TINJAUAN PUSTAKA “Rtb 46” robot penanam benih padi pengembangan terestrial robotic vehicle (TRVs) di indonesia

Luaran yang Diharapkan Luaran dari program ini adalah sebuah robot tanam benih padi yang diberi nama RTB 46, yaitu robot yang mampu melakukan penanaman benih padi secara tepat jumlah dan seragam dalam jarak tanam, mampu dikendalikan dari jarak jauh, serta mampu memberikan rasa nyaman terhadap operator atau petani. Kegunaan Program Manfaat yang bisa didapat jika menempatkan dan menggunakan RTB 46 dengan tepat dan benar di antaranya: penggunaan benih padi lebih hemat; tenaga tanam sedikit; anakan produktif lebih banyak, sehingga pendapatan petani bisa lebih baik. Karena tanpa penyemaian benih, waktu panen lebih cepat dan tidak perlu melakukan pindah tanam. RTB 46 bisa dikembangkan lebih jauh tidak hanya untuk komoditas padi saja, bisa juga komoditas lainnya seperti kedelai, jagung, tanaman dalam greenhouse yang berasal dari biji-bijian, dan juga untuk aplikator pupuk. Mesin utama RTB 46 adalah sebuah mainan remote control yang dimodifikasi menarik, sehingga minat anak-anak terhadap pertanian semakin meningkat.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sekilas tentang Robot Beberapa hal yang dikutip dari www.robotindonesia.com, yaitu robot sebuah alat mekanik yang dapat melakukan tugas fisik, baik menggunakan pengawasan dan kontrol manusia, ataupun menggunakan program yang telah didefinisikan terlebih dulu kecerdasan buatan. Berdasarkan proses kendalinya: Automatic Robot adalah robot yang bergerak berdasarkan perintah-perintah yang telah diprogram sebelumnya atau bergerak dengan sensor. Teleoperated adalah robot yang bergerak berdasarkan perintah yang dikirim secara manual baik melalui remote control, PC, atau joystick. Padi IR 46 Padi IR64 merupakan salah satu varietas unggul dari hasil silangan IRRI Purwono Purnamawati 2008. Penggunaan benih padi IR64 di Indonesia masih tinggi mencapai 45 dengan produktivitas 4,1 sampai 5,6 ton per hektar. Keunggulan padi IR64 adalah berumur panen 115 hari, produksi mencapai 5 tonha, rasa nasi yang enak, tahan wereng cokelat tipe 1 dan tipe 2, dan tahan kerdil rumput. Tinggi tanaman padi IR64 dapat mencapai kurang lebih 85 cm. Jumlah anakan maksimum yang dapat dihasilkan oleh padi IR64 berjumlah 25 anakan per tanaman, sedangkan jumlah anakan produktif terbanyak yang dapat dihasilkan adalah 22-23 anakan per tanaman Deptan 2007. Jarak Tanam dan Populasi Tanaman Hasil percobaan yang dilakukan Ade Astri 2009 menunjukkan bahwa jarak tanam lebar 30x30cm menghasilkan jumlah anakan, jumlah anakan produktif, bobot 1000 butir gabah serta hasil gabah yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan jarak yang lebih sempit 20x20 cm, logowo 2:1 maupun legowo 5:1. Produktivitas gabah yang dihitung berdasarkan ubinan menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam 30x30 cm menghasilkan produktivitas tertinggi, sedangkan berdasarkan potensi hasilha, perlakuan legowo 2:1 memberikan produktivitas tertinggi. Indeks panen tertinggi diperoleh pada umur bibit 21 HSS yang ditanam dengan jarak tanam 30 cm x 30 cm. Alat Tabur Benih Padi Langsung Dalam jurnalnya Salimin 2012 merancangan pembuatan tabela tabur benih langsung padi dengan sistem rotasi yang menggunakan pipa plastik berlubang yang digerakan oleh poros roda. Tabela dibuat dari pipa plastik 3 inchi dengan panjang keseluruhan 180 cm. Pipa dilubangi dengan diameter 1,3 cm, dengan jarak antar baris lubang 20 cm dan jumlah baris lubang 9 baris. Dari hasil pengujian hasil rancangan diketahui bahwa dari 9 baris lubang dan untuk setiap lubangnya dapat menjatuhkan benih padi sebanyak 10-15 butir, dengan kecepatan pengoperasian 0,5 meterdetik dapat menyelesaikan 1 hektar dalam waktu 3,086 jam. Untuk diameter padinya rata-rata 0,3 cm dan Jarak tanam sebesar 26,6c × 20 cm vertikal×horizontal. Dalam jurnal Salimin 2012 pun disebutkan bahwa masa panen alat penabur benih padi lebih singkat misalnya, masa panen varietas padi yang ditanam secara disemai memerlukan waktu antara 110- 115 hari, tetapi sistem tabela hanya umur 90 hari sudah bisa panen. Pemakaian benih lebih hemat yakni sekitar 17-20 kilogram per hekto are. Cara tradisional bisa butuh benih 30-35 kilogram per hekto are hingga 40 kilogram per hekto are. Adapun keunggulannya adalah: sistem tabela hemat kebutuhan air hingga 20 per musimnya, hemat kebutuhan tenaga kerja tanam serta waktu yang digunakan dalam pengoperasiannya lebih spesifik dibandingkan dengan tanaman bibit yang disemai. Akan tetapi, beberapa keunggulan tersebut tidak serta merta membuat tabela jauh dari kelemahan. Salah satunya adalah jatuhnya benih tidak merata pada waktu penyebarannya. Hal ini disebabkan sistem tabela menggunakan alat bantu alat tanam benih langsung atau peralatan yang dilengkapi dengan roda, sehingga jatuhnya benih sangat dipengaruhi oleh kecepatan maju alat.

III. METODE PENDEKATAN