IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE TGT( TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN(PDTM) PADA SISWA KELAS X TP SMK MULTI KARYA MEDAN T.A 2016/2017.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIFTIPE TGT( TEAMS GAMES TOURNAMENT)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN(PDTM) PADA
SISWA KELAS X TP SMK MULTI KARYA MEDAN
T.A 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

OLEH :

JEREMY JOSE PURBA
NIM. 5113321015

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016

ABSTRAK
Jermy Jose Purba. 5113321015. Implmmmntasi Modml Pmmbmlajaran soopmratif
Tipm TGT ( Tmam Gamms Tournammnt ) Untuk Mmningkatkan Hasil Bmlajar
Pmngmtahuan Dasar Tmknik Mmsin (PDTM ) Pada Siswa smlas X TP-1 SMs Multi
sarya Mmdan. . Skripsi. Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar
siswa pada standart kompetensi Pengetahuan Dasat Teknik Mesin (PDTM)
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan strategi yang
sesuai dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT hasil belajar yang
diperoleh sebanyak 22 siswa (62.86%) yang tuntas belajar dengan memperoleh
nilai ≥ 70. Sedangkan pada siklus II terdapat peningkatan yang cukup signifikan
yaitu hasil belajar yang diperoleh sebesar 71.43% atau sebanyak 25 siswa yang
tuntas belajar dengan memperoleh nilai ≥ 70. Kemudian peningkatan yang
signifikan juga ditunjukkan pada siklus III yaitu hasil belajar yang diperoleh
sebesar 80% atau sebanyak 28 siswa yang tuntas belajar dengan memperoleh nilai
≥ 70. Disamping itu kemampuan tingkat penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran terjadi peningkatan yang belum kompeten menjadi kompeten sebanyak
6 siswa (17.14%) yang tuntas belajar dari siklus I ke siklus III. Berdasarkan
perolehan nilai siswa yaitu sebanyak 28 orang (80%) pada siklus III sudah
memperoleh nilai ≥ 70, ini berarti bahwa telah tercapai batas tuntas indikator yang
ditetapkan secara klasikal yaitu 75% siswa memperoleh nilai ≥ 70. Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran cooperatif tipe TGT secara optimal dengan
strategi yang tepat juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Kemampuan
dalam diskusi kelompok mengalami kemajauan. Hal ini dapat dilihat dari sudah
mulai terbiasanya siswa belajar dalam kelompok. Dari hasil observasi
memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa pada siklus I hanya
rata – rata 60% menjadi 71,43% pada siklus II dan menjadi 74,29% pada siklus
III. Peningkatannya sebesar % dari siklus I ke siklus II dan peningkatan sebesar ...
% dari siklus II ke siklus III. Hal ini menunjukan bahwa belajar dengan
menggunakan media, khususnya model pembelajaran cooperatif tipe TGT dapat
menuntun siswa lebih aktif dan kreatif serta menambah semangat belajar.
Kata Kunci:

Model Pembelajaran kooperatif tipe TGT, meningkatkan hasil
belajar siswa pengetahuan dasar teknik mesin


i

ABSTRACT
Jermy Jose Purba. 5113321015. Implementation of Cooperative Learning Model
TGT (Team Games Tournament) To Improve Learning Outcomes Knowledge
Base Mechanical Engineering (PDTM) Students of Class X TP-1 SMK Karya
Multi Terrain. , Essay. Faculty of Engineering, University of Medan, 2016.
This study aims to determine the magnitude of the increase in student learning
outcomes in competency standards Dasat Sciences Mechanical Engineering
(PDTM) using the model of Cooperative Learning Learning TGT using
cooperative learning model TGT with appropriate strategies can improve student
learning outcomes. In the first cycle before using cooperative learning model TGT
learning results obtained by 22 students (62.86%) were thoroughly studied by
obtaining the value of ≥ 70. While on the second cycle there is a significant
increase is the result of learning gained by 71.43% or as much as 25 students who
pass the study to derive a value ≥ 70. Then also demonstrated a significant
increase in the third cycle is the result of learning gained by 80% or as many as 28
students who completed study to obtain a value ≥ 70. in addition, the ability level
of student mastery of the subject matter happens an increase that has not been
competently become competent as 6 students (17:14%) were thoroughly studied

from the first cycle to the third cycle. Based on the acquisition value of students as
many as 28 people (80%) in the third cycle already gained value ≥ 70, this means
that it has reached the limit due indicators set in the classical style which is 75%
of students gained grades ≥ 70. Learning using model cooperatif TGT-type basis
optimized with the right strategy can also improve students' learning activities.
Ability in discussion groups experienced kemajauan. It can be seen from already
started terbiasanya students learn in groups. From the observation shows that an
increased activity of students in the first cycle is only average - average 60% to
71.43% in the second cycle and to 74.29% in the third cycle. The increase of%
from the first cycle to the second cycle and increased by ...% from the second
cycle to the third cycle. This shows that learning to use the media, especially the
type cooperatif TGT learning model can guide the students more active and
creative and add to the spirit of learning.

Keywords: TGT type of cooperative learning model, improving results
students' basic knowledge of mechanical engineering

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan berkatNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games
Tournament ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknik
Mesin ( PDTM )Pada Siswa Kelas X TP-1 SMK Multi Karya Medan T.A
2016/2017”.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menambah salah satu syarat mutlak
memperoleh gelar Sarjana Kependidikan bagi mahasiswa Program Studi
Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan maupun
tata bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian besar harapan
penulis agar hasil studi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd selaku Dosen pembimbing
skripsi penulis yang telah banyak membimbing penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul,M.Pd, selaku Dekan FT Unimed

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno M.Pd. Selaku Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Teknik UNIMED.
4. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin.
5. Bapak Drs. Selamat Riadi,MT selaku sekretaris Jurusan Teknik Mesin FT
Unimed
6. Bapak Drs.Selamat Riadi, MT.,Ph.D. selaku ketua prodi Pendidikan
Teknik Mesin FT Unimed

iii

7. Bapak Ir. Zainuddin selaku Kepala Sekolah SMK Multi Karya Medan
yang telah memberikan peneliti izin untuk meneliti disekolah yang beliau
pimpin.
8. Teristimewa buat kedua orang tua penulis ayahanda, Drs. Besly Purba,SE
dan ibunda
9. Seluruh Dosen Fakultas teknik yang telah membimbing penulis selama
perkuliahan.
10. Teristimewa buat kedua orangtua penulis Ayahanda R.Purba dan Ibunda
S.Situmorang, yang selalu mendukung penulis dalam perkuliahan baik
doa, semangat dan materi.

11. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat, Iskandar Nababan,
Irwan Panggabean, Virgo Sitorus, Legos Nainggolan, Perinto Marbun,
Robin Hutasoit, serta Senior dan Junior penulis Jurusan Teknik Mesin
UNIMED. Dan Saudara penulis, Nurdah lina Purba, Dalid M purba,
Gustrino Purba, Gustu Ertati purba, Boy J Purba, dan buat teman-teman
kos Dapot purba, Tomri purba, panri situmorang, hendiko silaban dkk
yang senantiasa selalu mendukung dalam penyusunan Skripsi ini.
12. Teman Spesial penulis Ernanda Vista Situmorang, yang slalu memberi
dukungan dan dorongan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
13. Buat Abanganda Iwan Keling dan Bang Septo Sinaga yang slalu memberi
dukungan dan motivasi kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.
Penulis selalu berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak
terima kasih.

iv


Medan, September 2015
Penulis

Hendri Purba
508121035

v

DAFTAR ISI
Talaman
ABSTRAK ...................................................................................................
......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................
....................................................................................................................iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
.....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL .......................................................................................
...................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
..................................................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
....................................................................................................................ix
BAB I

PENDATULUAN ........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah .................................................................
..............................................................................................10
C. Batasan Masalah ......................................................................
..............................................................................................11
D. Rumusan Masalah ....................................................................
..............................................................................................12
E. Tujuan Penelitian .....................................................................
..............................................................................................12
F. Manfaat penelitian ...................................................................
..............................................................................................13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................

14
A. Kerangkat Teoritis ...................................................................
...............................................................................................14

v

1. Hakekat Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknmik
Mesin ..................................................................................
.........................................................................................14
2. Hakekat Pembelajaran .......................................................
.........................................................................................19
3. Hakekat Pembelajaran Kooperatif .....................................
.........................................................................................22
4. Model Pembelajaran kooperatif Tipe TGT ........................
.........................................................................................29
a. Langkah-Langkah Pembelajaran TGT ...........................
.........................................................................................30
b. Aturan Atau Skenario ....................................................
.........................................................................................33
c. Sistem Perhitungan poin ................................................

.........................................................................................34
5. Hakekat Pembelajaran Konvensional ..................................
35
6. Perbedaan Pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
pembelajaran konvensional ................................................
38
B. Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan ......................................
...............................................................................................39
C. Kerangka Berpikir ....................................................................
...............................................................................................41
1.

Hasil Belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin yang
diajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT ...................................................................................
........................................................................................41

2.

Hasil Belajar Teori PDTM yang diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa yang
diajarkan dengan pembelajaran konvensional ..................
........................................................................................46

vi

D. Hipotesis Penelitian .................................................................
..............................................................................................48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
49
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
..............................................................................................49
B. Populasi dan Sampel ................................................................
..............................................................................................49
1. Populasi ..............................................................................
........................................................................................49
2. Sampel ...............................................................................
........................................................................................49
C. Subjek Penelitian .....................................................................
..............................................................................................50
D. Definisi Operasional ................................................................
..............................................................................................50
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
..............................................................................................58
1. Tes ......................................................................................
........................................................................................58
2. Observasi ...........................................................................
........................................................................................59
F. Teknik Analisis Data ................................................................
..............................................................................................61
G. Indikator keberhasilan .............................................................
..............................................................................................61
BAB IV TASIL PENELITIAN DAN PEMBATASAN ..........................
62
A. Hasil Penelitian ........................................................................
..............................................................................................62
1. Hasil Tes Belajar ................................................................
........................................................................................62

vii

2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ...........................
........................................................................................64
3. Hipotesis Tindakan ............................................................
........................................................................................66
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................
..............................................................................................67
1. Siklus I .................................................................................
..............................................................................................67
2. Siklus II ................................................................................
..............................................................................................71
3. Siklus III ..............................................................................
..............................................................................................75
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
80
A. Simpulan ..................................................................................
..............................................................................................80
B. Saran ........................................................................................
..............................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
84
LAMPIRAN- LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1

Perolehan nilai rata-rata ................................................................. 28

Tabel 2

Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif .................................. 38

Tabel 3

Skenerio Pembelajaran Konvensional ............................................ 39

Tabel 4

Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Konvensional ................. 47

Tabel 5

Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan Konvensional

Tabel 6

Langkah –langkah Tindakan Siklus I ............................................. 54

Tabel 7

Langkah –langkah Tindakan Siklus II ............................................. 56

Tabel 8

Langkah –langkah Tindakan Siklus III ........................................... 59

Tabel 9

Format Observasi Aktivitas Belajar Siswa ..................................... 63

Tabel 10

Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa .............................. 64

Tabel 11

Perolehan Aktivitas Belajar Siswa .................................................. 65

Tabel 12

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I .................. 69

Tabel 13

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ................................. 69

Tabel 14

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II .................. 73

Tabel 15

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ................................ 74

Tabel 16

Data Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus III ................. 77

Tabel 17

Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I,II,III ........................ 78

viii

52

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Alur Proses Pembelajaran .......................................................... 20

Gambar 2.

Game Ruler .................................................................................. 34

Gambar 3.

Tahap Penelitian .......................................................................... 51

ix

BABBI
PENDAHULUAN

A. LatarBBelakangBMasalah
Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini merupakan
suatu keharusan dalam era globalisasi

pada saat ini. Peningkatan kualitas

merupakan persyaratan mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu
cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan
meningkatkan mutu pendidikan sebagai sarana dalam pencerdasan manusia
tersebut. Proses pedidikan terarah pada proses tranformasi budaya, proses
pembentukan pribadi, proses penyiapan warga negara dan proses penyiapan
tenaga kerja (Tirtaraharja, La Sula. 2000: 33-36). Maju dan mundurnya suatu
negara sebagian besar dipengaruhi oleh kualitas hasil pendidikan. Dalam
meningkatkan mutu pendidikan, ada beberapa unsur penting yang harus
diperhatikan yaitu mulai dari penyajian kurikulum yang tepat, pengadaan sarana
dan prasarana pendidikan, pengadaan guru yang berkualitas.
Kualitas suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran
pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai,
terbuka dan demokratis. Upaya peningkatan mutu pendidikan dilakukan dengan
harapan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk
mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Oleh karena
itu, pendidikan menjadi suatu hal yang sangat penting untuk dikembangkan,

1

2
sehingga pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang pedidikan
merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Untuk menghadapi
persaingan dalam era globalisasi, pemerintah berusaha mengantipasi melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan dengan
peningkatan kualitas pendidikan. Nasional menyatakan bahwa: Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, pemerintah khususnya
Departemen Pendidikan Nasional banyak melakukan berbagai upaya dan
kebijaksanaan seperti mengadakan perbaikan kurikulum. Perubahan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang penyusunan kurikulumnya dilakukan oleh
pemerintah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) yaitu kurikilum yang operasionalnya
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah,
menambah sarana dan prasarana pendidikan, memperbaiki sistem pengajaran dan
mengadakan pelatihan-pelatihan bagi guru-guru diberbagai daerah yang bertujuan
untuk meningkatkan skill dan pengetahuan mengajar guru. Namun, indikator ke
arah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal yang
memprihatinkan dapat dilihat adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai
harapan.

3
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti yang
diungkapkan oleh Slameto (2003:54), yaitu : (1) Faktor eksternal (faktor yang
berasal dari luar diri siswa) seperti: lingkungan sekolah, keluarga, teman
sepermainan dan masyarakat secara luas. (2) Faktor internal (faktor yang berasal
dari dalam diri siswa), seperti: kecerdasan, bakat, keterampilan/kecakapan,
disiplin, minat, motivasi, kondisi fisik dan mental dan lainnya.
Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai suatu
keterampilan,

yaitu

dimunculkan

konsep

keterampilan
baru

tangan.

tentang

Pada abad

pendidikan

kesembilan

kejuruan,

yaitu

belas
dengan

dimasukkannya pendidikan kejuruan ke dalam pemberdayaan profesional, seperti
halnya hukum, profesi keinsinyuran, kedokteran, keperawatan dan profesional
lainnya.
Schippers (1994), mengemukakan bahwa pendidikan kejuruan adalah
pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang
pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan
sebagainya. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20
tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu.
Pendidikan

kejuruan

adalah

pendidikan

yang

menghubungkan,

menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat
memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat
dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya.

4
UUSPN No. 20 tahun 2003 pasal 15, menyatakan pendidikan menengah
kejuruan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu. Tujuan tersebut dapat dijabarkan lagi oleh Dikmenjur (2003)
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, sebagai berikut :
Tujuan umum, sebagai bagian dari sistem pendidikan menengah kejuruan
SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani kehidupan
secara layak, (2) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik, (3)
menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara yang mandiri dan
bertanggung jawab, (4) menyiapkan peserta didik agar memahami dan
menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, dan (5) menyiapkan
peserta didik agar menerapkan dan memelihara hidup sehat, memiliki wawasan
lingkungan, pengetahuan dan seni.
Tujuan khusus, SMK bertujuan : (1) menyiapkan peserta didik agar dapat
bekerja, baik secara mandiri atau mengisi lapangan peke

rjaan yang ada di

dunia usaha dan industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan
bidang dan program keahlian yang diminati, (2) membekali peserta didik agar
mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi dan mampu
mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminati, dan (3)
membekali peserta didik dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) agar
mampu mengembangkan diri sendiri melalui jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
Kompetensi lulusan pendidikan kejuruan sebagai subsistem dari sistem
pendidikan nasional menurut Depdikbud (2001) adalah : (1) penghasil tamatan

5
yang memiliki keterampilan dan penguasaan IPTEK dengan bidang dari tingkat
keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan, (2) penghasil tamatan yang
memiliki kemampuan produktif, penghasil sendiri, mengubah status tamatan dari
status beban menjadi aset bangsa yang mandiri, (3) penghasil penggerak
perkembangna industri Indonesia yang kompetitif menghadapi pasar global, (4)
penghasil tamatan dan sikap menta

l yang kuat untuk dapat mengembangkan

dirinya secara berkelanjutan. Dikmenjur (2000) mengatakan bahwa hasil kerja
pendidikan harus mampu menjadi pembeda dari segi unjuk kerja, produktifitas,
dan kualitas hasil kerja dibandingkan dengan tenaga kerja tanpa pendidikan
kejuruan.
Jadi pendidikan kejuruan adalah suatu lembaga yang melaksanakan proses
pembelajaran keahlian tertentu beserta evaluasi berbasis kompetensi, yang
mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja setingkat teknisi (Wakhinuddin S).
Berdasarkan Kurikulum KTSP Spektrum Teknik Pemesinan, Mata
Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) terdiri dari standar
kompetensi: (1) memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin, (2)
memahami prinsip dasar kelistrikan dan konversi energi, (3) memahami proses
dasar perlakuan logam, (4) memahami proses dasar teknik mesin, dan (5)
menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja. Mengingat sangat luasnya materi
PDTM maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat agar pencapaian
kompetensi yang direncanakan sesuai dengan target. Materi PDTM tersebut
merupakan dasar bagi mata pelajaran kelompok produktif, seperti: melakukan
pekerjaan dengan mesin bubut. melakukan pekerjaan dengan mesin frais,
melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda, menggunakan bubut komplek dan

6
menggunakan frais komplek, sehingga apabila siswa belum memahami materi
PDTM dikhawatirkan akan berdampak negatif pada saat mengikuti sejumlah mata
pelajaran produktif.
SMK Swasta Multi Karya Medan merupakan salah satu sekolah kejuruan
yang terdapat di kota Medan. Sekolah ini memiliki beberapa program kejuruan
diantaranya kejuruan teknik mesin. Program kejuruan teknik mesin merupakan
program pendidikan yang melaksanakan serangkaian

kegiatan belajar yang

meliputi berbagai standart kompetensi keteknikan. Standart kompetensi program
keahlian teknik mesin otomotif dapat digolongkan mejadi tiga yaitu :mata
palajaran normatif, standart kompetensi adaptif dan standart kompetensi
produktif.
Salah satu standart kompetensi produktif yang ada di SMK Swasta Multi
Karya Medan program keahlian teknik otomotif adalah standart kompetensi
pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) . Pelajaran PDTM adalah dasar
standart kompetensi teknik dan kejuruan yang dapat membantu siswa memahami
program produktif lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di
SMK Swasta Multi Karya Medan dapat dilihat bahwa dalam pelaksaan
pembelajaran standart kompetensi PDTM, siswa cenderung kurang aktif dalam
mengikuti standart kompetensi PDTM. Akibatnya, hasil belajar siswa tidak
mencapai kompetensi kelulusan yang ditetapkan sekolah.
Hasil belajar siswa merupakan indikasi dari perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar. Keberhasilan
belajar mengajar tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan pemberian

7
soal ujian yang sesuai dengan rumusan tujuan pembelajaran. Sejauh mana tingkat
keberhasilan belajar mengajar, dapat dilihat dari daya serap siswa dan persentase
keberhasilan siswa dalam menjacapai tujuan pembelajaran. Proses belajar
mengajar pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara guru dengan siswa.
Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai kompetensi
yang diharapkan, karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan siswa
dalam menguasai suatu materi. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan guru dalam
memilih dan menggunakan model dan media yang tepat dan efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Teknik
Mesin Mata Pelajaran Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) di kelas X
ternyata hasil belajar siswa (50 % dari 72 orang siswa) yang masih berada di
bawah Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yaitu minimal 70 (sesuai
dengan DKN di SMK Multi Karya Medan).
Tabel 1.1 Perolehan nilai Rata-rata Hasil Belajar PDTM
Tahun pelajaran

Semester I

Semester II

2013/2014

7,0

6,5

2014/2015

6,8

6,9

2015/2016

6,9

6,9

Sumber : DKN SMK Multi Karya Medan
Fenomena di atas disebabkan oleh karena kecenderungan kurang aktifnya
siswa dalam pembelajaran PDTM seperti bertanya atau mengemukakan pendapat.
Siswa kurang mengoptimalkan potensi yang dimiliki dalam aktivitas belajar
akibatnya siswa cenderung hanya menerima pelajaran,dimana siswa hanya

8
mengangguk saat proses belajar mengajar dan ketika guru bertanya apakah masih
ada yang kurang dimengerti, siswa hanya diam dan mengangguk kan kepala untuk
menunjukkan bahwa mereka sudah mengerti. Kurang memiliki keberanian dalam
menyampaikan pendapat, maksudnya ketika guru menanyakan pendapat siswa
terhadap suatu materi pelajaran, siswa cenderung hanya diam dan tidak mau
menyampaikan pendapatnya dan siswa tidak berani menyampaikan pendapat
tentang referensi pendukung materi pelajaran yang diketahui oleh siswa tidak
bertanya bila ada materi yang kurang jelas, kurang memiliki kemampuan
merumuskan gagasan sendiri, dan siswa belum terbiasa bersaing dalam
menyampaikan pendapat kepada orang lain.
Berdasarkan

kondisi

tersebut

maka

perlu

dikembangkan

model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan dan meningkatkan hasil belajar siswa
melalui penerapan pengetahuan, bekerja sama dalam memecahkan masalah,
memahami materi secara individu, dan saling mendiskusikan masalah tersebut
dengan teman-temannya. Cooperative learning merupakan salah satu strategi
yang menerapkan model kontruktivis yang menekankan pentingnya kerja sama
dan mendorong siswa menjadi aktif, sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti
proses belajar mengajar.
TGT (Teams Games Tournament ) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatip learning yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
yang beranggotakan 5 sampai 6 peserta didik sehingga belajar dalam kelompok.
Pembelajaran disertai dengan adanya suatu permainan akademik untuk
memastikan setiap anggota kelompok menguasai pelajaran yang diberikan.
Menurut Slavin (2008) pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari 5 langkah

9
tahapan yaitu: penyajian kelas (class precentation), belajar dalam kelompok
(teams), permainan (games), pertandingan (tounament), dan penghargaan
kelompok (team recognition).
Model pembelajaran Cooperative Learning adalah salah satu pendekatan
yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam
suatu pelajaran dan mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap isi
pelajaran tersebut. Cooperative Learning juga merupakan salah satu model
pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pengajaran
Hooperative Learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok
yang terstruktur. Dimana dalam model pembelajaran ini guru berusaha
membangkitkan minat siswa untuk belajar menemukan sendiri ide-ide yang baru,
siswa bekerja sama dan mengkomunikasikan hasil belajarnya dan siswa semakin
aktif dan inovatif, sehingga hasil belajar PDTM siswa diharapkan akan lebih baik.
Untuk meningkatkan hasil belajar PDTM siswa, penulis berencana
menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
karena model pembelajaran Cooperative learning khususnya Tipe TGT (Teams
Games Tournament) adalah salah satu pendekatan yang melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
Adapun kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament adalah (1) lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas,
(2) mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, (3) Dengan waktu
yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, (4) proses belajar

10
mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, (5) mendidik siswa untuk
berlatih bersosialisasi dengan orang lain, (6) motivasi belajar lebih tinggi, (7) hasil
belajar lebih baik, (8) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, (9)
dapat membangkitkan keaktipan siswa untuk semakin aktif dan inovatif.
Pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) ini juga
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dapat belajar sambil
bermain. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan
Dasar Teknik Mesin (PDTM). Namun model pembelajaran TGT (Teams Games
Tournament) akan terasa sulit bagi siswa yang memiliki kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi rendah, siswa yang cenderung belajar pasif,
siswa yang minder dan juga siswa yang egois.
Untuk meningkatkan hasil belajar PDTM siswa di atas, penulis berencana
menggunakan model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas,
karena model pembelajaran Cooperative learning khususnya Tipe TGT (Teams
Games Tournament) adalah salah satu pendekatan yang melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut.
Dimana dalam model pembelajaran ini guru berusaha membangkitkan minat
siswa untuk belajar menemukan sendiri ide-ide yang baru, siswa bekerja sama dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya dan siswa semakin aktif dan inovatif,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin
(PDTM) siswa diharapkan akan lebih baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk
merencanakan penelitian yang mengacu pada model pembelajaran Cooperative

11
Learning dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
TGT ( Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Pada Siswa Kelas X SMK Multi
Karya Medan”.

B.BBIdentifikasiBMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalahmasalah yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Faktor-faktor apa saja mempengaruhi rendahnya nilai mata pelajaran PDTM.
2. Bagaimana hasil belajar siswa pengetahuan dasar teknik mesin dari siswa
yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas X SMK multi
karya Medan ?
3. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan hasil belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin?
4. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT akan
mampu mengubah siswa menjadi lebih aktif?

C.BBBatasanBMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,B maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Peneliti hanya untuk melihat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
TGT terhadap hasil belajar PDTM, pengaruh tersebut dilihat dari
perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan siswa yang diajar dengan model
pembelajaran konvensional

12
2. Hasil belajar Pengetahuan Dasar Teknik Mesin ( PDTM) siswa kelas X
SMK Multi Karya Medan

D.BBRumusanBMasalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas,B maka batasan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap
Hasil Belajar PDTM pada siswa kelas X SMK Multi Karya Medan
2. Apakah ada pengaruh positif dan berarti yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar PDTM pada siswa
kelas X SMK Multi Karya Medan
B
E.BBTujuanBPenelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang positif dan berarti yang
menggunakan model pembelajaran Koperatif tipe TGT (Teams Games
Tournamaent) terhadap hasil belajar PDTM siswa kelas X SMK Multi Karya
Medan Tahun Ajaran 2016/2017.
F.BBManfaatBpenelitian
Manfaat penelitian diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Bagi Siswa
a. Mempermudah siswa menyerap materi yang diberikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT

13
b. Menambah motivasi belajar siswa untuk mengikuti pelajaran yang
diajarkan

sehingga

membantu

siswa

dalam

memperluas

ilmu

pengetahuan
2.

Bagi guru
a. Memberikan

informasi

bagi

guru

untuk

menggunakan

model

pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif dalam
proses belajar mengajar PDTM
b. Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model apa yang akan
digunakan dalam memberikan pelajaran.
3.

Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi para guru program diklat PDTM khususnya
guru SMK Multi Karya Medan guna peningkatan Hasil belajar PDTM

4.

Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima dibangku perkuliahan
yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan PDTM. Sebagai calon guru
belajar

untuk

menerapkan

model

pembelajaran

yang

tepat

untuk

menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa
dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
5.

Memberikan informasi tentang ada model pembelajaran kooperatif tipe TGT
dan bahan masukan bagi pihak sekolah SMK Hinta SMK Multi Karya
Medan.

14
6.

Sebagai bahan masukan bagi pengelola SMK SMK Multi Karya Medan untuk
pembinaan dan peningkatan hasil belajar PDTM.

7.

Bahan refrensi untuk penelitian-penelitian lebih lanjut dengan bahasan yang
lebih mendalam.

BABBV
SIMPULANBDANBSARAN
A. Simpulan
Berdeserken enelisis dete den hesil penelitien tindeken keles depet disimpulken
sebegei berikut :
1.

Proses pelekseneen tindeken entere siklus I yeng mengguneken metode
ceremeh tenpe mengguneken model pembelejeren cooperetif tipe TGT
dengen siklus II den III memiliki perbedeen. Dimene pede siklus II den
siklus III mengguneken model pembelejeren cooperetif tipe TGT den lebih
benyek menerepken cere-cere belejer yeng depet mendukung pengoptimelen
pengguneen medie yeng bertujuen eger pemehemen meteri lebih delem
sehingge tujuen pembelejeren depet tercepei lebih optimel.

2.

Pembelejeren mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe TGT dengen
stretegi yeng sesuei depet meningketken hesil belejer siswe. Pede siklus I
sebelum mengguneken model pembelejeren kooperetif tipe TGT hesil belejer
yeng diperoleh sebenyek 22 siswe (62.86%) yeng tuntes belejer dengen
memperoleh nilei ≥ 70. Sedengken pede siklus II terdepet peningketen yeng
cukup signifiken yeitu hesil belejer yeng diperoleh sebeser 71.43% eteu
sebenyek 25 siswe yeng tuntes belejer dengen memperoleh nilei ≥ 70.
Kemudien peningketen yeng signifiken juge ditunjukken pede siklus III yeitu
hesil belejer yeng diperoleh sebeser 80% eteu sebenyek 28 siswe yeng tuntes
belejer dengen memperoleh nilei ≥ 70.

Disemping itu kemempuen tingket

pengueseen siswe terhedep meteri pelejeren terjedi peningketen yeng belum
kompeten menjedi kompeten sebenyek 6 siswe (17.14%) yeng tuntes belejer

80
55

81

deri siklus I ke siklus III. Berdeserken perolehen nilei siswe yeitu sebenyek
28 oreng (80%) pede siklus III sudeh memperoleh nilei ≥ 70, ini bererti
behwe teleh tercepei betes tuntes indiketor yeng ditetepken secere klesikel
yeitu 75% siswe memperoleh nilei ≥ 70.
3.

Pembelejeren mengguneken model pembelejeren cooperetif tipe TGT secere
optimel dengen stretegi yeng tepet juge depet meningketken ektivites belejer
siswe. Kemempuen delem diskusi kelompok mengelemi kemejeuen. Hel ini
depet dilihet deri sudeh mulei terbiesenye siswe belejer delem kelompok.
Deri hesil observesi memperlihetken behwe terjedi peningketen ektivites
siswe pede siklus I henye rete – rete 60% menjedi 71,43% pede siklus II den
menjedi 74,29% pede siklus III. Peningketennye sebeser % deri siklus I ke
siklus II den peningketen sebeser ...% deri siklus II ke siklus III. Hel ini
menunjuken behwe belejer dengen mengguneken medie, khususnye model
pembelejeren cooperetif tipe TGT depet menuntun siswe lebih ektif den
kreetif serte menembeh semenget belejer.

B. Saran
Berdeserken hesil penelitien ini, behwe delem proses pembelejeren PDTM
pede meteri Fungsi den prinsip kerje komponen sembungen den Komponen
sembungen beut, keling den les dengen mengguneken model pembelejeren
cooperetif tipe TGT menghesilken hesil belejer yeng lebih beik den depet
menuntun siswe lebih ektif delem belejer, eken tetepi mesih terdepet hesil yeng
belum tercepei secere meksimel dienterenye :

82

1. Pede siklus III eteu terekir mesih terdepet 7 siswe eteu sekiter 20% siswe
yeng belum tuntes hesil belejernye oleh kerene itu diserenken eger:
Hesil penelitien ini depet dilenjutken hingge mencepei hesil yeng
meksimel
Dengen cere :
Mengoptimelken pengguneen model pembelejeren cooperetif tipe TGT
tersebut dengen metode- metode pembelejeren yeng lebih kreetif den
inovetif.
2. Pede siklus III eteu terekir yeng menilei lime espek tingket keektifen siswe
menunjukken mesih edenye tingket keektifen yeng rendeh pede ektivites
lisen 59,28% dengen ketegori D (kureng) den ektivites emosionel 57,14%
dengen ketegori D (kureng) oleh kerene itu diserenken eger:
Penelitien ini depet dilenjutken hingge mencepei hesil yeng meksimel
Dengen cere :
Mengoptimelken

pengguneen

model

pede

pembelejeren

beik

mengguneken model pembelejeren cooperetif tipe TGT meupun nodel
pembelejeren lein den dengen metode- metode yeng dienggep depet
meningketken ektivites belejer siswe.
3. Pede siklus III eteu terekir terdepet peningketen hesil observesi guru yeitu
82,74 dengen ketegori B, dengen demikien diserenken eger :
Perlu edenye peningketen kemempuen guru delem melekseneken
pembelejeren
Dengen cere :

83

Herus menguesei keles dengen beik pede seet pembelejeren dengen
mengelompokken siswe.

84
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,S. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, Bahri,S 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Duffy

dan
Roehler
,2012).http://rakasmuda.com/new/media-info/artikelartikel/37-umum/56-hakekat-belajar. (diakses Selasa 26-04-2016 )

Ganis, 2011. Riset pendidikan.
http://ganis.student.umm.ac.id/2016/05/11/mahalnya-biaya-sekulah-dimasa-sekarang/.
Hakekat
Belajar,
(http://rakasmuda.com/new/media-info/artikel-artikel/37umum/56-hakekat-belajar, diakses kamis, 12-05-2016)
Ismihyani. Pengaruh Kesulitan uelajar Siswa. http://zaldym.wordpress.com /
2016/04/19/pengaruh-kesulitan-belajar-siswa-sebuah-studikepustakaan/ (23 April 2016)
Isjoni, 2012. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
antar Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Kagan,2012. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajarankooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses Juni 2016)
Lie Anita, 2013. Cooperative Learning. Jakarta: PT.Gramedia Widiasarana
Indonesia
Nazir, Moh, 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Noviyanti, Rohendi.D, Sutarno.H (2010). Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe teams games tournament berbasis multimedia dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi
imformasi
dan
komunikasi.
http://www.google.co.id/#q=penelitian+TGT&hl=id&biw=1024&bih=578
&prmd=ivns&ei=GaEZTbmLKMjprAf3hJHgCw&start=10&sa=N&fp=4b
a4fd3435162061
Nugroho, 2007. Penerapan model TGT dalam upaya meningkatkan hasil belajar
matematika tentang sistem persamaan linear dua variabel bagi siswa
kelas
VIIIA
SMP
6
Wadaslintang.
http://www.google.co.id/#q=penelitian+TGT&hl=id&biw=1024&bih=578
&prmd=ivns&ei=GaEZTbmLKMjprAf3hJHgCw&start=10&sa=N&fp=4b
a4fd3435162061
Nurdin, Syafruddin. 2011. Model Pembelajaran yang Memperhatikan
Keragaman Individu Siswa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta : Quantum Teaching

85
Parendrarti,2012. Aplikasi model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams
Games Tournament) dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar
biologi
siswa
kelas
IX
IPA
SMA
Muhammadyah
2
Surakarta.http://www.google.co.id/#q=penelitian+TGT&hl=id&biw=1024
&bih=578&prmd=ivns&ei=GaEZTbmLKMjprAf3hJHgCw&start=10&sa
=N&fp=4ba4fd3435162061
Purnamawati,2012. Peningkatan kualitas pembelajaran dengan metode Teams
Games Tournament (TGT) dan media komik pada siswa kelas XI Teknik
Mesin
Ototmotif
(TMO)
I
SMK
Negeri
1
Trucuk.http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=578&q=penelitia
n+TGT+teknik&aq=&aqi=&aql=&oq=penelitian+TGT+teknik&gs_rfai=
&fp=4ba4fd3435162061
Sadia, 2010. http://hemow.wordpress.com/. (diakses Juni 2016)
Siahaan, 2011. Efektifitas strategi pembelajaran keterampilan proses yang
dikombinasikan dengan metode teams games tournament terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan laju reaksi, Medan. UNIMED
Silalahi, Tauada, 2009. Modul Evaluasi Pendidikan. Medan: Universitas Negeri
Medan
Slameto, 2012, Belajar dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Slavin,2010. Hakekat hasil belajar (http://techonly13.wordpress.com/2009.
(diakses 03-06-2016)
Slavin,2012. http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajarankooperatif- mes-tournament-tgt/. (diakses Juni 2016)
Slavin,2012.
Model
Pembelajaran
Teams
Games
Tournament,
http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif-tipeteams-games-tournaments-tgt/ (diakses Maret 2016)
Sudjana,2010. Metode Statistika. Bandung: PT Tarsito
Akhmad,
2012.
Pengertian
Belajar
Sudrajat,
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008. diakses Selasa 29-03-2016)
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Grasindo
Syafaruddin dan Irwan. 2012. Manajemen Pembelajaran. Jakarta : Quantum
Teaching.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu.
Bandung : Rosda.
Tirtaraharja dan Sula, 2011. Pengantar Pendidikan.Jakarta: PT. Rineka Cipta
Trianto, 2012. Meendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsepo
Landasan , dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X PADA MATERI VEKTOR DI SMA N 1 KUTA COT GLIE.

0 18 1

“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 9 JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007”

0 4 17

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DENGAN PEMBUATAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI (POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI PADA SISWA KELAS XI DI SMA UNGGULAN BPPT DARUS SHOLAH JE

0 8 192

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TORUNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS XI AP SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 11 240

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

0 13 55

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TORUNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI SISWA KELAS XI AP SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011-2012

0 28 247

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 11

PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XA SMK NURUL IMAN MUNTILAN

0 0 6

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

0 0 8

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PADA MATERI ANIMALIA SISWA KELAS X MAN PULANG PISAU

0 0 109