kecamatan Mantrijeron memiliki kinerja sangat baik dengan persentase 81,19%. Dilihat dalam pelaksanaan tupoksi guru: (1) sebagai pengajar memiliki kinerja sangat baik dengan persentase 82,64%, tetapi dalam beberapa aspek terdapat kinerja yang kurang baik yakni sebanyak 35 guru (55,6%) guru bersertifikat pendidik tidak pernah melakukan penelitian, dan aspek pengalokasian pembelajaran tergolong dalam kategori kurang baik dengan persentase kinerja sebesar 54,2%, (2) sebagai pembimbing memiliki kinerja baik dengan persentase 78,35% dan (3) sebagai evaluator memiliki kinerja sangat baik dengan persentase 82,56%.

Kata kunci: kinerja guru, pelaksanaan tupoksi guru dan guru bersertifikat pendidik


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Guru di Kecamatan Mantrijeron Yogyakarta”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada.

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta staf, yang telah memohonkan izin penelitian untuk keperluan skripsi.

2. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Dr. Cepi Safruddin Abdul Jabar, M.Pd yang telah menyetujui dan memberikan kemudahan dalam melakukan penelitian hingga pada penyusunan skripsi.

3. Dosen pembimbing I, MD. Niron, M.Pd dan Suyud, M.Pd selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, dan nasehat dalam penyusunan skripsi ini kepada penulis dengan penuh kesabaran.

4. Dosen penguji utama, Dr. Sugito, M.A yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan untuk perbaikan penelitian saya.

5. Dosen sekretaris penguji, Mada Sutapa, M.Si yang telah meluangkan waktu dalam memberikan masukan guna perbaikan penelitian saya.

6. Para dosen Jurusan Administrasi Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan wawasan yang berharga.

7. Kepala sekolah SD N Gedongkiwo, SD N Minggiran, SD N Suryodiningratan I, SD N Suryodiningratan II, SD N Suryodiningratan III, SD N Suryowijayan, SD Muh. Suryowijayan, SD Muh. Danunegaran, dan SD Muh. Jogokaryan, yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian.


(9)

(10)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL………...……… i

HALAMAN PERSETUJUAN……… ii

HALAMAN PERNYATAAN……….……… iii

HALAMAN PENGESAHAN………...……… iv

HALAMAN MOTTO……….……… v

HALAMAN PERSEMBAHAN………….……… vi

ABSTRAK………..……… vii

KATA PENGANTAR………..……… viii

DAFTAR ISI………...………... x

DAFTAR TABEL………..……… xiii

DAFTAR GAMBAR……….... xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah……….. 9

C. Batasan Masalah……… 10

D. Rumusan Masalah………. 10

E. Tujuan Penelitian………... 11

F. Manfaat Penelitian………. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Guru……… 13

B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru……….. 18

C. Kinerja Guru……….. 25

D. Kompetensi Guru Sekolah Dasar……….. 36

E. Sertifikasi Guru……… 42

F. Penelitian yang Relevan……… 45

G. Kerangka Pikir………... 48

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian……… 50


(11)

xi

B. Waktu dan Tempat Penelitian………... 50

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 50

D. Populasi Penelitian……… 51

E. Teknik Pengumpulan Data……… 52

F. Instrumen Penelitian……….. 52

G. Uji Instrumen………. 62

H. Teknik Analisis Data………. 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian………... 67

B. Penyajian Data………... 68

1. Deskripsi Data Karakteristik Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik………... 68

2. Deskripsi Data Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Guru………... 85 a. Kinerja guru sebagai pengajar………... 89

b. Kinerja guru sebagai pembimbing………... 114

c. Kinerja guru sebagai evaluator……….. 138

d. Kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru………... 161

C. Pembahasan………... 163

1. Kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar………. 163 2. Kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pembimbing………... 167 3. Kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai evaluator………... 171 4. Kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru……… 173 D. Keterbatasan Penelitian………. 174 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 175


(12)

xii

B. Saran……….. 176

DAFTAR PUSTAKA………. 177


(13)

xiii DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Tugas dan Peran Guru………... 20

Tabel 2. Daftar Populasi ………. 51

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban ………... 53 Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru sebagai Pengajar………. 54 Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru sebagai Pembimbing… 55 Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru sebagai Evaluator …... 56 Tabel 7. Instrumen Kinerja Guru ………... 58 Tabel 8. Contoh Pengisian Angket/Kuesioner Kinerja Guru SD

Bersertifikat Pendidik ………... 61 Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian……… 64 Tabel 10. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru ………... 66 Tabel 11. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Jenis

Kelamin ……… 69

Tabel 12. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan

Pengalaman Mengajar ... 71 Tabel 13. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Status

Kepegawaian………..………... 72

Tabel 14. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Tugas

Mengajar………... 74

Tabel 15. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan Latar

Belakang Pendidikan………. 76

Tabel 16. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan pada Asal

Perguruan Tinggi……… 78

Tabel 17. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasar pada

Asal Program Studi………... 81 Tabel 18. Data Guru Bersertifikat Pendidik Berdasarkan

Kuantitas Penelitian……….…… 83 Tabel 19. Deskripsi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik sebagai


(14)

xiv

Tabel 20. Kategori Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat

Pendidik Dilihat dari Dimensi Guru sebagai Pengajar…….. 110

Tabel 21. Deskripsi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik sebagai Pembimbing……….. 115

Tabel 22. Kategori Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik Dilihat dalam Dimensi Guru sebagai Pembimbing………... 133

Tabel 23. Deskripsi Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik sebagai Evaluator………... 140

Tabel 24. Kategori Kinerja Guru Bersertifikat Pendidik Dilihat dalam Dimensi Guru sebagai Evaluator………... 157

Tabel 25. Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat Pendidik……… 162

Tabel 26. Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian……… 191

Tabel 27. Hasil Uji Validitas………... 192

Tabel 28. Hasil Penelitian Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Guru………... 203

Tabel 29. Kinerja Guru Berdasarkan Program Studi, Jenis Kelamin, dan Status Kepegawaian………... 204

Tabel 30. Kinerja Guru Berdasarkan Program Studi………... 205

Tabel 31. Kinerja Guru Berdasarkan Status Kepegawaian………... 205


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir………. 48 Gambar 2. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Jenis Kelamin………. 69 Gambar 3. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Pengalaman Mengajar……… 71 Gambar 4. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Status Kepegawaian………... 73 Gambar 5. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Tugas Mengajar Per-Minggu………. 75 Gambar 6. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan……… 77 Gambar 7. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi………... 78 Gambar 8. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Asal Program Studi……… 82 Gambar 9. Diagram Karakteristik Guru Bersertifikat Pendidik

Berdasarkan Kuantitas Penelitian………... 84 Gambar 10. Diagram Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik Dilihat

dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pengajar……... 113 Gambar 11. Diagram Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik Dilihat

dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru sebagai Pembimbing… 138 Gambar 12. Diagram Kinerja Guru SD Bersertifikat Pendidik

Dilihat dalam Pelaksanaan Tupoksi sebagai Evaluator….. 161 Gambar 13. Diagram Kinerja Guru Sekolah Dasar Bersertifikat

Pendidik dalam Pelaksanaan Tupoksi Guru di Kecamatan


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Uji coba instrument ... 181

Lampiran 2. Hasil uji coba instrumen ... 190

Lampiran 3. Instrumen penelitian ... 194

Lampiran 4. Hasil penelitian ... 202


(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah kunci utama dalam perkembangan pembangunan Indonesia di masa datang. Indonesia akan berjalan menuju kesejahteraan baik sosial maupun ekonomi apabila kualitas pendidikannya meningkat semakin baik. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang sebagai modal awal perkembangan dan kemajuan bangsa. Undang -Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab.

Guru adalah faktor penentu yang dominan dalam dunia pendidikan karena guru mempunyai peranan dalam proses pembelajaran yang merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Peranan guru dalam pendidikan yaitu sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator, dan evaluator. Peranan tersebut menyebabkan guru harus memiliki kompetensi guru yang dibutuhkan untuk melancarkan proses belajar mengajar. Guru yang ideal adalah guru yang memiliki kinerja sesuai dengan tugas pokok guru dan memiliki integritas dalam


(18)

2

pelaksanaannya. Pelaksanaan tugas utama guru tersebut membutuhkan empat kompetensi dasar yang menjadi syarat mutlak dimiliki oleh seorang guru, kompetensi tersebut adalah kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

Pendidikan di Indonesia dewasa ini tengah menjadi perhatian karena tengah mengalami permasalahan, salah satunya terkait pada kualitas pendidikan. Kualitas dari kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh kualitas guru dalam mengajar yang disertai dengan kualitas siswa dalam belajar. Guru yang berkualitas dalam mengajar merupakan guru yang memiliki kinerja yang baik dalam mengajar. Kinerja merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui penerapan keprofesionalan guru dalam menjalankan peran sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator di sekolah. Seorang guru dituntut memiliki kinerja yang mampu meningkatkan mutu pendidikan untuk merealisasikan tujuan pendidikan dengan melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru. Keberhasilan kinerja yang ditunjukkan seorang guru dalam mengajar menghasilkan mutu pendidikan yang baik, sehingga guru yang melaksanakan tupoksi dengan kinerja optimal, maka menghasilkan mutu pendidikan yang optimal pula. Hal itulah yang mendasari pentingnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru.

Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan kualitas peserta didik. Banyak penelitian menyebutkan mengenai keterkaitan antara proses pembelajaran peserta didik dengan kinerja dari guru yang berkompeten. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 1 memuat pengertian bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya adalah mendidik, mengajar, membimbing,


(19)

3

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, sedangkan amanat mengenai guru profesional tertuang dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Peraturan No 19 Tahun 2005 bahwa guru profesional harus memiliki syarat kualifikasi akademik sekurang-kurangnya S1 atau D/IV dan memiliki empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Berdasarkan hal tersebut, maka guru dapat dikatakan professional apabila guru memiliki kualifikasi pendidikan S1 atau D/IV, yang memiliki tugas pokok dalam mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik untuk menciptakan siswa-siswa yang berkualitas secara akademik maupun non-akademik.

Penyelenggaraan kegiatan dalam rangka peningkatan kualitas guru di Indonesia dilakukan dalam berbagai upaya, baik oleh pemerintah, swasta, maupun instansi lain yang terkait dengan penjaminan mutu guru dan kependidikan. Kebijakan-kebijakan untuk peningkatan profesionalisme guru semakin serius diterapkan, seperti peningkatan kemampuan atau penguasaan tentang berbagai macam strategi ataupun metode pengajaran melalui berbagai kegiatan (workshop, diklat, dan lain-lain), dan dengan cara peningkatan kualitas guru melalui program sertifikasi guru yang tertuang pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), yang di dalamnya disebutkan bahwa guru yang memiliki sertifikat pendidik berhak mendapatkan insentif yang berupa tunjangan profesi. Pemberian tunjangan profesi ini tidak hanya untuk guru Pegawai Negeri


(20)

4

Sipil (PNS) tetapi juga bagi guru non-PNS, selama yang bersangkutan memiliki sertifikat pendidik.

Guru yang profesional berarti memiliki keterampilan dan kualifikasi akademik yang memadai dan memiliki standar tertentu. Guru yang memiliki profesionalisme dalam proses belajar mengajar di kelas memiliki cara atau teknik tersendiri untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kreatifitas dan inisiatif dari guru juga sangat dibutuhkan karena dengan inisiatif dari guru tersebut akan membawa peserta didik mendapatkan materi yang mudah diterima. Guru yang memiliki profesionalisme dalam dirinya, akan berusaha untuk mengembangkan keprofesionalan dirinya dengan berbagai cara seperti, mengembangkan keilmuan, melakukan penelitian, menulis jurnal atau membaca jurnal-jurnal ilmiah, meningkatkan koleksi perpustakaan pribadi dengan buku atau jurnal yang terkait dengan pembelajaran di kelas atau berkaitan dengan anak didik, dan lain sebagainya.

Kualitas proses belajar yang mengalami peningkatan dapat diketahui dengan terjadinya peningkatan prestasi hasil belajar siswa yang dapat diukur berdasarkan nilai kelulusan peserta didik tersebut. Sertifikasi guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru mendapat perhatian besar, sehingga banyak pihak berharap kualitas dari kinerja guru dapat diperbaiki dengan sertifikasi guru tersebut. Namun, fakta berkata lain karena masih banyak yang salah mengartikan mengenai konsep sertifikasi ini, sehingga implementasinya menjadi kurang maksimal dalam pendidikan. Fakta lapangan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan peserta program sertifikasi guru dari tahun ke tahun, tetapi kualitas


(21)

5

dari peserta didiknya belum terlihat mengalami peningkatan yang signifikan, kemampuan guru yang lolos sertifikasi pun belum dapat menunjukkan perubahan yang signifikan pula.

Tujuan dalam mengikuti sertifikasi guru sebenarnya bukan hanya untuk mendapatkan kesejahteraan, melainkan untuk menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki kompetensi seperti yang disyaratkan dalam standar kompetensi guru. Tunjangan profesi itu sendiri merupakan konsekuensi logis yang menyertai adanya kemampuan yang dimaksud. Apabila guru menyadari akan hal tersebut, maka guru akan melaksanakan program ini dengan sungguh-sungguh, maka akan ada dampak positif dari program sertifikasi guru yakni meningkatkan kualitas kinerja guru.

Baedowi (2009) berpendapat yang dikutip dari laman

http://edukasi.kompas.com, “motivasi para guru mengikuti sertifikasi umumnya terkait aspek financial, yaitu ingin segera mendapat tunjangan profesi”. Pendapat tersebut secara terbuka menyatakan bahwa program pemerintah perihal sertifikasi guru banyak disalahartikan dengan sudut pandang untuk mengejar aspek

financial. Aspek lain dibalik adanya sertifikasi guru kurang diperhatikan oleh guru-guru yang telah mendapat sertifikat pendidik tersebut. Berdasarkan fakta yang demikian, maka timbul ungkapan bahwa sertifikasi guru bukan satu-satunya tolok ukur dalam menilai kompetensi guru. Namun, fakta yang mengatakan bahwa sertifikasi masih banyak disalahartikan dalam sudut pandang financial

bukan menjadi sebuah masalah, hal tersebut adalah tantangan bagi guru bersertifikat pendidik untuk membuktikan bahwa guru bersertifikat pendidik dapat


(22)

6

memiliki kinerja yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru dengan baik. Haffid Abbas (2013) yang dikutip laman http://m.kompasiana.com menyebutkan bahwa pada tanggal 14 Maret 2013 Bank Dunia mempublikasikan perihal

Spending More or Spending Better: Improving Education Financing in Indonesia,

yang dijelaskan perihal guru yang memperoleh sertifikasi dengan yang belum bersertifikasi menunjukan prestasi yang relatif sama. Program tersebut tidak memberikan dampak perbaikan terhadap mutu pendidikan nasional. Penyelenggaraan sertifikasi guru tersebut pun menguras sekitar dua pertiga dari total anggaran pendidikan yang mencapai 20 persen APBN, sebagai contoh pada tahun 2010 biaya sertifikasi mencapai Rp 110 triliun. Pada dasarnya penyelenggaran sertifikasi guru memiliki dampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan guru yang dapat menurunkan jumlah guru yang bekerja rangkap, walaupun dengan perubahan apapun yang dilakukan, kurikulum apapun yang diberlakukan, dan kebijakan yang akan diambil, apabila tidak berhubungan dengan perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, maka hasilnya akan sia-sia.

Seorang guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan harapan dan keinginan semua pihak terlebih masyarakat pada umumnya. Mutu pendidikan yang baik dipengaruhi oleh kinerja guru yang baik ketika melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik dijadikan tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan seorang guru dalam mengajar. Guru yang memenuhi tugas pokok guru dalam mengajar dengan


(23)

7

kinerja yang optimal, akan menghasilkan mutu pendidikan yang optimal pula. Hal itulah yang mendasari pentingnya pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa,

pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban (1) menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, (2) mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan dan (3) memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Berdasarkan UU tersebut guru memiliki kewajiban untuk menciptakan kreativitas dalam proses belajar mengajar agar menghasilkan mutu pendidikan yang baik. Guru yang kreatif akan mempengaruhi hasil belajar siswa selama belajar di kelas. Siswa pun menikmati belajar di kelas dan mudah dalam penerimaan ilmu yang diberikan, sehingga peningkatan kreativitas guru tersebut penting dilakukan ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pesatnya perkembangan zaman memunculkan harapan untuk pesatnya pula perkembangan kualitas akan pendidikan di Indonesia. Masyarakat dan pemerintah berharap agar pendidikan semakin berkualitas. Pemerintah berharap apabila kesejahteraan guru meningkat, kinerja guru akan meningkat pula, yang berdampak pada mutu pendidikan di Indonesia. Penggunaan tunjangan keprofesionalan guru yang didapat guru bersertifikat pendidik, akan lebih baik apabila dapat disisihkan guna membeli buku-buku penunjang untuk menambah wawasan, digunakan untuk menyusun karya ilmiah, dan lain sebagainya yang bertujuan dalam pemutakhiran ilmu. Di samping menambah pengetahuan guru untuk diimplementasikan dalam pembelajaran, kegiatan pemutakhiran ilmu yang dilakukan guru tersebut akan


(24)

8

berdampak pula pada kemampuan atau kualitas siswa secara tidak langsung. Apabila tunjangan dari program sertifikasi guru dipergunakan sebagaimana mestinya, maka bukan tidak mungkin pendidikan akan semakin baik. Namun pada kenyataannya, terdapat beberapa pihak yang kurang memperhatikan kebutuhan untuk meningkatkan kinerja yang diperlukan dalam proses belajar mengajar tersebut.

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa terdapat 63 dari 83 guru sekolah dasar di Kecamatan Mantrijeron telah memiliki sertifikat pendidik. Hampir setiap sekolah memiliki guru yang telah lolos sertifikasi, bahkan terdapat sekolah yang seluruh gurunya telah bersertifikat pendidik. Namun, terdapat hal yang janggal, yakni terdapat sekolah yang memiliki banyak guru bersertifikat pendidik nilai kelulusan siswanya tidak mengalami peningkatan secara signifikan, bahkan terdapat sekolah yang memiliki guru bersertifikat tidak sebanyak sekolah tersebut justru nilai kelulusannya mengalami peningkatan. Hal tersebut berdasarkan data yang menunjukkan nilai kelulusan siswa selama tiga tahun berturut-turut yaitu selama tahun ajaran 2009-2012 terdapat sekolah yang mengalami peningkatan, ada pula yang mengalami penurunan nilai kelulusan. Kesimpulan sementara berdasarkan hasil dari nilai kelulusan siswa selama tiga tahun berturut-turut terdapat sekolah yang memiliki banyak guru bersertifikat pendidik memiliki nilai kelulusan yang cenderung baik dari tahun ke tahun, terdapat juga sekolah yang memiliki banyak guru bersertifikat pendidik, tetapi nilai kelulusan siswanya kurang terlihat mengalami peningkatan, serta terdapat sekolah yang memiliki jumlah guru bersertifikatnya tidak terlalu banyak, nilai kelulusan siswanya dari


(25)

9

tahun ke tahun justru diatas sekolah yang memiliki banyak guru bersertifikat pendidiknya. Menjadi sebuah tanda tanya, mengapa banyaknya guru yang bersertifikat pendidik tidak berdampak pada nilai kelulusan siswa yang semakin meningkat? Demikian kiranya perlu ditelusuri bagaimana kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pelaksanakan tugas pokok dan fungsi guru di sekolah dasar.

B. Identifikasi Masalah

1. Masih terdapat guru bersertifikat pendidik yang kurang maksimal dalam melaksanakan tugas sebagai guru bersertifikat pendidik karena hasil dari proses sertifikasi tersebut belum berdampak cukup signifikan terhadap mutu pendidikan.

2. Kurangnya komitmen guru dalam mengembangkan diri secara mandiri dengan mengikuti berbagai kegiatan seperti diklat, pelatihan dan lain sebagainya setelah menyandang predikat guru bersertifikat pendidik.

3. Kurangnya pemahaman guru bahwa mengikuti program sertifikasi guru bukan hanya untuk memperoleh kesejahteraan, tetapi juga untuk meningkatkan mutu pendidikan.

4. Kinerja guru sekolah dasar yang bersertifikat pendidik dengan kinerja guru yang belum bersertifikat pendidik memiliki kecenderungan kinerja yang tidak jauh berbeda.


(26)

10 C. Batasan Masalah

Cakupan batasan masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru karena masih terdapat guru bersertifikat pendidik yang kurang maksimal dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar, pembimbing, dan sebagai evaluator, yang menunjukkan bahwa hasil dari program sertifikasi tersebut belum berdampak cukup signifikan terhadap mutu pendidikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada maka dapat dirumuskan permasalahan umum yakni bagaimana kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru? Melihat dari dimensi tugas pokok dan fungsi guru, maka menghasilkan rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar?

2. Bagaimana kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pembimbing?

3. Bagaimana kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai evaluator?


(27)

11 E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru yakni sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar.

2. Untuk mengetahui kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pembimbing.

3. Untuk mengetahui kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai evaluator.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis

a. Menambah dan memperkaya pengetahuan mengenai kinerja guru sekolah dasar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru.

b. Memberikan gambaran mengenai kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik dalam kaitannya dengan mutu guru bersertifikat pendidik dan kesesuaian kinerja guru bersertifikat pendidik tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi guru.


(28)

12 2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Sarana penambah wawasan dan ilmu mengenai kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik yang dilihat dalam dimensi tugas pokok guru yakni guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator secara mendalam. b. Bagi pendidik sekolah dasar

Menjadi bahan informasi dan evaluasi bagi guru bersertifikat pendidik dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi guru untuk memajukan pendidikan dan peningkatan kualitas peserta didik dengan meningkatkan kinerja dalam proses belajar mengajar.


(29)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Guru 1. Guru

Guru adalah salah satu faktor utama bagi terciptanya generasi penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari sisi intelektualitasnya saja melainkan dari tata cara berperilaku dalam masyarakat. Guru yang baik harus mengerti dan paham tentang hakekat sejati seorang guru, hakekat guru dapat kita pelajari dari definisi atau pengertian dari istilah guru itu sendiri.

Istilah pendidik dalam falsafah jawa diidentikkan dengan guru, yang mempunyai makna “digugu lan ditiru” yang berarti mereka yang selalu dicontoh

dan dipanuti. Guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas mendidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas saja, melainkan lebih dari itu, guru dianggap sebagai sumber informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat ke arah yang lebih baik, sehingga tugas dan fungsi guru tidak hanya terbatas di dalam kelas saja melainkan jauh lebih kompleks dan dalam makna yang lebih luas, seorang guru dituntut pandai dan mampu menjadi ujung tombak dalam setiap aspek perkembangan masyarakat.

Guru yang baik untuk siswa-siswanya yang bertugas membimbing untuk meraih masa depan dan memberikan contoh dalam berperilaku baik merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian guru. Guru yang berhasil adalah guru yang dapat mengarahkan siswa-siswa dalam meraih apa yang menjadi cita-cita dan


(30)

14

menjadikan siswa-siswa tersebut anak kebanggaan dengan prestasi serta kepribadian yang dicita-citakan oleh bangsa dan negara.

Pengertian guru dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Bab I Pasal 11 tentang Guru dan Dosen, “guru adalah tenaga pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Pada bab tersebut dijelaskan pada ayat dua (2) yakni pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Guru adalah tenaga fungsional yang kedudukannya menunjukkan tugas, tanggungjawab, wewenang dalam organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Menurut Hadari Nawawi (1982: 123) pengertian guru dapat dilihat dari dua sisi yang berbeda yakni dalam arti sempit dan dalam arti luas. Guru dalam arti sempit adalah seseorang yang berkewajiban mewujudkan program kelas, yakni orang yang mengajar dan memberikan pelajaran di kelas, sedangkan dalam arti luas diartikan guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak dalam mencapai kedewasaan masing-masing.

Ketercapaian dalam meraih tujuan yang diharapkan tersebut menjadikan sebuah ketetapan akan tuntutan untuk guru memiliki kualifikasi seperti yang


(31)

15

tertuang dalam UU No 14 Tahun 2005 mengenai Guru dan Dosen pada Bab IV Pasal delapan (8) bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, memiliki kompetensi (kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik tersebut dapat diperoleh dengan menempuh pendidikan tinggi program sarjana dan program diploma empat seperti yang tertuang pada Pasal sembilan (9).

Pendidikan yang diselenggarakan oleh pendidik yang berkualifikasi akan menghasilkan mutu belajar mengajar yang berkualitas, dan berkualitasnya proses belajar mengajar membutuhkan guru profesional. Guru profesional adalah guru yang cakap, mahir dan ahli di bidangnya yang diperoleh dari pendidikan profesi. Nana Syaodah dalam Suparlan (2002: 9) menyebutkan, “guru adalah suatu profesi yang membutuhkan kualifikasi pendidikan untuk mengadakan pembinaan ilmu pengetahuan serta kepribadian siswa-siswa agar menjadi penerus bangsa yang berkualitas dalam segi pendidikan dan kepribadian”, yang dilanjutkan dengan Surya dalam Kunandar (2010: 47), “guru profesional akan tercermin dalam pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dengan materi maupun metode pendidikan yang diberikan”. Undang-Undang Guru dan Dosen memuat beberapa persyaratan seorang guru profesional, baik kualifikasi ataupun kompetensi. Seorang guru profesional harus berkualifikasi pendidikan minimal sarjana (S1), sedangkan dari segi kompetensi, guru profesional harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi profesional.


(32)

16

Definisi guru profesional dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 adalah, “pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standard mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi”. Guru sebagai tenaga profesional juga dituntut untuk selalu mengembangkan diri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Namun, kondisi masing-masing menyebabkan perbedaan dalam penguasaan kompetensi, sehingga untuk mengetahui kondisi penguasaan kompetensi guru dilakukan melalui uji kompensi guru. Uji kompetensi guru bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional yang difokuskan pada identifikasi kelemahan guru yang nantinya dijadikan dasar dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka guru adalah tenaga fungsional yang profesional, berkompeten dan memenuhi kualifikasi akademik yang memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih dan mengevaluasi peserta didik sebagai sarana membantu mencerdaskan bangsa melalui pendidikan baik di kelas maupun di luar kelas.

2. Guru Sekolah Dasar (SD)

Pengertian guru kelas menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya adalah,


(33)

17

guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK/RA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan satuan pendidikan formal yang sederajat, kecuali guru mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta guru pendidikan agama.

Sekolah dasar (SD) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang Pendidikan Dasar. Sekolah dasar merupakan pendidikan awal yang penting untuk menjadi dasar dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Melihat pendidikan merupakan dasar pendidikan, maka pendidikan di jenjang sekolah dasar harus memiliki guru yang berkompeten dan memenuhi kualifikasi akademik.

Kualifikasi akademik guru SD/MI yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri No 16 Tahun 2007 yaitu memuat hal-hal sebagai berikut.

a. Kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/ PGMI) atau,

b. psikologi yang diperoleh dari program studi yang terkreditasi.

Berdasarkan peraturan tersebut dapat disimpulkan bahwa guru sekolah dasar adalah tenaga pendidik yang memenuhi kualifikasi akademik dan lolos uji kompetensi guru yang memiliki tugas mendidik, mengajar, membimbing, peserta didik yang berada dalam jenjang pendidikan dasar di satuan pendidikan formal sekolah dasar sebagai bekal pendidikan lanjutan.


(34)

18 B. Tugas Pokok dan Fungsi Guru

Tugas pokok guru menurut Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 84/1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya pada Pasal 3 bahwa tugas pokok guru dibagi menjadi dua, yaitu:

1. menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi belajar, analisis hasil evaluasi belajar, serta menyusun program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya, atau,

2. menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang merupakan tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (pasal 1 ayat 1), dengan kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 2 ayat 1) dan dibuktikan dengan sertifikat profesional (pasal 2 ayat 2). Profesionalitas guru ditunjukkan dengan berbagai prinsip-prinsip profesionalitas (Bab III pasal 7) dan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi (Bab IV pasal 8-13).

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 disebutkan bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban:


(35)

19

1. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran,

2. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

3. bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status social ekonomi peserta didik dalam pembelajaran, 4. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode

etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan,

5. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Dikutip dalam Suparlan (2005: 36) disebutkan mengenai tugas dan peran guru yakni sebagai berikut.


(36)

20 Tabel 1. Tugas dan Peran Guru

No Peran Tugas Pokok

1 Pendidik a. Mengembangkan kepribadian b. Membina budi pekerti

2 Pengajar a. Menyampaikan ilmu pengetahuan

b. Melatih keterampilan, memberikan panduan atau petunjuk

c. Perpaduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan dan keterampilan

d. Merancang pengajaran e. Melaksanakan pembelajaran f. Menilai aktivitas pembelajaran 3 Fasilitator a. Memotivasi siswa

b. Membantu siswa

c. Membimbing siswa dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas

d. Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai e. Menggunakan pertanyaan yang merangsang siswa untuk belajar f. Menyediakan bahan ajar

g. Mendorong siswa untuk mencari bahan ajar

h. Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat pendidikan i. Mewujudkan disiplin

4 Pembimbing a. Memberi petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran siswa b. Mencari kekuatan dan kelemahan siswa

c. Memberikan latihan

d. Memberikan penghargaan kepada siswa

e. Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan cara pemecahannya

f. Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat siswa g. Mengenali perbedaan individual siswa

5 Pelayan a. Memberikan layanan pembelajaran yang nyaman dan aman sesuai dengan perbedaan individual siswa

b. Menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah seperti ruang belajar, alat peraga, papan pengumuman.

c. Memberikan layanan sumber belajar

6 Perancang a. Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku.

b. Menyusun rencana mengajar.

c. Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan)

7 Pengelola a. Melaksanakan administrasi kelas b. Melaksanakan presensi kelas

c. Memilih strategi dan metode pembelajaran

8 Inovator a. Menemukan strategi dan metode mengajar yang efektif.

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam penggunaan strategi dan metode mengajar.

c. Mau mencoba dan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang baru.

9 Penilai a. Menyusun tes dan instrumen penilaian lain.

b. Melaksanakan penilaian terhadap siswa secara objektif. c. Mengadakan pembelajatan remidial.

d. Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran.


(37)

21

Berdasarkan pemaparan tersebut, apabila dikaitkan dengan pokok permasalahan yang dimunculkan, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru bersertifikat pendidik dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator adalah sebagai berikut.

1. Guru sebagai pengajar

a. Merancang pengajaran dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dikutip dalam pedoman penilaian kinerja guru (2008: 8), “perencanaan pembelajaran adalah membuat persiapan dalam melaksanakan pembelajaran”. Persiapan tersebut terkait materi pembelajaran maupun kondisi psikis dan psikologis yang kondusif dalam proses pembelajaran.

b. Menyampaikan ilmu pengetahuan dengan berdasar pada pedoman pengajaran.

c. Melatih keterampilan, memberikan panduan atau petunjuk kepada peserta didik.

d. Perpaduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan keterampilan.

e. Melaksanakan pembelajaran dengan mengimplikasikan apa yang telah tertuang dalam RPP yang telah disusun. Hal – hal yang menjadi perhatian guru dalam melaksanakan pembelajaran, yang dikutip dalam pedoman penilaian kinerja guru (2008: 8) yaitu sebagai berikut.


(38)

22

1) Mengatur waktu selama proses belajar mengajar berlangsung.

2) Memberikan dorongan kepada siswa agar selalu bersemangat dalam belajar.

3) Melaksanakan diskusi di dalam kelas. Membentuk diskusi di dalam kelas, akan tercipta siswa yang kreatif dan produktif serta terlatih untuk berargumentasi secara sehat dan terbiasa menghadapi perbedaan. Diskusi kelompok kecil tersebut akan menggali potensi siswa karena siswa akan aktif dalam aktivitas tersebut.

4) Mengamati kegiatan siswa baik kegiatan formal siswa maupun di dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengamatan siswa bertujuan untuk mengetahui siswa mana yang membutuhkan penanganan yang lebih.

5) Selama proses pengajaran, guru juga bertugas untuk memberikan pengarahan baik ceramah maupun secara tertulis yang mengunakan bahasa yang mudah dipahami. Walaupun seiring berjalannya waktu, siswalah yang lebih aktif dan mandiri dalam proses belajar.

6) Guru melatih daya pikir siswa dengan memberikan suatu permasalahan untuk dicari solusinya, sehingga siswa dapat menggunakan daya pikirnya untuk memecahkan masalah tersebut. 7) Memberikan respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh siswa. 8) Menggunakan alat peraga sebagai alat bantu komunikasi pendidikan


(39)

23

proses belajar mengajar untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam proses belajar yang monoton.

f. Setelah materi tersampaikan, guru akan menilai aktivitas pembelajaran yang selama ini berlangsung untuk mengetahui hasil dari proses belajar mengajar.

2. Guru sebagai pembimbing

a. Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran bagi siswa agar siswa dapat mengikuti arah dari bimbingan guru tersebut. b. Mencari kekuatan dan kelemahan siswa yang diampu, untuk melihat

potensi dari masing-masing siswa yang selebihnya akan diarahkan dalam pelatihan pengembangan potensi. Begitu pula dengan kelemahan dari siswanya, maka guru yang memiliki tugas sebagai pembimbing, akan mengarahkan kelemahan tersebut menjadi sebuah kekuatan siswa tersebut dengan bimbingan – bimbingan lebih mendalam.

c. Memberikan latihan kepada siswa untuk menjadi pribadi yang memiliki keterampilan, baik keterampilan dalam mengelola potensi yang dimiliki, maupun melatih dalam berperilaku dan bersikap sehari – hari.

d. Memberikan penghargaan kepada siswa yang pantas untuk diberikan penghargaan tersebut. Penghargaan tersebut memiliki beberapa tujuan, yakni untuk memacu semangat siswa tersebut untuk terus meningkatkan prestasi, dan untuk memacu semangat siswa lain yang tidak mendapatkan penghargaan, untuk meningkatkan prestasi agar mendapat penghargaan.


(40)

24

e. Mengenal permasalahan yang dihadapi siswa dan menemukan cara pemecahannya. Hal tersebut dapat dilakukan seorang guru karena permasalahan yang dihadapi siswa terkadang membuat konsentrasi siswa di sekolah pun pecah. Apabila guru menemukan siswa yang memiliki permasalahan, maka seorang guru dapat membantu mencarikan pemecahannya bersama wali siswa.

f. Membantu siswa untuk menemukan bakat dan minat siswa (karir untuk masa depan). Masa depan adalah tujuan utama, sehingga sudah menjadi tugas seorang guru untuk memberikan bimbingan dalam meraih masa depan yang cerah. Memberikan beberapa gambaran yang mengarah pada ketercapaian cita-cita masing-masing siswa. Namun sebelumnya, guru akan membawa siswa untuk mengenali bakat dan minat dari siswa, sehingga bimbingan untuk siswa akan lebih mudah dilakukan dengan melihat minat dari siswa-siswa tersebut.

g. Mengenali perbedaan individual siswa karena siswa memang memiliki keistimewaan masing-masing, sehingga guru harus mampu mengkondisikan perbedaan-perbedaan tersebut untuk membaur dalam sebuah kelas.

3. Guru sebagai evaluator

Evaluasi perlu dilakukan karena dengan evaluasi guru dapat mengetahui keberhasilan dalam pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta


(41)

25

ketepatan metode mengajar. Selain itu penilaian juga bertujuan untuk mengetahui kedudukan siswa di dalam kelas tersebut.

a. Menilai hasil pembelajaran dengan menyusun tes dan instrument penilaian lain terlebih dahulu, untuk memudahkan apa saja yang akan dinilai guru terhadap siswanya.

b. Melaksanakan penilaian terhadap siswa secara objektif dan harus sesuai dengan apa yang menjadi hasil murni dari siswa tersebut. c. Mengadakan pembelajaran remedial adalah memberikan kesempatan

bagi siswa untuk memperbaiki atau mengulang materi-materi yang mengalami kekurangan dengan harapan materi-materi akan menjadi lebih dikuasai.

d. Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran bagi siswa yang telah menguasai materi tertentu dan pengayaan ini bersifat mematangkan materi dengan mencoba variasi materinya.

C. Kinerja Guru

1. Konsep kinerja guru

Kinerja adalah performance atau unjuk kerja. Dapat pula diartikan sebagai prestasi kerja atau pelaksanaan kerja atau hasil unjuk kerja. Menurut August W. Smith, kinerja merupakan performance is output derives from processes, human otherwise, artinya kinerja adalah hasil suatu proses yang dilakukan manusia. Kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau sekelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai


(42)

26

tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2011) yang dikutip dalam Ondi Saondi dan Aris Suherman (2010: 29). Ahli lain berpendapat bahwa kinerja adalah,

hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek, yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A. Dale, 1992).

Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah wujud perilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.

Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam Kusmianto (1997: 49),

standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran, (3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, (5) kepemimpinan aktif dari guru.

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan menilai hasil belajar.


(43)

27 2. Indikator kinerja guru

Pedoman Penilaian Kinerja Guru (2008: 22) disebutkan indikator kinerja guru adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan program kegiatan pembelajaran

Tahap perencanaan program kegiatan pembelajaran merupakan tahapan yang berhubungan dengan kemampuan guru dalam menguasai bahan ajar. Kemampuan guru tersebut dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yakni mengembangkan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

1) Unsur dari silabus terdiri dari sebagai berikut. a) Identitas Silabus

b) Standar Kompetensi (SK) c) Kompetensi Dasar (KD) d) Materi Pembelajaran e) Kegiatan Pembelajaran f) Indikator

g) Alokasi Waktu h) Sumber Pembelajaran

2) Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan spesifik dari silabus yang ditandai dengan adanya komponen – komponen berikut.

a) Identitas RPP


(44)

28 c) Kompetensi Dasar (KD)

d) Indikator

e) Tujuan Pembelajaran f) Materi Pembelajaran g) Metode Pembelajaran h) Langkah – langkah Kegiatan i) Sumber Pembelajaran j) Penilaian

b. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembelajaran. Tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang menuntut kemampuan guru untuk maksimal dalam pelaksanaannya.

1) Pengelolaan kelas

a) Menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan.

b) Memupuk kerjasama dan disiplin siswa yang dilakukan dengan diadakannya, (1) piket kebersihan kelas, (2) ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, (3) absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan (4) melakukan pengaturan tempat duduk siswa. c) Pengaturan ruang/setting tempat duduk siswa yang dilakukan


(45)

29 2) Penggunaan media dan sumber belajar

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (1993: 78) media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (materi pembelajaran), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran. Sumber belajar merupakan buku pedoman, sehingga seorang guru selain dituntut untuk memahami dan mengerti buku pedoman dalam bentuk buku teks, guru juga harus berusaha untuk mencari dan membaca buku dari sumber – sumber lain yang terkait dan relevan, yang bertujuan untuk meningkatkan perluasan dan pendalaman materi, serta untuk pengayaan dalam proses pembelajaran. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media seperti media cetak, audio, dan audio visual saja. Namun, guru dituntut untuk mampu menggunakan objek nyata yang ada di sekitar sekolah.

3) Penggunaan metode pembelajaran

Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang disampaikan. R. Ibrahim dan Nana S. Sukmadinata (1993: 74) berpendapat, “setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, tetapi yang penting bagi guru metode apapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai”. Pada dasarnya siswa memiliki ketertarikan yang berbeda – beda, sehingga guru harus menggunakan


(46)

30

multi metode, yakni memvariasikan penggunaan metode pembelajaran saat di dalam kelas, seperti menggunakan metode ceramah yang dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal tersebut bertujuan untuk menjembatani kebutuhan siswa dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa.

c. Evaluasi/penilaian pembelajaran

Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan.

1) Pendekatan dan cara – cara evaluasi

Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan evaluasi adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP).

a) PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian dimaksudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang memiliki skor paling tinggi di kelas, maka siswa tersebut memiliki kedudukan tertinggi di kelas tersebut.

b) PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soal tes yang dikuasai oleh siswa.


(47)

31 2) Penyusunan alat – alat evaluasi

Alat evaluasi meliputi tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Alat evaluasi tersebut ditentukan sesuai dengan materi yang disampaikan di kelas.

Bentuk – bentuk alat evaluasi:

a) Tes tertulis berupa ragam benar/salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi dan jawaban singkat.

b) Tes lisan berupa tes yang diajukan dalam bentuk pertanyaan lisan yang dijawab langsung oleh siswa secara lisan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

c) Tes perbuatan dilakukan guru kepada siswa, yang berupa siswa diminta melakukan atau memperagakan suatu perbuatan / praktik sesuai materi yang diajarkan. Tes ini lebih sering digunakan pada mata pelajaran kesenian, keterampilan, olahraga, komputer dan lain sebagaianya.

3) Pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi

Terdapat dua hal yang diperhatikan dalam penggunaan hasil belajar, yakni:

a) Apabila bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh sebagian kecil siswa, guru tidak perlu memperbaiki program pembelajaran, melainkan memberikan kegiatan remidial bagi siswa yang bersangkutan.


(48)

32

b) Apabila bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang tidak dipahami oleh sebagian besar siswa, maka diperlukan perbaikan terhadap program pembelajaran khususnya berkaitan dengan bagian-bagian yang sulit dipahami.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja guru

Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan dan dianggap sebagai orang yang berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan yang merupakan pencerminan mutu pendidikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru adalah:

a. Kepribadian dan dedikasi

Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik yang artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Zakiyah Darajat dalam Djamarah SB, (1994) menjelaskan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Oleh karena itu kepribadian merupakan faktor yang menentukan tinggi rendahnya martabat guru. Kepribadian dan dedikasi yang tinggi dapat meningkatkan kesadaran akan pekerjaan dan mampu menunjukkan kinerja yang memuaskan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi.

b. Pengembangan profesi

Menurut Pidarta (1999) profesi ialah suatu jabatan atau pekerjaan biasa seperti halnya dengan pekerjaan-pekerjaan lain. Orang yang melakukan pekerjaan


(49)

33

profesi itu seharusnya ahli, orang yang memiliki daya pikir, ilmu dan keterampilan yang tinggi, di samping itu dituntut juga untuk mempertanggungjawabkan segala tindakan dan hasil karyanya yang menyangkut profesi tersebut.

Upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam karya Pantiwati (2001), diantaranya melalui:

1) peningkatan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar.

2) program sertifikasi

Pengembangan profesi guru harus pula diimbangi dengan usaha lain, seperti mengusahakan perpustakaan khusus untuk guru-guru yang mencakup segala bidang studi yang diajarkan di sekolah sehingga guru tidak terlalu sulit untuk mencari bahan dan referensi untuk mengajar di kelas. Pengembangan lainnya dapat dilakukan dengan pemberian kesempatan kepada guru-guru untuk mengarang bahan pelajaran tersendiri sebagai buku tambahan bagi siswa baik secara perorangan atau berkelompok.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan dilakukan secara terus-menerus sehingga mampu menciptakan kinerja sesuai dengan persyaratan yang diinginkan, selain itu pembinaan harus sesuai arah dan tugas yang bersangkutan dalam sekolah.


(50)

34 c. Kemampuan mengajar

Guru memerlukan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas agar berhasil dengan baik. Cooper dalam Zahera (1997) mengemukakan bahwa guru harus memiliki kemampuan dalam merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa ketika pembelajaran, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar.

d. Komunikasi

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen yang diajar. Kinerja guru akan meningkat seiring adanya kondisi hubungan dan komunikasi yang sehat di antara komponen sekolah sebab dengan pola hubungan dan komunikasi yang lancar dan baik mendorong pribadi seseorang untuk melakukan tugas dengan baik.

e. Hubungan dengan masyarakat

Terjalinnya hubungan baik dengan masyarakat dan dapat berlangsung secara berkelanjutan diperlukan peningkatan profesi guru dalam hal berhubungan dengan masyarakat. Guru disamping mampu melakukan tugasnya masing-masing di sekolah, mereka juga diharapkan dapat dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat.


(51)

35 f. Kedisiplinan

The Liang Gie (1972) menjelaskan, “disiplin yakni suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah disusun dengan rasa senang”.

Tujuan disiplin menurut Suharsimi Arikunto (1993) yaitu agar kegiatan sekolah dapat berlangsung secara efektif dalam suasana tenang, tentram dan setiap guru beserta karyawan dalam organisasi sekolah merasa puas karena terpenuhi kebutuhannya. Kedisiplinan yang baik ditunjukan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya akan memperlancar pekerjaan guru dan memberikan perubahan dalam kinerja guru ke arah yang lebih baik dan dapat dipertanggung jawabkan. Kondisi ini bukan saja berpengaruh pada pribadi guru itu sendiri dan tugasnya tetapi akan berimbas pada komponen lain sebagai suatu cerminan dan acuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil yang memuaskan. g. Kesejahteraan

Faktor kesejahteraan menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap kinerja guru di dalam meningkatkan kualitasnya sebab semakin sejahteranya seseorang makin tinggi kemungkinan untuk meningkatkan kerjanya. Mulyasa (2002) menegaskan bahwa terpenuhinya berbagai macam kebutuhan manusia, akan menimbulkan kepuasan dalam melaksanakan apapun tugasnya.Untuk memaksimalkan kinerja guru langkah strategis yang dilakukan pemerintah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak sesuai volume kerja guru, selain itu memberikan insentif pendukung sebagai jaminan bagi pemenuhan kebutuhan hidup guru dan keluarganya. Program peningkatan mutu pendidikan apapun yang


(52)

36

akan diterapkan pemerintah, jika kesejahteraan guru masih rendah maka besar kemungkinan program tersebut tidak akan mencapai hasil yang maksimal.

h. Iklim kerja

Iklim sekolah memegang peran penting sebab iklim itu menunjukkan suasana kehidupan pergaulan dan pergaulan di sekolah itu. Iklim itu mengambarkan kebudayaan, tradisi-tradisi, dan cara bertindak personalia yang ada di sekolah itu, khususnya kalangan guru-guru. Iklim ialah keseluruhan sikap guru-guru di sekolah terutama yang berhubungan dengan kesehatan dan kepuasan mereka (Pidarta, 1999). Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor pribadi, sosial dan budaya yang mempengaruhi sikap individu dan kelompok dalam lingkungan sekolah yang tercermin dari suasana hubungan kerjasama yang harmonis dan kondusif antara kepala sekolah dengan guru, antara guru dengan guru yang lain, antara guru dengan pegawai sekolah dan keseluruhan.

D. Kompetensi Guru Sekolah Dasar

PP Nomor 74 Tahun 2008 menyebutkan kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi (competency) menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 045/U/2002, diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu.


(53)

37

Pelaksanaan tugas dan fungsi guru membutuhkan kompetensi yang harus dikuasai, kompetensi guru tersebut meliputi :

1 menguasai bahan ajar;

2 menguasai landasan-landasan kependidikan; 3 mampu mengelola program belajar mengajar; 4 mampu mengelola kelas;

5 mampu menggunakan media/sumber belajar;

6 mampu menilaik prestasi peserta didik untuk kepentingan pengajaran; 7 mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan; 8 mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah;

9 memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran;

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 dijelaskan perihal kompetensi guru SD/MI yaitu sebagai berikut.

1 Kompetensi pedagogik

a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

b. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

c. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.

d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. i. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan


(54)

38

j. Melakukan tindakan reflektif untukpeningkatan kualitas pembelajaran.

2 Kompetensi kepribadian

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

d. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru. 3 Kompetensi sosial

a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

b. Berkomunikasi secara efektif, empati, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

4 Kompetensi profesional

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

b. Menguasai stamdar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu.

c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

melakukan tindakan reflektif.

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang tersebut, dikaitkan dengan tugas pokok guru dalam Suparlan (2005: 36) mengenai tugas pokok guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator, maka seorang guru dalam melakukan tugas


(55)

39

dan kewajibannya membutuhkan kompetensi-kompetensi untuk mendukung kinerja dalam kegiatan belajar mengajar.

1. Kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar

Guru sebagai pengajar tidak hanya bertugas mengajar saja. Melainkan di dalam mengajar tersebut memuat proses pembuatan RPP, proses penyampaian materi, proses pelatihan hingga penilaian yang membutuhkan kompetensi dasar guru. Berdasarkan pemaparan kompetensi guru SD/MI, maka guru sebagai pengajar harus memiliki kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional.

Kompetensi pedagogik berisi perihal penguasaan teori pembelajaran yang mendidik, pengembangan kurikulum, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, penguasaan karakteristik siswa, berkomunikasi secara efektif terhadap siswa, dan menyelenggarakan evaluasi beserta pemanfaatan hasil penilaian yang bertujuan untuk dilakukannya tindakan refleksi. Sedangkan kompetensi profesional memuat penguasaan teori, ilmu dan materi beserta pengembangannya yang disesuaikan dengan kebutuhan ditingkat pendidikan tersebut. Guru sebagai pengajar membutuhkan kompetensi pedagogik yang memuat penguasaan ilmu dan teknologi yang digunakan dalam mengelola kondisi pembelajaran dan ditunjang dengan penguasaan kompetensi profesional dalam pengembangan teori dan materi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.


(56)

40

2. Kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pembimbing

Kegiatan mengajar dan membimbing adalah hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketika guru mengajar memuat pula unsur bimbingan yang menjadi suatu kesatuan utuh dalam mentransfer ilmu kepada siswa. Berbeda dengan mengajar yang lebih fokus pada persiapan materi pengajaran, kematangan ilmu, dan metode pembelajaran, sebagai pembimbing seorang guru bertugas untuk memberikan arahan pada siswa mengenai pengelolaan bakat yang dimiliki, karena pada dasarnya setiap siswa memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru bertugas untuk memahami karakter masing-masing siswa, yang selanjutnya siswa akan dibimbing untuk mengasah potensi yang dimiliki tersebut.

Guru sebagai pembimbing berkewajiban memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi pedagogik. Kompetensi kepribadian memuat perihal guru wajib bertindak sesuai norma yang berlaku, menampilkan kepribadian yang baik, menunjukkan tanggungjawab yang tinggi, penguasaan materi dan konsep, pengembangan materi secara kreatif, dan mampu memahami karakter siswa yang beragam, akan membantu dalam bimbingan dan pelatihan siswa untuk menjadi pribadi yang baik yang disiapkan sejak dini untuk bekal di masa datang. Kompetensi sosial yang memuat hal yang berkaitan dengan berkomunikasi efektif dalam pembimbingan siswa dapat dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan orangtua siswa dan pihak terkait untuk melancarkan proses pembimbingan siswa. Kompetensi pedagogik sendiri berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai karakteristik siswa untuk menyelenggarakan pengembangan potensi siswa yang dilakukan dengan pembimbingan dan


(57)

41

pelatihan. Oleh karena itu penguasaan kompetensi kepribadian, sosial dam kompetensi pedagogik guru dibutuhkan dan saling terkait ketika guru bertugas sebagai pembimbing siswa.

3. Kinerja guru bersertifikat pendidik dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru sebagai evaluator

Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dengan proses evaluasi. Ketika proses pembelajaran selesai, selanjutnya diadakan proses evaluasi untuk melihat tingkat ketercapaian siswa dalam pembelajaran disuatu periode tahun ajaran. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut ditindaklanjuti dengan diadakan evaluasi pula, apakah metode yang diterapkan selama ini berhasil dan tetap dilaksanakan atau harus mengubah metode pembelajaran. Namun hal yang utama diselenggarakannya evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan yang ditetapkan sebelumnya dapat terwujud.

Guru sebagai evaluator membutuhkan kompetensi sosial, profesional dan pedagogik. Kompetensi pedagogik memuat kematangan materi, ilmu dan konsep, sehingga guru akan mengevaluasi dengan mengkaitkan materi apa saja yang harus dikuasai oleh siswa, yang selanjutnya guru akan menilai sejauh mana ketercapaian yang dapat diraih. Kompetensi pedagogik memuat akan penyelenggaraan evaluasi beserta tindakan yang selanjutnya dilakukan setelah diadakannya penilaian. Kegiatan evaluasi tidak melulu berkaitan dengan materi atau teori saja. Perilaku atau sikap selama terselenggaranya pembelajaran juga tidak luput menjadi hal yang harus dievaluasi. Apakah siswa tersebut mengalami perubahan kearah yang semakin baik setelah dilakukannya bimbingan secara mendalam kepada siswa dengan latar belakang yang berbeda - beda yang dimiliki oleh masing – masing


(58)

42

siswa. Perhatian guru ketika mengadakan evaluasi bukan hanya pada materi pembelajaran saja, tetapi juga memperhatikan keobjektivitasan penilaian yang sesuai dengan kompetensi sosial guru. Ketika guru akan mengadakan kegiatan evaluasi, guru wajib mengetahui standard dari materi yang diajarkan, sehingga proses evaluasi dilakukan berdasarkan standard yang telah ditetapkan tersebut. Secara keseluruhan evaluasi membutuhkan kompetensi pedagogik, sosial dan profesional untuk mengevaluasi siswa baik dalam sisi keilmuan maupun dalam sisi perilaku siswa yang mengutamakan objektivitas dalam setiap penilaian yang dilakukan berdasarkan pada standard kompetensi yang ditetapkan.

E. Sertifikasi Guru 1. Pengertian sertifikasi

Pengertian sertifikasi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 pasal 1 adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga profesional.

Geoff Whitty mengemukakan bahwa sertifikasi guru sebetulnya merupakan sebuah strategi baru dalam pembaharuan sistem pendidikan akibat dari pengaruh sistem ekonomi neo-liberal. Pengaruh neo-liberal tersebut menurut Geoff Whitty adalah, “dissempower centralized educational bureaucracies and create in their place devolved system of schooling, entailing significant degrees of

institutional autonomy and a variety of forms of school – based management and administration”, yang berarti bahwa pengaruh pemerintah terhadap sekolah -


(59)

43

sekolah semakin berkurang, sekolah-sekolah lebih diberikan otonomi untuk mengelola proses pendidikan dan pembelajarannya serta membuat kebijakan - kebijakan yang lebih relevan dengan kondisi sekolah.

2. Tujuan dan manfaat sertifikasi

Melalui sertifikasi terdapat jaminan dan kepastian tentang status profesionalisme guru dan juga menunjukan bahwa pemegang lisensi atau sertifikat memiliki kemampuan tertentu dalam memberikan layanan profesional kepada masyarakat.

a. Tujuan sertifikasi guru

Marselus (2011: 76) mengemukakan bahwa tujuan sertifikasi yaitu: 1) sertifikasi dilakukan untuk menentukan kelayakan guru dalam

melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional,

2) sertifikasi dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan,

3) sertifikasi untuk meningkatkan martabat guru,

4) sertifikasi untuk meningkatkan profesionalisme guru. b. Manfaat sertifikasi guru

Manfaat sertifikasi menurut Marselus (2011: 77), yakni:

1) melindungi profesi guru dari praktik – praktik yang tidak kompeten yang dapat merusak citra guru,

2) melindungi masyarakat dari praktik – praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional,

3) meningkatkan kesejahteraan guru.

3. Sertifikasi guru dan era baru profesionalisme guru di Indonesia

Perubahan yang terjadi baik dalam latar pendidikan dan pengajaran maupun dalam tuntutan-tuntutan baru dalam masyarakat semakin tidak terkontrol,


(60)

44

sehingga membutuhkan kesiapan ekstra guru untuk menghadapinya secara cerdas. Pihak lain dibalik perubahan-perubahan itu tersirat adanya ketidakpastian dalam mengantisipasinya. Perubahan-perubahan dan ketidakpastian tersebut membawa persoalan-persoalan baru yang semakin kompleks. Berkaitan dengan tuntutan-tuntutan imperatif semacam itu guru harus terus-menerus memperbarui wawasan, pengetahuan, dan keterampilannya agar bisa memecahkan masalah secara kreatif.

Tuntutan profesionalisme guru dimasa yang akan datang setidaknya harus mengantisipasi adanya hal-hal sebagai berikut.

a. Kemandirian untuk bertindak menurut kaidah-kaidah profesional dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat atau khususnya kepada siswa secara fleksibel.

b. Keterbukaan dipihak guru untuk selalu mengembangkan diri, mengembangkan inovasi-inovasi baru secara kreatif dan berani meninggalkan cara lama yang tidak sesuai lagi dengan zaman (out of date).

c. Adanya dukungan dan komitmen dari sekolah, untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi guru untuk mengembangkan berbagai inovasi pembelajaran secara kreatif.

4. Dampak sertifikasi guru

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidik (guru dan dosen) harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan


(61)

45

mengajar dalam pasal 42 ayat (1) UU Sisdiknas. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 menyebutkan pengertian kualifikasi akademik yaitu ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan.

Sertifikat pendidik bagi guru bukan hanya untuk memenuhi persyaratan sebuah profesi yang menuntut adanya kualifikasi minimal, hal tersebut bertujuan agar guru dapat memperoleh tunjangan profesi yang selanjutnya tunjangan tersebut dapat digunakan untuk pemenuhan hidup yang layak. Sertifikasi pendidik bagi guru diatur dalam pasal 11 ayat 2 dan 3 UU Guru dan Dosen, yang menyebutkan bahwa sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan pendidikan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

Pihak pemerintah baik pusat maupun daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik (pasal 13 ayat 1 UU Guru dan Dosen) agar sertifikasi pendidik dapat diperoleh guru yang berstatus PNS dan non-PNS tanpa mengalami hambatan.

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh:

1. Nastiti Amalda (2011) dengan judul Kinerja Guru Raudhatul Atfal Bersertifikat Pendidik dan yang Belum Bersertifikat Pendidik Kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian tersebut bertujuan untuk


(62)

46

mendeskripsikan kinerja guru RA bersertifikat pendidik di kota Mataram Propinsi Nusa Tenggara Barat yang ditinjau dari kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

a. Kompetensi pedagogik guru RA bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (73%) dan untuk guru yang belum bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (60%).

b. Kompetensi kepribadian guru RA bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (78%) dan yang belum bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (65%).

c. Kompetensi sosial guru RA bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik (73%) dan yang belum bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (63%).

d. Kompetensi profesional guru RA bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (73%) dan yang belum bersertifikat pendidik termasuk dalam kategori baik dengan skor (65%).

Kinerja guru RA bersertifikat pendidik dan yang belum bersertifikat pendidik sama-sama menunjukkan kompetensi yang baik. Padahal seharusnya guru RA bersertifikat pendidik menunjukkan kompetensi yang lebih baik daripada guru RA yang belum bersertifikat pendidik, karena guru RA bersertifikat pendidik telah diakui oleh pemerintah akan kualitasnya sebagai tenaga pendidik dengan sertifikat yang didapat.


(63)

47

2. Putri Adha Purnamawati (2012) dengan judul Hubungan Sertifikasi dengan Kinerja Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan sertifikasi dengan guru sekolah dasar se-Kecamatan Moyudan Sleman Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan angket tertutup yang menggunakan pendekatan kuatitatif. Hasil dari penelitian tersebut yakni terdapat hubungan antara sertifikasi dengan kinerja guru. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil data analisis statistik deskriptif rerata kinerja guru yang sudah sertifikasi (213,69) lebih besar dibandingkan dengan kinerja guru yang belum sertifikasi (195,09). Sedangkan dari uji statistik inferensial nonparametik korelasi

Spearman Rank diperoleh Sig. (2-tailed) sebesar 0,02 dan hasil tersebut lebih kecil dari 0,05.


(64)

48 G. Kerangka Pikir

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

Kompetensi dasar guru meliputi kompetensi pedagogik, profesional. kepribadian dan sosial yang merupakan kompetensi yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru. Melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator membutuhkan penguasaan kompetensi yang didukung dengan pemenuhan kualifikasi akademik guru, sehingga menghasilkan kinerja guru yang baik. Kinerja guru yang baik merupakan cerminan dari penguasaan kompetensi guru yang baik pula. Ketika guru dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik, maka guru tersebut dikatakan profesional. Guru profesional membutuhkan kompetensi dasar guru dan guru profesional adalah guru bersertifikat pendidik.

•Kompetensi pedagogik •Kompetensi profesional •Kompetensi kepribadian •Kompetensi sosial

Kompetensi guru

•Sebagai pengajar

•Sebagai pembimbing

•Sebagai evaluator

Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Guru


(65)

49

Guru profesional yang menguasi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial juga diimbangi dengan peningkatan kualifikasi akademik yaitu dengan selalu melakukan pemutakhiran ilmu guna menambah pengetahuan yang terus berkembang seiring pesatnya perkembangan teknologi, sehingga pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat terselenggara dengan baik. Kinerja guru yang baik tidak terlepas dari penguasaan empat (4) kompetensi dasar guru sebagai dasar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru yang dalam hal ini guru sebagai pengajar, pembimbing dan evaluator. Guru yang memiliki kinerja baik dalam pelaksanaan tupoksi merupakan guru profesional, dan kinerja guru profesional tersebut merupakan kinerja hasil dari penguasaan kompetensi guru, yang dalam hal ini guru bersertifikat pendidik merupakan guru profesional.


(66)

50 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian menurut Muhammad Ali (1995: 81) merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilaksanakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dimulai dari perumusan masalah sampai penarikan kesimpulan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif, yakni dengan mengelola data yang diperoleh yang nantinya akan diwujudkan dalam bentuk angka yang selanjutnya dideskripsikan dengan uraian kalimat dan pada akhirnya akan ditarik kesimpulan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di seluruh SD baik negeri maupun swasta yang ada di Kecamatan Mantrijeron, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian adalah pada bulan Oktober-November2014.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian merupakan suatu hal yang menjadi fokus dalam sebuah penelitian, sedangkan definisi operasional berupa rujukan yang dapat digunakan


(67)

51

untuk membantu dalam menggambarkan kondisi di lapangan sehingga konsep yang diteliti dapat diukur dengan tepat.

Penelitian ini adalah penelitian dengan satu variabel, yakni kinerja guru sekolah dasar bersertifikat pendidik di Kecamatan Mantrijeron. Kinerja guru sekolah dasar dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru yang didukung dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya.

D. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru sekolah dasar bersertifikat pendidik di Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta sebanyak 63 guru dengan rincian sebagai berikut.

Tabel 2. Daftar Populasi

No Nama Sekolah Populasi

1 SD Gedongkiwo 12

2 SD N Minggiran 8

3 SD N Suryodiningratan 1 7

4 SD N Suryodiningratan 2 5

5 SD N Suryodiningratan 3 14

6 SD N Suryowijayan 7

7 SD Kanisius Kumendaman -

8 SD Kanisius Pugeran 1 -

9 SD Muh. Suryowijayan 1

10 SD Muh. Danunegaran 4

11 SD Muh. Jogokaryan 5


(1)

214


(2)

215


(3)

216


(4)

217


(5)

218


(6)

219